Setiap fajar menjelang, itulah saat yang membahagiaakan buat Layla. Pagi yang selalu dinanti Layla saat perjumpaannya dengan Kei. Layla nampak sudah terlihat rapi dengan seragam sekolahnya. Sesaat dia menatap wajahnya di cermin sambil melantunkan syair tentang Kei. Dia tersenyum menatap wajahnya di cermin lalu beranjak pergi meninggalkan kamarnya dan menemui Surya dan Anita di meja makan.
"Pagi Ayah, pagi Ibu." Layla duduk di kursi langsung mengambil sepotong roti yang sudah di sediakan Anita.
"Apakah kau sudah lebih baik sayang?" tanya Surya pada Layla.
"Sudah Ayah" jawab Layla sambil mengunyah roti.
"Kau terlihat bahagia nak, ada apa?" Anita tersenyum memperhatikan putri semata wayangnya.
"Tidak ada Bu" jawab Layla sembari mengambil gelas di atas meja dan menyecap susu hangat.
"Bagaimana pelajaranmu di sekolah?" tanya Surya.
"Baik Yah, aku tidak akan mengecewakan kalian." Jawaban Layla membuat ke dua orang tuanya senang dan bangga. Keluarga Surya yang di segani banyak orang membuat ia bertambah bangga dengan kabar putrinya yang terkenal lewat tulisan syair yang Layla buat tiap kali ikut perlombaan.
"Sudah siang, kita berangkat Layla." Surya melirik jam tangannya. Lalu bangkit dari duduk dan mencium puncak kepala Anita.
"Aku pergi dulu Bu." Layla mencium tangan Anita lalu ia balik badan menyusul Ayahnya yang sudah lebih dulu ke luar rumah. Kemudian mereka pun berangkat menuju Sekolah.
Sepuluh menit kemudian mereka telah sampai di depan gerbang. Surya dan Layla keluar dari pintu mobil.
"Pagi Pak" sapa Dirman security di sekolah Layla.
"Pagi Pak Dirman!" seru Surya menatap Dirman yang berdiri di depan gerbang sekolah.
"Layla, ayo masuk sana" Surya menyentuh pundak Layla.
"Baik Ayah!" Layla melangkahkan kakinya sambil melambaikan tangan pada Surya. Kemudian. Kemudian Surya berpamitan pada Dirman, lalu ia kembali masuk ke dalam mobil menuju kantornya.
Sementara itu Layla melangkahkan kakinya dengan santai.
"Layla!"
Layla menoleh ke belakang, ia melihat Kei tengah berlari dari arah gerbang mendekatinya. Layla tersenyum menatap Kei.
"Ayo masuk." Kei langsung menarik tangan Layla dan menggenggam erat tangan Layla.
"Kei! Layla!
Kei dan Layla menoleh ke arah suara. Nampak ke tiga temannya sedang berjalan mendekatinya.
" Layla, kau kenapa tidak masuk sekolah?" tanya Stela pada Layla.
"Aku sakit" jawab Layla lalu mereka berjalan berbarengan menuju ruang kelas.
"Tuh, si Kei kaya cacing kepanasan kau tidak masuk sekolah." Goda Asha sembari menutup mulutnya tertawa kecil.
"Biasa kan? orang sedang jatuh cinta ya begitu" timpal Valeri.
"Hihihi." Layla hanya tertawa kecil menanggapi celotehan teman temannya. Sementara Kei tetap tenang dan cuek. Apapun yang di katakan ke tiga temannya. Dia tetap berjalan dengan terus menggenggam tangan Layla.
Sesampainya di dalam kelas semua siswa duduk di bangkunya masing masing. Hingga datang Hana ke dalam kelas dan memberikan perintah ke pada semua murid untuk mengerjakan tugas. Sementara yang lain sibuk mengerjakan tugas. Layla dan Kei tetap saling pandang di sela sela mengerjakan tugasnya. Bahkan mereka saling melempar kertas dan menuliskan syair syair yang mereka buat. Layla dan Kei anak orang terpandang. Tapi yang membuat mereka unik adalah tidak menggunakan ponsel seperti pada umumnya anak anak seusia Kei dan Layla. Mereka tidak tertarik untuk menggunakan ponsel. Mereka lebih asik memberikan syair dengan tulisan tangan menggunakan kertas.
Hingga suatu hari, Guru mereka mendapati Kei dan Layla saling melempar kertas dan menuliskan syair syair indah. Guru itu pun memungut dan membacakannya di dalam kelas hingga seluruh murid di dalam kelas mentertawakan mereka berdua.
"Sirik aja kalian!" seru Kei menatap teman sekelasnya.
"Huuuu!!" jawab murid murid serempak.
Tapi itu tidak mengganggu Kei dan Layla sama sekali, mereka tengah di mabuk cinta. Semenjak peristiwa itu membuat Kei dan Layla jadi bahan pergunjingan satu sekolah. Desas desus kedekatan mereka terdengar hingga satu sekolah. Siapa yang tidak mengenal Kei dan Layla? kisah cinta mereka benar benar unik dan membuat teman temannya menyukai akan syair syair yang di buat Layla yang awalnya mereka mencemooh.
Hari demi hari Kei dan Layla semakin tidak dapat di pisahkan. Apabila Kei tidak ada maka Layla akan mencarinya di seluruh ruangan kelas, begitu juga sebaliknya. Semakin hari cinta mereka semakin besar dan kuat. Seakan dunia hanya milik mereka berdua. Mereka tidak memperdulikan hal lainnya. Tidak jarang mereka pun mendapat hinaan dari teman sekelasnya. Tapi itu sama sekali tidak membuat Kei dan Layla marah ataupun malu. Yang ada di pikiran Layla dan Kei hanyalah tentang cinta mereka berdua.
***
Hingga kabar kedekatan mereka berdua pun terdengar oleh ke dua orang tua Kei. Awalnya mereka tidak percaya akan kabar itu. Karena orang tua Kei menganggap bahwa putra mereka masih terlalu muda untuk menjalani cinta seperti yang di katakan orang orang. "Ah kau bercanda saja" ucap Abdul Mercia. Abdul Mercia adalah Ayah dari Kei. Seorang pengusaha terkenal di bidang konveksi.
"Aku juga tidak tahu Pak, kabarnya sih begitu" jawab Alya Ahmad Ibu dari Kei.
"Sudahlah Bu, kau tidak perlu khawatir. Mereka masih remaja, dan paling itu juga cinta monyet" timpal Abdul.
"Nanti sore Kei tidak boleh kemana mana, Dinda putri Pak Yuda akan datang main ke sini" ucap Abdul pada istrinya.
"Baik Pak, semoga ini jalan yang terbaik buat keluarga kita. Aku tidak mau kita jatuh miskin." Alya merajuk pada Abdul, saat ini perusahaan mereka dalam keadaan krisis keuangan.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, biarpun usaha kita sedang mengalami krisis." Abdul bangkit dari duduknya dan mengambil sebuah koran yang ada di atas meja lain.
"Aku pergi dulu Bu, jangan lupa pesanku." Abdul melangkahkan kakinya menuju pintu rumah. Tanpa menunggu jawaban dari Alya.
Alya menarik napas panjang. Menjadi miskin adalah hal yang menakutkan buat dirinya. Dia tidak bisa membayangkan hidupnya nanti jika suaminya mengalami ke bangkrutan. Beruntung bagi Alya dan Abdul ada seorang pengusaha terkenal bernama Yuda yang mau membantu dan menggelontorkan uang dengan jumlah fantastis dengan syarat mereka mau menjodohkan Kei dengan putrinya yang bernama Dinda. Dinda anak gadis Yuda yang usianya lebih tua dari Kei. Dinda bukan anak gadis yang tidak di sukai pria manapun. Tapi tak ada pria yang berani mendekati Dinda anak orang paling kaya.
***
"Kriiiiiinggg!!
Suara bel sekolah berbunyi. Nampak semua siswa berhamburan keluar kelas menuju halaman sekolah. Stela, Asha dan Valeri nampak berjalan berbarengan bersama Kei dan Layla. " Layla, hari ini kau mau tidak ikut bersama kami mengerjakan PR di rumah Asha?" tanya Valeri pada Layla.
"Boleh" jawab Layla.
"Kau ikut juga Kei?" tanya Layla pada Kei.
"Tentu dong" jawab Kei tersenyum menatap Layla.
