"Bagaimana sekolahmu hari ini sayang?" tanya Anita duduk di tepi tempat tidur menatap Layla yang sedang berbaring di atas tempat tidur.
"Ah Ibu, seru kok Bu" jawab Layla bangun dari tidurnya.
"Aku sudah memiliki teman teman yang baik di sekolah."
"Oh ya? Kalau begitu Ibu tidak terlalu khawatir, karena kamu pandai bergaul dan membawa diri" ucap Anita sembari mengusap puncak kepala Layla.
"Iya Bu."
"Sekarang kau tidur, besok kau sekolah." Anita mencium puncak kepala Layla. Lalu ia beranjak pergi sebelumnya mematikan lampu terdahulu. "Selamat malam sayang." Ucap Anita di depan pintu kamar lalu menutup pintu kamar.
Layla menghela napas panjang, lalu ia hembuskan perlahan. Bukan ke tiga temannya yang mengundang perhatiannya atau pelajaran di sekolah. Tapi sosok Kei sudah mengganggu pikirannya di awal perkenalan.
"Rambutnya pirang seperti sinar matahari di kala fajar menjelang, matanya hitam dan besar seperti kegelapan yang siap menelan cahaya."
Layla tertawa kecil dan menepuk keningnya sendiri. Kemudian ia menarik selimut dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Layla berusaha memejamkan mata berharap cepat pagi dan segera bertemu lagi dengan Kei.
***
Pagi pagi sekali Layla sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Tanpa perlu susah payah Anita untuk membangunkan putri satu satunya itu.
"Pagi Bu, pagi Ayah" ucapnya sembari duduk di atas kursi langsung mengambil gelas di atas meja dan menyecap susu hangat yang sudah di sediakan Anita.
"Pagi Layla sayang" jawab Surya tersenyum melihat putrinya yang cantik dan terlihat sangat rapi.
"Bagaimana sekolahmu?" tanya Surya sembari mengunyah roti.
"Baik Ayah" jawab Layla datar saja.
"Hari ini Ayah tidak bisa mengantarmu Layla. Kau di antar Ibu saja. Ayah banyak pekerjaan" ucap Surya bangkit dari duduknya.
"Iya Yah."
"Aku pergi dulu." Surya mencium puncak kepala Anita dan Layla bergantian. Lalu ia bergegas pergi meninggalkan rumah menuju kantornya.
"Sayang kalau kau sudah selesai sebaiknya kita berangakat. Biar kau tidak kesiangan."
"Baik Bu" jawab Layla. Lalu ia menghabiskan susu hangatnya dan bangkit dari duduk bergegas keluar rumah menuju halaman.
Anita mengerutkan dahi, menggelengkan kepala berpikir bahwa Layla sangat antusias untuk mengikuti setiap pelajaran sekolah. Apa yang di pikirkan Anita ternyata salah besar. Layla antusias pergi ke sekolah karena ingin cepat cepat bertemu dengan Kei.
"Ayo Bu!" seru Layla.
"Sabar sayang" jawab Anita berjalan tergesa gesa menuju halaman. Lalu Layla dan Anita masuk ke dalam mobil dan mulai meninggalkan halaman rumahnya.
Sesampainya di sekolah Layla langsung bergegas memasuki gerbang sekolah setelah berpamitan pada Ibunda tercinta.
***
Hari ini guru matematika tidak mengajar di karenakan ada urusan keluarga. Kei yang menjadi ketua kelas di minta untuk menulis di papan tulis sesuai apa yang sudah di berikan gurunya sebelum minta izin tidak mengajar.
Layla menatap papan tulis lalu beralih pada sosok Kei yang baru saja selesai menulis di papan tulis. Sementara Stela, Asha dan Valeri tengah sibuk mencatat. Pandangan Layla tak lepas dari sosok Kei yang tengah berjalan dan duduk di bangkunya.
Kei yang merasa di perhatikan Layla. Ia pun mengalihkan pandangannya pada Layla. Mereka pun saling pandang dan melayangkan senyuman manis. Hingga tidak menyadari kalau ke tiga temannya sedang memperhatikan mereka berdua. Sebuah senyuman yang terukir di bibir Kei, membuat Layla mendesah dan menundukkan kepala.
"Cieee, ada yang jatuh cinta nih." Goda Stela yang duduk di sampingnya.
"Ehem, kita di kacangin!" timpal Valeri dan Asha sembari tertawa kecil. Membuat semua siswa yang ada di dalam kelas memperhatikan mereka. Suasana kelas menjadi ramai oleh bisik bisik para murid. Tak lama kemudian suasana kelas hening kembali karena seorang guru lewat dan masuk ke dalam kelas memperingati anak anak supaya tidak membuat kegaduhan di jam belajar.
Satu jam berlalu, bel pun berbunyi tanda jam istirahat. Semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin.
"Layla!" seru Kei.
Membuat Layla sedikit kaget karena tengah memikirkan Kei. "Ya?"
"Kita ke kantin" ucap Kei mendekati Layla dan menarik tangannya.
Layla bangun dari duduknya lalu mengikuti Kei dan mensejajarkan langkahnya dengan tangan saling berpegangan sepanjang jalan. Sesampainya di kantin Kei memesan makanan untuk mereka berdua lalu memilih tempat duduk yang sedikit jauh dari anak anak yang lain.
"Ini, makanlah." Kei menyodorkan semangkok bakso di hadapan Layla. Lalu ia duduk di samping Layla.
"Terima kasih" ucap Layla menatap Kei sesaat lalu menggeser mangkok bakso untuk lebih dekat dengannya.
"Ayo di makan, jangan cuma di lihatin."
Dengan malu malu Layla tersenyum dan menganggukkan kepala. "Ah iya."
Selama mereka menyantap bakso. Kei dan Layla berbagi cerita tentang hobi mereka masing masing. Dari awal pertemuan mereka. Kei dan Layla sudah saling tertarik satu sama lain. Dan mereka memiliki hobi yang sama. Sama sama suka melukis dan membuat syair. Dengan sangat mudah untuk Kei dan Layla semakin akrab dan saling tertarik. Mereka yang tengah asik mengobrol tiba tiba di kagetkan oleh kedatangan Asha, Valeri dan Stela.
"Bener kan apa kataku? kita sekarang di kacangin Layla" sindir Stela sembari duduk di hadapan Layla dan Kei.
"Hahahaha!"
Mereka serempak tertawa keras saat melihat raut wajah Layla yang menahan malu. Sementara Kei terlihat santai mendengar celotehan tiga temannya itu.
"Layla, hari ini kita pulang cepat. Apa kau mau ikut kami ke rumah Stela?" tanya Asha pada Layla.
"Boleh" jawab Layla menatap Asha.
"Aku ikut" timpal Kei.
"Woww! Kita lihat pasangan ini. Sampai tidak mau di pisahkan" pekik Stela sembari melirik ke dua temannya.
"Pppffttt!" Asha dan Valeri tertawa kecil mendengar kata kata Stela.
"Kalian ini bisa tidak, berhenti menggodaku" ucap Layla sembari memajukan bibirnya.
"Biarkan saja, mungkin mereka iri." Kei tertawa kecil.
"Huuuuu!!". Asha, Valeri dan Stela serempak meneriaki Kei.
Setelah selesai mereka menyantap makanan. Stela pun mengajak Layla pulang ke rumahnya. " Yuk kita pulang?"
"Iya" jawab Layla, lalu ia bangkit dari duduknya di ikuti yang lain.
"Kita pulang!" seru Asha dan Valeri.
Mereka pun beranjak pergi menuju halaman sekolah. "Kau ikut kami kan Layla?" tanya Stela sembari membuka pintu mobil.
"Tidak, Layla berangkat bersama ku." Kei menarik lengan Layla.
"Baiklah" ucap Stela lalu masuk ke dalam mobil.
"Kami duluan ya!"
Layla mengangguk, lalu beralih menatap Kei yang tengah turun dari atas motor.
"Pakai helm." Kei memakaikan helm di kepala Layla.
"Terima kasih."
Kei tersenyum menatap Layla. Lalu ia naik ke atas motor, "Ayo naik." ucap Kei.
Layla menganggukkan kepala, lalu ia pun naik ke atas motor.
