...💛 Selamat Membaca 💛...
Semua orang telah berkumpul di salah satu ruang VVIP di salah satu cafe ternama di Jakarta. Ada Papa Galang, Mama Asila, Kak Dalfa, Kak Dalfi, Grand Pa (Papa Galang), Grand Ma (Mama Galang), Mbah Wedok (Ibu Asila), Eyang Putri (Nenek kandung Davina) dan pastinya pemeran utama malam ini sang princess Davina.
Lagu happy birthday telah dinyanyikan bersama, berganti lagu tiup lilin.
"Sebelum meniup lilin, jangan lupa minta permohonan dulu ya sayang." Davina mengangguki ucapan sang mama.
"Tuhan.. Semoga di tahun ini aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan semoga tahun ini aku diperbolehkan untuk kuliah di............." Setelah mengucapkan permohonannya Davina meniup lilin yang berbentuk angka dua dan nol.
Semua orang bertepuk tangan ketika lilin berhasil padam dan secara bergantian mereka mengucapkan ucapan selamat ulang serta doa terbaik untuk Davina.
Setelah acara tiup lilin selesai, kini saatnya mereka menyantap hidangan makan malam. Mereka makan dengan diselingi candaan-candaan. Bagi mereka berkumpul seperti ini adalah waktu yang berharga. Karena perbedaan kesibukan dan perbedaan tempat tinggal membuat mereka jarang berkumpul dengan formasi lengkap.
Setelah mama dan papa Davina kembali bersatu, orang tua Galang memilih tinggal di Bali. Grand Pa Sanjaya menyerahkan semua urusan perusahaan yang ada di Jakarta kepada Galang. Sedangkan Eyang putri dan Mbah Wedok memilih tetap tinggal di Semarang.
"Tes tes tes." Si princess Davina memecah keramaian dan meminta semua orang untuk memperhatikan dirinya. "Princess Davina yang cantik jelita ingin memberikan pengumuman, jadi minta perhatiannya."
"Huuuuuuuu...."
"Huuuuuuuu....."
Teriak kedua kakaknya yang diberikan tatapan tajam oleh sang pemberi pengumuman. "Diam kalian."
"Perhatiannya semua.... Di hari ulang tahun princess Davina yang ke 20 ini, Davina ingin mendapatkan hadiah yang spesial dari semua orang. Makanya di hari ulang tahun kali ini, princess Davina tidak meminta semua orang membawa hadiah." Davina tersenyum sangat manis.
"Lalu hadiah apa yang kau inginkan sayang...? Jika kau yang minta Grand Pa akan slalu berikan. Apa sih yang tidak Grand Pa berikan untuk cucu grand pa yang paling cantik...!"
"Uchhh sweet. I love you Grand Pa, aku padamu." Jawab Davina sambil membuat lambang love dengan kedua tangannya.
"Kali ini Davina ingin mama, papa, kakak, grand pa, grand ma, eyang putri dan mbah wedok memberikan aku ijin untuk kuliah S2 dan S3 di.... di......" Davina memberikan jeda pada ucapannya.
"Dimana, Sayang..?" Semua orang dibuat penasaran oleh Davina.
"Di Korea" Lanjut Davina
"Tidak." Semua orang berteriak bersama.
Davina memang berucap lirih, tapi semua orang bisa mendengar apa yang di katakan Davina.
"Tidak ada kuliah-kuliah di luar negeri" Tegas Galang.
"Papa...." Rengek Davina. "Davina pengen kuliah di Sana."
"Tidak ya tidak."
"Mama.." Davina mulai merayu sang mama.
"Tidak Sayang, mama juga tidak setuju. Mama tidak bisa jauh darimu. Nanti kamu disana sama siapa coba....?" Tolak Asila dengan nada halus.
"Aku bisa sendiri ma. Aku bisa jaga diri sendiri."
"Tidak nak. Mama juga tidak setuju."
"Mama dan papa tidak setuju, sekarang harus merayu orang lain agar bisa pergi." Batin Davina sama melihat ke sisi lain.
"Apa lihat-lihat..? Aku juga tidak setuju." Sinis Dalfi.
"Jangan melihatku seperti itu, karena kakak juga tidak setuju." Jawab Dalfa.
Davina sebenarnya juga sudah tahu, pasti sulit sekali mendapatkan ijin. Karena dia memang diperlakukan sebagai putri di keluarga ini. Semua harus memperhatikannya, menyayanginya dan mengutamakan keselamatannya.
"Grand...."
"Grand Pa juga tidak setuju." Sela Grand Pa sebelum menyelesaikan ucapannya.
"Grand Ma juga."
"Eyang putri juga."
"Mbah Wedok juga tidak."
Belum dia meminta bantuan, semua orang sudah menolaknya. Davina memanyunkan bibirnya dan mendekap kedua tangannya.
"Kau minta yang lain saja ya sayang. Kau akan mendapatkan apapun yang kau inginkan." Ucap papa Galang.
"Tapi pa...!" Davina mulai merengek.
"Papa benar Sayang. Bagaimana bisa kita membiarkan putri berharga kami pergi jauh dari kami." Ucap mama Asila.
"Aku ingin kuliah di sana ma...!"
"Mama dan Papa benar dek. Kita tidak bisa membiarkan kamu jauh dari kami. Nanti kalo terjadi sesuatu disana bagaimana...?" Ucap Dalfa.
"Tapi kakak kan dulu juga kuliah di luar negeri."
"Bukan masalah kuliah dimana dek. Kau tahu kan kita sangat sayang kamu dan kita sangat over protective jika itu menyangkut kamu. Bahkan kau lecet sedikit saja semua orang menjadi bingung tidak karuan." Ucap Dalfi.
"Iya, aku tahu. Aku tahu semua orang sayang dan sangat mencintai ku. Tapi aku sangat ingin belajar disana."
"Apa tidak bisa kau kuliah disini saja ndok. Di Jakarta kan juga banyak kampus bagus." Sekarang Mbah Wedok ikut angkat bicara.
"Tapi aku ingin kuliah disana mbah. Aku ingin belajar di Korea." Davina mulai mengeluarkan senjatanya.
"Kalian kan sudah berjanji padaku akan mengabulkan semua permintaanku. Tapi mengapa kalian tidak menepatinya...?" Air mata Davina mulai menggenang.
"Jangan menangis sayang, kau tahu kan air matamu sangat berharga bagi kami. Semua orang tidak mengijinkan kamu karena kita sayang kepadamu dan kita tidak ingin terjadi apa-apa padamu. Jadi mengertilah Sayang." Mama Asila mendekat dan mengelus rambut panjang Davina.
"Enggak. Kalian tidak sayang aku." Davina berdiri dari kursinya dan lari keluar begitu saja.
...💛💛💛💛💛...
Semenjak semalam Davina mengunci dirinya dikamar. Hal itu membuat semua orang khawatir.
Secara bergantian, mereka mencoba membujuk Davina. Tapi sayangnya bujuk rayu mereka tidak diindahkan oleh Davina.
Davina masih mengunci dirinya di kamar. Davina masih tidak mau membuka pintu ataupun menjawab ucapan orang-orang yang membujuknya.
"Davina ini papa nak. Kau keluarlah, kita berbicara terlebih dahulu. Kalau kau seperti ini bagaimana kita bisa mengijinkan kamu...?" Masih tidak ada respon dari Davina.
"Papa akan mengijinkan kamu, apabila kamu mau keluar sekarang. Ayo bersama-sama kita bicarakan semua terlebih dahulu.
Mendengar ucapan sang papa, si pembuat masalah akhirnya membuka pintu kamarnya. "Papa beneran mengijinkan aku...?"
"Kita kebawah dulu ya, mama sangat khawatir padamu." Davina mengangguki permintaan sang papa.
Davina sebenarnya sudah merencanakan ini, karena dia benar-benar ingin kuliah di Korea. Davina juga tahu, kelemahan semua keluarganya adalah dirinya. Semua orang pasti akan khawatir berlebihan jika menyangkut dirinya. Jadi dia merencanakan ini agar dia bisa mendapatkan ijin untuk kuliah di Korea.
Sebenarnya Davina juga tidak bisa jauh dari keluarganya, tapi tekadnya untuk belajar sangat besar. Toh dia juga bisa bolak balik Korea Indonesia.
"Sayang...!" Mama Asila langsung berdiri dari duduknya dan memeluk Davina.
Papa Galang mengajak istri dan anaknya untuk duduk terlebih dahulu, agar bisa berbicara dengan kepala dingin.
Davina yang baru saja duduk melihat wajah kelegaan dari keluarganya. Davina tahu pasti sedari tadi mereka sangat khawatir kepadanya.
Davina bersyukur memiliki keluarga yang tidak pernah membuatnya kecewa, keluarga yang tidak pernah membuatnya bersedih bahkan menangis dan keluarga yang sangat menyayanginya.
💛
💛
💛
💛
💛
...Terimakasih Dukungan Dari Readers Semua...
......Jangan lupa tinggalkan jejak......
...Like, Rate dan Komen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
auliasiamatir
sempurna banget hidup Devina Thor.. bikin iri aku aja
2021-11-19
1
ANAA K
Happy birthday Davina💕💕💕
2021-11-13
1
Nona Bucin 18294
Happy birthday Davina semoga jadi pribadi yang lebih baik lagi 🤗🤗🥰👍
2021-08-06
1