Chapter 20: Pertemuan terakhir

Tiga jam berlalu, Raiden sudah sampai di halaman rumah Kartika. Dia menepikan mobilnya dan melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 19:30. "Pak, Bu, kita sudah sampai."

"Layla di tinggal di sini?" ucap Surya menatap sekitar halaman rumah Kartika.

"Benar Pak."

"Bu, Putri kita tinggal di tempat seperti ini?" ucap Surya sedih melihat rumah Kartika yang tak layak huni.

"Sudahlah Pak, itu pilihan Layla. Bukankah kita sudah mencegahnya?" Anita mencoba menenangkan hati Surya yang terlihat sangat sedih.

"Ayo, kita temui Layla." Raiden keluar dari pintu mobil dan di susul Anita dan Surya.

Baru saja mereka menginjakkan kaki di halaman rumah Kartika. Dari arah pintu terlihat Layla dan Kartika keluar dari arah pintu menatap ke arah mereka.

Alya dan Surya berjalan perlahan sembari mengulurkan ke dua tangan mendekati Layla.

"Layla, Putriku." Ucap Anita dengan suara bergetar.

Layla melebarkan matanya menatap dua orang yang selama ini Layla rindukan.

"Ayah? Ibu?"

Layla berjalan perlahan, lalu berlari dan bersimpuh di kaki Surya dan Anita. Dengan kedua tangan memeluk kaki Surya dan Anita.

"Ayah..Ibu..maafkan Layla, maafkan Layla." Ucapnya sembari meneluk kaki Surya dan Anita. Layla menumpahkan kesedihan dan kerinduan sekaligus. Pecahlah air mata Layla, Anita dan Surya.

Anita dan Surya menangis karena hampir saja tidak mengenali Layla darah dagingnya sendiri. Layla nampak kurus dengan rambut panjang tak terawat. Sementara Layla menangis karena belum bisa berbakti dan belum bisa melupakan Kei sampai saat ini.

"Layla, mengapa kau memilih jalan seperti ini sayangku Layla." Ucap Anita sembari menundukkan kepala dengan tangan kanan mengusap kepala Layla dengan lembut. Air mata Anita jatuh dengan deras di rambut Layla. Begitu pula Surya, kini Surya mengerti apa yang terjadi dengan Layla.

"Bangun sayang, Ayah dan Ibu sudah memaafkan kau Layla, seharusnya kau memaafkan kami yang tak pernah peka dengan apa yang terjadi denganmu Layla."

"Tidak Ayah, bukan salah Ayah atau Ibu. Ini sudah menjadi pilihan Layla. Maafkan Layla Ayah, Ibu." Jawab Layla sesegukkan.

"Bangun sayang." Anita mengangkat tubuh Layla supaya berdiri. Layla berdiri dan memeluk kedua orang tuanya dengan sangat erat. Ucapan kata rindu dari bibir Layla semakin membuat Anita dan Surya merasa bahagia juga sedih.

Mereka berpelukan cukup lama, menumpahkan rasa rindu karena sudah lama tak bertemu.

"Layla sayang, maukah kau pulang bersama kami?" tanya Anita sembari menangkup wajah Layla yang terlihat sangat kurus.

"Maafkan aku Ibu, Ayah, Layla tidak akan kembali" jawab Layla menatap wajah Anita.

"Tapi sayang, pulanglah. Ayah mohon nak."

"Tidak Ayah, maafkan Layla. Ini keputusan Layla."

"Layla sayang, apa kau tidak kasihan pada kami?" tanya Anita berusaha membujuk Layla.

"Maafkan aku Ibu, Ayah. Biarkan Layla menjalani hidup dengan cara Layla sendiri," ucap Layla di sela isak tangisnya.

"Baiklah sayang, jika itu sudah menjadi keputusanmu. Ibu tidak akan mencegahnya lagi."

"Terima kasih Ibu, terima kasih Ayah." Ucap Layla lalu kembali memeluk erat kedua orang tuanya.

Sementara itu Kartika dan Raiden diam dan ikut terharu menyaksikan pertemuan sebuah keluarga yang terpisah oleh sesuatu yang sulit di terima akal sehat.

Raiden menyilangkan ke dua tangannya di dada. Ia tengadah menatap langit dan menghirup udara dalam dalam. Ia berusaha untuk tidak menangis menyaksikan mereka. Sementara Kartika hanya berdiri mematung, peristiwa ini mengingatkannya pada masa lalu Kartika. Hingga tak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya yang mulai terlihat ada kerutan di wajahnya.

"Rai, terima kasih kau telah membawa Ayah dan Ibuku ke sini." Layla tersenyum menatap Raiden. Raiden tersenyum tipis, menganggukkan kepala menatap Layla.

"Pak, Bu, mari masuk ke rumah saya ." Kartika menawarkan Anita dan Surya untuk beristirahat di dalam rumahnya.

"Ah iya, Bu, Yah, kita masuk ke dalam." Layla melepaskan pelukannya dan mengajak mereka untuk masuk ke dalam rumah.

Akhirnya mereka pun masuk ke dalam rumah Kartika dan duduk di lantai hanya beralaskan tikar. Layla duduk di antara Ayah dan Ibunya dengan bergelayut manja. Sementara Raiden hanya diam memperhatikan Layla. "Andai kau bisa membuka hatimu untukku Layla, bahagianya aku" ucap Raiden dalam hati.

Tak terpikirkan Raiden sebelumnya jika ia akan menyukai gadis yang tak mungkin bisa Raiden miliki.

"Pak, Bu, silahkan di makan. Maaf, hanya ini yang saya punya." Ucap Kartika dengan menyodorkan goreng singkong dan teh hangat.

"Terima kasih banyak Bu, ini sudah cukup kok." Jawab Anita sopan.

"Nak Rai, kok bengong? ada apa?" Kartika menyodorkan satu gelas teh hangat di hadapan Raiden.

"Ah, tidak ada Bu." Raiden mengambil gelas di hadapannya dan menyecapnya perlahan.

"Terima kasih Bu, selama ini sudah sudi menampung Layla di rumah Ibu." Surya menundukkan kepala sesaat.

"Sama sama Pak, Bu, saya sudah mengangnggap Layla seperti putri saya sendiri" Jawab Kartika sembari mengambil goreng singkong dan di kunyahnya.

Malam itu, bagi Anita dan Surya malam yang bahagia, sekaligus malam yang memilukan karena melihat Layla jauh berbeda dengan yang dulu. Disela sela obrolan santai Surya dan Anita masih sempat membujuk Layla untuk pulang dan menggoda Layla dengan Raiden. Layla ikut tertawa dan menikmati setiap momen candaan itu. Tapi tetap saja tak mampu mengalihkan pikirannya dari Kei. Apalagi Surya dan Anita sempat menyinggung nama Kei.

"Hari sudah malam, Ibu san Bapak, nginap saja di sini barang semalam." Kartika menawarkan Surya dan Anita untuk menginap dan melepas rindu dengan Layla.

"Kalau Bu Kartika tidak keberatan." ucap Anita menatap Kartika.

"Tentu tidak."

"Wah, terima kasih banyak." Anita tersenyum melirik Kartika sesaat, lalu menatap Layla yang bersandar di bahunya bergelayut manja.

Akhirnya Surya dan Anita memutuskan untuk menginap dan akan kembali pulang besok pagi di antar Raiden.

Raiden melirik jam tangannya yang sudah pukul 23:25.

"Pak, Bu, Layla, aku pamit pulang dulu sudah malam, besok pagi aku kembali kesini." ucap Raiden menatap mereka bergantian.

"Ah iya Nak, terima kasih banyak ya, sudah merepotkan."

"Jangan sungkan Bu." Raiden tersenyum.

"Ayah, Ibu, aku rindu kalian." Layla memeluk Ibunya sembari berbaring di samping Anita dan Surya.

"Kau tetap Layla kecilku dulu sayang."

"Cup cup!!

Berkali kali Anita mencium hidung Layla dengan gemas. " Layla, Raiden tampan juga ya? sepertinya dia pria yang sangat baik dan perduli denganmu." Anita kembali membujuk Layla secara halus.

"Iya Bu, dia pria baik" jawab Layla tersenyum.

Anita dan Surya saling pandang sesaat.

"Apa kau tidak tertarik padanya Layla?" tanya Surya.

Layla diam sesaat, lalu tersenyum " Saat ini, aku hanya ingin memeluk Ibu dan Ayah saja selagi masih di sini." Layla mengalihkan pembicaraan dan tidak ingin berdebat lagi dengan Ayah dan Ibunya. Sekarang Layla sudah lebih tenang dari sebelumnya.

Mereka terus berbincang melepas rindu hingga tidak terasa mereka pun tertidur. Layla tidur lelap dalam pelukan Anita. Sudah lama Layla tidak merasakan lagi pelukan hangat Ibunya saat saat tidur seperti dulu.

***

Pagi pagi sekali Raiden sudah datang ke rumah Kartika untuk menjemput Anita dan Surya.

"Layla, apa kau yakin dengan keputusanmu untuk tetap di sini?" Tanya Surya dan Anita.

Layla menganggukkan kepala dan tersenyum. "Iya Bu, Yah, maafkan Layla."

"Tidak apa apa Layla sayang, yang terpenting kau dalam keadaan sehat dan bisa jaga diri." Jawab Surya.

"Semoga Yang Maha Kuasamemberikan jalan yang terbaik buatmu Layla" ucap Anita menimpali.

"Amin!" Jawab Layla dan Kartika juga Raiden yang mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kalau begitu, Ayah dan Ibu pulang dulu, jika kau rindu kami. Pulanglah Nak ." Anita menyeka air matanya yang tumpah karena harus berpisah lagi dengan Layla.

"Baik Ibu." Layla mengusap lembut pipi Anita.

Kemudian Layla memeluk ke dua orang tuanya dengan erat, di warnai dengan tangisan. Kemudian Anita dan Surya melepas pelukan Layla dengan berat hati, akhirnya mereka berpamitan pulang. Layla melambaikan tangannya pada Anita dan Surya sambil berlari kecil mengikuti mobil Raiden dari belakang. Mereka tidak tahu kalau pertemuan itu adalah pertemuan yang terakhir antara Layla, Anita dan Surya.

