Singkat cerita aku pun telah melahirkan dengan jalan operasi karena aku tidak sanggup untuk mengejan lagi dan dokter menyarankan untuk segera dioperasi karena bayiku sudah membiru.
Aku pun tidak sanggup untuk menahan air mataku setelah melihat bayiku dengan kondisi nafas tersendat-sendat dan sekujur tubuhnya membiru.Aku sangat menyesali kecerobohanku yang menunda terlalu lama untuk dioperasi. Berkali-kali aku mengutuk diriku sendiri karena kalau terlambat bayiku hisa saja pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya.
"Bayi ibu selamat dan sedang di bersihkan" kata salah seorang suster yang sedari tadi berada disampingku, sedangkan rai laki-laki pengecut itu tidak berani menemaniku diruang operasi.
"Terima kasih sus" air mataku pun tidak dapat terbendung lagi dan ini adalah air mata kebahagiaanku setelah mendengar bayiku selamat.
"Ibu jangan menangis lagi sebentar lagi kami akan memindahkan ibu ke ruang rawat inap" suster itu pun membantuku menghapus air mata yang mengalir dipipi.
"Terima kasih" kataku sekali lagi dan di balas anggukan kepala suster yang baik hati itu.
Aku pun keluar dari ruang operasi, didepan pintu telah menunggu rai dengan kedua orang tuanya yang memang sedari tadi menungguku.Lebih tepat lagi menunggu cucu pertama mereka lahir,aku pun hanya diam melintasi mereka yang hanya diam menatapku lalu mengikutiku yang akan di bawa keruang rawat inap.
Setelah aku dipindahkan keruang rawat inapku bayiku pun di antar keruanganku untuk diberi asi namun asiku tidak keluar dan akhirnya bayiku pun diberi susu formula. Setelah mencatat nama bayiku suster pun membawa bayiku kembali keruang rawat bayi atau yang biasa diaebut ruang inkubator.
Malam harinya aku yang hanya ditemani rai mulai merasa jengkel karena rai hanya tiduran saja, bahkan berkali-kali aku memanggil namanya dia tidak mendengar. Aku yang merasa kehausan pun dan laar pun hanya pasrah, untung saja tidak lama kemudian suater masuk untuk memeriksa keadaanku. Aku pun meminta bantuan suster untuk memberiku makanan yang ada dimeja karena aku merasa sangat lapar.
Setelah beberapa hari dirawat aku dan bayiku pun akhirnya di ijinkan pulang. Aku pun sangat senang apa lagi mamaku datang ke jakarta untuk membantuku di masa nifasku selama 1 bulan. Cekcok antara mamaku dan mama rai pun dimulai semua karena perbedaan pendapat dalam mengurus bayi dan makanan selama aku menjalani masa nifas. Mama ingin aku mendapat gizi yang baik sementara mertuaku yang notabenenya pelit ingin agar kami berhemat. Akibat sering cekcok itu mamaku pun memutuskan pulang dan menyerahkan aku ke mama rai, aku pun merasa jengkel karena belum satu pekan mamaku susah harus kembali ke kota asal kami.
Mama yang telah kembali ke rumah menghubungiku agar bersabar menghadapi mertuaku yang egois dan pelit itu. Awalnya mertuaku sangat baik entah kenapa setelah kelahiran anak pertamaku semua terasa berubah. Aku pun mencoba bersabar dengan semua perubahan yang ada,malam harinya aku pun menceritakan ke rai dan aku mengajaknya pindah dari rumah mamanya namun di tolak karena dia ingin berbakti karena dia adalah anak satu-satunya. Aku dan rai pun berdebat yang diakhiri aku mengalah dengan setelah memikirkan semua ucapan rai ada benarnya karena kalau kami pindah kelak siapa yang akan membantuku menjaga anak kami kalau aku kembali bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments