Tiga jam berlalu, Raiden sudah sampai di halaman rumah Kartika. Dia menepikan mobilnya dan melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 19:30. "Pak, Bu, kita sudah sampai."
"Layla di tinggal di sini?" ucap Surya menatap sekitar halaman rumah Kartika.
"Benar Pak."
"Bu, Putri kita tinggal di tempat seperti ini?" ucap Surya sedih melihat rumah Kartika yang tak layak huni.
"Sudahlah Pak, itu pilihan Layla. Bukankah kita sudah mencegahnya?" Anita mencoba menenangkan hati Surya yang terlihat sangat sedih.
"Ayo, kita temui Layla." Raiden keluar dari pintu mobil dan di susul Anita dan Surya.
Baru saja mereka menginjakkan kaki di halaman rumah Kartika. Dari arah pintu terlihat Layla dan Kartika keluar dari arah pintu menatap ke arah mereka.
Alya dan Surya berjalan perlahan sembari mengulurkan ke dua tangan mendekati Layla.
"Layla, Putriku." Ucap Anita dengan suara bergetar.
Layla melebarkan matanya menatap dua orang yang selama ini Layla rindukan.
"Ayah? Ibu?"
Layla berjalan perlahan, lalu berlari dan bersimpuh di kaki Surya dan Anita. Dengan kedua tangan memeluk kaki Surya dan Anita.
"Ayah..Ibu..maafkan Layla, maafkan Layla." Ucapnya sembari meneluk kaki Surya dan Anita. Layla menumpahkan kesedihan dan kerinduan sekaligus. Pecahlah air mata Layla, Anita dan Surya.
Anita dan Surya menangis karena hampir saja tidak mengenali Layla darah dagingnya sendiri. Layla nampak kurus dengan rambut panjang tak terawat. Sementara Layla menangis karena belum bisa berbakti dan belum bisa melupakan Kei sampai saat ini.
"Layla, mengapa kau memilih jalan seperti ini sayangku Layla." Ucap Anita sembari menundukkan kepala dengan tangan kanan mengusap kepala Layla dengan lembut. Air mata Anita jatuh dengan deras di rambut Layla. Begitu pula Surya, kini Surya mengerti apa yang terjadi dengan Layla.
"Bangun sayang, Ayah dan Ibu sudah memaafkan kau Layla, seharusnya kau memaafkan kami yang tak pernah peka dengan apa yang terjadi denganmu Layla."
"Tidak Ayah, bukan salah Ayah atau Ibu. Ini sudah menjadi pilihan Layla. Maafkan Layla Ayah, Ibu." Jawab Layla sesegukkan.
"Bangun sayang." Anita mengangkat tubuh Layla supaya berdiri. Layla berdiri dan memeluk kedua orang tuanya dengan sangat erat. Ucapan kata rindu dari bibir Layla semakin membuat Anita dan Surya merasa bahagia juga sedih.
Mereka berpelukan cukup lama, menumpahkan rasa rindu karena sudah lama tak bertemu.
"Layla sayang, maukah kau pulang bersama kami?" tanya Anita sembari menangkup wajah Layla yang terlihat sangat kurus.
"Maafkan aku Ibu, Ayah, Layla tidak akan kembali" jawab Layla menatap wajah Anita.
"Tapi sayang, pulanglah. Ayah mohon nak."
"Tidak Ayah, maafkan Layla. Ini keputusan Layla."
"Layla sayang, apa kau tidak kasihan pada kami?" tanya Anita berusaha membujuk Layla.
"Maafkan aku Ibu, Ayah. Biarkan Layla menjalani hidup dengan cara Layla sendiri," ucap Layla di sela isak tangisnya.
"Baiklah sayang, jika itu sudah menjadi keputusanmu. Ibu tidak akan mencegahnya lagi."
"Terima kasih Ibu, terima kasih Ayah." Ucap Layla lalu kembali memeluk erat kedua orang tuanya.
Sementara itu Kartika dan Raiden diam dan ikut terharu menyaksikan pertemuan sebuah keluarga yang terpisah oleh sesuatu yang sulit di terima akal sehat.
Raiden menyilangkan ke dua tangannya di dada. Ia tengadah menatap langit dan menghirup udara dalam dalam. Ia berusaha untuk tidak menangis menyaksikan mereka. Sementara Kartika hanya berdiri mematung, peristiwa ini mengingatkannya pada masa lalu Kartika. Hingga tak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya yang mulai terlihat ada kerutan di wajahnya.
"Rai, terima kasih kau telah membawa Ayah dan Ibuku ke sini." Layla tersenyum menatap Raiden. Raiden tersenyum tipis, menganggukkan kepala menatap Layla.
"Pak, Bu, mari masuk ke rumah saya ." Kartika menawarkan Anita dan Surya untuk beristirahat di dalam rumahnya.
"Ah iya, Bu, Yah, kita masuk ke dalam." Layla melepaskan pelukannya dan mengajak mereka untuk masuk ke dalam rumah.
Akhirnya mereka pun masuk ke dalam rumah Kartika dan duduk di lantai hanya beralaskan tikar. Layla duduk di antara Ayah dan Ibunya dengan bergelayut manja. Sementara Raiden hanya diam memperhatikan Layla. "Andai kau bisa membuka hatimu untukku Layla, bahagianya aku" ucap Raiden dalam hati.
