Pagi ini Emy sudah bersiap-siap berangkat ke rumah sakit untuk kembali bekerja, setelah kemarin ia harus mengambil cuti karena menikah.
Tak banyak yang tahu alasan Emy cuti, dan mereka mempertanyakan Direktur yang mengijinkan Emy cuti padahal belum seminggu Emy bekerja di rumah sakit yang bertaraf Internasional itu.
Barang-barang Emy yang kemarin sudah tertata rapi di kamar Tae Sang, kini sudah dipindahkan lagi ke sebuah kamar yang tak begitu luas dan sederhana dan terletak di ujung lorong di lantai bawah.
Kali ini Emy yang menata barang-barangnya sendiri. Tak banyak memang barang yang Emy punya, karenanya tak menghabiskan banyak waktu bagi Emy untuk membereskannya.
Emy meletakkan foto ibu angkatnya dan dirinya juga foto orang tua dan kakaknya di sebuah nakas yang ada disebelah tempat tidur, yang hanya muat untuk satu orang saja.
Tak lupa sebuah frame digital yang menampilkan foto-foto orang orang menyemangatinya untuk selalu bekerja keras, diletakkannya itu di meja riasnya.
Sudah jam 7 pagi. Emy sudah rapi dengan baju formalnya. Kemeja putih dan celana jeans standard yang akan memudahkannya bergerak saat ia harus berjalan kesana kemari di rumah sakit.
Emy memanggil taksi lewat benda pipih yang selalu ditangannya. Mengecek semua yang akan dibawanya lalu dimasukkannya kedalam tas ransel biru muda, kado Mike saat ia resmi menjadi dokter di Rumah Sakit Chicago Memorial Hospital.
Emy menikmati pemandangan diluar jendela, yakni kesibukan manusia menjalani hari ini dari kursi penumpang sepanjang perjalanan.
Jarak tempuh dari rumah Tae Sang yang ia tempati saat ini ke rumah sakit tempatnya bekerja, memakan waktu lebih dari 1 jam, menurut sopir taksi.
Rumah Tae Sang terletak di gunung Buksan yaitu di Pyeongchang-dong, kawasan elit yang penuh dengan banyak sekali villa mahal dan rumah-rumah mewah.
Ada banyak sekali selebritas Korea yang memilih untuk tinggal di lokasi ini, karena nuansa tempatnya yang asri dan dikelilingi oleh gunung-gunung.
Cuaca sejuk sedikit menenangkan hati Emy yang sakit atas perlakuan Tae Sang kemarin. Semenjak mereka menandatangani surat pernikahan, Emy tak pernah lagi bertemu laki laki itu, bahkan para pembantupun tak ada yang ramah padanya.
Sungguh, Emy tak mengerti mengapa Tae Sang memperlakukannya demikian. Mata Emy tampak memandang keluar jendela, tapi hati dan pikirannya masih melayang memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk membuat Tae Sang tidak membencinya.
Setelah 40 menit perjalanan, taksi yang ia tumpangi berhenti dan setelah menunggu lebih dari 5 menit masih tetap tak bergerak. Emy melihat ke kanan kiri dan ke depan semua mobil berhenti.
Para pengemudi tampak seperti tak sabar dan menjulurkan kepala mereka keluar jendela mobil untuk melihat apa yang terjadi sehingga membuat kemacetan seperti ini. Tak jarang dari mereka juga keluar dari mobil.
" Pak...ada apa ya? Kenapa macetnya lama sekali?" Tanya Emy pada pak sopir yang tadi sempat keluar mobil untuk mencari tahu.
" Oh ... di depan ada kecelakaan nona," jawab pak sopir sembari melihat Emy dari kaca spion mobil.
" Kecelakaan?"
Pak sopir hanya mengangguk dan kembali melihat keluar jendela.
" Kalau begitu, saya lihat dulu kesana. Ini uangnya. Terima kasih, pak," ujar Emy seraya membuka pintu mobil.
" Nona ... nona .. tapi ini masih jauh...," pak sopir keluar dari mobil dan berteriak ke arah Emy yang sudah berlari ke depan menyisip diantara mobil.
" PERMISI! .. PERMISI ... SAYA DOKTER .. .PERMISI ..." Teriak Emy, sambil mendesak masuk diantara kerumunan orang.
Emy segera berlutut dan memeriksa nadi seorang wanita hamil yang terkapar bersimbah darah didepannya.
