"Dad, kau yang benar saja menjodohkan ku dengan anak kemarin sore, astaga!" Ucap Chen sambil menyandarkan kepalanya pada sisi sofa dan memijit pelipisnya yang berdenyut akibat perjodohan.
"Keputusan Dad sudah bulat Chen. Mau sampai kapan kau terus bermain gila seperti itu. Mau sampai kapan kau akan terus hidup bebas seperti itu. Umur kamu bukan belasan lagi. Harusnya kau sudah cukup bermain nya." Ujar Adinata tegas.
"Mom, help me." Ucap Chen menatap Yeon yang sedang duduk di seberang sofa anak dan suami nya.
"Mom setuju dengan pilihan Dad kamu sayang. Lagi pula menurut Mom dia gadis yang baik dan cantik." Ucap Yeon sambil tersenyum membayangkan wajah Nayla dan sikap anggun nya.
"Tidak! Tidak bisa, Chen gak tidak bisa menikah dengan nya. Dia masih kecil Mom, Dad." Ucap Chen. "Dan juga, Chen---" imbuhnya namun segera di potong oleh Adinata.
"Dan juga apa? Dan juga kau masih mau bermain dengan para j@l@ng mu!" Seru Adinata marah.
"Dad selama ini diam bukan karena kami tidak tau kelakuan kamu bersama teman teman mu. Dad memberimu waktu agar kau bisa sadar dengan sendirinya. Tapi apa bukti nya semakin hari kau semakin menjadi." ucap Adinata geram dengan anak nya.
"Dad tidak menerima penolakan, kalian tidak akan pakai tunangan, kalian akan segera menikah 3 bulan lagi." Imbuh Adinata lalu segera pergi meninggalkan Chen yang masih melongo mencerna ucapannya.
"Mom, bagaimana bisa Chen menikah dengan gadis yang tidak Chen kenal." Protes Chen pada Yeon.
"Tapi nyatanya kamu bisa tidur dengan wanita yang baru kamu kenal juga kan." Cibir Yeon ikut kesal. "Dan juga itu gak cukup satu dua tiga kali." Ucapnya lagi lalu segera pergi menyusul suaminya.
"Mom!" seru Chen frustasi.
...🌹🌹🌹...
"Papa sama Mama gak bisa gini dong, kenapa main asal jodoh jodohin Nayla sama orang yang gak Nayla kenal." Protes Nayla.
"Papa sama Mama yakin dia jodoh terbaik buat kamu sayang." Ucap Zainal lembut.
"Darimana Papa tau kalau dia yang terbaik. Papa aja gak tau kan kehidupan dia." Sungut Nayla dengan kesal.
Nayla masih inget dengan jelas bagaimana cara Chen mencuri ciuman pertama nya. Dan itu sudah menjadi satu poin penting untuk menolak keras acara perjodohan ini.
"Papa sama Mama sudah berniat menjodohkan kamu dengan Chen sedari kamu belum ada nak." Ujar Ratna lembut.
"Dulu pernikahan Mama dan papa cukup lama sepi sampai kami mendapatkan mu. Kamu tau sebelum mama hamil, Mama dan papa sempat berucap bahwa jika nanti kami memiliki seorang putri maka akan kami jodohkan dengan Chen. Kamu tau nak, dulu Chen sangat menggemaskan, dia dulu sering mengusap perut Mama dari sebelum mama hamil sampai mama hamil besar, dia selalu nemenin mama." Ucap Ratna tersenyum membayangkan masa lampau nya.
"Nayla sayang, kamu dan dia sudah di takdir kan. Tolong menurut sayang, Papa dan Mama yakin kamu akan bahagia dengannya. Paman Adinata dan Bibi Yeon juga orang yang sangat baik." Imbuh Ratna sambil mengusap kepala Nayla dengan sayang.
"Paman dan Bibi meminta bantuan kamu untuk merubah Chen kembali ke jalan yang benar. Dan papa dan Mama yakin kamu bisa melakukan nya." Ucap Zainal.
"Emang nya dia buta sampai gak bisa balik ke jalan yang bener." gerutu Nayla cemberut.
"Nay ... " ucap Zainal menggelengkan kepalanya.
"Besok Nayla akan kembali ke Jakarta." Ucap Nayla pada akhirnya dan langsung pergi menuju kamar.
"Bagaimana ini pah?" Tanya Ratna pada Zainal.