Tak terpikirkan Raiden sebelumnya jika ia akan menyukai gadis yang tak mungkin bisa Raiden miliki.
"Pak, Bu, silahkan di makan. Maaf, hanya ini yang saya punya." Ucap Kartika dengan menyodorkan goreng singkong dan teh hangat.
"Terima kasih banyak Bu, ini sudah cukup kok." Jawab Anita sopan.
"Nak Rai, kok bengong? ada apa?" Kartika menyodorkan satu gelas teh hangat di hadapan Raiden.
"Ah, tidak ada Bu." Raiden mengambil gelas di hadapannya dan menyecapnya perlahan.
"Terima kasih Bu, selama ini sudah sudi menampung Layla di rumah Ibu." Surya menundukkan kepala sesaat.
"Sama sama Pak, Bu, saya sudah mengangnggap Layla seperti putri saya sendiri" Jawab Kartika sembari mengambil goreng singkong dan di kunyahnya.
Malam itu, bagi Anita dan Surya malam yang bahagia, sekaligus malam yang memilukan karena melihat Layla jauh berbeda dengan yang dulu. Disela sela obrolan santai Surya dan Anita masih sempat membujuk Layla untuk pulang dan menggoda Layla dengan Raiden. Layla ikut tertawa dan menikmati setiap momen candaan itu. Tapi tetap saja tak mampu mengalihkan pikirannya dari Kei. Apalagi Surya dan Anita sempat menyinggung nama Kei.
"Hari sudah malam, Ibu san Bapak, nginap saja di sini barang semalam." Kartika menawarkan Surya dan Anita untuk menginap dan melepas rindu dengan Layla.
"Kalau Bu Kartika tidak keberatan." ucap Anita menatap Kartika.
"Tentu tidak."
"Wah, terima kasih banyak." Anita tersenyum melirik Kartika sesaat, lalu menatap Layla yang bersandar di bahunya bergelayut manja.
Akhirnya Surya dan Anita memutuskan untuk menginap dan akan kembali pulang besok pagi di antar Raiden.
Raiden melirik jam tangannya yang sudah pukul 23:25.
"Pak, Bu, Layla, aku pamit pulang dulu sudah malam, besok pagi aku kembali kesini." ucap Raiden menatap mereka bergantian.
"Ah iya Nak, terima kasih banyak ya, sudah merepotkan."
"Jangan sungkan Bu." Raiden tersenyum.
"Ayah, Ibu, aku rindu kalian." Layla memeluk Ibunya sembari berbaring di samping Anita dan Surya.
"Kau tetap Layla kecilku dulu sayang."
"Cup cup!!
Berkali kali Anita mencium hidung Layla dengan gemas. " Layla, Raiden tampan juga ya? sepertinya dia pria yang sangat baik dan perduli denganmu." Anita kembali membujuk Layla secara halus.
"Iya Bu, dia pria baik" jawab Layla tersenyum.
Anita dan Surya saling pandang sesaat.
"Apa kau tidak tertarik padanya Layla?" tanya Surya.
Layla diam sesaat, lalu tersenyum " Saat ini, aku hanya ingin memeluk Ibu dan Ayah saja selagi masih di sini." Layla mengalihkan pembicaraan dan tidak ingin berdebat lagi dengan Ayah dan Ibunya. Sekarang Layla sudah lebih tenang dari sebelumnya.
Mereka terus berbincang melepas rindu hingga tidak terasa mereka pun tertidur. Layla tidur lelap dalam pelukan Anita. Sudah lama Layla tidak merasakan lagi pelukan hangat Ibunya saat saat tidur seperti dulu.
***
Pagi pagi sekali Raiden sudah datang ke rumah Kartika untuk menjemput Anita dan Surya.
"Layla, apa kau yakin dengan keputusanmu untuk tetap di sini?" Tanya Surya dan Anita.
Layla menganggukkan kepala dan tersenyum. "Iya Bu, Yah, maafkan Layla."
"Tidak apa apa Layla sayang, yang terpenting kau dalam keadaan sehat dan bisa jaga diri." Jawab Surya.
"Semoga Yang Maha Kuasamemberikan jalan yang terbaik buatmu Layla" ucap Anita menimpali.
"Amin!" Jawab Layla dan Kartika juga Raiden yang mendengarkan pembicaraan mereka.
"Kalau begitu, Ayah dan Ibu pulang dulu, jika kau rindu kami. Pulanglah Nak ." Anita menyeka air matanya yang tumpah karena harus berpisah lagi dengan Layla.
"Baik Ibu." Layla mengusap lembut pipi Anita.
Kemudian Layla memeluk ke dua orang tuanya dengan erat, di warnai dengan tangisan. Kemudian Anita dan Surya melepas pelukan Layla dengan berat hati, akhirnya mereka berpamitan pulang. Layla melambaikan tangannya pada Anita dan Surya sambil berlari kecil mengikuti mobil Raiden dari belakang. Mereka tidak tahu kalau pertemuan itu adalah pertemuan yang terakhir antara Layla, Anita dan Surya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
april ariyanto
katanya mau lanjut thor, kok masih sama
2020-04-13
0
Rini susanti
orang tua mana yang akan kuat mlihat anaknya seperti itu
2020-04-08
1
Abdurrohman
lanjuuut
2020-04-07
0