" Tuan muda!" seru Byun Hyuk ketika ia melihat atasannya itu mulai terhuyung memeluk tubuh seorang wanita yang tak dikenal.
Byun Hyuk berlari masuk dan menarik tubuh Tae Sang, setelah mendorong wanita dengan bibir yang dipoles lipstik merah tebal, yang berusaha mencium bosnya yang mabuk.
" Dasar *******! Pergi!" hardik Byun Hyuk.
Wanita itu mendengus kesal atas perkataan Byun Hyuk, lalu berlalu pergi dengan hentakan heel nya yang terdengar jelas di bar yang sunyi, dengan suara sayup musik itu.
" Tuan Muda, mari kita pulang," ajak Byun Hyuk.
Mata Tae Sang sudah terlihat tak fokus, memicing dan memerah karena pengaruh alkohol. Byun Hyuk mencium bau alkohol yang begitu menyengat hidungnya.
Dengan hati-hati dan sabar, ia membantu atasannya itu berjalan, walau sesekali ia harus mendapat dorongan kasar dari atasannya itu ketika membantunya berjalan.
Dokter Lee Kyong dan perawat Na masih tetap setia menunggu di ruangan Emy secara bergiliran, ia hanya meninggalkan Emy saat visite atau konsul yang ia batasi beberapa orang pasien saja selama 2 hari ini.
Tengah malam, Emy mulai membuka matanya. Matanya mulai mengerjap dan melihat langit-langit lalu melihat sekelilingnya. Jarum infus dan sensor nadi masih menempel ditangannya.
' Ah, sepertinya aku habis pingsan ya..' batinnya.
Emy melihat sahabatnya tertidur di sofa di samping tempat tidurnya.
Dengan senyum kecil Emy bergumam, " Ah, sunbae...kau terlalu baik padaku."
Emy perlahan turun dari bed-nya setelah melepas monitor nadinya, lalu menyeret tiang infusnya mendekati dr. Lee Kyong, namun sebelum mendekat ternyata monitor nadi Emy mulai berteriak
tut tut tut tut...
Dokter Lee Kyong tersadar dari tidurnya dan langsung berdiri, siap berlari ke bed Emy. Tapi langkahnya terhenti ketika melihat Emy sudah berdiri didepannya dengan menutup mulutnya dan mata yang terbelalak karena kebodohannya lupa mematikan monitor.
" Kau sudah bangun?!" Ucap dr. Lee Kyong senang sedikit berteriak.
Belum sempat Emy menjawab, beberapa perawat sudah berlari masuk kedalam ruangan Emy, yang membuat Emy dan dr. Lee Kyong terperanjat. Perawat yang berlari didepan itu tiba-tiba berhenti, dan membuat perawat dibelakangnya saling menubruk.
" Aw..aw...pinggangku!"
" Aduh!"
" Kyaaa!"
” Ahhh.."
Suara rintihan para perawat itu membuat Emy dan dr. Lee Kyong tersadar, lalu segera membantu mereka berdiri.
" Maaf, saya tadi lupa mematikan monitornya, maafkan saya, ya.." Ucap Emy sembari membungkukkan badannya tanda ketulusan permintaan maafnya.
" Heh ... baiklah. Tidak apa-apa, dok. Lain kali tolong diperhatikan, pasien kami bukan hanya Anda," ketus seorang perawat, yang membuatnya mendapat sikutan dari seorang perawat lainnya. Ia hanya mendengus kesal menerima perlakuan temannya itu.
" Baiklah, Prof. Karena tidak ada apa-apa, kami permisi, " pamit seorang perawat dengan sopan tak lupa membungkuk lalu tersenyum dan mengajak perawat lain berlalu.
" Terima kasih!" seru Emy, yang kemudian hanya mendapat sebuah senyuman dari seorang perawat yang hendak menutup pintu ruang rawatnya.
" Fiuhh ... aku merasa bersalah karena membu..."
" Hei! Jangan salahkan dirimu.…Sudahlah lupakan, " potong dr. Lee Kyong
" Sekarang berbaringlah, aku akan memeriksamu .. hmm?" lanjut dr. Lee Kyong. Emy hanya mengangguk lalu kembali ke tempat tidur rawatnya.
Dokter Lee Kyong memeriksa Emy dengan teliti, ia tak ingin ada yang terlewatkan.
" Emy, kau malnutrisi dan gastritismu masih belum pulih benar. Aku sudah bilang, jangan terlalu memforsir badanmu itu.
Terus, jangan lagi makan mi instan! mulai besok aku akan membuatkanmu bento untuk makan siang dan makan malam, pagi aku akan membawakan sandwich dan susu, ah ... ah ... tak ada bantahan!" omel dr. Lee Kyong sembari mengangkat telunjuk dan mengayunkannya didepan Emy ketika ia melihat Emy hendak memotong bicaranya.
Emy hanya cemberut mendengar omelan dan perintah dr.Lee Kyong
" Kau paham PROFESOR EMY SIE?" Tanya dr. Lee Kyong sarkas, menekankan nama dan titel Emy tanda keseriusannya.
" Baiklah, DOKTER CEREWET LEE!" balas Emy lalu memutar bola matanya.
Dokter Lee Kyong menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Emy. Ia tahu, kalau Emy kesal padanya, tapi ia harus lakukan karena ia menyayangi sahabatnya yang keras kepala itu.
