Kontrak

Emy POV

" Ahh, akhirnya selesai juga. Semua sudah beres tinggal telepon Bryan." Ku raih benda pipih di sakuku setelah

kulihat semua barang-barangku telah tersimpan rapi didalam kardus.

Tutt .... Tutt ...Tutt ...

" Hmmm ... kenapa Bryan tidak angkat teleponnya, ya? " ini sudah ketiga kalinya aku menelepon Bryan, tapi masih

juga belum ada jawaban.

'Ahh ... sudahlah mungkin lagi di jalan,’ pikirku. Kembali ku periksa semua kesiapan pelimpahan tugasku

untuk Bryan. Setelah ku rasa semua beres, aku jadi teringat Mike dan Marie.

Sudah seminggu sejak ku ajukan surat pengunduran diri, Mike dan Marie tidak menghubungiku. Padahal biasanya

mereka akan menelepon setiap hari dan mengecek keadaanku.

Tapi kini, bahkan saat aku bertemu di rumah sakit, Mike seolah-olah tidak mengenalku. Saat ku panggil ketika

kami bertemu dilorong rumah sakit, tak sedikitpun ia melihat atau balik menyapaku. Aku tahu,mereka sangat

marah akan keputusanku ini. Tapi, aku lebih ingat akan kesehatan pasienku itu. Kakek Kim hanya memiliki waktu

sekitar 1 tahun saja. Jika aku bisa menorehkan kenangan manis padanya sebelum dia pergi selamanya, maka

dengan senang hati aku akan melakukannya. Lagi pula, Kakek Kim juga berjanji akan membantu Yayasan Kanker,

 yang tanpa kakek Kim ketahui adalah yayasan yang aku rintis untuk membantu penderita kanker yang tak mampu.

Bagaimana Kakek Kim tiba-tiba saja mau membantu yayasan kecil itu? Karena, secara tak sengaja aku

menyebutkannya didepan kakek Kim ketika ia bertanya alasanku meminta perpanjangan waktu selama 3 hari untuk stay diChicago. Yaitu, karena aku harus mengurus beberapa pembayaran pasien kanker yang tertunda.

" Baiklah Emy, kau bantulah mereka dulu lalu kau bisa menyusulku dan Man Ho ke Korea. Oh ya, soal

keterlambatan pembayaran karena dana Hope yang menipis, aku janji akan membantu mereka. Man Ho

akan mentransfer $100.000 dulu untuk saat ini. Selanjutnya, aku akan membantu mereka setiap bulannya

kalau kau sudah diKorea. Ya, hitung-hitung sebagai kompensasi karena satu dari pegawai mereka ku

rebut ... he he he. "

Aku kaget tak percaya mendengar itu. Jadi, yayasan ku benar-benar punya donatur tetap?

Selama ini,aku membiayai sendiri yayasanku dari gajiku sebagai dokter disini. Karena laba perusahaan fashion

sudah ku anggarkan untuk orang tua, kakak dan juga rumah singgah dan panti asuhan.

" Kakek, benarkah itu? Kakek akan membantu Hope? " Tanyaku. Ku rasa mataku mulai buram karena air mataku

sepertinya telah terkumpul disana dan siap menetes dengan bebas di pipiku.

" Iya, sayang. Kau tidak usah lagi bekerja disana mulai saat ini, ya. Setelah kau selesaikan pekerjaanmu diHope, kau segera ke Korea, oke? " Jawab kakek Kim dengan tersenyum.

Aku begitu terharu akan kebaikan kakek yang baru ku kenal ini. Ku peluk erat kakek Kim dan ku basahi ceruk

leher kakek dengan air mataku.

" Hei! Sudah ... sudah ... leher Kakek sudah basah ini. " Gurau kakek. Kakek melepaskan pelukanku dan menepuk

puncak kepalaku dengan lembut. Senyum hangat kakek menenteramkan hatiku.

Ah, bila aku ingat lagi akan hal itu, sungguh tidak sia-sia kuambil keputusan ini. Pergi ke Korea, tempat Kakek ingin

menjalani kemoterapi.

Aku mengerti akan keputusan kakek, ia mau kemoterapi diKorea agar saat ia memang harus pergi, tak akan

merepotkan cucu kesayangannya. Kalau kakek dirawat disini, diChicago, maka cucu kesayangannya itu  harus

mengurus banyak hal. Selain itu, kakek Kim tak ingin jauh dari cucunya.

Ku layangkan pandanganku melihat kota Chicago untuk terakhir kalinya sebelum aku masuk bandara dan check-in. Sebenarnya, hatiku berat meninggalkan kota ini. Banyak kenangan manis yang ku ukir dikota ini walau baru

1 tahun dan 7 bulan aku tinggal disini.

Mike dan Marie yang memantapkan aku untuk tinggal dikota ini bersama mereka setelah peristiwa itu. Ya, peristiwa yang membuatku hampir meninggalkan passionku sebagai seorang dokter. Ahh,aku tak mau ingat lagi ...

Setelah 1.5 jam aku menunggu di ruang tunggu, akhirnya aku sudah duduk di burung besi yang siap membawaku

ke Negeri Ginseng.

Ooh,hmm ... panas sekali disini ... ssh,iya sekarang sudah bulan Juli,gumamku.14 jam aku diatas awan,dan

akhirnya sekarang kakiku bisa kembali berjejak diatas tanah milik almarhum Raja Sejong.

Ku ambil koperku dan ku taruh di troley karena besar dan berat membuatku tak sanggup jika harus menyeretnya

 sendiri.

Ditambah lagi tas travel ukuran sedang juga tas ransel yang masih menempel di punggungku sejak turun dari

pesawat tadi. Ku kumpulkan semua tas travel dan ranselku diatas troley untuk memudahkan dan meringankanku

membawa keluar.

Sesaat kulihat para penjemput di depan pintu keluar. Haneulku (bahasa korea) belum begitu bagus. Jadi, aku

harus pelan-pelan, bila harus membaca tulisan kanji itu.

 Kucari namaku disana. Dan, ahh ... itu dia di sana. Kulihat Pak Man Ho berdiri membawa kertas bertuliskan "Emy

- Chicago".

Ku langkahkan kakiku ke arah pak Man Ho. Oh, ternyata dia tak memakai Haneul he he he ...

Ah, benar. Pak Man Ho tidak tahu nama Korea pemberian ayah angkatku. Ku hampiri Pak Man Ho, ku lebarkan

senyumku ke arahnya

Tapi, kulirik orang-orang disebelah kiriku yang membuatku menoleh kaget ke arah mereka. ' Ya, Tuhan. Lagi-lagi

mereka ini ... '

Kulihat Pak Man Ho tersenyum memperlihatkan giginya, membusungkan dada dan mendongakkan kepalanya ke

arah orang-orang yang ada disebelahnya. Entah apa yang ada dipikiran Pak Man Ho saat ini.

Pak Man Ho segera mengambil troley yang ku dorong, dan kembali berdiri dengan tegak." Silahkan, Nona Muda ..."

Pak Man Ho mempersilahkanku berjalan mendahuluinya dengan sikap angkuh yang dibuatnya, seperti pengawal

Kerajaan Inggris, yang membuatku terkikik.

Kami berjalan melewati orang-orang yang melihatku dengan berbagai macam ekspresi di wajah mereka. Aku sudah

terbiasa dengan pandangan orang-orang ketika melihatku.

Tapi, itu saat diCambridge dan Chicago,2 kota tempat  aku tumbuh dan bekerja. Sekarang aku ada diIncheon.

Pandangan mereka sungguh membuatku tak nyaman.

Bahkan kudengar,beberapa orang menghakimiku. Mereka mengataiku wajah dan body Gang Nam alias wajah dan body oplas.

Ya, Tuhan. Seenaknya saja mengatai aku seperti itu. Sepertinya, Pak Man Ho menyadari ketidaknyamananku,

ia memutar badannya dan memberi tatapan tajam ke arah mereka yang membicarakanku tadi.

Mungkin, karena takut melihat tatapan Pak Man Ho yang bengis seperti singa, mereka menundukkan wajahnya

dan pergi.

Ku nikmati perjalananku menuju Seoul. Ahh ... sudah berapa lama aku tak kembali ke kota Psy ini? Iya, aku pergi

dari kota ini saat aku berumur 9 tahun. Orang tua angkatku, Sie Jee Jung dan Han In na, membawaku ke negeri

Paman Sam, setelah mereka menerima pemberitahuan dari Harvard University, bahwa proposal mereka sudah

diterima, dan meminta mereka membawaku melakukan test disana. Ah, jika bukan karena orang tua angkatku, mungkin aku ...

" Nona Muda ... kita sudah sampai." Kata Pak Man Ho. Kulihat gerbang yang tinggi di depan dijaga oleh 4 orang

pengawal.

Mobil yang membawa kami,berjalan pelan memasuki gerbang dan setelah sekitar 5 menit menelusuri jalan aspal

yang dihiasi taman yang indah disisi kanan dan kirinya. Aku dapat melihat bangunan bergaya Eropa dengan

pilar-pilarnya yang besar dan tinggi, tak lupa air mancur yang indah menari didepan istana itu.

'Sungguh luar biasa,' ini hotel apa, ya? Sungguh luar biasa. ' Pikirku.

" Nona Muda ... kita sudah sampai. Ini adalah kediaman Tuan Besar. Mari, Nona. Tuan Besar sudah menunggu

didalam," ucap Pak Man Ho seakan mengerti apa yang pikirkan.

Tak ku sadari, ternyata Pak Man Ho telah turun dan membukakan pintu mobil untukku.

" Ah,ini rumah Kakek Kim? Wahhh ... indah sekali, Pak Man Ho,ini seperti istana,” decakku kagum.

" Ha ha ha ... iya, Nona. Karena itu, Tuan Besar bosan jika harus tinggal sendiri disini. Mari, Nona. Saya antar

ke dalam. "

Pak Man Ho membungkuk, dan mengarahkan satu tangannya ke arah pintu utama sedang satu tangannya dilipat

lekat di perutnya.

" Ah,iya. Tapi, jangan panggil saya Nona Muda, Pak. Panggil saja Emy, " kata Emy lembut dan melangkah ke

pintu utama.

Pak Man Ho menegakkan badannya kembali dan berjalan cepat mendahuluiku dan melambatkan langkahnya

setelah ia sudah memimpin didepanku. Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepalaku sembari berjalan mengikutinya.

Aku sungguh terkagum melihat rumah ini. Interior bergaya kastil diEropa begitu kental didalam rumah ini.

Meja, pigura, handle tangga, lampu gantung semua berwarna emas sedangkan temboknya berwarna putih tulang

dan krem dipadu karpet berwarna cokelat tua yang indah. Tak ku rasa panas saat memasuki rumah ini, walaupun

saat ini sedang musim panas. 'Ya, pasti AC selalu menyala di rumah mewah ini,' pikirku.

Drrt...drrt...

Ah,siapa yang meneleponku? Oh, Marie? Benarkah dia meneleponku? Ku hentikan langkahku dan ku geser

tombol hijau dihandphoneku.

Tak berapa lama, aku terpaksa menutup sambungan teleponku karena Pak Man Ho tampaknya kembali  mendekatiku setelah tadi ia sempat meninggalkanku, oops ... tepatnya, aku yang tiba-tiba berhenti di koridor

dan Pak Man Ho tidak menyadarinya, sehingga meninggalkanku sendiri dilorong ini.

" Silahkan, nona..." Pak Man Ho mempersilahkanku masuk ke sebuah ruangan seperti perpustakaan.

Ada begitu banyak buku berjajar rapi di rak - rak yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit rumah ini. Tak habis-habisnya kekagumanku melihatnya hingga tak ku sadari mulutku menganga.

Sungguh luar biasa rumah ini, seandainya aku bisa memiliki ruangan seperti ini, penuh dengan buku - buku

berharga ini. Wah, bahagianya aku.

Perlahan aku berjalan dan ku pegang buku buku itu dengan ujung jari-jariku. Mataku benar-benar terbuai dengan

semua ini. Buku oh buku. Aku mendongak, kulihat ratusan buku berjajar seakan memanggilku.

Aku berlari ke tengah ruangan dan ku rentangkan tanganku, Kupejamkan mataku membayangkan memeluk

semua buku buku disini. Ahhh ... sungguh aku ingin sekali ...

" Ehm  .. hem. "

Ahh ... oh ... siapa itu? Kubuka mataku kulihat kanan kiriku tak ada siapapun. Ah, apa cuma halusinasiku, ya ...

" Ehem .. ehem... " Perlahan ku balikkan badanku dan ...

" Aarrghhh! " Aku terkejut melihat kakek Kim dan seorang pemuda sedang duduk di kursi tamu, yang ada di belakangku sambil memegang cangkir tehnya.

" Sudah puas lihat hartaku, hmm? " Tanya kakek sambil mengangkat alisnya.

" Ah ... ah ... ha ha ha ... iya,Kek,sudah ... ha ha ha ... maaf ... ha ha ha,” jawabku canggung.

" Sudah berapa lama ya,mereka disana. Aduh, apa aku tadi berbuat konyol ya,” gumamku.

" Ha ha ha ... ayo,kemarilah. Aku tahu kau suka harta - hartaku ini. Mereka adalah kesayanganku,  kau boleh

pinjam kalau kau mau,” sahut Kakek dengan tertawa.

Ah,aku sungguh malu ... eh ... siapa laki-laki ini ya ... Oh,Tuhan,ganteng sekali ... haisshh ... Emy jaga imagemu!

" Emy, duduklah disini. " Kata Kakek dan menunjuk ke tempat duduk disebelah kanannya. Laki - laki itu  tetap  saja menutup matanya, tak sedikitpun melihatku, cih ... sombong sekali ...

" Tae Sang-a, ini Emy Sie yang aku ceritakan padamu." Kata Kakek tiba-tiba. Aku melihat ke arah kakek sebentar

lalu ke arah laki-laki ganteng yang duduk dikursi di seberang meja di depanku.

Oh, jadi ini yang bernama Tae Sang. Kulihat Tae Sang membuka matanya perlahan lalu melihat ke arahku. Oh, Tuhan ... sorotan matanya membuatku takut.

Kulihat dia hanya terdiam dan melihat lurus ke mataku. Aku jadi salah tingkah, ku paksakan bibirku untuk

tersenyum ke arahnya tapi terasa berat.

Ku alihkan pandanganku pada kakek dan ku raih gelas berisi teh di depanku lalu menyeruputnya. Kulihat kakek

membulatkan matanya,tapi aku tak tahu kenapa.

tok tok...

Pak Man Ho masuk sambil membawa nampan dengan cangkir di atasnya.

“ Nona, ini teh ... anda..." Kata-kata Pak Man Ho tersendat saat melihatku lalu melihat ke nampan yang dibawanya,

seperti sedang berpikir kemudian melihat ke arah Kakek dan ke meja.

Ku ikuti pandangan pak Man Ho... dan ...ya,Tuhan ...

" Eh-eh ... ha ha ha ... maaf, Kek ... maaf. Aku kira ini minuman untukku ... ha ha ha."

Segera ku letakkan cangkir yang ada ditanganku ke meja dan pelan-pelan ku dorong ke depan kakek. Ku sungging kan senyum canggung dan mengambil cangkir yang ada di nampan yang dibawa pak Man Ho lalu meminumnya.

Arghh ... arrgh ... panas ... panas ... aku panik mencari air putih, dan kakek memberiku cangkir yang tadi sempat ku

minum lalu ku tegak habis.

Oh, sungguh malu. Tae Sang tiba tiba berdiri dan pergi tanpa sepatah kata apapun.  Aku hanya bengong dan

melihatnya pergi. Ku balikkan badanku melihat kakek, ia hanya mengangkat kedua bahunya sambil tertawa.

" Emy, sebaiknya kau istirahat dulu. Besok Man Ho akan menjemputmu. " Kata Kakek lalu kembali tertawa.

 Entah karena apa aku tak mengerti. Aku hanya bisa mengangguk menerka - nerka memikirkan apa yang terjadi.

Pak Man Ho mengantarku ke rumah mama angkatku. Aku begitu bahagia melihat rumah ini, masih tampak sama.

Asri dan menenangkan. Kubuka pintu pagar dan Ahh ... Bunga-bunga ini sudah mekar ...

" Nona ...barang - barang Anda sudah di depan pintu. Maaf, saya harus segera pergi karena Tuan Besar

membutuhkan saya. Saya permisi dulu, Nona Emy." Pak Man Ho pamit undur diri lalu segera berbalik.

" Tunggu, pak!" teriakku.

" Ada apa, Nona?"

" Tolong, jangan panggil saya Nona, saya lebih suka dipanggil Emy. Dan, ini ..." Kubuka ranselku dan kuserahkan

 tas plastik berukuran sedang kepadanya.

" Apa ini, nona..." Tanya pak Man Ho lalu membolak balik tas plastik yang kuberikan padanya.

" Eitts ... Emy, Pak Man Ho, bukan Nona. Lalu, itu untuk kakek. Tolong, agar kakek meminum obat ini. Ini racikanku

sendiri, Pak. Saya kuatir, karena kemoterapi harusnya sudah dimulai hari ini. Jadi, tolong berikan ini dulu setiap

3 jam,ya? " pintaku.

" Oh, baiklah, Nona eh Emy... saya permisi."Mobil Pak Man Ho melaju dengan cepat, sepertinya terburu - buru.

Baiklah, aku mau masuk dulu.

' Hmm ... apa Ha Na lagi kerja, ya. Tapi, sekarang sudah jam pulang. ' Sudah dua kali ku telpon ponsel teman masa

 kecilku itu tapi tidak ada jawaban.

and I will always love you ... oo ...I will always ...

Ponsel ku berteriak. Kulihat benda pipih di tanganku dan oh, ternyata Ha Na.

" Hanaaa ... aku rinduuu ..." Tanpa sadar aku berteriak ditelpon.

" Kyaaa! Emy-a... Kau mau aku tuli, ya?? Awas kau, ya. Mentang - mentang kau jauh dari sini. "

Ah, Ha Na tak berubah. Dia masih galak seperti dulu. Tapi, aku masih menyayanginya.

" Hehehe ... biyanata Hana-ssi (maafkan aku Hana) ... kita ketemu yuk ... Aku rindu Hana-ssiii..." Sahutku manja.

" Kyaa!... kau gila, ya! Darimana aku dapat uang untuk beli tiket ke Chicago, hah?! Kalau kau kirim aku tiket dan

voucher hotel bintang 5,ya ... akan kupikirkan ..."

" Hei! Nona matre! ... tak bisakah kau lihat nomorku sekarang ini, hmm?"

" Memang kenapa dengan nomormu?... omoo ... omoo ... Emy-a kau ... kau diHangguk? Bernarkah?"

Sepertinya Hana benar-benar melihat nomor Ponsel ku barusan

" Krom(iyalah/betullah) ... Kamu pikir aku pakai nomor telepon Korea kalau aku lagi diChicago? " jawabku santai

sembari membuka koper dan mencari-cari baju kesayanganku, kado dari Ha Na saat aku berumur 17 tahun"

" Sincaaa (sungguh)?... yaa! Temui aku jam 6 di Cafe Seonjae, oke? Bosku sudah memanggilku. Ingat!

Cafe Seonjae jam 6 nanti! Aku tutup telponku, bye! " Tanpa menunggu jawaban dariku, Ha Na langsung

memutus sambungan telpon.

Fiuhh ... Ha Na, masih Ha Na yang dulu ... Ahh ... senangnyaa ... Aku harus bersiap-siap. Sekarang sudah jam 4.

Aku akan tata bajuku nanti saja. Akan ku ajak Ha Na menginap disini sekalian membantuku beres - beres ...

Ha ha ha...

and I will always loves you ....

Ponsel ku berbunyi lagi, apa mungkin dia mau membatalkannya? Huh, tidak boleh! Ku raih Ponsel ku yang tadi

ku lempar begitu saja di ranjangku dan menekan tombol hijau yang tampil disana tanpa melihat nomor pemanggil.

" Ada apa lagi? Aku tahu jam 6,ok? Dan tidak ada..."

" Hallo, Dokter Emy? "Belum selesai aku berbicara, suara diseberang memotong bicaraku yang membuat aku

terkaget dan melihat nomor siapa itu.

" Ah, iya ... maaf. Ini dengan siapa?" tanyaku hati-hati.

" Ini Tae Sang. Saya tunggu Anda di Cafe Solace jam 8 tepat."

Tittt....

What??? Dia main telpon lalu menutup begitu saja?? Sungguh tak sopan! Hufft ... ku maju kan bibir bawahku dan

 ku hembus kasar nafasku keluar membuat rambutku yang seperti poni itu sedikit tersebak.

Aku masuk kamar mandi, menyikat gigi lalu menyisir rambutku dengan sebal. Tak ku poles wajahku dengan

make up. Hanya pelembap dan bedak tipis lalu ku oles bibirku dengan sedikit lip tint. Setelah ku rasa cukup, aku beranjak pergi dan memanggil taksi untuk mengantarku ke lokasi Cafe yang sudah Ha Na share lokasinya via

Kakao.

Kulihat Ha Na sedang duduk dan menyeruput minuman di hadapannya saat aku keluar dari taksi.  Aku bisa langsung melihatnya karena Cafe ini berdinding kaca. Aku masuk dan kuambil minuman Ha Na saat ia melihat

keluar.

Ha Na mendongak dan melihatku meminum kopi kesukaannya, " Yaaa...!! Ah, nanaeun chigo sipda -a (kau mau kupukul, ya)?" seru Ha Na sambil menipiskan bibirnya dan mengeraskan rahangnya

" Anyeo ... aku minta kiseu (cium)," jawabku dan ku tepuk pipiku dengan jari telunjukku

" Al-***-seo (baiklah) ..." Ha Na berdiri memeluk dan menciumku berulang-ulang, lalu tertawa bersama.

Orang disekitar kami menatap aneh ke arah kami berdua. Tapi, ya cuek saja lah...

" Yaa! ... kenapa tidak kasih kabar aku, kalau kamu bakal balik sini,hah? Aku 'kan bisa jemput kamu! " Desis Hana

kesal dan meremas tanganku yang ku taruh diatas meja saat kami duduk tadi.

" Ini juga tiba-tiba kok ..." Jawabku santai, ku panggil pelayan dan memesan minuman dan 2 buah steik kesukaan

kami berdua.

" Tapi kenapa? Kemarin aku jenguk Bibi di sanatorium dan dia sehat-sehat saja ..."  kata Hana. Lalu kuceritakan

 semuanya pada Hana. Dari dulu, tak ada rahasia di antara kami.

" Wahh ... cepat sekali kau menikah. Jadi, aku bisa jadi Bride maid ... hmm ... pakai baju apa,ya? " Hana menggigit

bibir bawahnya dan menyangga dagunya dengan satu tangannya, matanya melihat ke atas seakan ada banyak

pilihan baju di atas sana.

" Ha ha ha ... kami belum bicara ke sana, Hana sayang. Besok aku balik ke rumah kakek dan sepertinya besok

kami akan berdiskusi soal itu."

" Ceritakan padaku, apa mereka kaya?"

" Hmm ... ya, mereka kaya sekali ... rumahnya saja seperti istana ..."

" Jadi,kamu dikasih uang berapa? Banyak ya,banyak? " Begitulah Ha Na, ia selalu semangat jika menyangkut  soal kertas berharga itu.

" Hmm ... banyaaakk sekali ..." Kataku.

beep...beep...beep...

Alarmku sudah bunyi. Saatnya aku ketemu pangeran. Tak disangkal, aku suka orang ganteng, tapi untuk cinta  ... hmm ... entahlah aku masih belum siap. Aku berpamitan pada Ha Na dan pergi ketujuanku berikutnya setelah Hana memberiku petunjuk di mana Cafe Solace.

" Hallo, Kim Tae Sang-ssi..." Sapaku terhadap orang yang sudah duduk manis di depanku.

Ia hanya melihatku sekilas dan menyuruhku duduk dengan kode matanya yang tajam itu. Entah apa yang membuatku patuh padanya. Aku duduk dan memberikan senyum terbaik. Berharap dia akan bersikap lebih baik padaku.

" Kita langsung saja, Nona Sie... Aku tahu Kakekku sangat menyukaimu, tapi tidak denganku. Aku bersedia

menikah denganmu karena aku ingin Kakekku senang. Tapi, sebelum kita menikah, aku mau kau tanda -tangani surat ini ..." Tae Sang menyodorkanku amplop berwarna cokelat dan menatapku dengan tajam.

Aku sungguh terkejut dengan sikapnya dan ke terus-terangannya. Aku ambil amplop cokelat itu dan kulihat isinya

adalah surat kontrak pernikahan dan surat cerai. Ku tatap mata Tae Sang dan sungguh ingin sekali aku tertawa. Ku

pejamkan mataku dan ku tarik nafasku dalam-dalam. Aku tak mau emosi yang akan berakhir menampar mulut

orang didepanku ini.

Ku tarik surat-surat itu, ku keluarkan lalu ku taruh diatas meja.

" Itu adalah Surat Kontrak Pernikahan. Pertama, kita akan menikah selama 2 tahun. Tapi, jika sebelum itu Kakekku

meninggal, maka surat kontrak itu langsung null tak berarti, kita putus hubungan tanpa harus menunggu 2 tahun.

 Kedua, selama menikah satu sama lain tidak ada yang boleh mengganggu privasi masing-masing.

Ketiga, setelah bercerai kau tidak akan menerima sepeserpun dari hartaku ataupun peninggalan Kakek, selain dari

gaji tiap bulan yang kau terima selama merawat Kakek.

Keempat, tidak ada seorangpun selain Kakek dan pelayan di rumah Kakek yang tahu bahwa kita menikah.  Apa kau

mengerti?" Tae Sang menjabarkan isi surat kontrak itu dengan tegas dan sorot mata yang tajam padaku.

Aku hanya mengangguk-angguk mendengarnya." Baiklah, Tuan Muda. Saya setuju."

Ku tanda-tangani surat - surat itu, walau sebenarnya sakit sekali rasanya hatiku. Aku menerima tawaran Kakek, karena aku sudah berjanji pada Kakek. Tapi, sikap Tuan Muda satu ini sungguh menyakitkan hatiku.

" Apa ini saja, Tuan Muda?" Tanyaku datar. Tanpa menjawab pertanyaanku, Tae Sang pergi begitu saja tanpa

menoleh padaku. Saat membuka pintu ruangan pribadi di restoran ini, ia berhenti dan berkata,

" Jangan kau katakan soal pertemuan kita hari ini dan surat-surat ini. Kalau kau berani mengatakan pada Kakek, kau akan lihat akibatnya! "

Brakk!!

Tae Sang membanting pintu di belakangnya dan membuat badanku sedikit melompat. Tak terasa buliran air mata

mengalir dipipiku ... Ahh ... apa ini? Kenapa aku begitu cengeng? Emy ... kamu sudah memilih ini. Ingat, kau menerima pernikahan ini hanya demi Kakek ... bukan Tae Sang!

please vote,like n komen ya pembaca tercinta...Sarang- hae...

Terpopuler

Comments

Indah Darain

Indah Darain

lagi" pernikahan kontrak😤😤

2021-03-10

0

Olviana Olin

Olviana Olin

lagi2 surat perjanjian ikut campur🤣🤣

2020-08-08

0

ayudya

ayudya

sipp

2020-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Janji
2 Seoul, I'm coming
3 Kontrak
4 Pernikahan
5 Pasien Pertama
6 Dokter Termuda
7 Kemo
8 Kenangan
9 Jangan Menangis
10 Menunggu
11 Canda Tawa
12 Siapa Dia Sebenarnya?
13 Adegan 18+
14 Kapan kau akan menikahiku?
15 Mereka Berdua Akan Menyesalinya?
16 Badai (1)
17 Badai (2)
18 Badai (3)
19 Gelisah
20 Bunga Apa?
21 Buket
22 Malpraktek (1)
23 Malpraktek (2)
24 Malpraktek (3)
25 Malpraktek (4)
26 Penyesalan
27 Kondisi So Hee
28 Aku Antar
29 EQ
30 Tolong bantu aku
31 Happy Birthday
32 Mike Dan Marie
33 Merawat Tae San
34 Kecurigaan Emy
35 Aku Sangat Menyukai Emy
36 Masa Lalu (1)
37 Masa Lalu (2)
38 Masa Lalu (3)
39 Masa Lalu (4)
40 Masa Lalu (5)
41 Bonus Cast
42 Masa Lalu (6)
43 Masa Lalu (7)
44 Masa Lalu (8)
45 Masa Lalu (9)
46 Penolong Emi
47 Langkah Awal
48 Kompensasi
49 Kegalauan Tae Sang
50 Aku Sungguh Mencintaimu
51 Luther, Thank You
52 Wanita Matre?
53 Meratapi Kebodohan
54 Emy, Sadarlah
55 Aku Baik Baik Saja
56 Rencana Selanjutnya
57 Kembali ke Rumah Tae Sang
58 Maaf
59 Kebijakan Rumah Sakit
60 Foto Lama
61 Pernikahan Dr.Lee
62 My Wish
63 Cuma Hobi
64 Sarapan Untuk Tae Sang
65 Viral
66 Viral Lagi...
67 Konferensi Pers
68 Berdasar Bukti Bukan Pendapat
69 Buku Rekening
70 32 Jam
71 Aku Rindu Appa
72 Adikku Yang Kuat
73 Kabar Gembira
74 Evan dan Hannah
75 Aku Kotor
76 Depresi
77 Mencari Keberadaan Emy
78 Perubahan Emy
79 Saya Hamil
80 Selayang Pandang
81 Perceraian
82 Pemindahan Aset
83 Maafkan Aku, Hannah
84 Saya Tidak Peduli
85 Keributan Di Pesta
86 Aku Harus Pergi
87 Goodbye... South Korea
88 Dia Melepaskanku
89 Titipan Emy
90 Kemarahan Evan
91 Maafkan Mama
92 Minta Tolong
93 Ibu Yang Luar Biasa
94 Jangan Pergi
95 Cukuplah Sudah
96 Kondisi Tae Sang
97 Kuatkan Diri Anda
98 Bertemu Tae Sang
99 Mikha dan Micko
100 Pengasuh Bayi
101 Desa Lauterbrunnen
102 Sahabat
103 Foto
104 Pengumuman
105 Beri Kami Mujizat
106 Namaku Kim Tae Sang
107 Apa Ini Akhirnya
108 Kesempatan Mengejarmu
109 Istri atau Calon Istri?
110 2 Wanita Berwajah Sama
111 Shock!
112 Undangan
113 Bukan Emy
114 Penyerangan
115 Ivana Eva Greninger
116 Terungkap (1)
117 Terungkap (2)
118 Keracunan
119 Dari Author
120 Menguak Kebenaran (1)
121 Menguak Kebenaran (2)
122 Menguak Kebenaran (3)
123 Siuman
124 Kamu Siapa?
125 Nyonya Kim
126 "Sepupu"
127 Penghukuman (1)
128 Penghukuman (2)
129 Penghukuman (3)
130 My Little Wife
131 Ending Helena
132 Dari Author
133 Season 2
134 Ngambek - Season 2
135 Kecelakaan - Season 2
136 Amputasi - Season 2
137 Mau Kerja - Season 2
138 Dukung Dong...
139 Kalau Ingatanmu Kembali - Season 2
140 Panggilan Kesayangan - Season 2
141 Permohonan Tae Sang - Season 2
142 I Will - Season 2
143 Emy dan Micko Menghilang - Season 2
144 Ada Apa Dengan Istriku? - Season 2
145 Rasa Sakit Kehilangan - Season 2
146 Keracunan Makanan - Season 2
147 (jika) Waktu Dapat Terulang - Season 2
148 Yu Zhen Kembali - Season 2
149 Suaramu Masih Sama - Season 2
150 Kamu Juga Sama - Season 2
151 Tae Yang! Kau Bodoh! - Season 2
152 Undangan Pernikahan - Season 2
153 Siksaan - Season 2
154 Kembali Bekerja - Season 2
155 Mesin Pintar - Season 2
156 Jeli - Season 2
157 Harus Jujur - Season 2
158 Pre-Wedding - Season 2
159 Fan Mikha - Season 2
160 Kebas - Season 2
161 Tidur Terpisah - Season 2
162 Kau Selalu Cantik - Season 2
163 Tokcer - Season 2
164 No Kissing! - Season 2
165 Dilema - Season 2
166 Rumor - Season 2
167 Dilema (2) - Season 2
168 Ultimatum Emy - Season 2
169 Tindakan Tae Yang - Season 2
170 Lucia Pingsan - Season 2
171 Menjemput Mommy - Season 2
172 Cemburu - Season 2
