...🌷Selamat Membaca🌷...
Ajeng memasak makan malam dengan semangat. Senyum bahagia tak pernah pudar dari wajah cantiknya. Hari ini ia merasa sangat lega, semua resah dan gundah di hatinya lenyap sudah. Kebenaran yang diungkapkan Tania siang tadi sudah meyakinkan dirinya jika Radi memang tidak bersalah. Pria itu tidak pernah mengkhianatinya.
"Aku tidak sabar menunggunya pulang."
Semua hidangan yang Ajeng buat malam ini adalah khusus untuk suaminya. Ia juga akan mengatakan pada Radi jika matanya sudah bisa melihat lagi, tapi kapan dia bisa melihat, biar itu jadi rahasia saja.
Dari dalam rumah, Ajeng mendengar suara mobil yang datang. Ia yakin itu adalah suaminya. Secepat kilat, ia melepas apron dan pergi ke depan menyambut kepulangan Radi.
Cklekk
Saat pintu utama terbuka, Ajeng bisa melihat penampakan suaminya yang sedikit kusut, mungkin karena lelah setelah seharian bekerja.
"Selamat datang, sayang ..." sambut Ajeng, tak lupa satu senyuman manis sebagai pelengkapnya.
"Sayang?" Radi yang baru masuk terkejut dengan sambutan yang diterimanya. Matanya langsung menatap sang istri yang sedang tersenyum manis. Dihampirinya kekasih hatinya itu. "Sayang, kau?"
Ajeng yang mengerti maksud ucapan Radi lantas mengangguk. "Aku sudah bisa melihat lagi," katanya.
Radi tersentak, ia tak percaya begitu saja. Diraihnya kedua bahu Ajeng dan ditatapnya mata coklat indah itu dengan intens. Ajeng yang ingin meyakinkan Radi, turut menatap suaminya itu. Lama mereka saling menyelami pandangan satu sama lain, sampai Radi tersadar dan segera memeluk Ajeng.
"Kau bisa melihat sayang, syukurlah. Aku senang sekali." Radi mengangkat tubuh Ajeng dan memutarnya pelan.
"Hei, turunkan! Malu dilihat pelayan!" protes Ajeng.
Radi angsung menurunkan Ajeng. Ditatapnya lagi sepasang mata milik istrinya itu. "Kenapa bisa? Sejak kapan?"
Ajeng hanya tersenyum. "Nanti saja ceritanya, sekarang ayo kita makan malam. Aku sudah memasakkan semua makanan kesukaanmu." Ajeng menarik tangan Radi menuju ruang makan. Pria itu hanya pasrah mengikuti.
.......
Sepulang dari rumah kedua orang tuanya, pasangan Adibrata muda balik kembali ke rumah. Baru saja pintu kamar tertutup, Cakra langsung menerjang bibir istrinya dengan rakus. Silvia yang terkejut, lantas membalas ciuman maut suaminya setelah lepas dari keterkejutan.
Dua insan itu asyik bercumbu, hasrat yang tertahan kini keluar sudah. Cakra yang sudah tak sabar, segera melepas pakaian yang digunakan Silvia. Istrinya itu pun tak tinggal diam, ia melakukan hal yang sama. Kini pasutri yang sedang dimabuk gairah itu sudah polos seperti bayi baru lahir.
Cakra menggendong tubuh Silvia dan menjatuhkannya ke peraduan yang setia menjadi saksi setiap desahan juga tetesan peluh keduanya. Cakra mengurung tubuh polos Silvia di bawahnya. Ia tatap mata wanitanya penuh cinta dan hasrat menggelora.
"Mas ..." Silvia mengangkat tangan dan mengelus rahang kokoh suami tampannya. Nampak pria itu terpejam sembari menikmati sentuhan jemari lentik sang istri. "Akan ku puaskan kau malam ini, sayang."
Silvia membalik keadaan, kini ia yang berada di atas. Didudukinya perut sang suami. "Mas..." Diciumnya bibir tebal dan seksi pria tercintanya. Puas dengan bibir, ciumannya turun ke leher, diberinya beberapa ciuman juga gigitan di sana. Terus berlanjut ke dada, perut dan berakhir di bagian inti. Dipuaskannya betul bagian sensitif dari tubuh suaminya.
Pasangan yang sedang dimabuk asmara itu saling memuaskan satu sama lain.
.......
Bunyi bel berbunyi mengagetkan Tania yang tengah menyusui bayinya. Ia lepas ****** yang masih di dalam mulut Arka dengan pelan, kebetulan bayi menggemaskannya itu sudah tertidur pulas. Dipasangnya kembali kancing piyama tidur sebelum beranjak keluar.
Tania tidak langsung membuka, ia mengintip sejenak di lubang pintu.
"Aaaa ..." Ia memekik kaget saat sebuah mata terlihat muncul di lubang pintu.
Tok ... tok ... tok ...
"Kau baik-baik saja Nyonya Tania?" Terdengar ketukan juga suara dari luar sana.
Tania membuka pintu setelah sadar suara milik siapa yang bertandang. "Pak Robi?" sapanya saat mendapati pria bermasker yang ia ketahui merupakan asisten dari Ajeng.
"Selamat malam, Nyonya."
"Ma-malam," sahut Tania. Ia sedikit bingung untuk apa pria itu datang malam-malam ke apartemen yang ditinggalinya.
