Truth

...🌷Selamat Membaca🌷...

Cakra

Tangan mungil dengan jemari lentik itu terasa pas dalam genggamanku. Tanpa kuduga ternyata dia juga membalasnya. Kurasakan kulit mulus dan panas itu menyentuh kulitku yang seketika membuat darah dalam tubuh berdesir hebat. Seorang wanita yang kesedihannya membuatku iba, kenapa kini aku merasakan sesuatu yang berbeda.

Entah apa yang terjadi pada diriku, biasanya aku tidak akan pernah peduli pada perasaan orang lain. Namun berbeda dengan wanita ini, ia seperti memiliki daya tarik yang membuatku tak bisa mengabaikannya begitu saja. Apa gerangan yang sudah terjadi pada diriku?

Ah ... sudahlah. Cepat atau lambat jawaban itu akan segera ku temukan. Satu yang jelas untuk saat ini adalah mengejar tersangka yang menjadi beban penderitaan wanita dalam genggamanku.

"Ayo! Dia menuju stasiun." Ku percepat kaki ini berlari. Ku bawa dia dalam pelarian. Sampai di stasiun, kami temukan sosok yang menjadi target pengejaran.

"Tania!" Genggaman itu dilepas paksa. Ia berlari mengejar seorang wanita dengan bayi yang akan masuk ke dalam kereta. Aku hanya membuntuti dari belakang.

Ajeng

"Tania!" Aku berseru dengan nada tinggi saat melihat wanita yang menjadi sumber masalah dalam rumah tanggaku itu akan masuk ke dalam kereta. Ku lepas genggaman tangan pada pria baik hati yang sudah menyelamtkanku tadi dan berlari menghampiri sosok Tania.

Wanita yang sedang menggendong seorang bayi itu terkejut setengah mati saat melihatku. Dia bergegas masuk ke dalam kereta tapi berhasil ku cegat sebelum dia berhasil melakukannya.

"Bisa kita bicara sebentar?" Mataku menatap penuh permohonan. Ku yakin saat ini dia pasti kaget karena aku bisa melihat. Saat langkah kaki pak Cakra berhenti tepat di belakangku, matanya semakin membeliak. Mungkin kekagetannya bertambah melihat rekan kerja suamiku itu ada di sana. 

"I-iya." Ia mengangguk pelan. Wajahnya pucat, mungkin karena takut kepadaku. Padahal waktu itu dia terlihat angkuh dan begitu percaya diri untuk merebut suamiku. Sekarang, apa yang terjadi?

Akhirnya kami memilih duduk pada bangku tunggu yang ada di stasiun. Sementara pak Cakra memilih berdiri di sampingku. Pria itu masih setia menemaniku. Kebaikannya patut diacungi jempol. Tolong ingatkan aku untuk berterima kasih dan juga membalas kebaikannya.

Tatapanku kini beralih pada wanita bernama Tania itu. Kalau dilihat dari penampilan, ia bukan seperti wanita penggoda atau murahan di luar sana tapi kenapa ia begitu tega berbuat sedemikian jahatnya padaku. Merebut sesuatu yang bukan miliknya, suamiku.

"Kau mau pergi kemana?" Pertanyaan pertama yang keluar dari mulutku. Tentu saja aku penasaran ke mana dia akan pergi, bukankah hari ini dia harus bekerja.

Ku lihat dia nampak gelisah. Dipeluknya erat-erat bayi yang tidur dalam pangkuannya. Timbul rasa penasaran pada diriku, apakah bayi itu adalah hasil dari perselingkuhannya dengan suamiku yang sudah berlangsung lama? Tapi, jika ditilik kembali, aku dan mas Radi berkenalan dengannya baru beberapa bulan ini, tidak mungkin itu adalah darah daging suamiku.

"Anakmu?" Pertanyaanku tidak dijawab dan aku malah bertanya kembali.

"I-iya."

Aku memandangnya heran. Entah apa yang ia takutkan sampai harus gelisah dan gugup seperti itu.

"Kau tidak bekerja?" tanyaku.

"Pak Radi sudah lama memecatku."

Deg

Mendengar jawabannya, aku terkejut. "Kenapa bisa?"

Tania mendongak dan menatapku. Matanya berair. "Maafkan aku, Nyonya Ajeng. Maafkan aku."