Byun Hyuk semalaman harus bersabar dengan nasibnya, ketika harus mengurus bayi besar yang kasar semalaman.
Ia harus menerima bentakan dengan lapang dada, bersabar waktu atasannya itu muntah di jas mahal miliknya satu satunya, menguatkan diri waktu harus membopong pria yang badannya jauh lebih tinggi 20cm darinya, plus berat badan yang beberapa kilo lebih berat darinya, menahan sakit ketika bosnya itu mendorongnya jatuh dengan kasar.
' Ya Tuhan, tolong biarlah ini yang terakhir manusia kutub ini mabuk!' doanya dalam hati.
Sudah pukul 7 pagi, Byun Hyuk segera bangun dari sofa ruang santai Tae Sang. Semalam ia harus menginap dirumah bosnya itu, berhubung mobil cicilannya terpaksa ia titipkan di bar kemarin, jadi ia tak bisa pulang dan badannya juga terasa lelah jadi ia memutuskan untuk tidur di sofa Tae Sang.
Setelah cuci muka di kamar mandi yang ada dibalik tangga disamping ruang santai, Byun Hyuk segera ke dapur dan memasak sup penghilang mabuk, karena Tae Sang tidak suka memakai jasa pembantu.
Ia hanya memanggil petugas kebersihan seminggu 2x, itupun petugas itu harus datang ketika ia sudah pergi kekantor, saat ia kembali, rumah sudah harus bersih dan rapi.
Setelah berkutat kurang lebih 1 jam, bubur, sup penghilang mabuk dan beberapa lauk sudah tertata rapi di meja makan.
Byun Hyuk masih memakai apron-nya waktu Tae Sang turun dari kamarnya di lantai 2 dan langsung menuju meja makan.
" Hyuk...kau boleh pulang sekarang! Aku akan masuk kantor jam 11." Ucap Tae Sang datar tanpa melihat ke arah asistennya yang masih berkutat mencuci peralatan masak.
" Baik, presiden Kim. Saya akan kembali setelah membereskan dapur, " jawab Byun Hyuk.
" Tidak perlu! Kau panggil Bibi Joo datang jam 12!" Sahut Tae Sang kasar.
Asisten yang sudah lama mengikutinya sejak ia baru menjabat sebagai direktur pemasaran 8 tahun lalu itu dengan cepat melepaskan celemek di pinggangnya dan mengambil beberapa lembar tisue dapur untuk mengeringkan tangannya yang basah lalu berpamitan dan pergi.
Tae Sang menikmati sarapannya sembari menyibukkan tangannya dengan Ipad yang ia berdirikan diatas meja dengan stand khusus. Namun sepertinya pikirannya tak berfokus pada apa yang ia kerjakan.
' Wanita itu, apa yang harus kulakukan dengannya!' Batinnya.
Ia meraih susu yang asisten setianya sediakan, meminumnya lalu meletakkan gelas itu kembali ke meja dengan kasar, dan berlalu tapi tidak ke kamarnya tapi melangkah ke kamar yang ada di ujung lorong dibawah tangga. Dengan ragu ia membuka pintu kamar itu tapi tak ada siapapun.
bukk
Dinding yang tak bersalah pun mendapat tonjokan keras darinya, tapi justru tangannyalah yang memerah dan terlihat mengeluarkan darah.
" Dia tidak pulang! Dasar murahan! " geramnya.
Tapi bukannya ia keluar dari ruangan itu, ia mulai menjelajahi kamar Emy yang kecil itu.
Sebuah kamar dengan satu jendela kecil mengarah ke samping taman, lalu sebuah tempat tidur single bed dengan nakas didepan jendela itu, lalu meja rias yang ada di sebelah nakas dan hanya terdapat bedak baby, pelembab dan lip tint diatasnya.
Tae Sang mengambil foto yang ada diatas nakas. Seorang laki-laki dan seorang wanita paruh baya, seorang laki-laki yang sepertinya adalah kakak Emy dan juga Emy tersenyum lepas saling memandang, tampak seperti keluarga bahagia.
' Hmm ... ini sepertinya keluarganya.' batinnya dan meletakkan foto itu kembali ke tempatnya lalu meraih sebuah foto disebelahnya, dimana tampak seorang wanita usia 40an namun memiliki wajah berbeda dengan foto yang tadi dan seorang anak kecil didalam pelukannya.
" Lalu siapa kedua orang ini? Apa tantenya?" gumamnya. Ia beralih meraih sebuah frame foto elektrik setelah ia menaruh foto wanita dan anak kecil itu ke tempatnya lagi.
Dalam frame elektrik itu, banyak sekali foto anak-anak kecil berbagai ras dan Emy, juga foto tawa beberapa pria tua dan setengah baya bersama Emy. Foto senyum para gelandangan, foto Emy memeluk dan mencium beberapa kakek dengan sebuah cake kecil yang mereka pegang berdua.
Tae Sang mengerutkan alis tebalnya, " siapa mereka ini? Kenapa berpakaian seperti itu? Dan .. .kenapa Emy terlihat bahagia?" tanyanya pada diri sendiri.
" Wanita itu, siapa dia sebenarnya?" Runtuknya lalu berlalu pergi setelah melempar frame elektrik itu ke kasur Emy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
mikey
d tunggu kelanjutannya....
2020-03-18
2