Aku yang telah kembali ke jakarta pun memutuskan pulang ke kota kelahiranku setelah meminta ijin ke bos karena papaku jatih sakit. Setelah mendapat ijin cutiku aku pun segera pulang ke rumah orang tuaku tentu saja dengan mengajak kedua orang anakku dan rai, disini kembali aku yang harus merogoh kocek membiayai tiket pesawat untuk kepulangan kami karena rai mengatakan toko sepi.
Aku pun memesan tiket pesawat untuk kepulangan kami nantinya, pagi pagi sekali kami telah tiba di bandara karena pukul 7 pagi pesawat yang kami tumpangi akan segera berangkat. Aku pulang dengan berbagai oleh-oleh yang aku beli diluar negri dan dari jakarta dengan alasan itu pemberian dari rai karena aku tidak ingin keluargaku menilai rai jelek.
Aku tiba di rumah kedua orang tuaku tanpa membuang waktu aku segera menuju ke kamar tempat papaku dirawat, aku pun sangat sedih melihat keadaan papaku yang sudah tidak bisa bergerak seperti biasanya. Papaku terkena stroke yang mengakibatkan nya hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Setelah berembuk dan papa setuju kalau kami akan membawanya ke jakarta untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi kami pun berangkat ke jakarta dengan harapan besar agar papaku bisa berjalan kembali seperti dulu. Tiga bulan setelah mendapat perawatan dijakarta papaku pun dinyatakan sembuh dari stroke namun untuk bisa berjalan papaku harus menggunakan tongkat untuk menopang tubuhnya.
Karena papaku terus-terusan merengek meminta pulang ke rumah kami pun tidak berdaya, aku dan rai pun mengantar keluargaku ke bandara. Aku pun kembali kerumah setelah memastikan keluargaku telah berada didalam pesawat, aku pun kembali ke rutinitasku bekerja seperti biasa.
Karirku kian naik namun itu tidak membuatku bahagia karena dengan naiknya jabatanku tidak membuat rai semakin giat mencari nafkah untuk mengimbangiku rai justru semakin bergantung hidup denganku dan tentu saja itu membuatku semakin muak melihat sikapnya.
Hari ini aku pun membawa sabrina anakku untuk di daftarkan ke taman kanak-kanak karena umurnya sudah cukup dan tentu saja semua itu aku yang harus menanggungnya. Selain ikut menanggung biaya dirumah semua biaya sabrina selama berada di taman kanak-kanak aku yang menanggungnya, aku tidak masalah karena sabrina juga anakku.
Setiap harinya sebelum berangkat bekerja aku yang mengantarkan sabrina kesekolah untuk menghemat biaya bus dan tentu saja aku senang melakukan karena moment seperti ini tidak akan terulang lagi,sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini. Sabrina yang bertubuh mungil dengan rambut di ikat dua membuat penampilannya semakin menggemaskan saja,seperti anak lainnya sabrina menangis di hari pertamanya masuk sekolah dan tidak ingin aku meninggalkannya sendirian disana.
Aku pun menunggu sampai sekolah di hari pertama itu usai lalu mengantarkan sabrina pulang kerumah. Aku pun bergegas berangkat ke kantor walau pun sudah terlambat tentunya dan aku telah meminta ijin datang terlambat karena ada urusan pribadi dan pihak perusahaan memberiku ijin. Setibabya aku di kantor aku pun segera mengerjakan pekerjaanku karena setelah jam makan siang nanti aku harus memimpin rapat dadakan seauai yang di perintahkan bosku. Dengan percaya diri aku melangkah ke ruang rapat sebelum rekanku yang lain tiba disana,berkas demi berkas telah aku siapkan dan aku kembali memeriksanya kembali karena aku tidak ingin melakukan kesalahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments