...♥️Selamat Membaca♥️...
"Memangnya siapa...?" Tanya Davina yang mulai penasaran dengan cerita Soo Wol
"Yeon Jun." Soo Wol menatap ke laki-laki yang ada di sampingnya dengan senyuman manis "Han Yeon Jun"
"Wahhh wahhh wahhhh. Teryata adik-adik kita tidak hanya saling mengenal Seok, tapi lebih dari itu." Ucap Soo Hyuk .
"Hahaha iya iya" Yeon Seok tertawa canggung.
"Jun..." Panggil Soo Hyuk tiba-tiba.
"Ya hyung..?"
"Maaf jika aku lancang Jun. Apa Kau sudah punya girlfriend..?"
"Ahh apa Hyung...? Pacar?" Yeon Jun terlihat canggung untuk menjawab. " Emm emmm belum Hyung."
"Berarti kalian cocok. Jun aku akan sangat senang Jika kau menjadi suami Soo Wol." Soo Hyuk menatap Yeon Seok. "Bagaimana, kau juga pasti setuju kan jika adik-adik kita menikah. Ya kan Seok..?"
"Itu sih terserah Yeon Jun dan Soo Wol saja."
"Sepertinya kita akan menjadi keluarga."
"Maaf." Ucap Davina menyela. "Sepertinya aku harus pergi dahulu."
"Kenapa buru-buru Dev...? Baru jam segini juga."
"Maaf Soo Wol, aku dapat pesan dari atasan tempat ku bekerja. Aku harus mengirimkan file kerjaan sekarang. Jadi maaf ya." Ucap Davina dengan senyuman tipis.
Yeon Jun, Yeon Seok dan Min Ra mengerutkan keningnya. Pasalnya mereka tahu tempat Davina bekerja. Apa mungkin jam segini Davina dapat tugas dari kantor.
"Owh begitu. Baiklah, hati-hati ya dev, Kapan-kapan kita harus bertemu lagi. Okay."
"Baiklah." Davina berdiri dari duduknya. "Maaf Tuan Soo Hyuk dan yang lainnya. Aku pamit dulu."
"Aku antar ya...?" Tawar Yeon Jun.
"Kau juga mau pergi sekarang Jun..?" Tanya Soo Wol.
"Tidak perlu Jun. Kau tetap di sini saja. Kelihatannya kau harus meluangkan waktu untuk nona Soo Wol, karena kalian baru saja bertemu." Ucap Davina
"Jangan menolak Dav, sudah malam. Biarkan Yeon Jun mengantarkan kamu." Ucap Yeon Seok.
"Iya Dev. Biarkan Jun mengantarkan mu" tambah Min Ra.
"Tidak perlu. Aku bisa memesan taksi." Kekeh Davina.
"Tidak Dav. Jangan membantah. Okay" tegas Yeon Jun.
"Baiklah."
"Maaf Hyung, maaf Soo Wol. Aku harus pamit dulu.."
"Ya Jun, hati-hati di jalan. Lain kali main lagi kesini." Ucap Soo Hyuk.
"Ya hyung."
Yeon Jun berdiri dan berjalan keluar bersama Davina. Mereka berdua berjalan bersama menuju ke lift yang akan mengantarkan mereka ke parkiran.
"Jun..." Panggil seorang perempuan yang mengejar Yeon Jun.
"Aku lupa minta nomor ponselmu." Soo Wol menyerahkan ponselnya kepada Yeon Jun.
Melihat Soo Wol didepannya, membuat Yeon Jun terpaku ke Soo Wol.
"Hai malah ngelamun." Sentak Soo Wol. "Kasih nomor ponselmu."
Yeon Jun menerima ponsel milik Soo Wol dan mengetikkan digit nomor miliknya di ponsel Soo Wol.
"Okay terimakasih." Ucap Soo Wol dengan senyuman manisnya.
"Sama-sama Wol." Jawab Yeon Jun dengan senyuman yang tidak kalah manis.
Cup
Soo Wol mencium pipi Yeon Jun dan langsung berlalu dari hadapan Yeon Jun.
...♥️♥️♥️♥️♥️...
Selama diperjalanan Davina hanya diam dan tidak mengucapkan sepatah kata apapun. Kebisuan Davina membuat Yeon Jun bingung. Pasalnya Davina akan slalu berbicara banyak hal ketika bersama. Tidak sekalipun Davina diam dan mengacuhkannya seperti ini.
"Kau kenapa...?" Tanya Yeon Jun.
"Tidak kenapa-napa" Jutek Davina.
"Lalu kenapa kau diam saja?"
"Hanya ingin diam saja."
"Aku ada salah..?"
"Tidak."
"Ayolah Dev."
Davina tidak menjawabi ucapan Yeon Jun. Davina memilih mengacuhkan Yeon Jun dan terus menatap ke luar.
"Dav.. Kau kenapa...?"
"Lagi males bicara"
"Mau ku belikan sesuatu?"
"Tidak"
"Mau mampir ke suatu tempat...?"
"Tidak."
"Mau apa...?"
"Pulang."