173 Crazy Update mau?
174 Maafkan Aku, Sayang - Season 2
175 Ocehan Lucia - Season 2
176 Tikus di Mansion - Season 2
177 Perubahan Emy - Season 2
178 6 Minggu - Season 2
179 Ada Terang Usai Badai - Season 2
180 Menghilang - Season 2
181 Mengawasi Dalam Diam - Season 2
182 Memulai Pencarian - Season 2
183 Bonus Pulsa
184 Emy In Action - Season 2
185 Emy In Action (2) - Season 2
186 Emy in Action (3) - Season 2
187 Tertembak - Season 2
188 Dalang - Season 2
189 Rasa Bersalah - Season 2
190 Pengakuan - Season 2
191 Jati Diri Yu Zhen - Season 2
192 Ia Tulus Mencintaimu - Season 2
193 Tersenyumlah - Season 2
194 Kimtae Group - Season 2
195 Mantan Narapidana - Season 2
196 Perjuangan Emy -Season 2
197 Perjuangan Emy(2) - Season 2
198 Perjuangan Emy (3) - Season 2
199 Perjuangan Emy (4) - Season 2
200 Perjuangan Emy (5) - Season 2
201 Perjuangan Emy (6) - Season 2
202 Welcome Home - Season 2
203 Gempa Bumi Lokal - Season 2
204 Jangan Pipis - Season 2
205 Baby Miguel - Season 2
206 Dad, Kau Bohong - Season 2
207 Seperti Perawan Lagi - Season 2
208 Belum Selesai - Season 2
209 Minum Susu - Season 2
210 Bertengkar - Season 2
211 Khawatir - Season 2
212 Menangislah - Season 2
213 Nasehat Joo Won - Season 2
214 Takkan Mengecewakanmu - Season 2
215 Lama - Season 2
216 Bandara - Season 2
217 Pengakuan Mengharukan
218 Cinta Yang Kuat
219 Belajar Menahan Amarah
220 Hukuman Tae Yang
221 Daddy Jahat!
222 Apes
223 Ke Indonesia
224 Jakarta
225 Demi Anakmu
226 Bejat
227 Tapi Kami Peduli
228 Kembali Ke Seoul
229 Interogasi
230 Aksi Si Kembar
231 Biang Monster
232 Berkumpul Kembali
233 Hadiah Pernikahan
234 Mansion Kim
235 Bukti
236 Operasi Yason
237 Strategi Evan
238 Aksi Luther dan Dennis
239 Mengamankan Dokumen
240 Mulai Mengumpan
241 Akan Berakhir
242 Bonus Pulsa
243 Persidangan Tae Yang
244 Bebas
245 Pemakaman
246 Pernikahan Dennis
247 Persalinan Emy
248 Akhir Shin Dae Ho
249 DARI AUTHOR
250 PENGUMUMAN
251 Baca Aku Dulu, ya
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Janji
2
Seoul, I'm coming
3
Kontrak
4
Pernikahan
5
Pasien Pertama
6
Dokter Termuda
7
Kemo
8
Kenangan
9
Jangan Menangis
10
Menunggu
11
Canda Tawa
12
Siapa Dia Sebenarnya?
13
Adegan 18+
14
Kapan kau akan menikahiku?
15
Mereka Berdua Akan Menyesalinya?
16
Badai (1)
17
Badai (2)
18
Badai (3)
19
Gelisah
20
Bunga Apa?
21
Buket
22
Malpraktek (1)
23
Malpraktek (2)
24
Malpraktek (3)
25
Malpraktek (4)
26
Penyesalan
27
Kondisi So Hee
28
Aku Antar
29
EQ
30
Tolong bantu aku
31
Happy Birthday
32
Mike Dan Marie
33
Merawat Tae San
34
Kecurigaan Emy
35
Aku Sangat Menyukai Emy
36
Masa Lalu (1)
37
Masa Lalu (2)
38
Masa Lalu (3)
39
Masa Lalu (4)
40
Masa Lalu (5)
41
Bonus Cast
42
Masa Lalu (6)
43
Masa Lalu (7)
44
Masa Lalu (8)
45
Masa Lalu (9)
46
Penolong Emi
47
Langkah Awal
48
Kompensasi
49
Kegalauan Tae Sang
50
Aku Sungguh Mencintaimu
51
Luther, Thank You
52
Wanita Matre?
53
Meratapi Kebodohan
54
Emy, Sadarlah
55
Aku Baik Baik Saja
56
Rencana Selanjutnya
57
Kembali ke Rumah Tae Sang
58
Maaf
59
Kebijakan Rumah Sakit
60
Foto Lama
61
Pernikahan Dr.Lee
62
My Wish
63
Cuma Hobi
64
Sarapan Untuk Tae Sang
65
Viral
66
Viral Lagi...
67
Konferensi Pers
68
Berdasar Bukti Bukan Pendapat
69
Buku Rekening
70
32 Jam
71
Aku Rindu Appa
72
Adikku Yang Kuat
73
Kabar Gembira
74
Evan dan Hannah
75
Aku Kotor
76
Depresi
77
Mencari Keberadaan Emy
78
Perubahan Emy
79
Saya Hamil
80
Selayang Pandang
81
Perceraian
82
Pemindahan Aset
83
Maafkan Aku, Hannah
84
Saya Tidak Peduli
85
Keributan Di Pesta
86
Aku Harus Pergi
87
Goodbye... South Korea
88
Dia Melepaskanku
89
Titipan Emy
90
Kemarahan Evan
91
Maafkan Mama
92
Minta Tolong
93
Ibu Yang Luar Biasa
94
Jangan Pergi
95
Cukuplah Sudah
96
Kondisi Tae Sang
97
Kuatkan Diri Anda
98
Bertemu Tae Sang
99
Mikha dan Micko
100
Pengasuh Bayi
101
Desa Lauterbrunnen
102
Sahabat
103
Foto
104
Pengumuman
105
Beri Kami Mujizat
106
Namaku Kim Tae Sang
107
Apa Ini Akhirnya
108
Kesempatan Mengejarmu
109
Istri atau Calon Istri?
110
2 Wanita Berwajah Sama
111
Shock!
112
Undangan
113
Bukan Emy
114
Penyerangan
115
Ivana Eva Greninger
116
Terungkap (1)
117
Terungkap (2)
118
Keracunan
119
Dari Author
120
Menguak Kebenaran (1)
121
Menguak Kebenaran (2)
122
Menguak Kebenaran (3)
123
Siuman
124
Kamu Siapa?
125
Nyonya Kim
126
"Sepupu"
127
Penghukuman (1)
128
Penghukuman (2)
129
Penghukuman (3)
130
My Little Wife
131
Ending Helena
132
Dari Author
133
Season 2
134
Ngambek - Season 2
135
Kecelakaan - Season 2
136
Amputasi - Season 2
137
Mau Kerja - Season 2
138
Dukung Dong...
139
Kalau Ingatanmu Kembali - Season 2
140
Panggilan Kesayangan - Season 2
141
Permohonan Tae Sang - Season 2
142
I Will - Season 2
143
Emy dan Micko Menghilang - Season 2
144
Ada Apa Dengan Istriku? - Season 2
145
Rasa Sakit Kehilangan - Season 2
146
Keracunan Makanan - Season 2
147
(jika) Waktu Dapat Terulang - Season 2
148
Yu Zhen Kembali - Season 2
149
Suaramu Masih Sama - Season 2
150
Kamu Juga Sama - Season 2
151
Tae Yang! Kau Bodoh! - Season 2
152
Undangan Pernikahan - Season 2
153
Siksaan - Season 2
154
Kembali Bekerja - Season 2
155
Mesin Pintar - Season 2
156
Jeli - Season 2
157
Harus Jujur - Season 2
158
Pre-Wedding - Season 2
159
Fan Mikha - Season 2
160
Kebas - Season 2
161
Tidur Terpisah - Season 2
162
Kau Selalu Cantik - Season 2
163
Tokcer - Season 2
164
No Kissing! - Season 2
165
Dilema - Season 2
166
Rumor - Season 2
167
Dilema (2) - Season 2
168
Ultimatum Emy - Season 2
169
Tindakan Tae Yang - Season 2
170
Lucia Pingsan - Season 2
171
Menjemput Mommy - Season 2
172
Cemburu - Season 2
173
Crazy Update mau?
174
Maafkan Aku, Sayang - Season 2
175
Ocehan Lucia - Season 2
176
Tikus di Mansion - Season 2
177
Perubahan Emy - Season 2
178
6 Minggu - Season 2
179
Ada Terang Usai Badai - Season 2
180
Menghilang - Season 2
181
Mengawasi Dalam Diam - Season 2
182
Memulai Pencarian - Season 2
183
Bonus Pulsa
184
Emy In Action - Season 2
185
Emy In Action (2) - Season 2
186
Emy in Action (3) - Season 2
187
Tertembak - Season 2
188
Dalang - Season 2
189
Rasa Bersalah - Season 2
190
Pengakuan - Season 2
191
Jati Diri Yu Zhen - Season 2
192
Ia Tulus Mencintaimu - Season 2
193
Tersenyumlah - Season 2
194
Kimtae Group - Season 2
195
Mantan Narapidana - Season 2
196
Perjuangan Emy -Season 2
197
Perjuangan Emy(2) - Season 2
198
Perjuangan Emy (3) - Season 2
199
Perjuangan Emy (4) - Season 2
200
Perjuangan Emy (5) - Season 2
201
Perjuangan Emy (6) - Season 2
202
Welcome Home - Season 2
203
Gempa Bumi Lokal - Season 2
204
Jangan Pipis - Season 2
205
Baby Miguel - Season 2
206
Dad, Kau Bohong - Season 2
207
Seperti Perawan Lagi - Season 2
208
Belum Selesai - Season 2
209
Minum Susu - Season 2
210
Bertengkar - Season 2
211
Khawatir - Season 2
212
Menangislah - Season 2
213
Nasehat Joo Won - Season 2
214
Takkan Mengecewakanmu - Season 2
215
Lama - Season 2
216
Bandara - Season 2
217
Pengakuan Mengharukan
218
Cinta Yang Kuat
219
Belajar Menahan Amarah
220
Hukuman Tae Yang
221
Daddy Jahat!
222
Apes
223
Ke Indonesia
224
Jakarta
225
Demi Anakmu
226
Bejat
227
Tapi Kami Peduli
228
Kembali Ke Seoul
229
Interogasi
230
Aksi Si Kembar
231
Biang Monster
232
Berkumpul Kembali
233
Hadiah Pernikahan
234
Mansion Kim
235
Bukti
236
Operasi Yason
237
Strategi Evan
238
Aksi Luther dan Dennis
239
Mengamankan Dokumen
240
Mulai Mengumpan
241
Akan Berakhir
242
Bonus Pulsa
243
Persidangan Tae Yang
244
Bebas
245
Pemakaman
246
Pernikahan Dennis
247
Persalinan Emy
248
Akhir Shin Dae Ho
249
DARI AUTHOR
250
PENGUMUMAN
251
Baca Aku Dulu, ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!