"Cieeeee!" Serentak tiga temannya menggoda Kei dan Layla. Sementara yang di goda hanya tersenyum. Asha, Valeri dan Stela sudah tahu tentang hubungan di antara Kei dan Layla. Dan sebagai sahabat Layla dan Kei, tentu mereka sangat mendukung. Bahkan tidak jarang mereka membela Kei dan Layla jika ada teman temannya yang tengah menggunjing Layla dan Kei.
Sesampainya di luar gerbang sebuah mobil merah terparkir. Nampak seorang wanita dengan menggunakan gaun berwarna coklat keluar dari pintu mobil.
"Ibu?" gumam Kei pelan namun jelas terdengar oleh yang lain.
"Kei!" seru Alya.
Kei berjalan mendekati Alya, di ikuti temannya yang lain dari belakang.
"Ibu? Ibu tumben jemput aku?" tanya Kei mengerutkan dahi. Perasaannya mulai tak enak. Karena tidak biasanya Alya menjemput putranya pulang sekolah.
"Kei ayo pulang." ucap Alya.
Alya menarik lengan Kei, namun Kei menepis tangan Alya. Membuat Alya mengerutkan dahi menatap Kei, Alya tidak mengerti dengan sikap Kei.
"Siang Tante" ucap Asha dan yang lain serempak.
"Siang anak anak, kalian mau pulang ya?" tanya Alya menatap Layla dan yang lain bergantian.
"Iya Tante" jawab Layla.
"Kei, ayo pulang. Dinda sore ini mau main ke rumah kita." Alya menjelaskan kenapa ia menjemput Kei di sekolah.
"Tapi Bu?" Kei melirik Layla yang tengah menundukkan kepala. Kei bisa melihat raut wajah sedih Layla.
"Tidak ada tapi tapian. Ayo pulang!" Alya menarik tangan Kei hingga genggaman tangan Kei dengan Layla terlepas.
"Bu, ayolah. Aku mau main dulu. Aku janji akan pulang tepat waktu." Kei berusaha membujuk Ibunya supaya memberikannya ijin untuk main dulu. Tapi Alya tidak mau tahu. Dia tetap memaksa Kei untuk pulang. Sementara Kei tidak ingin membuat Layla menjadi sedih.
"Bu, aku mohon." Kei melipat ke dua tangannya memohon.
"Tidak!" seru Alya. Dia menarik tangan Kei lalu membuka pintu dan memaksa Kei untuk masuk ke dalam mobil.
Sementara Layla hanya bisa menatap Kei yang sudah ada di dalam mobil dengan sedih.
" Kei." ucapnya pelan.
Mobil yang di tumpangi Kei pun melaju meninggalkan sekolah.
Sementara Layla langsung berlari mengejar mobil Kei.
"Keiii !!
Asha, Valeri dan Stela saling pandang sesaat. Lalu mereka bertiga mengejar Layla yang tengah berlari. Mereka mengejar Layla karena di khawatirkan akan ada mobil lain yang menyerempetnya.
" Layla!" seru Asha lalu memeluk tubuh Layla dan menahannya.
"Kei, Asha..Kei " ucapnya lirih menatap mobil yang di tumpangi Kei hingga hilang dari pandangannya.
"Sudah lah Layla, mungkin Kei ada urusan keluarga. Kau bisa bertemu dia lagi besok." Stela mengusap punggung Layla.
Layla terdiam dan menangis terisak. "Kei" ucapnya di sela sela tangisan.
Stela, Asha dan Valeri tertegun melihat Layla yang begitu histerisnya saat Kei jauh darinya.
Mereka sama sekali tidak mengerti dengan ke dua temannya itu.
"Layla, kami antar kau pulang ya?" ucap Stela dan Valeri karena merasa kasihan pada Layla. Layla pun menganggukkan kepala sembari mengusap air matanya di pipi.
"Ayo." Stela menarik lengan Layla.
Stela, dan yang lainnya akhirnya membatalkan untuk belajar bersama. Mereka memilih mengantarkan Layla pulang dan belajar bersama tanpa Layla dan Kei. Sepanjang perjalanan tidak ada candaan yang biasa mereka lakukan. Karena Layla sedang bersedih dan dari bibirnya yang mungil hanya menyebut satu nama berkali kali.