Yeon Jun menarik nafas panjang. "Baiklah"
Suasana di mobil semakin hening, tidak ada obrolan apapun antara Yeon Jun dan Davina.
"Kau yakin tidak apa-apa?" Tanya Yeon Jun ketika Davina ingin turun dari mobil.
"Hemm"
"Aku jemput besok ya."
"Tidak perlu, terimakasih" Davina langsung meninggalkan Yeon Jun yang tengah memiliki sejuta pertanyaan.
...♥️♥️♥️♥️♥️...
Setelah mengantarkan Davina, Yeon Jun langsung pulang dan masuk ke dalam kamarnya. Yeon Jun membersihkan diri, lalu merebahkan tubuhnya ke kasur kesayangannya.
Yeon Jun kembali menerawang jauh. Mengingat-ingat, apa dia melakukan kesalahan yang membuat Davina marah hingga membuat Davina mendiamkannya begitu saja. Tapi sekeras apapun Yeon Jun mengingatnya, dia tidak mengingat apapun.
Yeon Jun menghela nafas berat. Beranjak dari tempat tidur dan menuju balkon untuk menikmati segelas wine dan rokok untuk menjernihkan pikiran.
Sesekali Yeon Jun mengambil nafas berat jika dia mengingat penolakan Davina selama ini.
"Santai saja nafasnya broh. Kayak nafas berebutan saja."
"Baru sampai Hyung?"
"Hemm, tadi mengantarkan pulang Min Ra dahulu."
"Owh" jawab Yeon Jun singkat.
"Kenapa...? Berantem dengan Davina?"
"Gak kok."
"Lalu kenapa?"
"Bingung saja."
"Bingung kenapa?"
"Tiba-tiba Davina berubah Hyung."
"Berubah bagaimana?
"Biasanya Davina itu slalu cerewet dan bercerita banyak hal jika kita bersama. Tapi tiba-tiba tadi dia hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata apapun."
"Jelas dia hanya diam."
"Maksud Hyung...?"
"Memangnya kamu belum sadar jika Davina itu cemburu."
"Cemburu?" Yeon Seok mengangguki ucapan Yeon Jun "Tidak mungkin Hyung. Davina kan tidak suka padaku. Bagaimana mungkin dia cemburu..?"
"Apanya yang tidak mungkin?"
"Jangan membohongi ku hyung. Aku tidak mau terlalu berharap."
"Davina yang tiba-tiba ijin dan pamit itu saja sudah menjadi bukti Jun. Di mobil jutek kepadamu juga kan. Sudah jelas dia cemburu"
"Cemburu pada...?"
"Kalau kamu benar-benar suka Davina, coba kamu sedikit saja peka. Sekarang coba kau bayangkan, kalau kau melihat laki-laki lain suka pada Davina dan terang-terangan berharap Davina jadi miliknya. Kau akan marah gak? Kau akan cemburu gak..? Apalagi jika Davina meresponnya, kau pasti tambah cemburu kan?"
"Jelas lah. Aku gak akan ikhlas, jika Davina dimiliki orang lain lagi. Dia hanya akan jadi milikku."
Untuk beberapa saat Yeon Jun hanya diam dan tiba-tiba dia mengingat sesuatu.
"Hyung"
"Hemm"
"Kelihatannya aku melakukan kesalahan besar. Kesalahan yang baru saja aku sadari."
"Apa...?"
"Aku memberikan nomor telepon ku kepada Soo Wol dan Soo Wol mencium ku di depan Davina."
"Wah parah lo. Hyung yakin Davina akan mengibarkan bendera perang kepada mu. Aku yakin kau akan mendapatkan masalah untuk beberapa hari kedepannya."
"Jangan menakuti ku hyung."
"Aku tidak menakut-nakuti mu. Tapi kenyataan ataupun fakta di lapangan, kemarahan betina itu sangat menakutkan."
"Hyung..." Sentak Yeon Jun.
"Aku tidak mau ikut campur ya. Rasakan akibat dari rencana mu." Yeon Seok pergi meninggalkan Yeon Jun sendiri.
"Hyung sialan" teriak Yeon Jun.
Yeon Jun menarik nafas panjang. "Benarkah Davina cemburu?"
Dibelahan bumi lain ada perempuan yang menggerutu tidak jelas di depan cermin. Meluapkan kekesalannya kepada cermin yang memantulkan wajah masamnya.
"Dasar pria kurang ajar. Bilangnya sayang banget, cinta banget, tidak ada perempuan yang bisa meluluhkan hatinya, bilangnya aku satu-satunya. Tapi apa....? Mau-maunya di ciuman dengan perempuan lain. Dasar tidak punya Pendirian."
❤️
❤️
❤️
❤️
❤️
...Terimakasih Dukungan Dari Readers Semua...
...Jangan lupa tinggalkan jejak...
...Like, Rate dan Komen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sis Fauzi
sekarang rasakan kemarahan Davina, nJun 😀❤️
2021-08-01
1
NA
up nya jangan lama-lama, Thor
2021-07-31
1
Faidatul
davina diam2 sudah mencintai yeon jun, next thor
2021-07-20
1