Mertuaku kembali berulah...

Semenjak ibu mertuaku memutuskan untuk kembali ke tempat kelahirannya hanya sebentar papa mertuaku tidak berulah. Semula aku pikir dia akan berubah dari watak kerasnya ternyata dugaanku itu salah, sekarang aku dan rai yang menjadi sasarannya.

Pagi-pagi sekali aku yang telah bangun melakujan rutinitasku membangunkan sabrina dan menyiapkan perlengkapan sekolahnya dikejutkan dengan gebrakan pintu dikamar anak-anak yang bersebelahan dengan kamar mertuaku.

"Kenapa dimeja makan belum ada sarapan? kopi juga belum tersedia" bentak papa mertuaku yang sontak saja membuatku terkejut.

"Mbak kan lagi siapin pa, bisa ngak sih pagi-pagi jangan ribut begini? " kataku masih dalam batas kesabaran.

"Dasar kamu tidak becus,sebagai seorang perempuan dan menantu dalam keluarga ini seharusnya kamu melakukan kewajibanmu bukannya menjawab terus" kata mertuaku lalu pergi dari kamar anakku.

"Ada apa lagi sih pa? pagi-pagi sudah ribut buat sial saja" kata rai yang baru saja keluar dari kamar.

"Kamu juga sebagai seorang laki-laki dan seorang suami kamu sangat tidak becus menjadi seorang kepala rumah tangga, lihat dimeja makan belum ada sarapan"

"Mbak kan lagi nyiapin pa sabar sedikit lah jadi orang, lily juga sedang sibuk mengurus anak-anak" jawab rai.

"Kalian semua sama saja tidak ada yang becus" mertuaku pun kembali ke kamarnya.

"Maafkan papa ya" kata rai yang duduk dikasur sabrina.

"Tidak apa maklumi saja mungkin papa kesepian setelah mama pergi" jawabku sembari mengikat rambut panjang sabrina.

Tidak cukup hanya membuat keributan di pagi hari, mertuaku terus berulah dirumah. Makan yang ada dimeja makan kalau tidak sesuai dengan seleranya makan semua akan dibuang ke tong sampah, bahkan piring dan gelas juga ikut menjadi sasaran amarahnya.

Tidak hanya membuat ulah dirumah, diluaran sana mertuaku kerab mencari masalah dengan para tetangga. Setelah puas dengan semua ulahnya mertuaku kini mengoda asisten yang bekerja disalah satu rumah tetangga,wanita yang bertubuh bahenol itu kini menjadi pacar dari mertuaku.

Rai pun menghubungi mamanya agar segera kembali karena papanya kini semakin dekat dengan wanita itu, bahkan sekarang mertuaku itu berani membawa pacarnya menginap dirumah. Setelah mendapat kabar dari rai beberapa hari kemudian ibu mertuaku pun kembali ke rumah dan terjadilah keributan besar dirumah itu yang dimana ibu mertuaku memergoki suaminya bermesraan dirumah.

"Apa yang kalian lakukan? " bentak ibu mertuaku. aku yang mendengar suara ribut-ribut segera keluar dari kamarku.

"Untuk apa kamu kembali?pergilah aku sudah dapat penggantimu yang jauh lebih muda dan seksi" kata papa mertuaku yang membuat aku tertawa mendengarnya.

"Berani-beraninya kamu berkata seperti itu didepan wanita ini" kata mama rai sembari berkacak pinggang.

"Sayang aku pulang aja ya, aku tidak mau terlibat"

"Aku antar ya sayang" mertuaku bangun dari duduknya lalu pergi dengan melingkarkan tangannya di pinggang pacar bahenolnya itu.

"Mau pergi kemana hah? " kata ibu mertuaku sembari menarik rambut wanita itu.

"Lepaskan sakit tahu" kata wanita itu.

"Lepaskan tanganmu,jangan menyakiti pacarku"

"Sayang sakit, cepat bantu aku" kata wanita itu dengan gaya manjanya.

"Baik sayang aku akan membantumu" jawab papa rai.

"Cih..kalian berdua benar-benar membuatku muak" mama rai semakin marah dan mempererat cengkraman tangannya dirabut wanita itu.

"Lepaskan perempuan tua, pacarku sudah kesakitan"

Episodes
1 Kuliah di jakarta...
2 Sambutan yang tidak menyenangkan...
3 Kuliah dan bekerja.
4 Bulan madu yang terlewati begitu saja.
5 Karirku naik...
6 Cuti...
7 Anak pertamaku lahir...
8 Kembali bekerja...
9 Anak ke dua...
10 Rasa tidak suka itu datang juga.
11 Mama datang berkunjung...
12 Menahan amarah...
13 Apa saja yang aku lakukan selalu salah dimatanya...
14 Melahirkan bayi laki-laki.
15 Perjalanan bisnis pertamaku...
16 Menjenguk papa...
17 Liburan di puncak...
18 Drama belum berakhir...
19 Anak-anak mencari neneknya...
20 Mertuaku kembali berulah...
21 Perkelahian tak terelakkan...
22 Bagaimana ini???
23 Stroke...
24 Mungkinkah ini karma?
25 Pulang kerumah...
26 Beruntung..
27 Pulang malam...
28 Gerry...
29 Menepati janjiku...
30 Kado untuk gerry...
31 Gerry semakin mendekat....
32 Dicafe...
33 Gerry menjadi atasanku...
34 Aku sudah mendengar semuanya...
35 Menginaplah disini...
36 Matikan saja ponselmu...
37 Malam terasa panjang...
38 Dari mana saja kamu?
39 Sebatas teman...
40 Taktik rai..
41 Dipantai...
42 Kesempatan kedua...
43 Tuduhan rai...
44 Kondisiku cukup mengerikan!!
45 Gugat cerai rai...
46 Sidang vonis rai...
47 Ya aku bersedia...
48 Aku janji aku akan bangkit lagi!!
49 Perkenalanku dengan bimo...
50 Bingkisan di meja kerja....
51 Aku terdiam seketika....
52 Perhatian bimo...
53 Penolakan tante rina...
54 Bimo marah...
55 Ini terlalu cepat...
56 Reunian...
57 Kedatangan bimo...
58 Studio foto...
59 Kenapa mendadak?
60 Berpisah dengan mama dan anak-anak...
61 Papa datang sebagai penyelamat...
62 Pernikahan mertuaku...
63 Wanita perkasa...
64 Hari pernikahanku..
65 Nyonya bimo...
66 Satu bulan berlalu...
67 Aku hamil...
68 Hamil bersama...
69 Baju hamil...
70 Aku segera kesana...
71 Pergilah...
72 Kamu harus bertanggung jawab...
73 Firasat...
74 Gelisah...
75 Perubahan bentuk tubuh...
76 Bisa kau jelaskan bim?
77 Sikap acuh bimo...
78 Mengalah bukan berarti kalah...
79 Hidupku penuh drama....
80 Pulang....
81 Apertemen...
82 Makan bersama...
83 Aku tidak memintamu untuk menyukaiku...
84 Ini oma...
85 Anakku kembar...
86 Siapa dia bim?
87 Merelakan tanpa harus membenci.
88 Minta Maaf...
89 Undangan...
90 Cemburu...
91 Kenapa kau datang?
92 Okan datang...
93 Merasa kehilangan.
94 Pulang larut malam...
95 Okan penolongku...
96 Bimo berubah...
97 Semua demi anakku...
98 Pegawai baru...
99 Ranti datang...
100 Pindah ke ruko...
101 Merebut anak-anak....
102 Memihak bimo...
103 Memihak bimo (2)...
104 Ciuman spontan okan...
105 Sidang...
106 Kita lalui ini bersama.
107 Kembali menjadi janda.
108 Sindiran bimo....
109 Ranti resmi bercerai...
110 Bertemunya anak-anak dengan rai...
111 Jangan salah paham...
112 Kita berhak bahagia...
113 Apa aku berhak untuk bahagia?
114 Aku membuka hati...
115 Sabrina beranjak remaja...
116 Anakku korban...
117 Anakku menjalani hari yang berat.
118 Dipanggil pihak kepolisian.
119 Keenan dan sabrina...
120 Serangan jantung.
121 Penyesalanku...
122 Maaf.
123 Kerja sama.
124 Pernikahan terakhirku.
125 Sabrina wisuda.
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Kuliah di jakarta...
2
Sambutan yang tidak menyenangkan...
3
Kuliah dan bekerja.
4
Bulan madu yang terlewati begitu saja.
5
Karirku naik...
6
Cuti...
7
Anak pertamaku lahir...
8
Kembali bekerja...
9
Anak ke dua...
10
Rasa tidak suka itu datang juga.
11
Mama datang berkunjung...
12
Menahan amarah...
13
Apa saja yang aku lakukan selalu salah dimatanya...
14
Melahirkan bayi laki-laki.
15
Perjalanan bisnis pertamaku...
16
Menjenguk papa...
17
Liburan di puncak...
18
Drama belum berakhir...
19
Anak-anak mencari neneknya...
20
Mertuaku kembali berulah...
21
Perkelahian tak terelakkan...
22
Bagaimana ini???
23
Stroke...
24
Mungkinkah ini karma?
25
Pulang kerumah...
26
Beruntung..
27
Pulang malam...
28
Gerry...
29
Menepati janjiku...
30
Kado untuk gerry...
31
Gerry semakin mendekat....
32
Dicafe...
33
Gerry menjadi atasanku...
34
Aku sudah mendengar semuanya...
35
Menginaplah disini...
36
Matikan saja ponselmu...
37
Malam terasa panjang...
38
Dari mana saja kamu?
39
Sebatas teman...
40
Taktik rai..
41
Dipantai...
42
Kesempatan kedua...
43
Tuduhan rai...
44
Kondisiku cukup mengerikan!!
45
Gugat cerai rai...
46
Sidang vonis rai...
47
Ya aku bersedia...
48
Aku janji aku akan bangkit lagi!!
49
Perkenalanku dengan bimo...
50
Bingkisan di meja kerja....
51
Aku terdiam seketika....
52
Perhatian bimo...
53
Penolakan tante rina...
54
Bimo marah...
55
Ini terlalu cepat...
56
Reunian...
57
Kedatangan bimo...
58
Studio foto...
59
Kenapa mendadak?
60
Berpisah dengan mama dan anak-anak...
61
Papa datang sebagai penyelamat...
62
Pernikahan mertuaku...
63
Wanita perkasa...
64
Hari pernikahanku..
65
Nyonya bimo...
66
Satu bulan berlalu...
67
Aku hamil...
68
Hamil bersama...
69
Baju hamil...
70
Aku segera kesana...
71
Pergilah...
72
Kamu harus bertanggung jawab...
73
Firasat...
74
Gelisah...
75
Perubahan bentuk tubuh...
76
Bisa kau jelaskan bim?
77
Sikap acuh bimo...
78
Mengalah bukan berarti kalah...
79
Hidupku penuh drama....
80
Pulang....
81
Apertemen...
82
Makan bersama...
83
Aku tidak memintamu untuk menyukaiku...
84
Ini oma...
85
Anakku kembar...
86
Siapa dia bim?
87
Merelakan tanpa harus membenci.
88
Minta Maaf...
89
Undangan...
90
Cemburu...
91
Kenapa kau datang?
92
Okan datang...
93
Merasa kehilangan.
94
Pulang larut malam...
95
Okan penolongku...
96
Bimo berubah...
97
Semua demi anakku...
98
Pegawai baru...
99
Ranti datang...
100
Pindah ke ruko...
101
Merebut anak-anak....
102
Memihak bimo...
103
Memihak bimo (2)...
104
Ciuman spontan okan...
105
Sidang...
106
Kita lalui ini bersama.
107
Kembali menjadi janda.
108
Sindiran bimo....
109
Ranti resmi bercerai...
110
Bertemunya anak-anak dengan rai...
111
Jangan salah paham...
112
Kita berhak bahagia...
113
Apa aku berhak untuk bahagia?
114
Aku membuka hati...
115
Sabrina beranjak remaja...
116
Anakku korban...
117
Anakku menjalani hari yang berat.
118
Dipanggil pihak kepolisian.
119
Keenan dan sabrina...
120
Serangan jantung.
121
Penyesalanku...
122
Maaf.
123
Kerja sama.
124
Pernikahan terakhirku.
125
Sabrina wisuda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!