"Pegangan yang erat." Kei melirik ke arah Layla sesaat. Lalu mulai menjalankan motor menyusul ke tiga temannya. Layla yang belum pernah naik motor langsung berpegangan dengan memeluk erat pinggang Kei, saat Kei mulai menaikkan kecepatan laju motornya.
"Apa kau takut?!"
"Tidak" jawab Layla sembari mengeratkan pelukannya di pinggang Kei. Kei yang menyukai pelukan Layla dengan sengaja menambah kecepatan motornya lalu tersenyum sendiri.
Lima belas menit kemudian, mereka pun sampai di rumah Stela. Kei dan Layla langsung masuk ke dalam rumah Stela yang tak terkunci.
"Layla sini!" seru Asha ketika melihat Layla dan Kei sudah sampai di dalam rumah.
Mereka pun berbincang bincang sambil menyantap cemilan yang sudah di sediakan Stela sebelumnya. Mereka saling berbagi cerita dan hobi masing masing. Dengan di selingi tawa dan canda yang terlontar indah di dalam rumah Stela.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17:03. Asha, Valeri dan Layla juga Kei, berpamitan pulang pada Stela. Valeri dan Asha pulang bersama naik mobil mereka masing masing. Sementara Layla ikut dengan Kei naik motor.
Kei mempercepat laju sepeda motornya karena cuaca sudah mendung. Nampak langit terlihat awan hitam menandakan akan segera turun hujan.
Belum juga Kei sampai di rumah Layla. Hujan sudah turun dengan sangat deras. Kei berniat untuk berhenti dulu supaya tidak ke hujanan tapi Layla meminta Kei untuk terus menjalankan sepeda motornya. Layla tidak ingin membuat Ayah dan Ibunya khawatir. Hingga sampai di depan rumah, pakaian seragam Layla sudah kebasahan.
"Kau baik baik saja?" tanya Kei sembari melepaskan helm dari kepala Layla.
"Sayang kamu dari mana saja?" sapa Anita.
Layla menoleh menatap Ibunya, lalu berjalan mendekati Anita. Di ikuti Kei dari belakang.
" Kau dari mana nak? Ibu jemput kau di sekolahan sudah tidak ada, kenapa buat Ibu khawatir?"
"Maaf Bu, Layla dan saya main ke rumah teman" jawab Kei dengan sopan.
"Maafkan Layla Bu" ucap Layla dengan pelan.
"Ya, Ibu maafkan. Tapi besok besok, kau harus beritahu Ibu jika kau hendak main, supaya Ibu tidak Khawatir."
"Iya Bu, maafkan Layla" ucap Layla sembari menundukkan kepala.
"Maafkan saya juga Bu" saut Kei.
"Ya, baiklah. Sekarang kalian masuk dan ganti pakaian. Nanti kalian bisa sakit."
"Terima kasih Bu, saya langsung pulang. Takut Ibu khawatir." Kei menundukkan kepalanya.
"Baiklah, hati hati di jalan loh ya nak" ucap Anita.
"Layla, aku pulang dulu." Kei tersenyum menatap Layla yang menganggukkan kepala.
"Hati hati di jalan" saut Layla. Kei tersenyum pada Layla lalu beralih menatap Anita.
"Saya pulang dulu Bu, dan sekali lagi saya minta maaf" ucap Kei. Lalu ia naik ke atas motor dan menyalakannya. Meski pakaian Kei kotor dan basah. Tapi Kei sangat bahagia bisa bersama Layla.
"Ayo masuk sayang."
***
Di luar sekolah nampak sepi. Semua siswa sudah memasuki ruang belajar. Nampak Kei terlihat gelisah, karena pagi itu Kei tidak melihat Layla. Bangku yang biasa Layla tempati nampak kosong.
Di depan kelas seorang guru tengah memberikan pelajaran pada semua siswa dan mereka mendengarkan dengan seksama. Hanya Kei yang tidak fokus perhatiannya pada pelajaran yang Guru berikan. Ia sedang bertanya tanya kemana Layla?
Hana selaku wali kelas menyadari kalau salah satu muridnya tengah gelisah dan tidak fokus. Dia berpikir kalau Kei sedang kurang sehat.
"Kei? Apakah kau baik baik saja?" tanya Hana.