"Kei"
***
Sementara itu. Kei sesampainya di rumah marah marah pada Alya karena telah memisahkannya dengan Layla. Alya tidak mengerti dengan sikap putranya yang tidak seperti biasanya. Kei anak yang pendiam dan penurut dan tidak banyak bicara selama ini. Alya berpikir mungkinkah gadis yang di kabarkan itu memberikan pengaruh buruk pada Kei?
"Kalau sikapmu seperti ini terus, Ibu pastikan kau tidak akan masuk sekolah lagi Kei!"
Alya membentak putranya karena tidak tahan dengar kata kata Kei. Lalu ia menarik tangan Kei dan di masukkan paksa ke kamar nya lalu ia mengunci pintu kamar dari luar. Kei duduk di bawah tempat tidur. Dia menangis karena mengingat wajah Layla tadi di sekolah terlihat sedih.
"Layla" gumamnya lirih. Waktu terus berjalan serasa lambat. Kei terus memikirkan Layla kekasih pujaan hatinya. Ia tidak dapat memaafkan dirinya karena telah membuat Layla sedih.
Hingga hari pun berganti sore. Yuda dan Dinda pun datang berkunjung sesuai janjinya. Alya dan Abdul menyambut tamunya dengan sumringah dan mempersilahkan ke duanya masuk ke dalam rumah. Abdul meminta Alya untuk memanggil Kei di kamarnya.
Kei bangun dari duduknya berharap Layla datang menemuinya. Saat pintu terbuka Kei tersenyum.
" Layla" gumamnya pelan. Namun yang datang bukan yang di harapkan Kei. Yang datang adalah Ibunya sendiri.
"Kei, ayo ikut Ibu" ucap Alya menatap Kei yang terlihat kecewa.
"Tidak" jawab Kei dingin lalu kembali duduk di tepi tempat tidur.
"Kei." Alya kembali membujuk Kei untuk ikut. Tapi Kei tetap duduk tak bergeming di tempatnya. Hingga kesabaran Alya hilang.
"Kei !!"
Alya membentak Kei dan menarik tangan Kei memaksanya untuk ikut menemui Yuda dan Dinda.
"Jaga sikapmu, atau Ibu tidak akan mengijinkan kau sekolah lagi." Alya mengintimidasi putranya sendiri dan Kei memilih diam dari pada menjawab ucapan Alya.
Sesampainya di ruang tamu. Alya dan Abdul mengenalkan Kei pada Yuda dan Dinda. Kei hanya diam dan tidak banyak bicara. Sementara Dinda sudah menyukai Kei saat pandangan pertama. Siapa yang tidak menyukai pria tampan berambut pirang dan bermata besar dan hitam.
"Bagaimana Pak?" tanya Abdul pada Yuda.
"Saya setuju Pak Abdul, bagaimana dengan kau Dinda?" tanya Yuda pada putrinya. Dinda tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Saya setuju, hari ini juga saya akan transfer semua uang yang saya janjikan" ucap Yuda.
Lalu ia mengambil ponsel di saku kemeja depannya. Dan mulai mentransfer sejumlah uang atas nama Abdul Mercia. Abdul dan Alya tersenyum senang karena mereka tidak jatuh miskin. Sementara Kei yang hanya memperhatikan dan mengerti alur yang terjadi. Dia berdiri dan menangis sejadi jadinya. "Ibu dan Ayah jahat!!" Kei berlari menuju kamarnya dan membanting pintu. Membuat Alya dan Abdul dan ke dua tamunya terkejut.
"Maafkan putra kami Pak." Alya menatap Yuda yang merasa tak enak hati atas sikap Kei.
Begitu pula abdul meminta maaf dan menjelaskan kalau Kei masih anak anak. Yuda pun mengerti dan tidak mempermasalahkan sikap Kei. Akhirnya di antara mereka pun sepakat untuk menjodohkan Kei dengan Dinda. Dengan alasan demi kebaikan keluarga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Kapten Rajo Devi
laki ko mwek sih
2020-11-27
0
Slamet Pujiono
lanjut dach
2020-04-08
0
Selviani
cinta..memang rasanya kayak nano nao
2020-04-08
1