Kembali bekerja...

Aku yang telah melewati 40 hari setelah melahirkan pun memutuskan untuk kembali bekerja dan menitipkan anakku ke mertua. Semakin hari aku melihat rai aku semakin muak saja karena setiap harinya dia selalu bangun siang dan bermalas-malasan dirumah. yang biasanya dia bangun pagi untuk pergi membuka toko sekarang dia bangun siang dan disiang harinya pula dia baru membuka tokonya.

Setiba dikantor aku pun memulai pekerjaanku seperti biasanya tanpa kusadari satu tahun pun berlalu aku mempersiapkan acara ulang tahun anakku yang pertama dengan mengundang teman kuliah dan teman kantorku yang kebetulan mereka sudah menikah juga.Acara ulang tahun putriku berjalan lancar yah walau pun aku kesal karena semua biaya aku keluarkan sendiri dari gaji bulananku.

Tiga bulan setelah ulang tahun putriku ibu mertuaku berulang tahun, aku pun sebelum pulang ke rumah mampir ke toko kue langgananku mencari kue ulang tahun untuk mertuaku sebagai ucapan terima kasihku karena membantu menjaga anakku. Pulang kerumah dengan menenteng kue ulang tahun ditanganku aku pun masuk ke dalam rumah memberikan kejutan untuk ibu mertuaku.

"Ini kue ulang tahun untuk mama" aku pun menyerahkan sekotak kue.

"Cuma ini saja?" kata mertuaku mencibir pemberianku.

"Mama mau aku hadiahi apa? " tanyaku.

"Makan direstoran mewah kek seperti yang teman mama lakukan kalau ulang tahun"

"Baiklah nanti malam kita rayakan direstoran aku akan memghubungi rai agar cepat kembali"

"Nah gitu dong" mertuaku pun menyerahkan anakku lalu masuk ke dalam kamarnya.

"Ayo nak sama mama"aku pun mengajak putriku ke kamar dan setelah sampai dikamar aku pun menghubungi rai.

"Baiklah aku segera pulang"jawab rai.

Aku pun bersiap untuk acara nanti malam setelah membersihkan tubuhku dan memoleakan make up aku pun menunggu rai pulang agar kami bisa segera berangkat ke restoran untuk makan malam bersama merayakan ulang tahun mertua perempuanku.

Setibanya direstoran mertuaku pun memesan makanan mewah yang tentu saja harganya tidak murah, aku pun hanya diam membiarkannya menikmati itu semua karena bagiku toh dia cukup berjasa menjaga anakku sehingfa aku bisa kembali bekerja.

"Terima kasih ya sudah merayakan ulang tahun mama ya walau pun cuma acara makan malam yang tidak seberapa ini" kata mertuaku dengan wajah tidak puasnya.

"Papa juga mau dong dirayakan seperti ini karena bagaimana pun papa ikut andil menjaga anakmu" Kata mertua laki-lakiku.

"Baiklah pa nanti setiap tahunnya kita akan mengadakan acara makan malam bersama di restoran dan maaf aku hanya bisa merayakan ulang tahun kalian secera sederhana, iya kan rai?" kataku sembari menatap rai yang tertunduk setelah aku melihatnya dengan membesarkan bola mataku.

Acara makan malam selesai di akhiri dengan potong kue lalu kami pun pulang setelah itu. Rai yang berada dikamar sembari melihatku yang duduk didepan meja rias membersihkan semua sisa make up yang menempel diwajahku.

"Maafkan papa mama ya"

"Tidak apa aku hanya tidak suka cara mereka berbicara denganku seperti itu" kataku lalu bangun dari dudukku lalu menuju ke kasur untuk tidur.

"Tolong anggap mereka seperti orang tuamu sendiri karena kalau bukan karena mereka yang bersedia menjaga anak kita kamu juga tidak bisa kembali bekerja"

"Ya kau benar,bisakah kau matikan lampu karena aku harus tidur karena aku harus bangun pagi untuk berangkat kerja"kataku sembari melihat ke arah rai.