"Nona Ajeng memintaku untuk mengantar beberapa keperluanmu dan juga putramu." Robi menyodorkan beberapa buah kantung besar belanjaan kehadapan Tania.
Wanita beranak satu itu menerimanya dengan hati terharu. Wanita yang pernah ia sakiti, kini malah membantunya sampai seperti ini. Tidak hanya meminjamkannya apartemen untuk ditinggali, Ajeng juga mencukupinya dengan beberapa keperluan harian.
"Tolong ucapkan terima kasihku pada Nyonya Ajeng," pintanya tulus.
"Tentu. Kalau begitu saya pamit dulu. Selamat malam."
"Ya. Hati-hati, Pak."
Tania membawa barang-barang itu masuk ke dalam apartemen mewah milik Ajeng.
.......
Ajeng menatap pantulan dirinya di cermin. Sebuah gaun malam berbahan tipis berwarna maroon melekat pas di tubuh rampingnya. Gaun seksi dan transparan itu membuat lekukan tubuh indahnya tercetak jelas.
Malam ini, Ajeng ingin memadu kasih dengan suaminya dengan segenap rasa cinta juga ketulusan. Berharap dengan penyatuan kali ini, akan menghasilkan buah cinta yang sudah setahun ini diidam-idamkannya.
Cklekk
Pintu dibuka, Radi masuk ke kamar setelah berkutat sejenak di ruang kerjanya. Mata pria itu membola saat mendapati penampilan memukau istrinya yang sedang rebahan manja di atas peraduan.
"Sudah selesai, sayang?" sapa Ajeng dengan suara merayu ditambah kerlingan mata menggoda.
Deg
Jantung Radi berpacu kencang melihat hal tersebut, ia seperti mengulang kembali malam pertama mereka setahun yang lalu.
"Ajeng, kau ...." Radi tak bisa berkata-kata. Ia menghampiri Ajeng dan langsung menjatuhkan diri di samping tubuh istrinya.
"Cantik sekali ..." Radi memeluk Ajeng dari samping. Dikecupnya pipi merona alami itu dengan lembut. "Wangimu begitu memabukkan ..." Diciuminya leher jenjang itu sembari menghirup rakus aroma citrus yang menguar di sana.
"Mas ..." Ajeng mendesah saat tangan Radi mulai membelai tubuhnya.
Beberapa saat kemudian, Radi bangkit. Ajeng sedikit tak rela ketika permainan tangan suaminya berhenti. Ditatapnya pria yang tengah duduk itu dengan raut kecewa.
"Sayang, tolong bukakan bajuku, ya?" pinta Radi yang seketika membuat mata Ajeng berbinar cerah. Tanpa membuang banyak waktu, ia bangkit dan mengerjakan perintah suaminya.
Baju kaus pas badan itu telah lepas dari tubuh kekar Radi. Penampakan otot-otot liat terlatih milik suaminya membuat Ajeng tergoda dan akhirnya menjejakkan beberapa kecupan ringan di sana.
"Sayang, biar aku yang memuaskanmu malam ini."
Radi mendorong tubuh Ajeng hingga terletang kemudian mengurungnya dari atas. Tatapan penuh cintanya tak lepas dari wajah sang istri. Pertama, dikecupnya kening Ajeng. Kemudian berlanjut ke sepasang mata yang kini sudah dapat melihat lagi. Lalu kecupan itu turun ke bibir ranum istrinya yang tak akan pernah puas untuk dinikmati.
Ajeng mengalungkan tangannya ke leher Radi saat ciuman di bibirnya semakin intens.
"Sayang, aku sudah tidak tahan. Aku akan memulainya ..."
Ajeng mengangguk pasrah, ia serahkan hati dan tubuhnya malam ini pada suami yang sangat ia cintai. Semoga cinta mereka bertahan sampai maut memisahkan, harapnya.
.......
Cakra mengusap rambut Silvia yang tidur dalam pelukannya. Permainan mereka malam ini begitu panas dan buas hingga membuat istrinya kelelahan dan jatuh terlelap.
"Hati-hati dijalan, Mas Cakra."
Cakra tersentak saat tiba-tiba suara dan juga senyum Ajeng terngiang di benaknya.
"Ya Tuhan, apa yang aku pikirkan. Maafkan aku, sayang." Dikecupnya kepala Silvia sembari meminta maaf karena telah memikirkan wanita lain saat peluh mereka saja belum kering.
.......
Ajeng berada dalam dekapan suaminya, jemarinya menari-nari di dada bidang pria yang telah begitu memuaskannya malam ini. Radi tertidur dengan senyuman tampan menghiasi wajah damainya.
"Tidak masalah, aku senang bisa membantumu, Ajeng."
Wanita itu merutuki dirinya saat kepalanya mengingat alunan suara Cakra yang terekam jelas di benaknya.
"Bisa-bisanya aku memikirkan pria lain saat berada dalam pelukan suamiku. Ajeng bodoh!" Ia mengeratkan pelukan pada tubuh Radi dan ikut terlelap bersama.
...Bersambung...
...Jangan lupa Vote & Comment ya, Readers......
...🙏🏻😊...
...Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Lintang Maharani
pikiran yg mulai berselngkuh,
2021-11-03
1
Suharnik
Wadidauuuwwww gaaswat thorrr bisa hancur rumah tangga Cakra dn rumah tangga Radi, kalau ada perasaan yg melibatkan isi hati
2021-07-01
1
금
Wah kacau
2021-05-01
6