Dengan sigap Emy memeriksa mata, leher dan dada wanita hamil itu juga kepalanya, yang terus saja mengalirkan darah.
Dengan jari-jarinya Emy mencari luka yang ada di kepala wanita itu setelah terlebih dulu Emy mencuci tangannya dengan hand sanitazer yang selalu ia bawa.
" Nyonya ... nyonya ... apa anda dengar suara saya? Jika dengar tolong kedipkan mata anda! " panggil Emy dengan suara agak keras karena bisingnya suara orang-orang yang berkerumun.
Emy melihat mata ibu muda itu berkedip, Emy melepaskan jaket tipis yang dipakainya dan melipatnya asal, lalu mengangkat dengan pelan dan hati-hati kepala ibu muda itu, dan meletakkan jaketnya untuk dijadikan alas kepala wanita hamil itu. Ia melanjutkan pemeriksaannya.
Dengan stetoskop Emy memeriksa si janin, tampaknya masih hidup tapi detaknya melemah, Emy melihat darah yang mengalir dari dalam rok wanita itu.
Emy segera memeriksa kembali posisi bayi dan melakukan pemeriksaan dalam, untuk mengetahui kondisi bayi. Emy tampak kuatir, tapi ia harus mengambil keputusan penting lebih dulu.
" SESEORANG ... CEPAT PANGGIL AMBULAN!!" teriak Emy.
Emy teringat kalau wanita ini naik mobil, Emy berdiri dan memeriksa mobil yang sudah tak berbentuk di bagian depan dan samping itu, asap juga mengepul di kap depan mobil.
Ia ingin memastikan tidak ada korban lainnya. Tapi ternyata, hanya ibu muda itu saja yang terluka dan tidak ada orang lain didalam mobil.
Truk yang didepan mobil juga hanya ringsek di bagian belakang jadi pengemudi dan asistennya tidak terluka.
Emy mengeluarkan perban dan alkohol dari kotak P3K dari dalam tasnya.
" Nyonya mohon bertahan, ya. Demi bayi anda..." Emy menyiramkan alkohol itu ke area kepala wanita hamil dan menyekanya dengan kasa lalu membungkus kepala ibu itu menggunakan perban dengan cepat.
Emy juga mengeluarkan isi tasnya dan mengambil sarung tangan karet dan memakainya,
Emy juga mengambil gunting lalu menggunting blouse wanita itu melingkar di bagian rusuk dan menyiramnya dengan cairan berwana kuning.
" APA ADA YANG PUNYA BOLPOINT? " Teriak Emy pada orang sekitarnya.
" AKU PUNYA! INI NONA! " teriak seseorang diantara kerumunan, ternyata seorang pelajar.
" Terima kasih! " ucap Emy ketika pelajar itu mendekat dan memberinya bolpoint.
Emy memereteli / membongkar bolpoint itu dan menyisakan selontongnya saja lalu menyiramnya lagi dengan cairan kuning.
Emy menutup sedikit area yang ia gunting tadi dengan saputangannya. Ia mulai membuat lubang kecil dengan pisau bedahnya dan memasukkan selongsong bolpoint kedalamnya, tampak cairan warna merah kehitaman yang sangat kental keluar dari balpoint itu dan wanita hamil itu mulai bernafas dengan baik.
" PERMISI! ... nona apa anda dokter?"
Emy melihat kesamping kirinya ketika ada orang-orang yang sudah berjongkok disebelahnya dan menggunakan seragam Paramedik.
" Iya, saya dokter, beri dia oksigen dengan flow 20 liter dan cervical collar (alat penyangga leher), pasien sedang hamil sekitar 7-8 bulan, mengalami dyspnea (kesulitan bernafas) karena hermothorax ( penumpukan darah di rongga dada). Apa kau bawa ultrasound doppler ?" sahut Emy, dan petugas paramedik segera melakukan perintah Emy.
" Ada di mobil dokter! " Jawabnya sembari mengangkat wanita itu ke atas tandu dan memasukkannya kedalam Ambulan.
Emy ikut masuk, mengikuti pasien pertamanya didalam Ambulan.
Paramedik memasang USD ( ultrasound doppler = alat pendeteksi detak jantung janin) dan memasang infus pada lengan wanita itu. Emy masih terus memonitor nadi selama perjalanan menuju rumah sakit
" Kalian akan mengantar ke rumah sakit mana? " tanya Emy
" Rumah Sakit Emerald Internasional, dokter!" jawab paramedik
" Baiklah! Aku bekerja disana, aku telpon IGD sebentar."