Episodes
1 Kuliah di jakarta...
2 Sambutan yang tidak menyenangkan...
3 Kuliah dan bekerja.
4 Bulan madu yang terlewati begitu saja.
5 Karirku naik...
6 Cuti...
7 Anak pertamaku lahir...
8 Kembali bekerja...
9 Anak ke dua...
10 Rasa tidak suka itu datang juga.
11 Mama datang berkunjung...
12 Menahan amarah...
13 Apa saja yang aku lakukan selalu salah dimatanya...
14 Melahirkan bayi laki-laki.
15 Perjalanan bisnis pertamaku...
16 Menjenguk papa...
17 Liburan di puncak...
18 Drama belum berakhir...
19 Anak-anak mencari neneknya...
20 Mertuaku kembali berulah...
21 Perkelahian tak terelakkan...
22 Bagaimana ini???
23 Stroke...
24 Mungkinkah ini karma?
25 Pulang kerumah...
26 Beruntung..
27 Pulang malam...
28 Gerry...
29 Menepati janjiku...
30 Kado untuk gerry...
31 Gerry semakin mendekat....
32 Dicafe...
33 Gerry menjadi atasanku...
34 Aku sudah mendengar semuanya...
35 Menginaplah disini...
36 Matikan saja ponselmu...
37 Malam terasa panjang...
38 Dari mana saja kamu?
39 Sebatas teman...
40 Taktik rai..
41 Dipantai...
42 Kesempatan kedua...
43 Tuduhan rai...
44 Kondisiku cukup mengerikan!!
45 Gugat cerai rai...
46 Sidang vonis rai...
47 Ya aku bersedia...
48 Aku janji aku akan bangkit lagi!!
49 Perkenalanku dengan bimo...
50 Bingkisan di meja kerja....
51 Aku terdiam seketika....
52 Perhatian bimo...
53 Penolakan tante rina...
54 Bimo marah...
55 Ini terlalu cepat...
56 Reunian...
57 Kedatangan bimo...
58 Studio foto...
59 Kenapa mendadak?
60 Berpisah dengan mama dan anak-anak...
61 Papa datang sebagai penyelamat...
62 Pernikahan mertuaku...
63 Wanita perkasa...
64 Hari pernikahanku..
65 Nyonya bimo...
66 Satu bulan berlalu...
67 Aku hamil...
68 Hamil bersama...
69 Baju hamil...
70 Aku segera kesana...
71 Pergilah...
72 Kamu harus bertanggung jawab...
73 Firasat...
74 Gelisah...
75 Perubahan bentuk tubuh...
76 Bisa kau jelaskan bim?
77 Sikap acuh bimo...
78 Mengalah bukan berarti kalah...
79 Hidupku penuh drama....
80 Pulang....
81 Apertemen...
82 Makan bersama...
83 Aku tidak memintamu untuk menyukaiku...
84 Ini oma...
85 Anakku kembar...
86 Siapa dia bim?
87 Merelakan tanpa harus membenci.
88 Minta Maaf...
89 Undangan...
90 Cemburu...
91 Kenapa kau datang?
92 Okan datang...
93 Merasa kehilangan.
94 Pulang larut malam...
95 Okan penolongku...
96 Bimo berubah...
97 Semua demi anakku...
98 Pegawai baru...
99 Ranti datang...
100 Pindah ke ruko...
101 Merebut anak-anak....
102 Memihak bimo...
103 Memihak bimo (2)...
104 Ciuman spontan okan...
105 Sidang...
106 Kita lalui ini bersama.
107 Kembali menjadi janda.
108 Sindiran bimo....
109 Ranti resmi bercerai...
110 Bertemunya anak-anak dengan rai...
111 Jangan salah paham...
112 Kita berhak bahagia...
113 Apa aku berhak untuk bahagia?
114 Aku membuka hati...
115 Sabrina beranjak remaja...
116 Anakku korban...
117 Anakku menjalani hari yang berat.
118 Dipanggil pihak kepolisian.
119 Keenan dan sabrina...
120 Serangan jantung.
121 Penyesalanku...
122 Maaf.
123 Kerja sama.
124 Pernikahan terakhirku.
125 Sabrina wisuda.
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Kuliah di jakarta...
