Menyembunyikan

Saat ini Amira sedang berbaring di kamar tidurnya, pembantunya Sumarni mengetuk pintu, memberitahukan Clara datang ke rumahnya.

Tok ... tok ... tok ...

Amira segera membuka pintu kamarnya, Amira merasa pipinya masih terasa panas akibat tamparan Darren dan cengkraman pada pipinya. Padahal sudah di kompres oleh air es sama Amira, tapi rasa sakit dan merah di pipinya masih terlihat jelas.

"Eh, Bi, ada apa?" tanya Amira lembut.

"Nyonya Clara ada di bawah, katanya ingin bertemu sama Nyonya," ujar Sumarni membungkukkan badannya.

"Baiklah, sebentar lagi saya ke bawah," sahut Amira tersenyum. Sumarni pun pergi meninggalkan kamar Amira.

Amira tampak bingung, Amira melihat foundation beserta concealer yang ada di tas miliknya. Amira segera mengeluarkan alat make up-nya, secepat kilat Amira segera menutupi warna merah di pipinya dengan foundation dan juga concealer untuk menyamarkan lukanya. Amira tersenyum simpul di depan cermin dan segera turun ke bawah menemui adik Iparnya.

"Kak," pekik Amira. Clara pun segera bangkit dari tempat duduknya dan tersenyum ke arah Amira.

"Panggil saja aku Clara saja, kau sudah menjadi kakak Iparku sekarang," ujar Amira yang di balas senyuman kikuk Amira.

"Baiklah kak," sahut Amira malu.

"Kak Darren mana, harusnya dia cuti, masa pengantin baru malah di tinggal," kesal Clara. Amira sempat bingung menjelaskannya, tapi idenya muncul lagi di pikirannya.

"Tadi pagi, Darren ada meeting penting dan juga tidak bisa di tunda," ujar Amira hati-hati.

"Oke, baiklah, nanti malam aku mengajakmu bersama kak Darren makan malam di rumah," seru Clara memeluk Amira.

Belum sempat Amira menolak, Clara sudah pamit pergi meninggalkan Amira yang masih bengong melihat nanar kepergian iparnya.

"Dia sangat baik, tidak mungkin aku mengatakan apa yang terjadi," lirih Amira duduk di sofa.

Sementara di kantor.

Darren sedang asyik berc*mbu ria bersama Nancy. Ci*man maut mereka membuat seluruh ruangan kerjanya terdengar erangan dari Nancy. Darren sedang asyik bermain gunung kembar peyot punya Nancy.

Darren menatap Nancy, kedua baju mereka sudah berantakan. Membuat Nancy senang atas kepuasan mantan suaminya itu, sebenarnya Nancy belum puas, nanti malam Nancy akan meminta jatah lagi pada Darren.

"Sayang, kau pergilah untuk perawatan gunung kembarmu ini biar tidak peyot seperti ini," ujar Darren bicara tanpa ada rasa bersalah.

"Apa kau bilang peyot," pekik Nancy.

"Hmm, memang itu kenyataannya, aku akan transfer uangnya buat perawatan seluruh badanmu, aku tidak mau tub*uhmu ini sudah tidak layak di pakai," desis Darren.

Bagi Darren Nancy hanya pemuas nafs*nya saja, walaupun Nancy meminta untuk menikahinya, tapi Darren tidak mau. Darren mau mencari wanita yang masih segel, Amira sudah Darren pikirkan tapi dia masih kesal karena Amira berani melawannya.

"Aku akan berusaha agar badanku ini terlihat sangat seksi lagi," ucap Nancy sembari mengecup bib*r Darren. Ci*man panas mereka Beradu lagi di keheningan ruangan kantor.

Ken datang untuk menginformasikan bahwa Clara ada di depan. Tadinya Clara ingin memaksa masuk, tapi Ken tahu ada Nancy di dalam.

Ken kesal dari tadi pintu kebesaran Darren tidak di buka, kebetulan pintunya tidak di kunci, Ken melihat Darren sedang berc*mbu mesra bersama Nancy.

"Aaww," pekik Ken. Lalu menutup kembali pintu kebesaran Darren.

"Sial, kenapa dia masuk, ah aku lupa pintu tidak aku tutup. Pasti Ken sedari tadi mengetuk pintu," gumam Darren.

"Kau rapihkan dulu baju dan wajahmu di kamar mandi," suruh Darren. Nancy pun segera bangkit dari pangkuan Darren.

"Ken, masuklah," ujar Darren.

"Ada, apa di dalam," tanya Clara. Ken hanya menggelengkan kepalanya karena tidak tahu apa yang akan dia katakan kepada Nyonya besarnya.

