Aldo membuka pintu, ruangan kamar di mana Amira di rawat. Terdapat perawat yang sedang merapihkan brangkar tempat tidur pasien.
"Permisi Su, orang yang bernama Amira ke mana?" Tanya Aldo heran.
"Oh, dia baru saja pulang tidak lama Tuan datang ke sini," ujar Perawat tersenyum.
Aldo segera berlari ke area parikiran, tetapi sudah tidak ada Amira di sana. Dia berlari lagi ke tempat ruang Satpam untuk melihat siapa yang membawa Amira pergi.
Sepuluh menit telah berlalu, Aldo sudah berada di ruangan tempat cctv. Aldo melihat Amira di bawa seorang pria ke dalam mobil. Namun, sayang plat mobil dan wajah Pria yang membawa Amira tidak terlihat jelas. Mobil yang di kendarai Amira tidak begitu terlihat jelas juga, posisi mobil Ken terlalu jauh dari area cctv.
"Sial," pekik Aldo kembali ke ruangan rawat inap adiknya berada.
"Siapa Pria yang bersama Amira! Pokoknya aku harus segera menemukan Amira," pekik Aldo kembali.
Di rumah Darren.
Amira baru saja pulang bersama Ken. Darren sudah berada di rumah bersama Nancy duduk mesra di sofa ruangan. Amira kaget melihat leher Nancy begitu banyak tanda merah di area lehernya.
"Amira, kau harus melayani Nancy sebaik mungkin karena dia akan tinggal di sini. Aku akan pergi beberapa hari ke luar negri," ujar Darren dan berlalu pergi bersama Nancy ke arah kamar.
Amira hanya bisa menundukan wajahnya, badannya belum sehat betul tetapi Darren sudah menyuruh Amira untuk segera pulang. Awalnya Ken sedikit kesal kepada Tuannya itu, tetapi ancaman Darren membuat Ken tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Jika kamu perlu sesuatu, panggil aku saja Nyonya," ujar Ken mengantar Amira ke kamarnya.
"Terima kasih Pak Ken, kau sangat baik sekali," ujar Amira.
Ken pun pergi meninggalkan Amira seorang diri di kamarnya. Ken menuju ruang kerja, sudah ada Darren di sana yang menunggunya.
"Ken, kau urus semua urusan kantor, aku serahkan semuanya padamu. Untuk beberapa hari aku akan pergi ke luar negri menuju negara A.
"Baik Tuan, kau tenang saja, semua akan beres," ujar Ken.
"Bagus, aku sudah percaya penuh padamu, tapi ingat kau jangan berharap Amira akan jatuh ke dalam pelukanmu, dia istriku," ujar Darren melangkah pergi.
"Tuan ini sangat lucu, istri kok di abaikan dan di siksa," kesal Ken menatap nanar kepergian Darren.
Darren meluncur menuju negara A, untuk menjemput Nayra dari tangan Jimy. Darren berharap Nayra bisa pulang lagi ke rumahnya untuk bersama lagi.
"Sialan kamu Jimy, sudah berani sekali kamu padaku," pekik Darren. Jet pribadi Darren menuju negara A.
Di kamar.
Amir istirahat mengingat waktu sudah sangat malam. Terdengar suara pintu di ketuk, Amira pun segera membuka pintu kamarnya.
"Amira buka pintunya," pekik Nancy menggedor pintu Amira dengan keras.
Amira membuka pintu terdapat Nancy yang sedang memeluk tangannya di dada melihat sinis ke arah Amira yang ada di hadapannya.
"Bikinkan aku makanan, aku sangat lapar," titah Nancy.
"Tidak bisa, aku bukan pembantumu," sahut Amira.
"Berani sekali kamu melawanku hah," hardik Nancy menatap tajam.
Amira segera menutup pintu, malam ini Amira akan beristirahat dengan tenang tanpa di ganggu siapapun termasuk Nancy.
"Awas kamu Amira, dia belum tahu siapa aku," kesal Nancy mengepal geram tangannya.
Pukul satu pagi.
Aldo berniat pergi menuju Club' setelah adiknya mulai membaik. Pikirannya kacau dia terus memikirkan Amira dan memutuskan untuk pergi ke club berharap ada pengibur jiwanya yang sedang kacau.
Di rumah Darren.
Nancy sudah bersiap menuju Club' untuk menghilangkan kekesalannya terhadap Amira karena sudah menolaknya secara kasar.
Satu jam telah berlalu, Nancy melihat pria yang sedang mabuk berat. Pandangannya tertuju pada Aldo yang sedang asyik minum sendirian, pikiran liciknya mulai beraksi.
"Pria tampan tampan, sepertinya dia orang kaya, ini bisa aku manfaatkan," ujar Nancy mendekati Aldo yang sedang mabuk berat.
Aldo yang melihat seorang wanita merangkul pundaknya secara tiba-tiba. Dia terkejut melihat wajah Nancy seperti wajah Amira.
"Kau kembali padaku sayang," ujar Aldo dengan suara beratnya.
"Kau mengenaliku," tunjuk Nancy kepada dirinya sendiri.
"Ah lupakan, malam ini aku ingin bersenang-senang denganmu menuntaskan perkara dulu yang tidak jadi," ujar Aldo menc*um bib*r Nancy secara berutal.
Nancy pun segera melepaskan pungutan liar itu dan segera menyuruh dua orang pria yang sedari tadi duduk diam.
"Tolong, bawa di ke hotel dekat sini," titah Nancy.
Sesampainya di kamar hotel Aldo merebahkan badannya dengan cara menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuk.
"Aku sudah tidak sabar ingin mencicipi setiap inci tub*h indahmu sayang," goda Aldo pada Nancy.
"Aku tahu, kau sudah tidak sabar dengan tubuhku yang sangat menggoda ini," sahut Nancy sembari melepaskan semua baju yang menempel di setiap lekukan tub*hnya.
Mereka pun saling berpeluk ci*m, Aldo sangat puas menikmati permainan yang di berikan Nancy padanya membuat dirinya ketagihan. Nancy pun begitu, tub*h Aldo sangat menggoda hingga dirinya menci*mi setiap inci badan kekar milik Aldo.
"Lebih cepat," ujar Nancy yang sedang menikmati permainan Aldo di atas tub*hnya.
"Aku senang kamu sangat puas," ucap Aldo dengan suara beratnya.
Pelepasan ke satu sudah tercapai dari keduanya. Tetapi Aldo belum merasa puas, dia segera menanamkan lagi kepemilikannya. Mereka pun melakukan lagi sampai pagi-pagi buta. Nancy merasa puas, Aldo begitu sangat lihai hingga membuat Nancy ketagihan.
Jam lima pagi mereka tumbang di atas tempat tidur kamar hotel. Keringat pagi di badan keduanya begitu banyak, karena semalaman mereka tidak berhenti bermain.
Aldo membuka matanya setelah ponsel miliknya berdering begitu nyaring di telinganya. Aldo masih menutup matanya mengangkat tlp dari adiknya.
"Hallo, oke baiklah Kakak akan segera ke sana," ujar Aldo menutup kembali ponselnya.
Aldo membuka sedikit matanya, terlihat seorang wanita yang sedang memeluknya dari arah belakang. Aldo terkejut wanita yang bersamanya bukanlah Amira yang seperti dia bayangkan semalaman.
"Siapa wanita ini," ujar Aldo menatap intens ke arah Nancy.
Nancy membuka matanya melihat Aldo yang sudah bangun dan sedang duduk menatap ke arah dirinya, Nancy tersenyum manis ke arah Aldo.
"Kau sudah bangun, terima kasih, permainanmu memuaskanku," ujar Nancy bangun tanpa menutupi gunung kembarnya.
Aldo pria casanova pun tidak mau melewatkan kesempatan emas ini. Wanita cantik seksi yang telah merenggut kepemilikannya dalam waktu semalam. Aldo juga sangat senang permainan yang di perankan Nancy begitu lihai. Mereka pun saling berpelukan lagi, berci*man di pagi hari.
"Aku mau lagi," bisik Aldo pada Nancy. Nancy hanya bisa terkekeh. Pagi ini pun mereka bermain lagi untuk kesekian kalinya.
Erangan di kamar hotel itu terdengar merdu keringat pagi, membasahi kedua tub*h mereka.
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA BUAT AUTHOR.
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIA
RANTING 5
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
Nancy bener2 jalang. moga Daren tahu & sadar
2023-06-21
0
Erlin
Sekali Jalang tetep Jalang.. Harusnya tobat dah di nikahi org bener diangkat dr comberan koq semakin Jadi
2022-03-13
0
Gemini Hengst
diatas langit masih ada langit.diatas Darren masih ada Aldo yg lihai.bruakakak...bruakakak...😂😂😂😂😂😂😂
2021-11-16
0