Chapter 12: Harapan

Siang itu Layla dan Kei tengah berjalan di antara jalan setapak kebun teh. Layla dan Kei baru saja selesai mendapatkan tawaran melukis dari para pengusaha yang sedang liburan. Kei menghentikan langkahnya dan duduk di bangku di tengah tengah kebun teh.

Kei menarik tangan Layla untuk duduk di sampingnya, "Duduklah."

Layla duduk di samping Kei sembari tangannya menggenggam sejumlah uang hasil lukisan tadi, "terima kasih Ya Rabb." Layla mengangkat kedua tangannya mengucap syukur lalu ia usapkan ke wajahnya.

"Hari ini kita dapat rezeki yang banyak Layla." Kei menatap wajah Layla.

"Kau benar Kei, uang ini kita tabung untuk masa depan kita." Mata Layla berbinar.

"Kau benar Layla."

"Kei, mau buat apa uang ini nanti?" tanya Layla sambil menatap uang di tangannya.

"Buat beli rumah, buat kita nikah nanti" jawab Kei dengan memeluk bahu Layla.

"Kau mau punya anak berapa?" tanya Layla sambil tertawa kecil.

"aku mau punya anak dua saja." Kei tertawa kecil.

"Amin" ucap Layla.

"Semoga Sang Maha Pemilik Hidup mengabulkan semua doa kita Layla."

"Amin" jawab Layla menundukkan kepala.

"Apa kau baik baik saja?" tanya Kei mengangkat dagu Layla.

"Aku rindu Ayah dan Ibu." Mata Layla berkaca kaca.

"Aku juga, tapi mereka tidak merestui kita, Layla." Kei menghapus air mata Layla.

"Kei..." ucap Layla lirih.

Kei memeluk Layla, sesaat mereka terdiam. Mereka tidak tahu kalau, kedua orang tua mereka sedang ada dalam perjalanan menuju toko Nek Karsih.

"Kita pulang ke toko Nek Karsih dan beritahu Nenek kalau kita dapat rezeki yang banyak." Kei melepaskan pelukannya lalu bangkit dari duduknya dan menarik tangan Layla untuk bangun.

Layla menganggukkan kepala, lalu ia bangun dan berdiri. "yuk."

"Kau jangan sedih Layla, kita lewati semua ini sama sama."

Layla kembali menganggukkan kepala menatap Kei.

"Kau pegang uangnya Kei." Layla menyerahkan uang itu pada Kei.

Kemudian Kei menerima uang itu. Lalu mereka berdua melangkahkan kakinya menyusuri jalan setapak kebun teh dan saling berpegangan tangan. Disela sela langkahnya mereka bernyanyi kecil dan berbincang tentang masa depan nanti.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di toko milik Nek Karsih. Sesampainya di dalam toko Kei dan Layla langsung menceritakan tentang mereka yang mendapatkan rezeki yang banyak dan menunjukkan uang itu di depan Nek Karsih.

"Terima kasih Ya Rabb" ucap Nek Karsih mengusap wajahnya sebagai tanda syukur.

"Simpan uang kalian untuk masa depan kalian nanti." Nek Karsih menatap Layla dan Kei.

"Baik Nek" jawab Kei.

Tiba tiba mereka melihat dua buah mobil berwarna merah berhenti tepat di toko milik Nek Karsih. Layla dan Kei pun keluar untuk menyambut mereka. Kei dan Layla berpikir kalau mobil yang datang itu hendak berbelanja di toko Nek Karsih.

Alangkah terkejutnya Kei dan Layla saat melihat orang orang yang keluar dari dalam mobil, "Ayah? Ibu?" gumam Kei jelas terdengar Nek Karsih. Detik berikutnya Kei menarik tangan Layla dan berlari kencang.

"Layla lari!!"

Layla mengikuti langkah kaki Kei dengan lari secepatnya menghindari orang tua mereka. Sementara Nek Karsih melongo menatap Kei dan Layla yang berlari kencang. Dia tidak mengerti sama sekali apa yang terjadi.

