"Selesai!"
"Status! " Emy melihat kearah Dokter Anestasi
" BP 100/80, N-HR 78, Blood Loss 1500ml" jawab dokter anestasi.
Emy mengangguk puas mendengar itu, artinya pasien dalam keadaan normal
" Dokter Oh ... Selesaikan!" dr. Oh langsung mengambil alih posisi Emy, dan melanjutkan menutup luka sayatan operasi.
Emy permisi mengundurkan diri dari ruang operasi dan bernafas lega.
" Terima kasih Prof! " jawab 2 asisten dokter dan perawat yang membantu Emy dalam operasi ini serentak.
Emy hanya membungkukkan sedikit badannya, tersenyum dan berjalan keluar ruang operasi.
Selesai membuka semua masker, penutup kepala dan sarung tangan latex, Emy melemparkannya ke tong sampah. Senyum merekah kembali diwajahnya, saat memikirkan ini adalah operasi pertamanya di negeri kedua orang tua angkatnya.
Jika ia mengingat kembali kejadian tentang pasien pertamanya itu, rasanya ia akan kembali meruntuk dan menyalahkan dirinya sendiri.
Hampir saja terlewat. Jika saja pasien itu tidak muntah, Emy mungkin saja sudah kehilangan si ibu muda itu.
flashback on
" Perawat..!" seru Emy
" Ya, Dok.."
" Apa keluarga pasien sudah datang?" tanya Emy dengan pandangan tetap fokus ke hasil test ibu hamil itu.
" Sudah, dok! Suaminya sudah datang."
" Baik, siapkan berkasnya. Saya akan bertemu suaminya."
" Siap, dok "
Emy melepaskan sarung tangan latexnya dan memakai baju dokternya, tanpa menghiraukan noda darah yang masih menempel pada kemeja dan celana jeansnya saat menolong ibu muda tadi.
Depan pintu IGD
" Hallo.." Seorang laki-laki sedang berdiri membelakangi pintu IGD sambil berbicara, entah kepada siapa melalui benda pipih yang di genggamnya
"..... "
" Iya, sayang. Istriku masuk rumah sakit. Mungkin mau melahirkan."
"..... ."
" Iya, aku akan menebusnya. Kau mau apa? cincin berlian? kalung? atau mau tas lagi?.."
Kini, Emy dapat melihat jelas wajah laki-laki di depannya. Wajah tanpa cemas, hanya ada senyum manis dan suara lembut, seakan ia tak ada urusan dengan IGD.
Emy memperlambat langkahnya. Semakin ia mendekat, semakin jelas suara laki-laki itu berbicara.
' Apa ini suami wanita hamil itu?... sepertinya, iya. Tak ada lagi laki-laki lain disini. Tapi, kenapa dia seperti tidak kuatir jika dia suaminya.' batin Emy
" Entahlah, So Yin sudah tadi ditangani tapi belum ada kabar ... nanti aku kesana ya, sayang. Aku juga merindukanmu ... mmmuah,"
Laki-laki itu masih belum menyadari kehadiran Emy dibelakangnya.
' Ternyata betul dia suaminya. Suami brengsek! Istri meregang nyawa, dia malah asyik sama selingkuhannya! Dasar kurang ajar! Kalau diijinkan, sudah kusuntik mati kau, ********!' runtuk Emy dalam hati.
" Suami Nyonya Kim So Yin!" teriak Emy dengan sengaja, walaupun ia tahu, laki-laki yang berjarak 1.5m darinya itu adalah yang ia cari.
Laki-laki itu tampak kaget dengan teriakan Emy, dan langsung menutup handphonenya.
" Saya suami Kim So Yin, dok... Apa dia sudah melahirkan?" Tanya laki-laki itu spontan dengan tampang tak berdosanya.
Tapi, saat matanya melihat Emy, wajah berdosa itu langsung berubah sumringah, senyum mengembang dengan tatapan menggoda.
Emy tak ambil pusing dengan laki-laki itu, malah ia menjadi jijik dengannya. Tapi ia harus profesional.
" Istri anda mengalami kecelakaan, sehingga harus segera di operasi. Ada pendarahan di bagian dada dan kepala." Jelas Emy sambil memperhatikan reaksi laki-laki itu.
Kata-kata Emy mengembalikan kesadaran laki-laki itu. Alisnya berkerut menyatu. Matanya sedikit melebar namun tanpa respon seakan masih mencerna kata-kata Emy.
" Kami akan melakukan caesar lalu Torakotomi (operasi pembedahan bagian dada) secepatnya. Saya juga menunggu hasil CT untuk kepalanya. Jika Anda setuju, kami akan segera bertindak," lanjut Emy singkat padat jelas dengan wajah tanpa ekspresinya. Emy malas berhadapan dengan laki-laki itu.
" Apa?? Kecelakaan?? Bukannya dia hanya akan melahirkan?..." tanya laki-laki itu pada Emy, ia meremas rambutnya kasar dan menggosok wajahnya dengan satu tangan, sedang satu tangan masih memegang jasnya.
" Iya, dan kondisi istri Anda sangat kritis. Istri Anda kehilangan banyak darah saat kecelakaan dan dengan sedikit kekuatannya dia melindungi janinnya. Tapi, itu akan sia-sia jika tidak segera di operasi," tambah Emy, ia ingin membuat laki-laki ini lebih merasa bersalah. Ya, jika laki-laki itu masih punya nurani sih...
Laki-laki itu melihat kearah Emy dengan pandangan sendu, sedih, marah ... Ah, entah apalagi.
" Baik, saya tanda tangan."
Perawat Na yang baru saja datang membawa berkas persetujuan, mendengarnya dan langsung menyodorkannya pada suami pasien yang bernama So Yin itu.
"Baik, saya permisi dulu," tanpa menunggu jawaban, Emy berbalik dan segera berlari kearah ruang ganti untuk bersiap siap.
Beberapa menit kemudian
braakkk...
" Prof. Sie! Nyonya Kim So Yin mengalami vomitus (muntah)!" terdengar teriakan seorang perawat wanita dari pintu ruang ganti, tempat Emy mengganti pakaiannya.
" Apa??!" Emy segera berlari kearah ruang operasi dan mengikat rambutnya keatas, karena memang tadi ia menyuruh perawat menyiapkan Kim So Yin untuk operasi.
" Hasil CT?" tanya Emy setelah ia sampai di ruangan depan ruang operasi tempat nyonya So Yin menunggu untuk di operasi.
Mata Emy terbelalak melihat hasil CT.
" Dr. Yoon, dr. Han... berapa waktu yang anda butuhkan untuk caesar?" tanya Emy
" Sekitar 20-30 menit, " jawab dr. Yoon yang ditanggapi dengan anggukan dr. Han
" tolong buat 15menit paling lama, pasien mengalami konkusio otak (gegar otak) dan sudah terjadi pendarahan epidural (pendarahan yang terjadi pada daerah antara tengkorak dan selaput keras otak)," pinta Emy.
" Kami usahakan, Prof!" jawab dr. Yoon dan dr. Han serentak, mereka adalah dokter kandungan di rumah sakit ini.
Emy segera melakukan scrubbing (cuci tangan sebelum operasi). Setelah scrubbing sekitar 15 menit dan perawat memberi cairan antiseptik dan sebagainya, Emy mengambil posisi di bagian kepala pasien. Bayi ibu muda So Yin, sudah dimasukkan inkubator dan dr. Han sudah menutup sayatannya.
" Naikan bed 30°, " perintah Emy.
Perlahan bed pasien naik dan Emy menyesuaikan duduknya. Dilihatnya kepala nyonya So Yin sudah bersih tercukur dan diberi antiseptik dan kain biru operasi.
" Scalpel!" Emy menengadahkan telapak tangannya ke samping, dan kepala perawat memberinya scalpel( pisau operasi).
Emy melakukan aksinya dengan cepat dan penuh konsentrasi. Ia tak ingin kehilangan pasiennya. Peluh bercucuran di dahinya. Sesekali ia minta perawat untuk menghapus keringat yang mulai mengalir diatas matanya.
Ia terkejut dan bersyukur karena jika terlambat sedikit saja, Nyonya So Yin hanya tinggal nama saja.
flashback off
Emy kini sudah berhadapan dengan suami dan keluarga Nyonya So Yin lainnya.
" Bagaimana istri saya, dok?" suami So Yin menyambut Emy dengan wajah yang berbeda dari tadi siang.
Kali ini, ia menampilkan wajah menyedihkan yang membuat Emy heran.
" Operasinya berhasil, bayi anda selamat dan sekarang masih di NICU karena vitalnya masih kurang baik. Istri anda masih koma karena terjadi pendarahan pada otaknya. Tapi, untunglah Tuhan masih menolong Nyonya So Yin dan istri anda sangat kuat." jelas Emy dengan sedikit senyuman.
" Oo..syukurlah," seru suami nyonya So Yin.
Ia tersenyum senang dan juga anggota keluarga lainnya juga tersenyum dan tak henti-hentinya bersyukur serta memeluk anggota keluarga lainnya.
" Tapi ... Nyonya So Yin harus menjalani operasi kembali dalam waktu dekat," kabar yg Emy bawa menghilangkan senyum keluarga So Yin yang ada disitu.
" Apa??" seorang laki-laki paruh baya dengan suara beratnya mendatangi Emy.
" Selain mengalami pendarahan otak, Nyonya So Yin juga mengalami Hemothorax atau pendarahan di bagian dada," jelas Emy
" Lalu kenapa kau tidak sekalian mengoperasinya?? Hah??? Apa yang kau tunggu? Apa kau mau tunggu anakku mati?" bentak laki-laki paruh baya yang adalah ayah So Yin.
Ayah So Yin sangat marah dan meremas kerah Emy. Tapi Emy tak menampakkan adanya rasa takut. Anggota keluarga lain hanya bisa menahan tangan Ayah mereka dan menyuruhnya tenang.