"Bagaimana apanya? Setuju atau tidak setuju pernikahan akan tetap di adakan. Mama percayakan semuanya pada Papa oke." Ucap Zainal lembut pada Ratna.
...🌱🌱🌱...
Brakk.
Chen melemparkan sebuah map di meja tepat di depan Nayla.
Niat Nayla yang ingin cepat kembali ke jakarta nyatanya pupus kala orang tua nya menyita hape dan dompet nya. Mereka malah menyuruh Nayla untuk ikut dengan Chen yang siang itu sengaja datang ke rumah Nayla untuk mengajak nya makan siang.
"Apa itu?" Tanya Nayla ketus.
"Bacalah." Ujar Chen dingin.
"Lagi gak mood baca." Ucap Nayla sambil memainkan hape nya.
Chen pun segera merebut hape yang di pegang Nayla hingga membuat Nayla menggeram kesal.
"Balikin gak!" Seru Nayla menatap tajam ke arah Chen.
"Baca!" Titah Chen menatap Nayla tak kalah tajam.
**Surat Kontrak*
Pihak pertama* : Chen Jung
Pihak kedua : Nayla Zainal
Isi :
- *Pernikahan di lakukan selama satu tahun
- Di larang mencampuri urusan masing-masing
- Bebas berkencan dengan siapapun asal tidak sampai di ketahui keluarga.
- Bersikap mesra dan baik di depan keluarga.
- Pihak kedua WAJIB mengikuti kemana lun pihak pertama pergi dan tinggal.
- Pihak pertama tetap akan memberikan nafkah kepada pihak pertama.
- Di larang keras memasuki kamar pribadi masing masing*.
Deg!
Nayla langsung menatap bingung pada Chen yang masih terlihat santai sambil menikmati kopi nya.
"Apa apaan ini? Aku gak mau." Ucap Nayla ketus dan melemparkan map itu pada Chen.
"Hahaha kau pikir aku juga mau?" Tanya Chen sinis. "Itu hanya sementara, hanya satu tahun ku rasa itu bukan hak yang sulit." Ucap nya santai.
"Baiklah tapi kasih poin tambahan." Ucap Nayla pasrah.
"Apa? Katakan lah." Ucap Chen.
"Di larang keras menyentuh ku!" Ucap Nayla menatap tajam ke arah Chen.
"Menyentuh?" Tanya Chen bingung.
"Hem, i itu jatah maksud ku. Di kamu di larang meminta hak itu." Ucap Nayla.
"Hahaha kau pikir aku kan napsu dengan body rata seperti mu?" Ejek Chen tertawa terbahak bahak. "Sorry ya Type ku sangat jauh darimu."
"Yaaa!" Teriak Nayla geram. Untung saja kini mereka sedang berada di ruang VIP jadi tidak akan yang mendengar obrolan mereka.
"Kamu pikir juga aku mau dan sudi di sentuh oleh laki laki kampret bastard kaya kamu hah!" Teriaknya lagi. Kini emosi nya sudah sampai di ubun ubun.
"Hahaha yakin tidak sudi?" Tanya Chen dengan senyum sinis nya. "Bagaimana kalau kita coba."
"Coba saja sana sama para j@l@ng mu!" Seru Nayla semakin kesal. Yups Nayla sudah menyelidiki siapa Chen dan bagaimana kepribadiannya maka dari itu dia semakin membenci dan menolak perjodohan ini namun apa daya bila orang tua nya sudah berkata mutlak tidak bisa di ganggu gugat.
"Baiklah, kita coba pernikahan kita selama satu tahun, bila dalam satu tahun di antara kita tidak ada rasa sama sekali maka aku tidak akan menyentuh mu. Tapi bila dalam satu tahun kamu ternyata jatuh cinta dengan ku maka kau harus menyerahkan mahkota mu." Ucap Chen dengan seringai licik nya.
Brug.
"Nih makan tu mahkota!" Ucap Nayla sambil memukul kepala Chen dengan tas nya lalu segera beranjak pergi meninggalkan Chen yag sedang mengumpat marah akibat pukulan dari tas Nayla.
"Sial! Dasar gadis cilik sialan. Lihat saja nanti aku akan membuatmu menyerahkan mahkota mu sendiri padaku tanpa aku meminta nya." Gumam Chen dengan senyum licik nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
brengseknya
2024-07-24
1
Nami chan
chen cm butiran debu, nay
tersesat dan tak tau arah jalan pulang
2024-04-17
1
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-02-12
0