Abdul, Alya, Surya dan Anita berteriak memanggil nama anaknya masing masing begitu melihat Kei dan Layla berlari.

"Kei!!"

"Layla!!"

Abdul dan Surya berlari mengejar mereka. Disusul Anita dan Alya dari belakang. Sementara dua pengawalnya berlari dan menikung dari arah yang berlawanan.

"Ayo Layla lari ke arah kebun teh" seru Kei pada Layla. Tapi tiba tiba langkah Kei terhenti saat tubuhnya menabrak seseorang.

"Buggg!" Kei dan Layla hampir saja jatuh namun Kei masih bisa menahan tubuhnya dan tubuh Layla supaya tidak jatuh.

"Tangkap dia! seru seorang pria kekar dari arah belakang.

"Grepp!"

Kei langsung di tangkap tanpa sempat menghindar oleh ke dua orang pria bertubuh kekar.

"Lepaskan !" Kei berusaha berontak namun tenaga Kei tidak mampu mengimbangi kedua pria yang bertubuh kekar itu.

Layla yang melihat Kei di tangkap berusaha untuk membantu Kei. Layla menggigit lengan salah satu pria itu namun yang Layla lakukan hanyalah sia sia. Dari arah belakang kerah baju Layla di tarik dan di hempaskan ke belakang. Layla hampir saja jatuh kalau Anita tidak cepat tanggap menangkap tubuh Layla.

" Ibu?" Layla menatap wajah Anita yang dingin tanpa ekspresi. Sementara Kei terus berontak dan berusaha lepas dari cengkraman dua pria kekar tersebut.

"Plakkk!!

Abdul menampar pipi Kei hingga membuat Kei terdiam. Pipinya serasa panas dan kupingnya berdengung.

" Anak tidak tahu di untung! Kau malah pergi dengan gadis gila itu, hah!" seru Abdul menatap marah Kei.

"Cukup Ayah! jangan kau hina Layla lagi!" Kei tidak terima dengan kata kata Abdul yang mengatakan Layla gila.

"Kau membela gadis gila itu? Kei buka matamu! gadis itu bukanlah calon istri yang baik! Ayah tahu mana yang terbaik buatmu Kei!"

"Omong kosong! tahu apa Ayah tentang aku!" Kei semakin marah terhadap Abdul, "Kalau Ayah mengerti tentang aku, tentu Ayah tidak akan berkata kotor seperti itu!"

"Plakkk!!

Abdul kembali melayangkan tangannya di wajah Kei. Tapi kali ini Kei tidak bergeming sama sekali. Tamparan di wajahnya tidak ada apa apanya di banding rasa sakit terhadap hinaan pada Layla kekasih hatinya.

" Apa ini?" Abdul menatap uang yang ada di tangan Kei dan merebutnya.

"Jangan Ayah! itu uang hasil kerja keras kami!" Kei mencoba melepaskan diri dan ingin merebut kembali uang yang di ambil Abdul.

"Kerja? kerja kau bilang? Ayah bisa memberimu uang lebih dari ini!"

Abdul merobek semua uang itu dengan penuh amarah, hingga sobekan kecil. Lalu Abdul melemparkan sobekan uang itu ke udara.

"Pyarr!"

Layla dan Kei ternganga menatap sobekan uang yang berhamburan jatuh berserakan di tanah, dengan berlinang air mata Kei menatap marah pada Abdul.

"Ayah kejam, andai aku bisa memilih. Aku akan meminta pada Tuhan untuk tidak menjadi Putramu." Kei menarik napas dalam menahan emosi. Lalu Kei mengalihkan pandangan pada Layla yang berjongkok sambil memungut tiap sobekan uang yang berserakan sambil menangis.

"Ibu lebih menyesal lagi memiliki anak yang tidak bisa di atur!" sela Alya geram.

"Kei lebih menyesal lagi Bu!! suara Kei terdengar bergetar.

Surya dan Anita yang sedari tadi diam dan memperhatikan akhirnya angkat bicara.

Hati Surya luluh dan melunak melihat Kei dan Layla yang memiliki cinta yang besar.

"Kau boleh menghina Putriku Abdul, aku tidak membantahnya. Tapi menghina darah dagingmu sendiri? ck ck ck, kau tidak pantas di sebut Ayah" ucap Surya penuh penekanan.

"Cuih." Abdul menanggapi dingin kata kata Surya.

"Suatu hari nanti kau akan menyesal, tapi ingat Abdul. Saat penyesalanmu datang. Kau sudah terlambat" ucap Surya lagi.

"Tidak perlu kau ceramah di depanku Surya! Kau urus saja Putrimu yang gila itu!" Abdul semakin naik darah dan tidak bisa mengendalikan emosinya.

"Apa yang di katakan Om Surya itu benar Ayah, mulai hari ini kau tidak akan pernah menemukan Kei yang dulu, tidak akan pernah." Kei menimpali kata kata Surya.

"Apa maksudmu Kei? kau mengancam Ayahmu sendiri?"

"Aku sama sekali tidak menyangka memiliki orang tua yang buta hati!" seru Kei.

"Apa kau bilang?" tanya Abdul.

"Ya! Aku memang Putramu, tapi tidak selayaknya kau jual Putramu sendiri demi harta!!"

"Plakkk!

Abdul kembali melayangkan tangannya ke pipi Kei, " tutup mulutmu, dan sekarang juga kai ikut Ayah!"

"Kau bukan Ayahku lagi! kau bukan Ibu ku lagi! Kei Putra kalian sudah mati!! seru Kei. "

Aahhhhhhkkkk!!!" Kei berteriak sekencang kencangnya untuk melepaskan beban di dalam dadanya, hatinya sakit dan serasa sesak untuk bernapas.

"Kei..." ucap Layla lirih.

"Cukup! lebih baik kita pulang!"

Alya sudah tidak tahan lagi dengan semua pertengkaran itu. Lalu Alya dan Abdul langsung membawa paksa Kei masuk ke dalam mobil dan membawanya pulang. Meskipun Kei terus memberontak.

Sementara Anita coba membujuk Layla untuk kembali pulang.

"Sayang, kita pulang ya." Anita jongkok dan merangkul pundak Layla.

"Ibu..." ucap Layla lirih, lalu ia memeluk Anita dan menangis sesegukan dalam pelulan Anita.

"Sabar sayang." Anita matanya berkaca kaca menatap Surya. Surya menganggukkan kepala supaya Anita menenangkan diri dan Layla.

"Mereka jahat, Bu."

"Layla, kamu harus kuat Nak, kamu harus bisa hadapi semua ini sayang." Anita coba menguatkan hati Layla. Meski hatinya pun teriris perih, manakala Putrinya di hina, dan uang hasil kerja kerasnya di sobek oleh manusia yang tidak punya hati.

"Kita pulang sayang."

Layla menganggukkan kepala, lalu mereka bangun dan berdiri. Layla menuruti apa kata Ibunya namun sebelum itu Layla berpamitan terlebih dahulu pada Nek Karsih. Nek Karsih baru mengerti apa yang terjadi pada Kei dan Layla.

"Nek, terima kasih sudah sudi merawat Putri kami." ucap Anita dengan sangat sopan.

Nek Karsih tersenyum dan mengatakan kalau Layla dan Kei sudah seperti anaknya sendiri.

"Seberapa besar kalian mencegah hubungan mereka, kalian tidak bisa. Karena cinta yang mereka miliki adalah cinta suci. Itulah ke Agungan cinta. Jika sudah bertahta sanggup menderita dan memiliki jiwa yang bebas" kata Nek Karsih panjang lebar.

Surya dan Anita terhenyak mendengarkan kata kata Nek Karsih. Surya sadar bahwa Layla tidak mungkin bisa di pisahkan dengan Kei. Tapi apa daya jika Abdul tidak merestui.

"Tetima kasih nasehatnya Bu." Surya menundukkan kepala sesaat.

"Layla, jangan sedih Nak. Nikmati setiap detail perjalanan hidupmu. Kau akan menemukan hakikat cinta yang sebenarnya." Nek Karsih memeluk Layla sesaat.