Terpopuler

Comments

april ariyanto

april ariyanto

katanya mau lanjut thor, kok masih sama

2020-04-13

0

Rini susanti

Rini susanti

orang tua mana yang akan kuat mlihat anaknya seperti itu

2020-04-08

1

Abdurrohman

Abdurrohman

lanjuuut

2020-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Awal mula.
2 Chapter 2: Perkenalan.
3 Chapter 3: Percikan api cinta
4 Chapter 4: Cinta suci Layla dan Kei
5 Chapter 5: Di tentang
6 Chapter 6: Janji Setia
7 Chapter 7: Pertemuan spesial
8 Chapter 8:Penolakan
9 Chapter 9: Ulang Tahun
10 Chapter 10: Kepergian
11 Chapter 11: Kabar berita
12 Chapter 12: Harapan
13 Chapter 13: Jatuh sakit.
14 Chapter 14: Hari pernikahan
15 Chapter 15: Kerinduan
16 Chapter 16: Ketenangan
17 Chapter 17: Luka lama
18 Chapter 18: Penyesalan
19 Chapter 19: Terlambat.
20 Chapter 20: Pertemuan terakhir
21 Chapter 21: Berkabung
22 Chapter 22: Suara hati.
23 Chapter 23: Fitnah
24 Chapter 24: putus asa
25 Chapter 25: Keputusan
26 Chapter 26: Niat buruk
27 Chapter 27: Penyerangan
28 Chapter 28: Serba salah
29 Chapter 29: Pembunuhan
30 Chapter 30: Intimidasi
31 Chapter 31: Tipu daya
32 Chapter 32: Permintaan maaf
33 Chapter 33: Sahabat
34 Chapter 34: Kedewasaan
35 Chapter 35: Konsisten.
36 Chapter 36: Hati yang luka
37 Chapter 37: Kematian Dinda
38 Chapter 38: Keheningan.
39 Chapter 39: Salah siapa?
40 Chapter 40: Kasih terbesar
41 Chapter 41: Kedalaman jiwa
42 Chapter 42: Penculikan
43 Chapter 43: Penculikan 2
44 Chapter 44: Amnesia
45 Chapter 45: Amnesia 2
46 Chapter 46:Amnesia 3
47 Chapter 47: Lemah
48 Chapter 48: Hakikat Cinta
49 Chapter 49: Sebuah rasa
50 Chapter 50: Hidup dan mati.
51 Chapter 51: Menguji hati.
52 Chapter 52: Ingatan yang kembali
53 Chapter 53: Ego
54 Chapter 54: Labirin
55 Chapter 55: Harapan terakhir
56 Chapter 56: Kerumitan
57 Chapter 57: Gigih
58 Chapter 58: Waktu yang tersisa
59 Chapter 59: Ulang tahun ke 35
60 Chapter 60: Keputusan final
61 Chapter 61: pura pura
62 Chapter 62: Obsesi
63 Chapter 63: luka hati
64 Chapter 64: Balas budi
65 Chapter 65: Orang ketiga
66 Chapter 66: Apa salahku?
67 Chapter 67: Dokter Rico
68 Chapter 68: Rico pria misterius
69 Chapter 69: Tunangan?
70 Chapter 70: Akhir kejahatan Yudha
71 Chapter 71: Janji tinggal janji
72 Chapter 72: Perpisahan
73 Chapter 73: Hamil?
74 Chapter 74: Pernikahan Kei dan Layla.
75 Chapter 75: Takdir Layla?
76 Bab 76: Kebahagiaan di sisa hidup.
77 Bab 77: Kembali berpisah.
78 Bab 78: Pilihan Layla
79 Bab 79: Kata cinta terakhir Layla
80 Bab 80: Waktu yang tersisa
81 Bab 81: Seberapa sulit melupakan?
82 Bab 82: Membuang ego.
83 Bab 83: Sebening kasih, selembut cinta.
84 Bab 84: Rindu Ibu.
85 Bab 85: Akhir perjuangan Layla
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1: Awal mula.
2
Chapter 2: Perkenalan.
3
Chapter 3: Percikan api cinta
4
Chapter 4: Cinta suci Layla dan Kei
5
Chapter 5: Di tentang
6
Chapter 6: Janji Setia
7
Chapter 7: Pertemuan spesial
8
Chapter 8:Penolakan
9
Chapter 9: Ulang Tahun
10
Chapter 10: Kepergian
11
Chapter 11: Kabar berita
12
Chapter 12: Harapan
13
Chapter 13: Jatuh sakit.
14
Chapter 14: Hari pernikahan
15
Chapter 15: Kerinduan
16
Chapter 16: Ketenangan
17
Chapter 17: Luka lama
18
Chapter 18: Penyesalan
19
Chapter 19: Terlambat.
20
Chapter 20: Pertemuan terakhir
21
Chapter 21: Berkabung
22
Chapter 22: Suara hati.
23
Chapter 23: Fitnah
24
Chapter 24: putus asa
25
Chapter 25: Keputusan
26
Chapter 26: Niat buruk
27
Chapter 27: Penyerangan
28
Chapter 28: Serba salah
29
Chapter 29: Pembunuhan
30
Chapter 30: Intimidasi
31
Chapter 31: Tipu daya
32
Chapter 32: Permintaan maaf
33
Chapter 33: Sahabat
34
Chapter 34: Kedewasaan
35
Chapter 35: Konsisten.
36
Chapter 36: Hati yang luka
37
Chapter 37: Kematian Dinda
38
Chapter 38: Keheningan.
39
Chapter 39: Salah siapa?
40
Chapter 40: Kasih terbesar
41
Chapter 41: Kedalaman jiwa
42
Chapter 42: Penculikan
43
Chapter 43: Penculikan 2
44
Chapter 44: Amnesia
45
Chapter 45: Amnesia 2
46
Chapter 46:Amnesia 3
47
Chapter 47: Lemah
48
Chapter 48: Hakikat Cinta
49
Chapter 49: Sebuah rasa
50
Chapter 50: Hidup dan mati.
51
Chapter 51: Menguji hati.
52
Chapter 52: Ingatan yang kembali
53
Chapter 53: Ego
54
Chapter 54: Labirin
55
Chapter 55: Harapan terakhir
56
Chapter 56: Kerumitan
57
Chapter 57: Gigih
58
Chapter 58: Waktu yang tersisa
59
Chapter 59: Ulang tahun ke 35
60
Chapter 60: Keputusan final
61
Chapter 61: pura pura
62
Chapter 62: Obsesi
63
Chapter 63: luka hati
64
Chapter 64: Balas budi
65
Chapter 65: Orang ketiga
66
Chapter 66: Apa salahku?
67
Chapter 67: Dokter Rico
68
Chapter 68: Rico pria misterius
69
Chapter 69: Tunangan?
70
Chapter 70: Akhir kejahatan Yudha
71
Chapter 71: Janji tinggal janji
72
Chapter 72: Perpisahan
73
Chapter 73: Hamil?
74
Chapter 74: Pernikahan Kei dan Layla.
75
Chapter 75: Takdir Layla?
76
Bab 76: Kebahagiaan di sisa hidup.
77
Bab 77: Kembali berpisah.
78
Bab 78: Pilihan Layla
79
Bab 79: Kata cinta terakhir Layla
80
Bab 80: Waktu yang tersisa
81
Bab 81: Seberapa sulit melupakan?
82
Bab 82: Membuang ego.
83
Bab 83: Sebening kasih, selembut cinta.
84
Bab 84: Rindu Ibu.
85
Bab 85: Akhir perjuangan Layla

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!