2 HATI YANG TERSAKITI
...🌷Selamat Membaca🌷...
BRAKKK
Sebuah mobil sedan mewah telah menabrak pembatas jalan di pusat Kota Jakarta.
"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?"
"Akibat benturan keras yang terjadi di kepala, kami harus mengatakan jika istri anda mengalami kebutaan."
.......
Ajeng Pramesti Winata
"Arggghhhhhh......."
Aku menjerit histeris saat membuka kedua mata, tak ada satu pun yang dapat ku lihat. Semuanya gelap.
"Sayang, tenanglah!"
Ku dengar suara lembut itu tepat di sampingku. Sebuah tangan mengusap kepalaku pelan, menenangkan.
"Apa yang terjadi dengan mataku? Kenapa aku tidak bisa melihat?" pekikku meminta jawaban darinya.
Usapan lembut kembali terasa di kepalaku. "Kau mengalami kecelakaan, sayang dan benturan keras di kepalamu membuat saraf matamu rusak dan kau ... mengalami kebutaan."
Deg
Apa katanya? Aku buta?
"Tidak mungkin! Kau bohong. Aku tidak mau buta. Tolong katakan jika semua itu tidak benar!" Aku memekik kembali seperti orang kesetanan. Siapa orang yang tidak akan kacau jika mengalami kejadian seperti ini. Sebelumnya bisa menyaksikan indah dan penuh warnanya dunia, kini hanya ada hitam pekat yang akan mewarnai.
"Sayang, tenanglah! Aku ada di sini. Kita akan mencari jalan keluarnya bersama-sama. Aku berjanji akan menemukan pengobatan paling mujarab untuk bisa mengembalikan penglihatanmu. Sekarang kau istirahat ya. Aku akan menemanimu."
Pria itu kembali menenangkanku. Ya... Pria yang tak lain adalah suamiku.
Sejenak, aku terdiam. Mencoba kembali memundurkan ingatan pada kejadian sebelum kecelakaan.
1... 2... 3...
Deg
Ya. Sekarang aku ingat. Kecelakaan itu terjadi karena sebuah pengkhianatan yang telah terungkap.
.......
Aku mengendarai mobil menuju toko kue milikku. Sudah lama rasanya aku tidak berkunjung ke sana.
Saat diperjalanan, tiba-tiba ponsel yang ku letakkan di atas dashboard berbunyi. Ku lirik sekilas, sebuah panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Malas mengangkat, aku membiarkannya saja. Namun, nomor itu menghubungi kembali. Terpaksa aku menepikan mobil sejenak, tidak ingin terjadi kecelakaan jika harus tetap menyetir sambil mengangkat telepon.
Ku usap tombol berwarna hijau pada layar untuk menjawab panggilan. Belum diri ini bicara sepatah kata pun, sambungan langsung terputus.
Aku menghela napas kasar, sepertinya dari orang iseng. Aku yang ingin meletakkan kembali ponsel, harus menundanya saat ada sebuah notifikasi pesan yang masuk dari nomor yang sama. Tanpa membuang waktu, aku langsung membukanya.
Deg
Mataku terbelalak seketika saat melihat isi pesan yang baru saja ku terima.. Bagaimana ini bisa terjadi? Dua orang dalam sebuah foto tampak tengah memadu kasih. Tak masalah bagiku jika itu hanyalah foto orang biasa, tapi yang membuat hatiku sakit adalah kala mengetahui jika pria yang sedang melakukannya dengan wanita lain itu adalah suamiku sendiri.
Aku meremas ponselku kuat-kuat, berupaya meredam rasa amarah yang muncul di dalam diri. Berani sekali pria itu bermain api di belakangku dan wanita itu... wanita munafik itu memang tidak tahu diri.
Tes
Ku seka air mata yang jatuh dari netra ini. Tak sudi rasanya jika harus menangis untuk sebuah pengkhianatan. Walaupun aku sangat mencintai pria yang berpose mesum di dalam foto itu, tapi tetap saja... sulit bagiku untuk menerima kenyataan ini. Kenyataan bahwa dia telah membagi kehangatan tubuhnya dengan wanita lain.
"Brengsek!" Aku memukul stir kemudi setelah sebelumnya memasukkan ponselku ke dalam tas. Foto itu adalah barang bukti yang suatu saat nanti akan berguna untukku. Aku harus menjaganya.
Setelah emosiku benar-benar terkendali, kembali ku jalankan mobil ini menuju toko. Biarlah masalah ini ku tahan terlebih dahulu. Aku ingin mengumpulkan cukup bukti apakah memang benar yang ada di foto itu adalah suamiku atau itu hanya hasil editan saja. Aku tentu saja tidak bisa percaya sepenuhnya pada si pengirim pesan misterius itu.
Aku mencoba fokus mengendarai mobilku, tapi entah kenapa tiba-tiba sebuah mobil menyalipku dari arah samping dengan kecepatan tinggi. Tidak ingin terjadi tabrakan, aku terpaksa membanting stir ke arah kanan dan BRAKKK.
Aku merasakan mobilku menabrak sesuatu yang keras. Sepertinya pembatas jalan. Masih tersadar, aku mencoba bangkit. Namun, kepala ini terasa sangat pening karena terbentur stir kemudi. Entah kenapa air bug juga tidak berfungsi. Mencoba membuka mata, tapi terlambat saat kegelapan merenggut paksa kesadaranku. Aku pingsan.
.......
Cakra Adibrata
Aku sampai di rumah saat waktu menunjukkan pukul delapan malam. Sepi... kata itulah yang tepat untuk menggambarkan keadaan di rumahku. Rumah besar ini hanya dihuni oleh sepasang suami istri dan dua orang asisten rumah tangga. Akulah si suami itu. Suami kesepian.
Aku adalah seorang CEO di sebuah perusahaan terkemuka di kota ini. Memiliki seorang istri yang cantik dan merupakan seorang dokter di rumah sakit ternama. Pernikahanku dengan wanita yang sangat ku cintai itu sudah berjalan lebih dari tiga tahun tapi... suara tawa dan tangis dari malaikat-malaikat kecil belum bisa memenuhi setiap sudut di rumahku. Aku sungguh sangat merindukan hal itu. Namun apa daya, istriku belum berniat untuk memiliki anak. Sampai kapan aku bisa bertahan dengan rumah tangga yang seperti ini.
.......
Malam ini, aku menghabiskan makan malam sendiri lagi, sama seperti malam-malam sebelumnya. Bisa dihitung dengan jari berapa kali istriku menemaniku makan. Miris, punya istri tapi berasa masih bujangan, apa-apa harus dilakukan sendiri.
Selesai makan, aku memilih menyibukkan diri di ruang kerja. Mengerjakan beberapa laporan untuk esok hari. Setelah berkutat cukup lama, lelah pun mendera. Bangkit dari tempat duduk dan melangkah masuk ke kamar.
Sampai di sana, aku menemukan istriku sudah berbaring di ranjang peraduan kami. Aku menghampiri dan langsung memeluknya dari belakang.
"Kau sudah pulang, sayang?" bisikku tepat di telinganya.
"Hm ..." Hanya gumaman yang dia berikan padaku.
"Aku merindukanmu, bisakah malam ini kita-"
"Maaf, aku capek."
Belum selesai aku mengutarakan keinginan ini, dia sudah menolakku terlebih dahulu. Kecewa, tentu saja. Ini bukan pertama kalinya aku mendapatkan perlakuan seperti ini. Lama-lama rasanya muak juga.
Ku lepas pelukan di tubuhnya. Ku tegakkan tubuh dan memilih duduk bersandar di kepala tempat tidur. Ku hela napas kesal sebelum memanggil nama wanita tercintaku itu.
"Hm ..." Begitulah responnya setelah ku panggil, membuatku jengah.
Ku panggil lagi namanya, kali ini cukup keras.
"Ada apa sih, Mas? Ini sudah malam aku lelah dan ingin tidur!" protesnya sembari bangkit dari acara berbaringnya. Matanya menatapku tajam.
Tak ku pedulikan protesannya, mataku menatapnya tajam sama seperti yang dia lakukan.
"Sudah tiga tahun kita menikah, aku ingin punya anak!" tekanku.
Ku lihat wajahnya langsung berubah muram. "Maaf, Mas. Saat ini aku sedang berada di puncak karirku, jadi aku tidak ingin kehadiran anak akan menghambat semua cita-citaku. Mengertilah!"
Deg
Selalu itu yang menjadi jawabannya. Kapan dia bisa menyenangkan aku sebagai suami. Harus selalu aku yang mengerti dirinya, kapan dia bisa mengerti diriku yang sudah mendambakan seorang anak ini.
.
"Terserah.".
Kata terakhir dariku sebelum tubuh ini rebah. Mungkin mimpi yang akan datang akan jauh lebih indah dari kenyataan. Tidur adalah jalan terbaik untuk menenangkan otak yang tegang.
"Maafkan aku, Mas." Masih bisa ku dengar suara bisikannya di telinga.
.......
...Menikah bukanlah puncak tertinggi dari suatu hubungan, melainkan adalah awal dari perjuangan. Bagaimana kita bisa mempertahankan hubungan itu dari segala badai dan prahara yang terjadi....
...Bersambung...
...Jangan lupa Like & Comment ya, Readers.....
...🙏🏻😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Fitriana Nanaz
aku mmpir thor!!!
2021-08-16
1
Masiah Firman
ini bisa dijadikan pelajaran buat istri....jangan egois ....
Krn suami butuh perhatian kasih sayang dr istri, kalau tdk pintar3 memanjakan suami.....jangan salahkan kalau dia cari pelarian
2021-07-05
2
Suharnik
Nyomaaak thorrrr👍👍
2021-07-01
1