"Akan aku ingat pesan Nenek" jawab Layla sambil tersenyum.

"Air matamu, akan tergantikan dengan sukacita yang tiada duanya." Nek Karsih mengusap lembut pipi Layla.

Layla menganggukkan kepala, kembali ia memeluk Nek Karsih sesaat, "aku pulang Nek."

Nek Karsih menganggukkan kepala, lalu ia mengantarkan Layla dan orang tuanya sampai halaman toko.

Layla dan orangtuanya masuk ke dalam mobil, dan melambaikan tangan pada Nek Karsih. Layla menatap Nek Karsih dan semua kenangannya dari dalam mobil. Air mata turun dengan deras membasahi tangannya.

" Layla sayang, sudah jangan menangis terus." Anita merangkul pundak Layla.

"Apa salahku, Bu" ucap Layla lirih.

"Kau tidak salah sayang." Anita mengambil tisu dan mengusap air mata Layla.

"Lalu mengapa kami harus seperti ini, Bu?" tanya Layla lagi.

Anita hanya bisa diam, sebagai seorang Ibu dan seorang wanita yang pernah mengalami jatuh cinta. Tentu tahu apa yang di rasakan Layla saat ini. Anita hanya bisa memberikan pelukan untuk menenangkan Layla.

Tiga jam lebih, akhirnya Surya telah sampai di halaman rumahnya. Mereka keluar dari pintu mobil dan memasuki rumah. Layla langsung masuk ke dalam kamar tanpa bicara sepatah katapun. Sementara Anita dan Surya duduk di kursi makan.

"Apa Neng Layla baik baik saja Bu?" tanya Mbok Darmi.

"Iya Mbok,, Layla sudah masuk kamar." Anita melirik sesaat ke arah Mbok Darmi dan Mang Usman.

"Mbok, tolong buatkan saya kopi" ucap Surya.

"Baik Pak." Mbok Darmi langsung membuatkan kopi, lalu setelah itu ia letakkan di atas meja.

"Terima kasih Mbok." Surya menatap Mbok Darmi sesaat.

"Oya Mbok, buatkan susu hangat buat Layal, kalau Mbok tidak capek." Anita brdiri menatap Mbok Darmi.

"Tentu saja tidak Bu, Ibu istirahat saja, biar saya yang antarkan susu hangatnya ke kamar Neng Layla" jawab Mbok Darmi.

"Teri makasih Mbok." Kemudian Anita melangkahkan kakinya menuju kamar. Sementara Surya masih diam duduk di kursi mengingat kejadian tadi di Puncak Bogor dan peristiwa itu membuat dadanya sesak.

***

Sementara itu, keluarga Abdul telah sampai di rumahnya. Mereka langsung memasuki rumah dan menghempaskan tubuh Kei ke sebiah sofa di ruang tamu.

"Sekali lagi kau berani melarikan diri, Ayah akan memotong kakimu!" seru Abdul masih marah dengan sikap Kei.

"Lakukan Ayah, apapun Ayah bisa lakukan terhadapku, yang penting Ayah dan Ibu bahagia!" Kei bangun dan berdiri.

"Semua ini gara gara gadis gila itu! dia sudah membawa pengaruh yang buruk!" Abdul kembali menuding orang lain atas apa yang terjadi.

"Cukup!" seru Kei. "Bukan Layla yang gila, tapi kalian yang tidak punya hati!!"

"Pakkkk!!"

Kali ini Alya yang menampar Kei, "anak durhaka!" seru Alya.

"Penjaga! bawa masuk anak ini!" seru Abdul memerintahkan dua pengawalnya untuk menyeret Kei dan menguncinya di kamar.

Dua pria itu menganggukkan kepala, lalu mereka melangkahkan kaki mendekati Kei hendak membawanya paksa.

"Tidak perlu! aku bisa sendiri!" Kei menepiskan tangannya lalu balik badan melangkahkan kakinya menuju kamar.

Alya dan Abdul menatap punggung Kei dengan wajah penuh amarah.

"Kita percepat pernikahan mereka." Abdul menoleh menatap Alya.

