Suara erangan di dalam kamar itu terdengar sangat indah, memuaskan hasrat Darren dan juga Nancy yang sedang di mabuk cinta. Entah sudah berapa kali mereka melakukannya, Nancy tidak rela Darren akan menikahi gadis kampung. Hingga dia berbuat tekad melakukan percobaan bunuh diri, Darren yang khawatir segera datang ke hotel bintang lima.
Menurut Nancy, kepuasannya hanya bisa bersama Darren. Suaminya jarang memberi kepuasan hingga Nancy selalu haus akan belaian seorang Darren yang hot.
Darren selalu memuaskan mantan Istrinya, hubungan mereka baik walaupun sudah bercerai. Baginya tidak ada alasan lain untuk membuat satu sama lain memuaskan keinginannya.
"Kau hebat, aku selalu puas menikmati setiap sentuhan yang kamu berikan. Ayo lebih cepat, aku tidak mau kamu melakukan ini kepada wanita kampung," ujar Nancy sembari nafas terengah.
Darren tidak bergeming, dirinya lagi menikmati tubuh seksi Nancy. Baginya tubuh seksi mantan Istrinya itu sangatlah menggoda, beda dari wanita lain.
"Aku akan selalu membuatmu puas, walaupun aku sudah menikah, aku pastikan malam pertama aku dan kamu dan bukan Amira," ucap Darren terengah.
Ritme kecepatan yang Darren jalankan semakin kencang, hingga membuat tempat tidur di dalam kamar hotel itu bergoyang hebat. Erangan demi erangan terus mengisi ruangan kamar hotel yang gelap gulita. Baju keduanya tercecer di bawah lantai.
Darren membalikan tubuh Nancy supaya bisa bergaya yang lainnya. Mata Darren tertuju kepada gunung kembar yang bergoyang-goayng di depan matanya. Darren langsung saja menghisap dan memainkan bola kecil di ujung gunung kembar.
"Aku suka sekali, terus lakukan," bisi Nancy.
"Kau menikmatinya, aku akan membuatmu puas," ujar Darren langsung beraksi lagi.
Keringat bercucuran dan membanjiri badan mereka berdua. Hingga mereka pun mencapai pelepasan secara bersamaan. Tidak lupa juga Nancy sebelum melakukan meminum obat pencegah kehamilan.
"Nancy memeluk Darren yang sudah cape terkapar di pinggirnya. Nancy membelai wajah mantan suaminya, sungguh Nancy tidak mau Darren menikah dengan orang lain. Nancy takut Darren jatuh cinta kepada Amira, itu akan membuat dirinya sangat takut kehilangan semuanya dari Darren.
Di tempat lain.
Amira baru keluar mall bersama Ken, Ken sudah mengirim gambar cin-cin yang di suruh oleh Darren. Amira merasa tidak enak, apa yang harus di katakan kepada Clara kalau misal tahu Darren tidak membeli cin-cin bersama Darren.
"Mari Nyonya masuk, kita langsung pulang saja ini sudah sore juga," ujar Ken seraya masuk dan di angguki oleh Amira.
"Apa Pak Darren tidak akan marah,?" tanya Amira hati-hati.
"Tidak Nyonya, apalagi kamu adalah calon Istrinya," ucap Ken.
"Hmm, tapi aku hanyalah wanita yang tidak di anggap, aduh aku pusing bicaranya bagaimana. Pokoknya jangan panggil aku Nyonya, itu terdengar sangat wah bagiku," ujar Amira menundukan wajahnya.
"Kau ini sangat lucu, orang lain banyak yang mengantri untuk memiliki Tuan Darren, tapi kau Nyonya malah ragu begini," ujar Ken sambil menghidupkan mobilnya.
"Piuhh, entahlah, pernikahan ini hampa, karena tidak di dasari oleh cinta," jawab Amira.
"Cinta nanti juga akan menyusul setelah tiba waktunya, jalani saja Nyonya siapa tahu nanti tuan Darren Bucin," sahut Ken sedikit tertawa.
"Ah, sudahlah, memikirkan Tuanmu itu membuatku mual," Amira langsung membungkam mulutnya.
Ken hanya tertawa kecil mendengar ucapan Amira. Memang sih, Darren sangat menyebalkan, beli cin-cin saja tidak mau malah menyuruh Ken.
"Jangan takut aku tidak akan melaporkan ucapanmu Nyonya," ujar Ken menahan tawa. Amira hanya menunduk menggrutuki dirinya sendiri.
"Bodohnya kamu Amira, bisa-bisanya keceplosan, untung Ken baik kalau tidak, habislah aku besok" gerutu Amira.
Di hotel.
Darren melangkah pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket oleh keringat. Nancy sudah tertidur lelap dengan selimbut tebal menggulung badannya.
Darren selesai dari kamar mandi, dirinya sekilas mengingat lagi wanita yang dia tolong waktu lalu. Wajah wanita yang di tolongnya itu membuat Darren penasaran, andai Darren meminta nomor ponselnya mungkin saat ini mereka sudah berkomunikasi. Dan sialnya Darren tidak jelas melihat wajahnya, mengingat lampu mobil mati dan juga rambut wanita itu berantakan menghalangi wajahnya.
"Sial, aku hanya memandang bagian yang menonjol saja, bukan ke arah wajahnya. Salah wanita itu, tidak menutup bagian gunung kembarnya! Siapa wanita itu? Apakah kita akan bertemu kembali," ujar Darren sambil mengacak-acak rambutnya yang basah.
JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR.
RATING 5
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
sherly
baru kali ini baca kisah duda buat kesel hati.. hahahah
2022-01-09
0
Siti Jessy
Daren n Nancy hubungan macam apa itu
menjijikkan
2021-08-21
0
Devi Meliawati
iw jadi tak suka sama karakter Daren
2021-08-13
0