Dikehamilanku yang kedua ini tidak ada bedanya dari kehamilanku yang sebelumnya,aku bisa bekerja seperti biasanya.Seperti wanita hamil pada umumnya aku selalu merasa kegerahan dan itu yang membuatku tidak bisa lepas dari ac. Di akhir pekan aku yang sedang berada dikamar bermalas malasan pintu kamarku pun diketuk mertuaku dengan perasaan jengkel aku pun mempersilahkan nya untuk masuk.
"Lily boleh mama masuk? " kata mertuaku dari luar.
"Masuk saja ma ngak dikunci"
"Papa ngomel-ngomel terus diluar karena ac di kamarmu hidup terus dan itu sangat membuang-buang listrik"
"Aku sedang hamil ma dan aku sangat kepanasan" protesku.
"Iya tapi papa marah karena bayar tagihan listrik naik terus"
"Ya sudah biar aku saja yang bayar tagihan listrik" kataku dengan wajah kesal karena hanya masalah listrik saja sampai harus menegorku yang dimana aku sedang hamil dan selalu merasa kegerahan.
"Toko sedang sepi jadi maklumi saja kalau papa menjadi cerewet"
"Itu bukan urusanku mau toko ramai atau tidak" jawabku yang masih merasa kesal kenapa mertuaku sekarang begitu perhitungan padahal aku sedang mengandung cucu mereka.
"Kenapa kamu berkata seperti itu? seharusnya kamu mengerti betapa beratnya biaya rumah tangga kita" kata mertuaku yang terbakar emosi.
"Itu sebabnya rai harus lebih giat lagi mencari uang dan memikirkan bagaimana caranya agar toko kembali ramai" jawabku tidak mau kalah.
"Kurang giat apa lagi memang toko sedang sepi apa kamu pikir rai mau seperti itu? "
"Apa mama tidak melihat rai selalu tidur sampai siang? bagaimana bisa maju kalau bangun saja siang-siang terus" gerutuku.
Tidak ingin berdebat denganku atau karena malu karena memang anaknya yang malas untuk bekerja mertuaku pun keluar dari kamarku dengan membanting pintu kamarku. Aku yang merasa kesal pun kembali membaringkan tubuhku, aku merasa lelah dan kembali mengantuk setelah terjadi perbedabatan anatara aku dan mertua.
Semenjak perdebatan itu tagihan listrik dirumah pun menjadi tanggung jawabku. Aku tidak mempermasalahkan kalau tagihan listrik di bebankan kepadaku karena aku pikir-pikir toh aku juga ikut menikmatinya. Tidak cukup hanya membebankanku soal anak dan listrik kini mertua menuntutku untuk mencari seorang asisten rumah tangga lagi untuk membantu meringankan pekerjaannya,mau tidak mau aku oun mencari dari jasa penyalur pembantu yang aku lihat dari koran.
Aku pun menghubungi nomor kontak yang ada dikoran,aku pun kembali bekerja setelah itu karena pekerjaanku sedang menumpuk.Satu persatu berkas aku kerjakan dan aku pun mendaat penghargaan sebagai karyawan teladan,aku pun sangat senang.
Pulang kerumah aku melihat mobil rai masih terparkir disana dengan berjalan cepat aku pun masuk ke dalam rumah dan mendapati kalau rai sedang rebahan menyaksikan tayangan televisi.
"Kenapa kau dirumah? bagaimana dengan toko? "
"Aku sedang malas saja berada ditoko"
Aku pun merasa muak mendengar kata-kata yang keluar dari mulut rai, entah apa yang ada didalam pikirannya. Aku pun berjalan menuju ke kamar lalu segera menghidupkan ac yang ada di kamarku setelah itu aku segera mengganti pakaian kerjaku dengan daster.Tidak lama kemudian rai menyusulku ke kamar,aku yang sibuk dengan ponselku pun tidak memerdulikan rai yang berada di kamar. Rai pun melihatku dengan kedua tsngan di masukkan ke kantong celananya dengan mata menyorot ke arahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments