Jam menunjukan pukul lima pagi, Amira segera membersihkan diri ke kamar mandi. Setelah meminum obat yang di kasih pembantunya kepala Amira lumayan sedikit ringan. Amira segera menunaikan shalat subuh di kamarnya, habis itu Amira berinisiatip untuk membantu pembantunya menyiapkan sarapan pagi.
Amira melihat ke arah pintu suaminya, tapi tidak ada tanda-tanda mereka keluar kamar. Amira hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan kemudian Amira turun.
Terlihat pembantunya yang sudah berkutat di dapur menyiapkan sarapan, Amira segera membantunya.
Belum sempat pembantu itu melarang Amira, Nancy sudah tiba di bawah. Amira yang melihat hanya menundukan wajahnya, Nancy sengaja menyuruh Darren meninggalkan bekas merah di leher jenjangnya supaya Amira yang melihat merasa cemburu.
"Tolong siapkan aku sarapan roti sama satu gelas susu, haus dan juga cape semalam kita sudah bermain cukup lama," ujar Nancy sengaja.
Amira yang mendengar Nancy bicara seperti itu membuat dirinya merasa geram. Amira benar-benar tidak di hargai, bukan Amira, cemburu tapi cara perlakuan Darren terhadap dirinya dan juga Nancy sangatlah berbeda.
Amira segera menyediakan satu gelas susu putih dan juga selai. Nancy menyuruh Amira untuk mengoleskan selai rasa strawberry ke lapisan rotinya. Di meja ada selai strawberry dan juga caos, Amira sengaja mengoleskan caos itu ke dalam roti tawar Nancy.
"Silahkan," ujar Amira menyodorkan satu lembar roti yang sudah di balut caos sambal di dalam piring.
Nancy segera meminum susu kemudian dia memakan roti tawar itu. Betapa terkejutnya Nancy yang dia makan bukanlah selai melainkan caos. Mulutnya kepedesan Nancy segera meminum satu gelas penuh susu putihnya.
Amira hanya menahan tawa bersama pembantunya melihat Nancy yang kepedesan. Nancy semakin geram, dia berteriak memanggil Darren yang kini sudah memakai baju formalnya untuk segera berangkat kerja.
"Sayang, lihatlah wanita sialan ini, memberikan aku caos yang sangat pedas ke dalam roti yang aku makan," pekik Nancy.
Darren yang mendengar semuanya segera menatap tajam Amira yang sedang berdiri di pojokan dapur. Amira takut di apa-apain sama Darren, niat ingin mengerjai Nancy malah dia kena imbasnya gara-gara Nancy yang melaporkan perbuatannya.
"Kau," pekik Darren menghampiri Amira.
"Berani sekali kamu di rumahku berbuat seenaknya, mulai sekarang kau aku jadikan pembantu, dan tidak boleh membuat Nancyku terluka. Ingat! Kau hanya wanita yang di jodohkan tanpa aku cintai sedikit pun, kedudukanmu sama Nancy beda jauh, dia wanita yang aku cintai jadi kau! Tidak boleh berbuat jahat kepada Nancy kau mengerti," hardik Darren menyered Amira lalu menggemaskannya ke lantai.
Ken yang baru datang ke rumah Darren terkejut melihat perlakuan Tuannya terhadap Amira yang dia sukai. Ken mencoba membantu Amira tetapi di larang oleh Darren, membuat Amira hanya duduk diam meneteskan air matanya.
"Aku akan meminta cerai darimu, dan 0f aku akan melaporkan semua ini kepada Kak Clara," pekik Amira. Entah keberanian dari mana Amira bisa berbicara seperti itu.
"Kau! Lancang sekali mengancamku seperti itu, tidak akan aku biarkan kamu melaoprkan semuanya kepada adikku. Kau tidak punya hak atas semuanya mengerti," hardik Darren mencekal kedua pipi Amira hingga meninggalkan tanda merah akibat cengkraman keras Darren di pipinya.
Darren menghempaskannya lagi dengan kasar, Ken ingin sekali menolongnya tapi Darren mengancam Ken. Amira hanya bisa menangis di lantai, Nancy yang melihat Amira menderita pun tersenyum simpul atas kemenangannya.
"Aku akan pergi bekerja, kau tidak lagi bekerja di kantorku. Biar Nancy yang menggantikanmu sebagai sekertarisku, kau sudah menjadi pembantuku mulai hari ini," Hardik Darren meninggalkan Amira yang menangis.
"Aku istrimu dan Nancy hanya wanita ja*ang yang kau pungut," Pekik Amira. Keberaniannya muncul di dalam benaknya.
Plaakk ...
Satu tamparan keras menempal di pipi Amira, membuat Amira terhempas kembali ke lantai.
"Berani sekali kau berkata kasar terhadap Nancyku," pekik Darren menatap tajam Amira yang ada di bawah lantai.
"Lihatlah sayang wanita sialan ini sudah berani terhadapku dan juga dirimu. Kau jangan pernah membuatku marah dan menghinaku, kau bukanlah siapa-siapa kau mengerti," geram Nancy mencekal pipi Amira.
Darren pun pergi meninggalkan Amira yang menangis di lantai. Ken mengikuti langkah Darren keluar rumah megahnya membawa hati yang luka akibat melihat Amira menderita. Nancy pergi meninggalkan Amira yang meratapi nasibnya, Nancy akan pergi ke kantor setelah dia membersihkan dirinya.
"Dasar wanita kampung, hahahah," gumam Nancy sembari menatap sinis ke arah Amira dan melanjutkan jalan kakinya menuju kamar.
"Nyonya," lirih pembantu yang bernama Sumarni.
"Saya tidak apa-apa Bi," ujar Amira bangkit mengusap air matanya.
Amira tidak menyangka Darren begitu marah dan malah menjadikannya pembantu dan berani menamparnya. Padahal dia adalah Istrinya, Amira tidak mengerti kenapa Darren begitu melindugi Nancy di banding dirinya.
Darren boleh saja tidak mencintai Amira tapi perlakukanlah dirinya dengan baik. Amira juga tidak masalah untuk hal itu, tapi perlakuannya membuat Amira merasa sakit.
Amira duduk di kursi meja makan, dia melamun sikap Darren begitu sangat kasar. Sekarang pipi Amira sangat sakit akibat cengkraman tangan Darren dan tamparannya. Amira meneteskan air matanya kembali, di benak Amira semua ini gara-gara Nancy. Amira akan berusaha mengusir Nancy dari kehidupan Darren. Tidak peduli Nancy itu siapa, baginya ini salah, Darren selalu kasar atas perbuatan Nancy.
Sebelum ada Nancy, hubungan Darren dan Amira baik walaupun Darren tidak pernah menyapa atau pun kasar kepadanya. Amira akan berusaha kuat menangani sikap Darren dan akan mencoba mengusir Nancy dari kehidupan rumah tangganya.
Amira hanya mengenal sosok Darren yang dingin kaku, tidak seperti sekarang kasar dan arogan terhadapnya. Amira akan berusaha membuat Darren lebih baik lagi, apapun rintangannya Amira akan berusaha membuat suaminya lebih baik.
Walau bagaimana pun, Darren sudah menjadi suaminya sekarang. Amira tidak mau hidupnya seperti ini, dan untuk menyingkirkan Nancy Amira bakalan mencari cara untuk hal itu.
Di kamar.
Nancy menari-nari di depan cermin, karena mulai sekarang dirinya menjadi sekertaris Darren mantan suaminya. Peluang untuk terus bersama Darren kesempatan terbesarnya, dan akan mengikis Amira dari hidup Darren.
"Aku akan segera membuat cerai mereka berdua hahah, Darren hanya milikku seorang, tidak ada yang boleh memilikinya selain aku," gumam Nancy sambil menatap cermin yang ada di depannya.
Di dalam mobil.
"Tuan, seharusnya tidak boleh kasar terhadap Istri sendiri," ujar Ken mencoba mengingatkan atasannya.
"Jangan ikut campur urusan pribadiku Ken, kalau kau masih ingin bekerja bersama denganku kau harus fokus saja sama kerjaanmu bukan kepada urusan pribadiku," pekik Darren.
Ken hanya bisa menundukan wajahnya dan fokus kembali menatap jalanan yang ada di depannya.
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA BUAT AUTHOR.
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
RATING 5
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ge
Ngapain sie menikah? Bukan krna prjanjian ortu atau d desak ortu, hnya krna Clara baik makanya rela menikah? Emng sebaik apa Clara ke Amira? Ckckckc
2021-08-14
0
Denok Priyanti
pengen aku jambak si jalang nancy.... darren kamu lelaki bodoh 😡😡
2021-08-11
0
nani80
baca novel ky mau lari marotan aja😂
2021-08-07
0