2
Sambutan yang tidak menyenangkan...
3
Kuliah dan bekerja.
4
Bulan madu yang terlewati begitu saja.
5
Karirku naik...
6
Cuti...
7
Anak pertamaku lahir...
8
Kembali bekerja...
9
Anak ke dua...
10
Rasa tidak suka itu datang juga.
11
Mama datang berkunjung...
12
Menahan amarah...
13
Apa saja yang aku lakukan selalu salah dimatanya...
14
Melahirkan bayi laki-laki.
15
Perjalanan bisnis pertamaku...
16
Menjenguk papa...
17
Liburan di puncak...
18
Drama belum berakhir...
19
Anak-anak mencari neneknya...
20
Mertuaku kembali berulah...
21
Perkelahian tak terelakkan...
22
Bagaimana ini???
23
Stroke...
24
Mungkinkah ini karma?
25
Pulang kerumah...
26
Beruntung..
27
Pulang malam...
28
Gerry...
29
Menepati janjiku...
30
Kado untuk gerry...
31
Gerry semakin mendekat....
32
Dicafe...
33
Gerry menjadi atasanku...
34
Aku sudah mendengar semuanya...
35
Menginaplah disini...
36
Matikan saja ponselmu...
37
Malam terasa panjang...
38
Dari mana saja kamu?
39
Sebatas teman...
40
Taktik rai..
41
Dipantai...
42
Kesempatan kedua...
43
Tuduhan rai...
44
Kondisiku cukup mengerikan!!
45
Gugat cerai rai...
46
Sidang vonis rai...
47
Ya aku bersedia...
48
Aku janji aku akan bangkit lagi!!
49
Perkenalanku dengan bimo...
50
Bingkisan di meja kerja....
51
Aku terdiam seketika....
52
Perhatian bimo...
53
Penolakan tante rina...
54
Bimo marah...
55
Ini terlalu cepat...
56
Reunian...
57
Kedatangan bimo...
58
Studio foto...
59
Kenapa mendadak?
60
Berpisah dengan mama dan anak-anak...
61
Papa datang sebagai penyelamat...
62
Pernikahan mertuaku...
63
Wanita perkasa...
64
Hari pernikahanku..
65
Nyonya bimo...
66
Satu bulan berlalu...
67
Aku hamil...
68
Hamil bersama...
69
Baju hamil...
70
Aku segera kesana...
71
Pergilah...
72
Kamu harus bertanggung jawab...
73
Firasat...
74
Gelisah...
75
Perubahan bentuk tubuh...
76
Bisa kau jelaskan bim?
77
Sikap acuh bimo...
78
Mengalah bukan berarti kalah...
79
Hidupku penuh drama....
80
Pulang....
81
Apertemen...
82
Makan bersama...
83
Aku tidak memintamu untuk menyukaiku...
84
Ini oma...
85
Anakku kembar...
86
Siapa dia bim?
87
Merelakan tanpa harus membenci.
88
Minta Maaf...
89
Undangan...
90
Cemburu...
91
Kenapa kau datang?
92
Okan datang...
93
Merasa kehilangan.
94
Pulang larut malam...
95
Okan penolongku...
96
Bimo berubah...
97
Semua demi anakku...
98
Pegawai baru...
99
Ranti datang...
100
Pindah ke ruko...
101
Merebut anak-anak....
102
Memihak bimo...
103
Memihak bimo (2)...
104
Ciuman spontan okan...
105
Sidang...
106
Kita lalui ini bersama.
107
Kembali menjadi janda.
108
Sindiran bimo....
109
Ranti resmi bercerai...
110
Bertemunya anak-anak dengan rai...
111
Jangan salah paham...
112
Kita berhak bahagia...
113
Apa aku berhak untuk bahagia?
114
Aku membuka hati...
115
Sabrina beranjak remaja...
116
Anakku korban...
117
Anakku menjalani hari yang berat.
118
Dipanggil pihak kepolisian.
119
Keenan dan sabrina...
120
Serangan jantung.
121
Penyesalanku...
122
Maaf.
123
Kerja sama.
124
Pernikahan terakhirku.
125
Sabrina wisuda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!