Pria itu melihat Amira menyeringai, melihat tampilan indah milik Amira begitu menggoda hingga sosisnya pun mulai aktif.
"Kau jangan berani kepada saya, aku orang yang sangat licik di negri ini," bisik Pria itu yang bernama Aldo.
Tangan jahanamnya mengusap air mata Amira yang menetes. Rambutnya yang terurai berantakan Aldo semakin tidak sabar ingin mencicipinya. Di tambah lagi gunung kembarnya terlihat terbuka, wajah mesum Aldo memikirkan gunung kembar itu sangatlah kenyal seperti agar-agar.
"Kau tau, aku suka kamu, terutama bagian kenyal punyamu akan aku miliki sepuasnya malam ini," bisi Aldo di telinga Amira.
"Dasar Pria laknat, kalau kau berani menyentuhku aku pastikan kau tidak akan bisa mengeluarkan air lagi," hardik Amira. Namun, perkataanya tidak di hiraukan oleh Aldo.
Badan Amira segera Aldo gendong ke atas kasur empuk yang sudah bertaburan bunga di atasnya. Amira memberontak namun tenaga Aldo lebih kuat dan besar di banding Amira.
"Diam wanita gila," geram Aldo.
"Kau yang gila telah memaksaku," hardik Amira.
Mendengar ucapan Amira Aldo semakin tinggi tingkat keinginannya. Aldo menyeringai melihat Amira sudah terbaring di bawah kukungannya.
"Tolong jangan rebut kesucianku," lirih Amira meneteskan air matanya. Namun, Aldo malah tertawa melihat permohonan darinya, ingin sekali Aldo segera melahap habis gunung kembar Amira.
Perlahan Aldo mengintai wajah Amira hingga Amira memberontak, Aldo tidak menghiraukannya. Baginya akan semakin tinggi keinginan untuk memiliki Amira malam ini.
Mata Amira terkejut Aldo sudah mulai menelusuri tangan laknat itu ke dasar gunung kembar. Dengan kekuatan sisa berontak tadi Amira menendang bagian sosisnya, hingga Aldo jatuh terjungkal.
Amira langsung bangkit melihat vas bunga ada di meja kecil dekat tempat tidur, segeralah Amira mengambilnya. Aldo yang kini meringis kesakitan mencoba berdiri semampunya.
"Wanita gila, kau berani sama saya hah," hardik Aldo.
Amira langsung melempar vas bunga itu di bagian wajah Aldo, wajah Aldo terluka di bagian pipi kirinya. Amira bergegas menuju pintu dan langsung membukanya. Amira kebingungan dia tidak tau harus ke mana, melihat ada tulisan tangga darurat. Amira segera menuju ke arah tangga darurat, pikirannya kacau, sama seperti penampilannya yang kini terlihat kacau. Amira berhasil keluar hotel durjana itu, hingga Amira pun kini berjalan kaki entah ke mana arah tujuannya. Yang di pikirkan Amira sekarang kontrakan dan menjemput Ibunya sebelum Ibu Selly datang menangkap mereka berdua.
"Nasib orang miskin, susah banget ingin uang secara halal. Padahal impianku sederhana ini merawat Ibu dan memperlakukannya dengan sangat baik, tapi nyatanya aku malah di jual sama tetanggaku sendiri, maafkan Amira Bu," lirih Amira berjalan kaki tanpa mengenakan sendal.
Penampilannya yang kusut, baju robek dan juga rambut berantakan. Wajah babak belur akibat pukulan yang di terima dari Aldo.
Amira duduk, dan melihat ke arah belakang, betapa terkejutnya dia melihat dua orang Pria berlari ke arahnya. Amira sudah tahu pasti itu orang suruhan Pria hidung belang itu, Amira bergegas lari lebih cepat.
Darren yang baru pulang dari luar negri, tidak sengaja melihat wanita di kejar dua orang Pria tengah malam. Membuat Darren langsung berhenti tepat di pinggir Amira, Darren segera membukakan pintu itu dan menyuruh Amira masuk.
"Masuk," pekik Darren.
Amira yang ketakutan dua orang Pria itu masih mengejarnya segera masuk. Tangannya bergetar begitu juga tubuhnya, tidak di sangka Amira berhasil lolos dan di selamatkan oleh orang yang tidak di kenal.
"Mau ke mana? tutup bagian tengahmu, itu terlihat jelas," ujar Darren.
Amira yang baru menyadari bagian burung kembarnya terlihat akibat sobekan bajunya, segera menutupnya dengan kedua tangan.
"Maaf," lirih Amira penuh dosa dan malu.
"Mau ke mana," tanya Darren dengan nada ketusnya.
Amira langsung menyembutkan alamat kontrakannya. Hatinya tidak karuan takut Ibu Selly menangkap duluan Ibunya sebelum Amira tiba. Untung saja Amira mengingat nama tempat dan kontrakannya, Amira begitu cerdas mengingat sesuatu nama.
Darren segera melaju lebih kencang, hingga beberapa menit pun terhenti, itu tandanya Amira sudah sampai.
"Turun, ini sudah sampai dan segera ganti pakaianmu," desis Darren menatap intens kepada Amira.
Namun, Amira tidak melihat begitu jelas melihat wajah Darren di karenakan di dalam mobil begitu gelap. Dan juga Amira tidak berani melihat ke arah Pria tampan seperti Darren, Amira membuka pintunya dan berlalu turun. Belum sempat mengucapkan terima kasih, mobil itu sudah pergi jauh dari pandangannya.
Tanpa pikir panjang, Amira berlari menuju kontrakannya. Mengingat Ibunya yang masih ada di kontrakan Ibu Selly, hatinya sungguh campur aduk.
Amira tiba di depan kontrakannya, dia mengetuk pintu, dan terbukalah pintunya. Amira memeluk Ibunya yang masih ada di kontrakan, untung saja Ibu Selly belum menangkapnya.
"Ibu kita harus pergi malam ini juga," ujar Amira tergesa.
"Ada apa Amira? kok kamu terlihat kusut dan juga berantakan terus lihatlah bajumu sobek bagian tengah kamu! ada apa Amira,?" tanya Ibu Wati khawatir.
Amira belum bisa mengatakan yang sebenarnya, dia lebih fokus membungkus baju ke dalam tas dan berlaku pergi meninggalkan kontrak itu.
Amira menggandeng Ibu Wati membawa hati gelisah dan tidak tau harus ke mana mereka pergi. Di perjalanan, Amira melihat dua Pria yang belum sempat melihat ke arah Amira dan ibunya.
Amira menarik lengan Ibunya ke pinggir gerobak yang ada di pinggir mereka berjalan.
"Ibu jangan berisik, ikuti langkah Amira, kita diam jangan berisik oke Bu," bisi Amira pelan. Ibu Wati hanya diam tidak mengerti dan mengikuti Amira anaknya.
Pria itu menuju kontrakan Amira yang di perintah oleh Ibu Selly, setelah mengetahui Amira kabur. Anak buahnya Ibu Selly langsung di kerahkan untuk mendatangi kontrakannya, Bu selly tahu betul Amira belum pergi dari kontraknya. Namun, itu salah besar, Amira sudah duluan pergi sebelum Ibu Selly mencarinya.
Amira menghembuskan nafas lega, langsung saja dia berjalan lagi ke arah jalan raya, pikirannya kacau tidak tahu haru ke mana lagi mereka pergi.
Lisa, teman sebangku dan juga sahabat bagi Amira melihat Amira dan Ibu Wati begitu jelas di dalam mobil. Awalnya Lisa hanya melewati mereka yang tengah berjalan membawa tas, Lisa berhenti sesaat dan segera turun.
Lisa yakin itu Amira sahabatnya yang dari kampung, Amira yang melihat seorang wanita cantik turun dari mobil. Begitu terkejut melihat Lisa sahabatnya yang sudah lama tidak jumpa.
Ya, Lisa teman masa kecil juga sahabat Amira semasa di kampung. Mereka berpisah setelah kelulusan tiba, di karenakan Lisa pindah ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya.
"Amira," pekik Lisa memeluk.
Amira tampak kaget, Bu Wati juga yang kenal Lisa tampak kaget juga. Kehadiran Lisa di tengah susahnya mereka membawa keberkahan dalam hidup Amira.
"Tolong kita Lisa," lirih Amira.
Melihat kondisi Amira yang berantakan, Lisa segera membawa mereka ke dalam mobil. Sesaat Amira pergi di bawa oleh sahabatnya, komplotan suruhan Ibu Selly tiba di mana Amira dan Bu Wati tengah berjalan tadi.
🌾🌾🌾
Di rumah Darren.
Darren merasa cape, pulang dari negara A, langsung bertemu wanita yang tidak terlalu jelas wajahnya. Darren malah fokus ke bagian terbuka milik Amira, Darren frustasi, padahal baru saja dia melakukannya di negara A bersama mantan istrinya.
"Sial," pekik Darren menghempaskan badannya ke atas kasur.
DARREN.
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA BUAT AUTHOR.
RATING 5
LIKE
KOMEN
HADIAH
VOTE.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nani Rodiah
Dasar doyannya selingkuh. ya selingkuh teruuus kerjaannya😇😇
2024-01-12
1
Maryadi Cfk
Emang boleh ya ...sama mantan....
2023-05-18
0
shebina putri
pertemuan pertama yg berkesan Badi Daren🤭
2023-03-21
0