Alya menganggukkan kepala, lalu ia duduk di sofa dan menyandarkan tubuhnya. Ia sangat merasa lelah dan pusing mengatur anak semata wayangnya. Kei dianggap memberontak dan berubah sikap menjadi pembangkang sejak mengenal Layla. Padahal dulu, Kei anak yang pendiam dan penurut. Anita memijit pelipisnya, lalu ia bangun dan berdiri.

"Aku istirahat dulu Pak." Alya balik badan lalu melangkahkan kakinya menuju kamar, di susul Surya setelah meminta anak buahnya untuk tetap waspada menjaga Kei.

Terpopuler

Comments

Tina subianto

Tina subianto

wow, abdul sadis amat

2020-05-09

1

Abdurrohman

Abdurrohman

abdul gila harta

2020-05-03

0

sefri

sefri

gila, abdul gila

2020-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Awal mula.
2 Chapter 2: Perkenalan.
3 Chapter 3: Percikan api cinta
4 Chapter 4: Cinta suci Layla dan Kei
5 Chapter 5: Di tentang
6 Chapter 6: Janji Setia
7 Chapter 7: Pertemuan spesial
8 Chapter 8:Penolakan
9 Chapter 9: Ulang Tahun
10 Chapter 10: Kepergian
11 Chapter 11: Kabar berita
12 Chapter 12: Harapan
13 Chapter 13: Jatuh sakit.
14 Chapter 14: Hari pernikahan
15 Chapter 15: Kerinduan
16 Chapter 16: Ketenangan
17 Chapter 17: Luka lama
18 Chapter 18: Penyesalan
19 Chapter 19: Terlambat.
20 Chapter 20: Pertemuan terakhir
21 Chapter 21: Berkabung
22 Chapter 22: Suara hati.
23 Chapter 23: Fitnah
24 Chapter 24: putus asa
25 Chapter 25: Keputusan
26 Chapter 26: Niat buruk
27 Chapter 27: Penyerangan
28 Chapter 28: Serba salah
29 Chapter 29: Pembunuhan
30 Chapter 30: Intimidasi
31 Chapter 31: Tipu daya
32 Chapter 32: Permintaan maaf
33 Chapter 33: Sahabat
34 Chapter 34: Kedewasaan
35 Chapter 35: Konsisten.
36 Chapter 36: Hati yang luka
37 Chapter 37: Kematian Dinda
38 Chapter 38: Keheningan.
39 Chapter 39: Salah siapa?
40 Chapter 40: Kasih terbesar
41 Chapter 41: Kedalaman jiwa
42 Chapter 42: Penculikan
43 Chapter 43: Penculikan 2
44 Chapter 44: Amnesia
45 Chapter 45: Amnesia 2
46 Chapter 46:Amnesia 3
47 Chapter 47: Lemah
48 Chapter 48: Hakikat Cinta
49 Chapter 49: Sebuah rasa
50 Chapter 50: Hidup dan mati.
51 Chapter 51: Menguji hati.
52 Chapter 52: Ingatan yang kembali
53 Chapter 53: Ego
54 Chapter 54: Labirin
55 Chapter 55: Harapan terakhir
56 Chapter 56: Kerumitan
57 Chapter 57: Gigih
58 Chapter 58: Waktu yang tersisa
59 Chapter 59: Ulang tahun ke 35
60 Chapter 60: Keputusan final
61 Chapter 61: pura pura
62 Chapter 62: Obsesi
63 Chapter 63: luka hati
64 Chapter 64: Balas budi
65 Chapter 65: Orang ketiga
66 Chapter 66: Apa salahku?
67 Chapter 67: Dokter Rico
68 Chapter 68: Rico pria misterius
69 Chapter 69: Tunangan?
70 Chapter 70: Akhir kejahatan Yudha
71 Chapter 71: Janji tinggal janji
72 Chapter 72: Perpisahan
73 Chapter 73: Hamil?
74 Chapter 74: Pernikahan Kei dan Layla.
75 Chapter 75: Takdir Layla?
