" SIAPA YANG MENGIJINKANMU NAIK KESINI, HAH?!" Bentak Tae Sang yang membuat Emy tersentak kaget dan menggigil ketakutan.
" Ma-maaf, sa-saya...hanya..."
" KELUAR! KELUAR SEKARANG!"
" I-iya..."
brakk...
Tae Sang membanting pintu setelah Emy keluar. Emy tak menyangka dengan kejadian ini. Dia tidak tahu bagaimana Helena dan kristal set itu jatuh.
Helena akhirnya tertidur dan Tae Sang keluar dari kamar. Ia mendapati Emy masih berdiri didepan kamarnya. Segera ia menarik tangan Emy dengan paksa dan erat hingga Emy merintih kesakitan. Tae Sang menyeret Emy turun ke ruang santai dan menghempaskan tangan mungil itu dengan kasar.
" Dengar baik-baik perempuan sialan! Kalau sampai kaki indah tunanganku itu berbekas, aku akan membalas 10x lipat padamu! Ingat itu!" Ancam Tae Sang
" President... Saya tidak tahu bagaimana nona Helena bisa jatuh dan..."
" Apa kau bilang? Tidak tahu?! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau mendorongnya...dan sekarang kau bilang tidak tahu?! Kau anggap apa aku ini, hah?! Kenapa...kenapa kau melakukan itu padanya? katakan!"
" Oh, apa kau cemburu? Apa kau pikir, karna kau istriku, kau bisa berbuat seenaknya begitu?! Ingat dimana posisimu saat ini EMY SIE!"
" Bu-bukan be..."
klotak...
Sebuah kotak kado berisi cufflink jatuh berserak di tangga. Mata Helena berderai air mata dan menutup mulut dengan tangan lentiknya. Ia tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar.
' Kau istriku!...Kau istriku!' Tergiang terus dikepalanya. Pantas saja Tae Sang tak kunjung menikahinya.
Tae Sang terkejut melihat Helena sudah berdiri dan perlahan menuruni tangga.
" Dia...dia istrimu? Hah? Dia istrimu?"
" Sa-sayang...dengarkan aku..."
" Tae Sang-ssi...jadi, karena itukah kau..kau tidak mau ber...hiks hiks..." Helena terduduk di tangga, menunduk dan menangis. Tae Sang segera mendekati Helena dengan rasa khawatir dan sedih. Ia berusaha memeluk Helena tapi tangannya terlebih dulu ditepis Helena.
Helena berdiri dan melepas cincin pertunangan dari Tae Sang dan melemparnya jauh.
" Tae Sang-ssi..jangan pernah kau mencariku lagi!" Lalu berlari pergi membuat tangan Tae Sang yang mau memegangnya berhenti diudara.
" Sayang, tunggu...Helena...dengarkan aku.." Tae Sang ikut berlari dan berhasil memegang pergelangan Helena.
" Lepaskan! Atau aku akan membencimu!" Teriak Helena dan berhasil membuat Tae Sang melepaskan tangannya. Lelaki dingin itu tampak tak berdaya melihat kekasihnya pergi.
Sadar dengan apa yang terjadi, Tae Sang berbalik dan menuju tempat Emy berdiri dengan tatapan tajam dan aura yang menyeramkan. Emy yang sedari tadi menangis ketakutan bertambah gemetar ketika melihat Tae Sang.
" KAU PUAS SEKARANG?! HAH?! KAU PUAS?!"
Tak ada jawaban yang bisa Emy keluarkan, lidahnya tercekat. Hanya gelengan kepala yang bisa ia lakukan.
Tae Sang mendorong Emy jatuh dan berlalu pergi.
" Tung-tunggu! " seru Emy. Tae Sang berhenti.
" Sa-saya...akan bantu Anda...menjelaskan pada Nona Helena..."
" Hahahaha....hahaha....setelah apa yang terjadi? Kau pikir dia wanita tak tahu malu sepertimu? Kalau kau mau membantuku, PERGILAH DARI KEHIDUPANKU!!!" Teriak Tae Sang kasar
" Sa-saya yakin saya bisa membuatnya kembali pada Anda...percayalah Presiden," namun Tae Sang pergi begitu saja meninggalkannya.
*Fl**ashback off*
Demi membuat Helena kembali pada Tae Sang, Emy terpaksa membagi pendapatannya untuk membeli coklat dan bunga yang dikirimkannya ke Helena atas nama Tae Yang.
drrttt...drrtt..
Emy menghentikan aktivitasnya yang bergulat dengan laptop dan mengangkat ponselnya.
" Prof. Sie! Anda diminta bantuannya di IGD, ada kecelakaan beruntun dengan 7 korban cedera." Tak ada salam dan langsung menutup panggilan, itu adalah kebiasaan perawat di IGD. Emy terbiasa dengan itu, ia sadar dia adalah yang termuda diantara koleganya. Itu menjadikannya sadar akan kesenjangan itu jika berada di negara ini.
Emy berlari menuju lift. Sampai di IGD keadaan sangat kacau dengan keluarga pasien dan paramedik yang bersliweran. Emy mendekati kepala perawat dan memintanya untuk meminta keluarga pasien keluar dari sana, dan untunglah kepala Perawat menyanggupinya.
Emy melakukan tugasnya dan memeriksa para pasien bersama dengan 3 dokter senior lainnya serta 6 residen. Total ada 4 pasien gawat dan memerlukan tindakan operasi secepatnya. Setelah mendapat hasil dari test yang Emy minta, Emy dan 2 orang dokter residen segera pergi menyiapkan diri untuk operasi.
Saat ini hanya 1 pasien yang Emy tangani untuk tindakan operasi. Akibat kecelakaan ini, pasien Emy mengalami Spinal Cord Injury (cedera punggung). Dan akibat keterlambatan perawatan akan membuat pasien mengalami kelumpuhan.
Emy berhasil menyelesaikan tugasnya dalam 2 jam 15 menit. Lebih cepat dari perkiraan sebelumnya yakni 2 jam 45 menit. Emy berlalu dari ruang operasi setelah mengucapkan terima kasih pada asistennya dan para perawat.
Saat Emy melewati ruang OPE 3, tampak dr. Choi masih belum selesai dan 2 dokter lainnya juga sama, walaupun operasi yang mereka tangani sebenarnya jauh lebih ringan dari Emy. Ini juga salah satu yang membuat Emy dibenci. Karena para seniornya iri dengan kemampuan dan kepintaran Emy. sedang Emy tak pernah tahu akan hal itu.
Suara piano mengalun indah menghangatkan kalbu. Botol-botol minuman yang harganya bisa digunakan untuk membeli mobil, berjejer kosong diatas sebuah meja bulat didalam sebuah bar elit di Seoul. Tak ada suara diantara ke 4 orang yang duduk di sofa besar yang terbuat dari kulit itu.
Seorang laki-laki berambut sebahu, dengan setelan jas biru tua dan kemeja putih yang terbuka dua kancing atasnya. Seorang laki-laki dengan rambut seperti militer dengan kaos polo dan celana jeans. Seorang laki-laki dengan rambut retro, berkalung rantai, bercelana kulit dan jaket hitam, serta seorang laki-laki dengan setelan jas warna maroon, dengan kemeja hitam dan dasi yang dilonggarkan.
Diantara mereka hanya laki-laki berjas maroon saja yang menegak minumannya dengan pelan dan tatapan tajam. Ketiga laki-laki lainnya hanya saling pandang. Mereka kesini karna mereka dipanggil untuk datang menemani minum, tapi mereka tak mengerti dengan sikap temannya ini.
" Bro! Apa kau akan terus diam?" Laki-laki dengan kaos Polo membuka suaranya.
" Iya, bro! Kau yang mengundang kami kesini. Ada apa? Kenapa kau tampak kacau?" Timpal laki laki berjas biru.
" Tae Sang...hoii! " Seru laki-laki berjaket kulit
Tae Sang meletakkan gelas ditangannya dengan malas. Ia melihat teman temannya itu dan tersenyum sinis.
" Helena meninggalkanku." jawab Tae Sang datar.
***
buat yang bertanya tanya siapa Helena, bisa cek di bab sebelumnya ya say...
jangan lupa kasi Like, Komen n Favoritin dong kak...biar semangat nulis terus...makasih ya say...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Zienna Hara
smpai hbis ya Thor ceritanya seru bngeet
2020-06-09
1
Rie
entah kenapa kok episode Badai (1) statusnya masih review...hiks hiks...
2020-03-20
1