...♥️ Selamat Membaca ♥️...
Setelah keluar dari ruangan Yeon Jun, Davina menjadi tidak berselera untuk istirahat makan siang.
Davina kembali duduk di kursinya, menelungkup kan kedua tangannya di atas meja untuk digunakan sebagai tindihan kepala yang terasa berat.
Davina cukup bersyukur, staf sekertaris Yeon Jun telah istirahat. Jadi Davina bisa menenangkan hatinya sejenak di suasana yang sepi ini.
Tok....
Tok....
Tok...
Suara ketukan meja.
Tok.... Tok.... Tok..... Tok.... Tok...
Ketukan yang bising tersebut berhasil membuat Davina mengangkat kepalanya.
"Min Ra..!"
"Kangen" Davina berdiri dan memeluk Min Ra. "Kangen banget sama kamu."
"Semalam baru juga bertemu. masak sudah kangen...?" Min Ra membalas pelukan Davina dengan sayang. "Kau kenapa...?"
"Gak ada apa-apa. Cuma kangen saja." Jawab Davina sambil melepaskan pelukannya.
"Hisss gak usah bohong. Aku tahu kau pasti sedang memikirkan sesuatu. Ada apa...? cerita dong." Davina hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Min Ra.
"Yang lain mana..?" Min Ra bukan sosok yang memaksa, jadi jika Davina tidak ingin mencerminkan Min Ra akan membiarkan hal tersebut.
"Sekarang itu jam istirahat, jadi sudah pasti mereka tengah istirahat."
"Lalu kenapa kau tidak istirahat...?"
"Males.."
Min Ra mengerutkan kepalanya. Mana mungkin, ratu makan malas makan. Ya kan tidak mungkin. "Emang gak lapar...?"
"Lapar." Jawab Davina tanpa dosa.
"Lalu kenapa gak makan..?"
"Males." Lagi-lagi Davina menjawab males.
"Ya udah biar gak males, makan siangnya sama aku. Okay...!" Ajak Min Ra.
"Jangan masuk" Cegah Davina ketika Min Ra ingin membuka pintu Yeon Jun.
"Kenapa..? Memang kau gak ingin ngajak Yeon Jun...?"
"Gak usah ngajak dia."
"Kenapa...? Kau marahan...?" Min Ra kembali mencari tahu, ada apa dengan sahabatnya ini.
"Gak cuma marahan. Aku juga sedang mengibarkan bendera perang."
"Maksudnya...?"
"Ceritanya panjang. Nanti aku ceritakan." Davina mendorong tubuh Min Ra untuk pergi dari tempat ini.
Mereka memilih untuk istirahat di salah satu kafe yang dekat dari kantor entertainment Yeon Jun. Selama di perjalanan, mereka hanya membahas hal-hal receh yang membuat mereka tertawa. Hal tersebut berhasil membuat suasana hati Davina yang mendung sedikit kembali cerah.
"Kira-kira Yeon Jun sudah makan siang belum Dev. Jika belum kita bawakan aja sekalian." Usul Min Ra yang tengah memilih menu makanan untuknya.
"Tidak perlu. Dia sudah makan siang dengan tenang bersama pujaan hatinya. Jadi kau tidak perlu khawatir." Jawab Davina tanpa mengalihkan pandangannya dari buku menu. "Kita pesan untuk kita sendiri saja."
Davina dan Min Ra akhirnya menyebutkan pesanan yang mereka inginkan kepada pelayan.
"Memang siapa pujaan hati Yeon Jun. Kan kamu pujaan hatinya."
Min Ra tahu betul bagaimana perasaan Yeon Jun kepada Davina. Min Ra juga tahu bagaimana Davina kepada Yeon Jun. Oleh karena itu Davina biasa saja ketika Min Ra mengucapkan hal tersebut kepada dirinya.
"Memang ada, laki-laki yang puas dengan satu perempuan...? Mungkin hanya ada 1 banding 100 dan sahabatmu itu salah satu dari ke 100 orang tersebut." Gerutu Davina.
"Mendengar jawabanmu, Aku semakin tidak sabar mendengarkan cerita darimu. Sekarang kau ceritakan semua yang harus kau ceritakan kepadaku."
Davina menghela nafas sebelum memulai cerita. "Sahabat kecilmu itu sedang mengenang masa indah dengan mantan pujaan hatinya."
"Maksudnya...?"⁰
"Soo Wol datang membawakan makan siang untuk Yeon Jun. Mereka mungkin sedang makan siang romantis saat ini. Jadi kita tidak perlu mengganggu mereka. Okay...!"
