Aku dan rai yang mengajak kedua anakku untuk naik kuda sedikit bisa terhibur dan melupakan pertengkaran kedua orang tua rai yang membuat suasana libiran menjadi berantakan. Melihat kedua anak kami bahagia bisa menaiki kuda kami sebagai orang tuanya pun ikut bahagia melihat mereka,puas menunggangi kuda kami pun menuju tempat menjual jagung rebus khas kota itu.
"Maaf ya suasana liburan menjadi kacau balau karena ulah kedua orang tuaku" kata rai yang duduk disampingku.
"Semua sudah terjadi tidak perlu dibicarakan lagi, nikmati saja liburan ini"
"Ponselku bunyi" kata rai lalu mengambil ponselnya dari saku celana jeansnya.
"Ada apa?"tanyaku karena melihat wajah tegang rai.
"Kita harus segera kembali,ayo cepat"
"Ada apa?" tanyaku yang semakin penasaran.
"Papa memukul mama"
"Apa!! "aku pun tidak kalah terkejutnya, masalah apa lagi ini kataku dalam hati.
Setibanya kami di tempat menginap aku melihat mertuaku sudah duduk sembari menangis menegang pipinya yang merah akibat tamparan tangan mertua laki-lakiku. Aku pun mendekati mertuaku yang masih menangis itu, ku usap air matanya mencoba memberinya kekuatan agar bersabar menghadapi suaminya.
Sementara aku berada dikamar, rai yang berada diruang tamu menasehati papanya yang telah menampar mamanya. Rai stress menghadapi kedua orang tuanya yang tidak pernah mau saling mengalah satu sama lainnya. Karena tidak ada jalan keluarnya dan kedua orang tuanya keras kepala kami pun memutuskan kembali kerumah di hari itu juga.
Masalah belum berakhir karena di hari minggu pagi pertengkaran kembali terjadi, aku pun segera membangunkan rai karena kedua orang tuanya kini sedang berkelahi. Kalau di awal mertua perempuanku mengalah mendapat tamparan dari suaminya kini mertuaku tidak mau kalah lalu menampar kembali wajah merta laki-lakiku. Mendapat tamparan keras mertua laki-lakiku bukannya sadar malah kini dia mengusir istrinya yang membuat keributan semakin terjadi karena rai kini terbakar emosi.
"Apa kalian tidak malu terus-terusan bertengkar? " kata rai mengajak pinggang melihat kedua orang tuanya.
"Kau jangan ikut campur atau kau mau aku usir juga? " kata papanya yang terus menarik keluar wanita yang menjadi istrinya itu.
"Baik kami akan pergi dari rumah ini, ayo sayang kita berkemas bantu mama juga"
"Aku pun menarik tangan mertuaku untuk masuk kedalam rumah agar bisa berkemas"
Malihat kami melawannya dan segera berkemas papa rai hanya diam membatu didepan pintu. Setelah mengemasi pakaian,kami pun kekuar dari rumah meninggalkan papa rai yang masih diam menyaksikan kami pergi meninggalkan rumah. Setelah mendapatkan hotel kami pun segera membayar untuk beberapa hari kedepan. Setelah beristirahat sejenak tanpa kami duga mama rai pun angkat bicara tentang rencana selanjutnya.
"Mama mau pulang ke kampung halaman mama, kalian kembalilah ke rumah jangan tinggalkan papa sendirian"
"Apa maksud mama? " tanya rai terkejut mendengar mamanya akan kembali kekampung halaman.
"Mama rindu kampung halaman, ijinkan mama menenangkan pikiran disana"
"Baiklah kalau itu keputusan mama, aku akan memesankan tiket pesawat"
"Kalau mama pergi bagaimana dengan anak-anak? "
"Anak-anak ada mbak yang menjaganya, mama sudah bertahun tahun tidak pulang tolong pahami mama"
"Baiklah ma tapi jangan lama-lama disana" jawab rai.
Kami pun mengantar mama tai ke bandara, aku pun memberikan sedikit uang untuk mertua selama berada disana. Setelah berpamitan mama rai pun masuk ke dalam,sedangkan kami segera kembali ke hotel lalu mengantarkan anak-anak kembali kerumah karena papa rai meminta kami kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments