Tae Sang POV
Hari ini, Kakek melarangku ke kantor karena wanita yang dia jodohkan padaku akan kemari. Aku jadi penasaran dengan wanita yang bisa membuat Kakek begitu semangat dan tersenyum setiap hari.
Kulihat Pak Man Ho sudah masuk gerbang dengan Bentley kesayangan kakek. Berarti, wanita itu sudah sampai. Aku berjalan santai menuruni tangga karena kamarku di mansion ini berada di lantai 2.
Aku sengaja bersembunyi dibalik lemari bufet besar yang ada di ruang tengah. Hmm ... Aku tidak bisa melihat jelas wajahnya, sebaiknya aku langsung ke ruang belajar Kakek lewat belakang saja.
Ketika aku sudah hampir dekat dengan ruang belajar Kakek, aku melihat wanita sedang berhenti dan menelepon sambil tertawa. Aku melihatnya dari samping dan ... hmm ... senyumnya ... sepertinya dia cantik. Tunggu dulu...
" Benarkah? Kau tahu aku ini suka uang kan ... Hahaha... hei! Kau tahu aku bersedia melakukan apapun demi uang asal bukan yang ilegal... hahaha... aku juga takut hukum, sayang ..."
Kukepalkan tanganku, dan kukertakkan gigiku mendengar wanita itu. Ternyata dia sama saja ... Gold digger ...
Kupandang wanita itu dengan geram. Aku berjanji, aku akan membuat dia menyesal atas pernikahan ini. Aku masuk dalam ruang belajar Kakek setelah Kakek mengijinkanku masuk.
Aku duduk dan kunikmati teh yang sudah tersedia di meja.
tok...tok...
Kudengar pintu terbuka, lalu kulihat gold digger itu masuk. Tapi, sepertinya ia tidak menyadari kalau aku dan Kakek ada disini.
Kupejamkan mataku dengan cangkir teh masih ditanganku. Aku berusaha untuk menahan amarahku, ingin rasanya kuusir wanita itu, tapi aku tidak mau menyakiti Kakek.
Sepertinya Kakek sangat menyukai wanita sialan itu.
" Ehem ... Ehem ..."
Kakek mengambil perhatian wanita tak tahu diri itu.
" Aarrghh ..."
Hufftt ... keras sekali suaranya. Badannya kecil, tapi suaranya keras sekali. Tapi suaranya bagus sekali ... isshh ... kenapa aku ini?
" Sudah puas lihat hartaku... Hmm?"
Kakek ... Kakek ... wanita macam ini bagaimana mungkin akan puas ... bahkan, dia sampai rela menikah demi uang ... Oh, Kakek seandainya kau tahu wajah aslinya...
" Ah ... Ah ... iya, Kek. Sudah ... maaf ... hahaha... "
Oo... suaranya indah ... hei! Tae Sang bodoh! ... kamu benci wanita itu...
" Hahaha ... ayo! kemarilah. Aku tahu kau suka harta-hartaku ini. Mereka adalah kesayanganku, kau boleh pinjam kalo kau mau..."
Aishh ... Kakek ini bisa-bisanya tertawa. Kalau saja Kakek tahu, dia ini sedang mengincar harta Kakek dan bukan hanya buku-buku ini... hmmph!
Aku begitu malas membuka mataku melihat wanita itu. Ingin sekali kurobek topengnya itu ... sungguh, dia ini wanita rubah!
" Emy, duduklah disini. "
Tak berapa lama Kakek memanggilku. Ah, masih ingat kalo aku ada disini rupanya.
"Tae Sang, kenalkan ini Emy yang aku ceritakan padamu. "
Hmm ... Sepertinya, aku harus membuka mataku sekarang. Aku mau lihat seperti apa dia.
Kubuka mataku dan kulihat dia memakai celana skinny jeans warna abu muda, serta blouse longgar warna krem, tangannya putih mulus tanpa aksesoris apapun.
Aku terus menatap tajam kearahnya hingga pandangan terhenti di wajahnya.
Wow ... dia ... sangat ... cantik ... kulitnya sungguh mulus seperti porselen. Hei!...Tae Yang, ingat dia hanya gold digger !!!
Dia minum teh pun tanpa aturan.
" Nona, ini teh ... Anda ..."
Kata-kata pak Man Ho menyadarkanku, kalau cangkir teh ditangannya bukanlah miliknya.
" Eh ... eh ... hahaha ...maaf, Kek. Maaf ... aku kira ini minuman untukku ... hahaha."
Aww ... lucu sekali dia kalau lagi salah tingkah. Emy meletakkan cangkir yang ada ditangannya ke meja dan pelan-pelan ia dorong ke depan kakek, ia menepiskan senyum canggung, tapi entah kenapa tetap membuatnya terlihat sangat cantik.
Aku berusaha memalingkan wajah tapi, kenapa berat sekali...
" Arghh ... argh ... panas ... panas ..."
Aku sungguh tak tahan lagi, aku harus keluar. Aku berdiri dan berlalu dari ruangan itu. Kukulum bibirku karena takut tawaku akan pecah dan merusak reputasiku.
Sebenarnya aku tak mau pernikahan kontrak. Tapi, setelah kudengar rekaman percakapan wanita itu dan temannya dari Byun Hyuk, aku semakin membenci wanita itu. Aku mau menolak pernikahan ini, tapi Kakek...
Akhirnya, aku memerintahkan Byun Hyuk membuat surat kontrak dan menyuruhnya mengambil form perceraian. Aku harus segera menemui wanita itu.
Tak berapa lama setelah aku menunggu di Cafe Solace, wanita itu datang dengan berbalut dress floral selutut dan rompi putih, sepertinya dia memakai sneaker lagi, seperti kemarin.
" Kita langsung saja Nona Sie. Aku tahu Kakekku sangat menyukaimu. Tapi tidak denganku. Aku bersedia menikah denganmu karena aku ingin Kakekku senang. Tapi, sebelum kita menikah, aku mau kau menandatangi surat ini..."
Tanpa basa-basi, kusodorkan amplop berwarna coklat yang tadi kubawa dan menatapnya tajam. Aku tak mau bersikap ramah dengan wanita macam dia.
" Itu adalah Surat Kontrak Pernikahan. Pertama, kita akan menikah selama 2 tahun. Tapi, jika sebelum itu Kakekku meninggal, maka surat kontrak itu langsung null yang berarti, kita putus hubungan tanpa harus menunggu 2 tahun.
Kedua, selama menikah, satu sama lain tidak ada yang boleh mengganggu privasi masing-masing.
Ketiga, setelah bercerai kau tidak akan menerima sepeserpun dari hartaku ataupun peninggalan Kakek, selain dari gaji tiap bulan yang kau terima selama merawat Kakek.
Keempat, tidak ada seorangpun selain Kakek dan pelayan dirumah Kakek yang tahu bahwa kita menikah. Apa kau mengerti? "
Aku perhatikan gerak-geriknya. Kulihat ia mengangguk, kuasumsikan dia mengerti.
" Baiklah, Tuan Muda. Saya setuju. "
Ada rasa sakit dihatiku ketika kata-kata itu yang keluar dari bibir ranumnya dan bukan cacian atau tamparan seperti wanita-wanita lain.
" Apa ini saja, Tuan Muda? " T
ak ada perubahan dari ekspresi wajahnya, tak ada ekspresi sakit, kecewa atau sebagainya. Sepertinya, mukanya sudah tebal ... huh ... aku jadi muak melihatnya! Aku beranjak pergi setelah kulihat semua surat sudah ia tanda tangani.
" Jangan kau katakan soal pertemuan kita hari ini dan juga surat-surat ini. Kalau kau berani mengatakan pada Kakek, kau akan lihat akibatnya! "
Brakk!!
Aku harus memperingatinya, jika tidak Kakek pasti akan marah-marah lagi.
Ini adalah hari dimana aku akan menikah. Sekarang aku dan Emy juga Pak Man Ho berada di kantor catatan sipil. Kami sepakat untuk merahasiakan pernikahan ini.
Awalnya Kakek tidak setuju, tapi setelah aku berkata bahwa posisiku belum aman diperusahaan dan Emy juga harus beradaptasi dulu dengan rumah sakit yang baru tanpa ada embel-embel Nyonya Kim, maka Kakekpun setuju.
Aku senang, karena dengan begitu tak banyak orang yang akan tahu tentang pernikahan terpaksa ini. Dan saat kami bercerai nanti, tidak akan timbul masalah.
Sepulang dari catatan sipil, aku melajukan mobilku ke kantor, karena aku tak mau bertemu wanita matre itu. Deringan telpon sudah berulang kali menggangguku. Mau tak mau terpaksa aku mengangkatnya.
" Ada apa, Pak Man Ho? " Tanyaku kesal.
" Tuan Muda, saya sudah mengatur semua barang-barang Nona Muda di kamar Tuan Muda. "
" Apa? Kenapa dikamarku? "
" Bukankah sekarang Tuan Muda sudah menjadi suami Nona Emy? "
Kututup sambungan telpon Pak Man Ho dan kupanggil Byun Hyuk.
" Hyuk ... cepat kau singkirkan barang-barang Emy dari kamarku, terserah mau kau taruh dimana, aku tidak peduli! Yang penting jangan di kamarku! "
tolong vote ya say....makasih...
maaf kalo ada salah typo..
😍😍😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Yunia Abdullah
maka klau punya lisan tuh hrus d jga dlm berbicara jngn smpe orang salah faham
2021-11-19
0
Tri Widayanti
Awas aja nnti kalo bucin
2020-12-30
0
Rakhmayani Yeni
blom tau ..isterinya org kaya..
2020-07-02
0