Tanpa menunggu jawaban dari paramedik, Emy mengambil telpon genggamnya dan menekan tombol cepat IGD Rumah Sakit Emerald.
" Hallo.." dalam 1 deringan sudah ada jawaban dari seberang.
" Aku Profesor Emy Sie bagian bedah Umum, segera siapkan mobile rontgen*(rontgen yang bisa ditarik kesana kemari) dan minta konsul ke bagian OB-GYN segera. Pasien hamil 7-8 bulan dan mengalami hemothorax*, jantung bayi terus melemah, saat ini 60 BPM. Mengalami PROM (premature rupture of membranes / pecah ketuban sebelum waktunya) kami akan tiba sekitar..." Emy melihat kearah paramedik dan memberi isyarat dengan matanya, paramedik itu sepertinya mengerti dan melihat kearah jamnya " 7 menit" Jawabnya.
" Kami akan sampai dalam 7 menit!" lanjut Emy dan memutuskan sambungan telponnya.
Emy dan paramedik terus memantau vital wanita itu dan bayinya.
tit..tit..tit
Monitor jantung wanita itu mulai melemah.
" DEFIBRILLATOR!" teriak Emy dan memeriksa kembali bagian dada wanita itu.
Paramedik segera mengambil AED ( Automatic External Defibrillator). Saat alat kejut jantung portable itu siap, Emy segera mengambil alih dari paramedik.
"80 JOULE!..." Petugas paramedik memprogram sesuai perintah Emy
" CLEAR!" Mereka menjauh merapat ke dinding mobil.
Emy meletakkan defibrillator ke bagian dada dan bawah dada wanita itu. Monitor masih tetap sama. Emy melihat ke USD, janin juga tambah melemah.
" 100 JOULE!.... " Emy kembali meletakkan defibrilator ke dada dan bawah dada ibu muda tadi. Paramedik mulai memprogram
"CLEAR!"
Kembali mereka menyingkir.
La yar monitor jantung mulai kembali normal.
" Nyonya ... tolong ... bertahan ... lah ... demi ... bayimu, ya..." Ucap Emy tersenggal-senggal.
Keringat mengucur ditubuhnya, tapi ia juga merasa lega, si calon ibu masih bisa bertahan.
Paramedik pun tersenyum kearah Emy yang disambut dengan senyum menawan milik Emy. Wajah si paramedik memerah lalu menundukkan kepalanya. Emy hanya bisa menggelengkan kepala melihatnya.
" Tambah oksigen flow jadi 25..." Kata Emy datar disambut anggukan dari sang paramedik.
" Aka-a (baby=bayi)... bantu ibumu ya, sayang. Bertahan, ya..."
Emy memegang perut buncit wanita itu dan berkata dengan lembut.
Sementara di gedung pencakar langit yang megah, Tae Sang duduk di kursi kebesarannya. Aura dingin terasa didalam ruangan bernuansa serba putih abu abu itu. Asisten Byun Hyuk menunduk dan tak berani mengucapkan kata kata.
" HYUK CEPAT KAU CARI TIKUS-TIKUS ITU! DAN AKU MAU LAPORAN TENTANG ITU BESOK DI MEJAKU SEBELUM JAM 9! KAU DENGAR! " bentakan Tae Sang berhasil membuat basah kemeja asisten Byun Hyuk karena keringat yang mengucur tiada henti. Byun Hyuk hanya mengiyakan dengan suara lirih.
" Kau boleh pergi sekarang!" Kata Tae Sang dingin. Tak menunggu lama, asisten Byun Hyuk segera berbalik dan mempercepat langkahnya. Ia bisa bernafas lega dan mengelus dadanya ketika sudah berada diluar ruangan Tae Sang.
" O, Tuhan. Tuan Muda kalau marah lebih seram dari ibuku ... ckckck ..." decak Asisten Byun Hyuk...
hai...tolong vote n dukung novel ini ya say...
makasih...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Nur Ariska Amaliah
berasa nonton Drakor.. sukaa😍
2020-09-06
0
ce_noel
bagus bgt cerita nya thorrr.... suka2
2020-07-05
0
Aas Asiah
syukaa
2020-07-01
0