"Ayo pulang!" Seru Chen langsung menarik tangan Nayla.
"Gak mau." Ucap Nayla menepis tangan Chen.
"Wohooo inikah gadis kecil itu? Cantik sekali, manis dan hemm ... " ucap Choi langsung melepaskan wanitanya dan mendekat ke arah Nayla.
"Choi!" Seru Chen menatap tajam ke arah Choi, sedangkan Shiming hanya menjadi penonton saja di sofa sambil menyilangkan kaki nya di kaki satunya lagi.
"Hahaha come on Chen. Bila kau tak menginginkan nya biar aku yang menikahi nya." Kata Choi yakin.
"Silahkan kalau berani berhadapan dengan orang tua ku." Jawab Chen masih dengan menatap tajam kedua sahabat nya.
"Choi jaga mata mu!" Seru Chen saat melihat Choi yang terus menatap Nayla tanoa berkedip, sedangkan Shiming hanya terkekeh sendiri melihatnya.
"Dan kau Shiming. Kau gila membawa nya ke tempat seperti ini!" Ucap Chen. "Dan apa ini, aku sangat yakin di rumah tidak ada pakaian seperti ini. Apa kau yang menyuruh nya?" Tanya Chen.
"Menurut mu?" Jawab Shiming dengan senyum tersungging. "Aku hanya membantu nya." Imbuh Shiming.
"Jangan memarahi nya, harusnya kau berterima kasih dengan nya." Ucap Nayla. "Bagaimana menurut kamu penampilan aku?" Tanya Nayla sambil menggeser duduknya ke arah Chen.
Glek.
Bohong bila Chen tidak terpesona akan tampilan Nayla malam ini. Namun gengsi nya yang tinggi mampu membuat hati dan mulut nya berkata berbeda.
"Jelek." Ucap Chen datar.
"Bukan kah aku sudah sexy?" Tanya Nayla dengan memanyunkan bibirnya kesal.
"Apa yang sexy? Bahkan gunung kamu masih rata begitu." Ucap Chen berbohong.
"Rata?" Nayla secara spontan langsung menyentuh gunung nya sendiri sehingga membuat Chen memekik dan menatap tajam ke arah kedua sahabat nya.
"Yaaa kau gila!" teriak Chen benar benar marah.
"Dan kalian kondisikan mata kalian!" Ucapnya lagi dengan menunjuk Shiming dan Choi hingga membuat sang empunya tertawa terbahak bahak melihat wajah panik Chen.
"Eh ini minuman siapa?" Tanya Nayla saat melihat banyak botol di meja. "Apa ini yang di nama kan alkohol? Bagaimana rasanya? Apakah enak?" Tanya Nayla beruntun yang entah ke siapa.
"Aku haus sekali, bolehkah aku mencoba nya?" Tanya Nayla sambil menatap ke arah Shiming.
"Jangan macam macam!" Seru Chen langsung menepis tangan Nayla yang hendak mengambil satu botol minuman di meja.
"Ihhh macam macam gimana, aku pengen mencoba nya." Ucap Nayla.
"Jangan berani berani kau menyentuh minuman itu?" Ancam Chen dengan mata memerah.
"Gak boleh ya sudah, aku bawa uang kok aku bida memesan sendiri minuman kaya gitu." Ucap Nayla ketus.
"Nayla!" Bentak Chen saat melihat Nayla
"Dih apaan sih. Harus nya tuh yang marah aku. Kamu janji mau nungguin tapi malah kamu duluan. Untung aja aja Shiming yang mengajak ku. Kau pikir enak di tinggal di rumah sebesar itu sendirian. dasar kampret gak punya hati." Teriak Nayla.
Chen pun mengusap wajah nya dengan kasar, sungguh ia sangat kesal bercampur marah dan frustasi di buat Nayla.
"Ayo pulang sekarang!" Chen langsung berdiri dan menarik tangan Nayla agar pulang.
"Ihh gak mau, aku tadi kemari bersama Shiming jadi aku akan pulang dengan nya." Ucap Nayla.
"Jangan mimpi!" Sarkas Chen.
Nafsu yang sudah mencapai ubun ubun gagal tersalurkan dan langsung di buat marah oleh Nayla. Sehingga membuat kepala nya terasa akan pecah.
"Aku gak mau pulang, aku belum menikmati tempat ini." Ucap Nayla berbohong. Sebenarnya Nayla tidak menyukai tempat seperti ini, namun ia ingin melihat reaksi Chen bagaimana, dan ternyata terbukti Chen marah padanya, itu berarti Chen peduli dengan nya.
"Kau itu sungguh cerewet!" Ucap Chen yang langsung menggendong Nayla karena ia tidak mau pulang.
"Yaaa Chen lepaskan aku." Ucap Nayla sambil meronta ronta di gendongan Chen.
Brug.
Chen melemparkan tubuh Nayla ke dalam mobil.
"Auuhh sakit kampret!" Teriak Nayla kesal.
"Kau itu benar be--" ucapan Nayla terputus karena kini bibir nya sudah di bungkam oleh bibir Chen dengan kasar.
Nayla berusaha mendorong tubuh Chen namun kekuatan Chen melebihi kekuatan nya. Lama Chen mencium bibir nya hingga akhirnya membuat Nayla pasrah.
"Jangan pernah memancing amarah ku lagi." Ucap Chen sambil menghapus bibir Nayla yang basah akibat ulahnya.
Nayla tidak menjawab, ia hanya diam dan membuang muka.
"Shittt!" Umpat Chen saat menyadari bahwa adiknya ikut meronta ronta seperti Nayla.
Chen pun segera berlari memutari mobil dan masuk lalu ia menjalankan mobil nya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Hera Puspita Sari
🤭🤭😁😁😁
2024-02-20
0
Halimah
😂😂😂😂
2024-02-13
0
Edah J
Jangan sampai kalah Nay
lawan tuhsi Chen sampai takluk😊
2023-01-25
0