"Soo Wol...?" Tanya Min Ra yang hanya diangguki Davina. "Kenapa kamu tidak ikut makan siang bareng sekalian. Yeon Jun tidak mengajak kamu...?"
"Aku di usir dari ruangannya."
"Serius....? kamu di usir...? kok bisa...? cerita dong...!"
Davina mulai menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Mulai kejadian semalam yang di depan lift, ngambeknya dia, Yeon Jun yang meminta maaf kepadanya sampai Davina harus keluar ruangan Yeon Jun karena Soo Wol datang membawakan makan siang. Davina menceritakan segalanya kepada Min Ra. Karena diantara mereka tidak ada yang namanya rahasia.
"Jadi ceritanya tadi kamu gak istirahat karena cemburu...?"
"Menurutmu...?"
"Kau cemburu."
"Itu sudah tahu, kenapa kau harus tanya..?" Sinis Davina.
Davina bukan perempuan lugu yang tidak menyadari perasaannya. Beberapa kali dia pernah berpacaran dan beberapa kali dia merasa cemburu. Jadi dia cukup tahu, perasaan apa yang sedang melanda hatinya saat ini.
"Apa kau sudah mulai mencintai Yeon Jun...?"
"Entahlah. Tapi sekarang aku takut kehilangan Yeon Jun. Aku rasa hatiku mulai terbuka untuknya. Jika menurutmu itu sebuah ungkapan cinta. Maka sekarang aku mencintainya."
"Lalu kapan kau akan mengungkapkan perasaan mu...?"
"Aku tidak tahu. Aku ingin memastikan hatiku terlebih dahulu. Aku tidak ingin, persahabatan ku dengan Yeon Jun hancur karena rasa yang belum aku yakini sekarang."
Bagi Davina sahabat yang baik adalah segalanya. Yeon Jun adalah salah satu sahabat terbaiknya selama disini. Jadi Davina takut salah melangkah dan membuat hubungan persahabatannya dengan Yeon Jun usai begitu saja.
"Apanya yang belum kau yakini...? Apa kau tidak sadar. Rasa cemburu mu itu sudah bisa dijadikan bukti jika kau benar-benar mencintai Yeon Jun."
Davina tampak berfikir. Mencoba mencerna ucapan Min Ra. "Menurutmu apa aku benar-benar sudah mencintai Yeon Jun...?"
"Ya.. Aku yakin." Min Ra menggenggam tangan Davina. "Ungkapkan perasaanmu kepada Yeon Jun. Jangan sampai terlambat. Jika dulu kau tidak ada rival, sekarang kau ada rival yang menunjukkan bahwa dia benar-benar menyukai Yeon Jun. Jangan sampai kau kehilangan Yeon Jun karena kau terlambat mengungkapkan perasan mu."
"Aku akan lakukan itu. Aku akan mengungkapkan perasaan ini." Davina tersenyum. "Terimakasih sudah mau mendengarkan ceritaku dan terimakasih kau sudah memberikan saran terbaik untukku."
"Itulah gunanya sahabat bukan...?" Min Ra ikut tersenyum cerah. "Sekarang apa rencana mu..?"
"Aku ingin menunggu beberapa hari terlebih dahulu sebelum mengungkapkan perasaanku dan juga saat ini aku masih marah kepadanya. Bisa-bisanya dia mengulangi kesalahannya tepat setelah aku memaafkan kesalahannya."
"Baiklah-baiklah. Redakan dahulu emosimu. Suasana tidak akan romantis jika ungkapan cinta dilakukan ketika marah."
"Itu kau tahu. Aku ingin saat aku jadian dengan Yeon Jun suasananya manis dan romantis."
Min Ra tersenyum menanggapi angan-angan Davina. Min Ra bahagia akhirnya kedua sahabatnya akan memiliki kisah cinta mereka sendiri.
♥️
♥️
♥️
♥️
♥️
...Terimakasih Dukungan Dari Readers Semua...
...Jangan lupa tinggalkan jejak...
...Like, Rate dan Komen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Yhaniie Sndiri Clalu
smangat Thor d'runggu up slanjut'a jgn lama" Thor up'a
2021-08-11
1
Nona Bucin 18294
Next...
semangat updatenya kak 🤗🤗
2021-08-11
1
Pink Panther
like semua bab done👍
kutunggu kelengkapan like kk di CFTB ya🤗
2021-08-11
1