Tapi Kei hanya diam saja, ia menundukkan kepala sembari mengetuk ngetukkan jari di atas meja.Sekali lagi Hana bertanya sambil berjalan mendekati Kei dan menyentuh pundaknya, "Kei apa kau baik baik saja?"
Sontak pertanyaan Hana mengejutkan Kei. Ia langsung bangkit dari duduknya. "Iya Bu!".
Semua siswa yang memperhatikan akhirnya tertawa. Suasana di dalam kelas menjadi ramai.
" Cukup! hentikan mentertawakan teman sendiri!" seru Hana menatap semua siswa. Detik berikutnya suasana kelas kembali sunyi.
"Ibu bertanya padamu, apakah kau baik baik saja?" tanyaHana menegaskan sekali lagi.
"Anu Bu,"
"Iya?" Hana mengangkat ke dua alisnya menunggu jawaban Kei berikutnya.
"Saya kurang enak badan" jawab Kei menundukkan kepala.
"Kalau begitu kau boleh pulang dan beristirahat di rumah" jawab Hana tersenyum.
"Terima kasih Bu." Kei langsung mengambil tas nya lalu bergegas setengah berlari ke luar kelas tanpa berpamitan terdahulu.
"Ada apa dengan anak itu?" Hana mengerutkan dahi menatap punggung Kei hingga hilang dari pandangan.
"Ayo anak anak lanjutkan belajarnya!"
Sementara itu Kei terus berlari menuju gerbang sekolah. Dari mulutnya tidak berhenti menyebut nama Layla.
"Layla, Layla."
Kei seperti kehilangan sesuatu dalam dirinya. Hingga ia tidak fokus dan gelisah, yang ada di pikirannya hanyalah Layla.
Kei terus berjalan hingga sampai di tepi jalan. Lalu ia naik ojeg langsung menuju rumah Layla.
Sepuluh menit berlalu, akhirnya Kei telah sampai di halaman rumah Layla dan langsung mengetuk pintu rumah Layla.
"Tok tok!!"
Dua menit berlalu Kei menunggu seseorang membuka pintu. Tak lama kemudian terdengar suara pintu di buka dari dalam rumah. Nampak Anita keluar dari dalam rumah menatap Kei yang terlihat gelisah.
"Nak? kau tidak sekolah?" tanya Anita memperhatikan Kei yang masih menggunakan seragam di jam sekolah.
"Saya sudah minta ijin Bu, saya khawatir dengan Layla karena hari ini, dia tidak masuk sekolah" jawab Kei sembari matanya memperhatikan ke dalam rumah berharap Layla ada.
"Oh, Layla sakit. Mungkin karena kemarin dia kehujanan. Ayo masuk." Anita mempersilahkan Kei masuk ke dalam rumah dan mengantarkannya ke kamar Layla.
"Layla!
Layla terkejut sekaligus sangat senang karena Kei menemuinya. Sedari tadi Layla pun gelisah memikirkan Kei.
"Kei!" seru Layla lalu bangun dari atas tempat tidur dan tersenyum menatap Kei .
"Ibu buatkan coklat hangat dulu ya." Anita keluar kamar dan langsung menuju dapur.
Layla menatap Kei dan tersenyum, "duduk Kei."
Kei menganggukkan kepala sesaat, lalu ia meraih kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Kemudian ia duduk di atas kursi. Dan mereka pun saling pandang cukup lama hingga suara langkah Anita mengalihkan pandangan Kei dan Layla. Anita datang kembali dan membawakan dua gelas coklat hangat dan di letakkan di atas meja.
"Di minum ya" kata Anita pada Kei dan Layla. Lalu Anita kembali keluar kamar meninggalkan Kei dan Layla untuk berbincang.
Tidak banyak kata yang mereka ucapkan. Bisa melihat satu sama lain saja sudah membuat mereka bahagia. Tak ada kata yang mampu menjelaskan apa yang sedang mereka rasakan saat ini. Cinta telah membuat mereka buta dan tuli. Masa remaja adalah masa yang menyenangkan bagi Layla dan Kei.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Agus Amir Riyanto
jadi pengen ketemu sama yang nulis
2020-04-08
0
Abdurrohman
bagus ceritanya
2020-04-05
0
Selviani
hehe
2020-04-05
0