" Tenang ayah... kita dengarkan dulu penjelasannya.." bujuk seorang gadis muda yang wajahnya mirip sekali dengan So Yin.
" Tenang ... tenang ... tenang, bagaimana??? Anakku disana sedang meregang nyawa dan dokter bodoh ini masih disini tidak melakukan apapun!" amuk Ayah So Yin...
' Ah, ya Tuhan ... oii.. Pak! yang mengoperasi otak anakmu siapa kalau bukan aku?! enak saja kalau bicara!' Omel Emy dalam hati. Tapi wajahnya masih memberikan senyum manisnya.
" Kau! Apa kau dokter?! Kau dokter magang ya?! Kenapa kau yang mengoperasi anakku? Hah??... panggil Kang Hyun Kwan kesini! Seenaknya saja operasi anakku ditangani dokter magang! Puteriku terlalu berharga untuk dijadikan bahan praktek!..." bentak ayah So Yin hingga nafasnya tak beraturan seperti banteng spanyol.
Belum sempat Emy menjawab, seorang pemuda yang Emy kenal dan 2 hari ini tak Emy lihat, berjalan dengan gagahnya, dengan diiringi seorang laki-laki bertubuh kurus dibelakangnya seperti anak ayam mengikuti induknya.
" Paman!..." suara baritone yang membuat Emy gugup, tapi ia menutupinya dengan wajah datar.
Ayah So Yin yang mendengar suara yang sangat dikenalnya lalu berbalik dan melihat laki-laki tampan dan gagah itu.
" Tae Sang! Cepat panggilkan dokter terbaik di RS ini untuk So Yin! Berani sekali Hyun Kwan menyuruh gadis ingusan ini mengoperasi puteriku! Kalau terjadi apa-apa pada putriku, akan kutuntut rumah sakit ini! " titah ayah So Yin dengan geram.
Tae Sang melihat Emy sekilas lalu menyuruh asistennya menelepon direktur rumah sakit, Kang Hyun Kwan.
" Maaf pak, apa anda menolak pelayanan saya?" tanya Emy sopan
" Ya! Jangan sekali-kali kau menyentuh putriku! Kau tidak layak!" jawab ayah So Yin kasar.
" Baiklah, kalau begitu jika saya tidak dibutuhkan, saya permisi.." pamit Emy. Ayah So Yin hanya melirik dan mendengus kesal.
Tae Sang mengaitkan kedua alisnya melihat Emy berlalu kembali kedalam ruangan disebelah ruang operasi.
Setelah menutup pintu dibelakangnya, Emy menarik nafas dalam-dalam dan berkata" Emy...Kamu kuat!"
Dengan mengepalkan tangannya dan menariknya, memberi semangat pada dirinya sendiri itulah yang selalu dilakukannya saat ia menerima perlakuan tak menyenangkan.
Setelah mendapat bisikan dari Byun Hyuk asistennya, Tae Sang sedikit terkejut lalu menoleh ke pamannya.
" Paman! Dokter tadi bukan dokter magang ..."
" Apa maksudmu?Jelas-kelas dia dokter magang, anak sekecil itu mana mungkin kalau bukan dokter magang?" kata Ayah So Yin yang menatap balik Tae Sang.
" Paman, dokter kecil itu adalah profesor Emy Sie, yang kakek khusus datangkan kesini dari RS. Chicago Memorial Hospital, " jawab Tae Sang. Tae Sang sendiripun tak percaya, ketika Byun Hyuk memberitahunya soal Emy yang adalah seorang Profesor terbaik didunia kedokteran dan paling dicari.
" Hyung ... beneran dia Prof. Emy Sie?" tanya seorang pemuda berseragam sekolah dengan mata berbinar.
Semua mata menatap pemuda itu.
" Kau tahu dia, Joon?" Tanya Mama dari So Yin
" Dia dokter terbaik eomma ... dia paling dicari. Dia dapat gelar kedokterannya saat masih umur 14 tahun, menjadi spesialis jantung di usia 16 tahun, menjadi Neurosergeon juga Spesialis Penyakit Dalam di usia 18 tahun.
Dan selama itu, dia sudah mengoperasi 1128 pasien, dan 93% diantaranya berhasil! Oh, Tuhan. Sungguh aku tak menyangka bisa bertemu idolaku ...." ucap Yoo Joon menjabarkan pencapaian Emy dengan matanya yang berbinar dan senyum yang tiada habisnya, seakan terbuai asmara.
Yoo Joon sangat tertarik dengan dunia medis, setelah tanpa sengaja membaca artikel tentang Emy Sie, profesor termuda di dunia.
Semua saling berpandang-pandangan dan berlomba mencari artikel tentang Emy Sie, sedang Joon tampak masih daydreaming sambil tersenyum sendiri dan berdiri bersandar di dinding rumah sakit
Sementara Tae Sang masih dengan wajah kutub utaranya. Entah apa yang ada dipikiran orang itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
emul
Wanita yg kuat
2021-01-07
0
emul
Sy suka novel nya thor
2021-01-07
0
Dian Novita
semangat thorrr
2020-09-24
0