"Tuan Darren sudah merenggut kesucian mataku, apalah aku hanya seorang jomblo yang tidak di sengaja melihat kelakuan tuanku yang mes*m itu," batin Ken sembari membukakan pintu kebesaran Darren.

"Kak," pekik Clara.

Ken yang sudah merapihkan jas kamejanya pun tersenyum kikuk. Di dalam benaknya, semoga Nancy tidak keluar dari kamar mandi, karena kalau tahu ada Nancy, Clara pasti marah, apalagi Darren sudah menikah dengan Amira.

"Kak, malam ke rumahku, kita makan malam bersama," pinta Clara.

"Baiklah, adikku yang cantik ini, bagaimana kedua anak kembar itu," seru Darren.

"Mereka sedang sekolah, sebentar lagi aku menjemput mereka pulang, pokoknya aku tunggu kakak di rumah bersama Amira," ujar Clara.

"Baiklah, apa sih yang nggak buat adikku yang satu ini," sahut Darren lembut.

"Aku pergi dulu kak, sebentar lagi kelas Zico dan zaki selesai," ujar Clara.

Darren menghembuskan nafasnya berat kemudian dia menghempaskan badannya ke kursi kebesarannya.

Nancy yang tadinya mau membuka pintu kamar mandi mendengar percakapan mereka berdua pun terlihat sangat kesal. Rencana untuk malam panjang bersama Darren pun gagal total, tapi Nancy pastikan pulang mereka makan malam dari rumah adik Darren, Nancy segera meminta jatah lagi kepada Darren.

"Ken, kau pergilah, dan urus semuanya," suruh Darren.

Ken pun berlalu pergi dari ruangan Tuannya, Ken hanya merasa kesal. Amira di perlakukan sangat kasar tapi Nancy begitu di perlakukan lembut oleh Tuannya. Nancy keluar membawa wajahnya yang cemberut.

"Sayang, nanti malam kita jadikan,?" tanya Nancy duduk di pangkuan Darren sambil memainkan dasinya.

"Kau tunggulah, malam nanti akan aku puaskan dirimu sepulang makan malam dari rumah Surya," ujar Darren tersenyum simpul.

Malam telah tiba.

Amira sudah bersiap memakai gaun kado dari Clara di hari pernikahannya. Amira berdan-dan simple namun terkesan sangat cantik, Amira tidak mau mempermalukan suaminya di hadapan semua orang.

Darren mengetuk pintu Amira begitu keras, karena dari tadi di ketuk pun Amira tidak membukanya.

Darren mencoba menerobos masuk kebetulan pintu kamar Amira tidak di kunci. Terlihat Amira lagi kesusahan memakai gaun yang dia pakai.

"Kau," pekik Amira melihat Darren sudah ada di ambang pintu.

"Kau lama sekali hah," ujar Darren sedikit kesal.

"Hmm, maaf, aku lagi kesusahan tidak bisa memakai gaun ini, rel sletingnya susah aku angkat ke atas," ujar Amira hati-hati.

"Sini aku bantu," ucap Darren menghampiri Amira yang sedang duduk di tepi tempat tidur.

Amira tidak bisa membantah karena Darren sudah ada di belakangnya membenarkan rel sleting bajunya.

"Sial, kenapa badannya begitu mulus dan seksi," batin Darren.

"Terima kasih," ucap Amira.

Darren pun segera menarik tangan Amira ke luar kamar menuruni anak tangga. Nancy yang melihat perlakuan Darren membuat hatinya terbakar, Nancy takut Amira menggoda Darren dan malah jauh darinya.

"Sial, wanita itu sudah berani menggoda calon suamiku. Aku pastikan mereka tidak akan pernah bersatu, lihat saja nanti Amira apa yang aku lakukan padamu," ujar Nancy mengepal geram.

Di dalam mobil, Darren mendadak gerogi melihat Amira begitu cantik. Darren hanya diam dan sedikit mencuri pandangannya kepada Amira.

Amira

Darren

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA BUAT AUTHOR

LIKE

KOMEN

VOTE

HADIAH

RATING 5

Terpopuler

Comments

Muniroh Mumun

Muniroh Mumun

hadeuh .....buat Darren cerai smaa Amira sblm MP aja Thor .....enak kali mereka dibceraikan nancy tp Darren sdh dpt MP sama Amira .....setan kok dpt bidadari ..g rela banget aluuh

2022-12-22

0

𝕻𝖊𝖗𝖆𝖍𝖚 𝖐𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘 ⛵

𝕻𝖊𝖗𝖆𝖍𝖚 𝖐𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘 ⛵

maaf banyak yg aq skip,,jijik aq ama daren

2022-02-01

0

Devi Meliawati

Devi Meliawati

itu sih Daren apa GX bosan ena ena mulu sama si peyot 😎

2021-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!