76 Bab 76: Kebahagiaan di sisa hidup.
77 Bab 77: Kembali berpisah.
78 Bab 78: Pilihan Layla
79 Bab 79: Kata cinta terakhir Layla
80 Bab 80: Waktu yang tersisa
81 Bab 81: Seberapa sulit melupakan?
82 Bab 82: Membuang ego.
83 Bab 83: Sebening kasih, selembut cinta.
84 Bab 84: Rindu Ibu.
85 Bab 85: Akhir perjuangan Layla
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1: Awal mula.
2
Chapter 2: Perkenalan.
3
Chapter 3: Percikan api cinta
4
Chapter 4: Cinta suci Layla dan Kei
5
Chapter 5: Di tentang
6
Chapter 6: Janji Setia
7
Chapter 7: Pertemuan spesial
8
Chapter 8:Penolakan
9
Chapter 9: Ulang Tahun
10
Chapter 10: Kepergian
11
Chapter 11: Kabar berita
12
Chapter 12: Harapan
13
Chapter 13: Jatuh sakit.
14
Chapter 14: Hari pernikahan
15
Chapter 15: Kerinduan
16
Chapter 16: Ketenangan
17
Chapter 17: Luka lama
18
Chapter 18: Penyesalan
19
Chapter 19: Terlambat.
20
Chapter 20: Pertemuan terakhir
21
Chapter 21: Berkabung
22
Chapter 22: Suara hati.
23
Chapter 23: Fitnah
24
Chapter 24: putus asa
25
Chapter 25: Keputusan
26
Chapter 26: Niat buruk
27
Chapter 27: Penyerangan
28
Chapter 28: Serba salah
29
Chapter 29: Pembunuhan
30
Chapter 30: Intimidasi
31
Chapter 31: Tipu daya
32
Chapter 32: Permintaan maaf
33
Chapter 33: Sahabat
34
Chapter 34: Kedewasaan
35
Chapter 35: Konsisten.
36
Chapter 36: Hati yang luka
37
Chapter 37: Kematian Dinda
38
Chapter 38: Keheningan.
39
Chapter 39: Salah siapa?
40
Chapter 40: Kasih terbesar
41
Chapter 41: Kedalaman jiwa
42
Chapter 42: Penculikan
43
Chapter 43: Penculikan 2
44
Chapter 44: Amnesia
45
Chapter 45: Amnesia 2
46
Chapter 46:Amnesia 3
47
Chapter 47: Lemah
48
Chapter 48: Hakikat Cinta
49
Chapter 49: Sebuah rasa
50
Chapter 50: Hidup dan mati.
51
Chapter 51: Menguji hati.
52
Chapter 52: Ingatan yang kembali
53
Chapter 53: Ego
54
Chapter 54: Labirin
55
Chapter 55: Harapan terakhir
56
Chapter 56: Kerumitan
57
Chapter 57: Gigih
58
Chapter 58: Waktu yang tersisa
59
Chapter 59: Ulang tahun ke 35
60
Chapter 60: Keputusan final
61
Chapter 61: pura pura
62
Chapter 62: Obsesi
63
Chapter 63: luka hati
64
Chapter 64: Balas budi
65
Chapter 65: Orang ketiga
66
Chapter 66: Apa salahku?
67
Chapter 67: Dokter Rico
68
Chapter 68: Rico pria misterius
69
Chapter 69: Tunangan?
70
Chapter 70: Akhir kejahatan Yudha
71
Chapter 71: Janji tinggal janji
72
Chapter 72: Perpisahan
73
Chapter 73: Hamil?
74
Chapter 74: Pernikahan Kei dan Layla.
75
Chapter 75: Takdir Layla?
76
Bab 76: Kebahagiaan di sisa hidup.
77
Bab 77: Kembali berpisah.
78
Bab 78: Pilihan Layla
79
Bab 79: Kata cinta terakhir Layla
80
Bab 80: Waktu yang tersisa
81
Bab 81: Seberapa sulit melupakan?
82
Bab 82: Membuang ego.
83
Bab 83: Sebening kasih, selembut cinta.
84
Bab 84: Rindu Ibu.
85
Bab 85: Akhir perjuangan Layla

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!