Kepulangan Darren

Dua hari sudah semenjak kepergian Darren dari luar negri, Amira merasa aneh dengan sipat Darren yang tiba-tiba saja memperlakukan Amira dengan baik. Walaupun ada kata yang bikin sesak di dada Amira, seenggaknya Darren sudah mulai menerima dirinya. Dua hari juga Nancy belum pulang-pulang membuat Darren gesar dan emosi.

"Nancy kamu sudah sangat keterlaluan, awas saja kamu, aku bakalan kasih kejutan saat kamu pulang nanti," Batin Darren.

"Amira, mulai saat ini kamu tidur di kamarku," ujar Darren sambil melangkah pergi ke atas meninggalkan Amira yang mematung mencerna ucapan Darren yang baru saja di lontarkan kepadanya.

Belum sempat Amira meminta penjelasan semuanya, Darren sudah masuk ke dalam kamar. Amira hanya diam membisu, tidak bisa menolak atau pun bilang Iya.

"Apa yang harus aku lakukan, pintu kamarnya saja dia tutup," ujar Amira memutar balikan badannya ke arah kamar.

Amira hanya duduk diam di tepi tempat tidurnya, dia bingung apa yang harus Amira lakukan. Apakah dia harus segera merapihkan kamarnya, tapi di sisi lain Amira bingung sama sikap Darren yang berubah drastis kepadanya.

Walaupun sikap dinginnya masih ada, seenggaknya Amira tidak di perlakukan kasar lagi.

Nancy saja belum Darren di usir dan masih ada pakaian milik Nancy di dalam kamar Darren. Pintu kamar Amira terbuka lebar, terdapat Darren sudah berada di ambang pintu membuat Amira kaget.

"Ka-mu mau apa?" Tanya Amira gugup.

"Kau tidak mendengarku hah, cepat bereskan semua pakaianmu. Mulai saat ini kamu tidur di kamarku," pekik Darren meninggalkan Amira yang tercengang.

Amira segera merapihkan semua barang-barangnya untuk di pindahkan ke kamar Darren.

Satu jam telah berlalu.

Amira sudah berada di dalam kamar Darren membawa kopernya sambil menundukan wajahnya ke bawah.

"Kau rapihkan pakaianmu ke dalam lomari, semua baju Nancy sudah aku masukan ke dalam koper. Jangan membantah atau pun menyangkal, turuti saja setiap apa yang aku perintah kepadamu," ujar Darren berdiri dan pergi dari kamarnya.

"Ba-ik," ucap pelan Amira. Kemudian dia menghembuskan nafasnya pelan.

"Dia kenapa! Tiba-tiba saja baik padaku," ucap Amira yang masih mematung.

Darren menuju kantor setelah menghubungi Ken.

"Ken, apa sudah kau kumpulkan semua bukti kuat mengenai Nancy?" tanya Darren di sambungan ponselnya.

"Sudah beres Tuan, semua bukti sudah saya pegang," ujar Ken. Sambungan tlp mereka terputus. Darren tersenyum kecut sambil fokus menyetir ke arah depan.

Di hotel.

Nancy dua hari ini menghabiskan waktunya bersama Aldo. Setiap waktu mereka bermain dan tidak ada kata lelah dan cape, Nancy tidak tahu bahwa Darren sudah pulang dan menunggunya di rumah.

"Aku akan pulang, dua hari ini aku cukup puas telah bersamamu," goda Nancy.

"Malam nanti kau temui aku di club seperti biasa," ujar Aldo mengec*p b*bir merah Nancy.

"Baiklah sayang, kau membuatku selalu mab*k kepayang oleh permainan lihaimu," ucap Aldo.

Mereka pun berpisah di lobby hotel. Nancy akan pulang ke rumah Darren setelah dua hari ini dia tidak pulang. Nancy mengerutkan keningnya di saat mobil Darren sudah terparkir di halaman rumahnya.

Nancy menaiki anak tangga, melihat ke arah kamar. Nancy merasa senang Darren sudah pulang, itu artinya Nancy akan bersenang-senang bersama Darren setelah dua hari ini dia di tinggalkan olehnya.

"Sayang," ujar Nancy membuka pintu.

Namun, apa yang dia lihat di kamar itu membuat dirinya syok sambil membungkam mulutnya.

JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR.

slow up jaringan muter-muter, maklum lagi mudik dan juga anakku habis di sunat.

LIKE

KOMEN

HADIAH

RATING 5

VOTE.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***