Deg

Permintaan maafnya semakin membuatku bingung. Ada apa dengan dirinya. Ku tolehkan kepala menatap pak Cakra, pria itu hanya mengangkat bahu tanda tak paham. Ku kembalikan pandangan pada Tania.

"Maksudnya apa? Kau mau minta maaf karena sudah berusaha merebut suamiku?"

Tania mengangguk. "Bukan niatku ingin melakukan semua itu. Aku dipaksa melakukannya."

Deg

"Dipaksa? Oleh siapa?" Permainan macam apa ini. Aku sama sekali tidak mengerti.

Wanita itu bungkam. Ia seperti ragu untuk mengatakan siapa yang telah memaksanya. Beberapa kali ia menatapku dan kemudian menatap bayi dalam pelukannya.

"Katakan saja, jangan ragu. Aku hanya ingin tahu apa motif orang itu sehingga melakukan ini pada keluargaku," tuturku mencoba meyakinkannya.

"D-dia ... dia adalah orang yang menaruh dendam pada suamimu."

Apa? Suamiku? Mas Radi memiliki musuh? Setahuku dia orang yang baik dan tak mungkin memiliki musuh di luar sana. Apa wanita ini tengah mengarang demi menutupi kebusukannya. Sepuluh tahun aku mengenal suamiku, dia sama sekali tidak pernah berbuat jahat. Dendam apa maksud wanita ini.

"Aku tidak percaya, mana mungkin suamiku memiliki musuh. Dia orang yang baik," belaku tak terima.

"Aku tidak tahu, yang jelas orang itu memiliki dendam pada suamimu. Entah dendam apa yang dimilikinya, dia hanya menyuruhku untuk menghancurkan suamimu. Salah satu caranya adalah dengan menghancurkan rumah tangga kalian." Tania menjelaskan dengan nada emosi yang berlebihan, ia seperti muak karena terus ku sudutkan.

Aku menghela napas pelan. Aku harus tenang, tidak perlu terbawa emosi seperti dirinya. "Katakanlah, siapa orang itu?" tanyaku kemudian. Aku akan menyelidikinya sendiri setelah tahu siapa orangnya.

Tania menggeleng cepat, ia tampak ketakutan. "Aku tidak bisa. Tolong jangan paksa aku untuk mengatakannya. Nyawaku dan anakku bisa terancam." Penuh tangis ia memohon sembari memeluk bayinya. Aku jadi tak tega, kasihan anaknya.

"Ah ... baiklah. Aku tidak akan bertanya lagi." Ku senderkan tubuh lelah ini pada sandaran kursi. Mencoba berpikir tentang masalah yang terjadi akhir-akhir ini.

"Nyonya!"

"Ya?" Masih dalam posisi yang sama, ku tolehkan kepala padanya.

Tania menatapku dalam, matanya beberapa kali juga melirik pada pak Cakra. "I-itu ..." Ia nampak gugup. Entah apa yang akan ia katakan.

"Se-sebenarnya aku dan pak Radi ti-tidak pernah melakukan hal itu," akunya.

Hal itu?

"Maksudmu tidur bersama?" tebakku. Maaf, aku tidak akan menyebutnya bercinta karena bercinta hanya dilakukan oleh sepasang kekasih yang saling mencintai.

"I-iya." Ia mengangguk.

"Lalu foto itu?" tanyaku.

"Foto?" Ia terlihat bingung. Langsung saja ku keluarkan ponsel dari saku celana dan memperlihatkan padanya.

Tania meringis setelah melihat foto yang dimaksud. Wajahnya memerah menahan malu melihat tampilan tak senonohnya di layar ponsel. "I-itu telah di setting seolah-olah kami sedang melakukannya. Padahal saat itu, pak Radi sedang dalam keadaan tidur setelah aku memberinya obat tidur." Lagi ia menjelaskan kejadian sebenarnya.

Di satu sisi aku merasa geram karena ia telah menjebak suamiku dengan hal menjijikkan seperti ini, tapi di sisi lain aku merasa lega karena ternyata mereka tidak benar-benar melakukan hubungan terlarang itu. "Apa orang itu yang menyuruhmu? Apa dia juga yang mengambil foto ini dan mengirimkannya padaku?"

Tania mengangguk. "Memang dialah yang menyuruhku dan juga mengambil foto ini, tapi aku tidak tahu jika dia mengirimkan foto ini padamu. Sungguh, aku merasa malu padamu Nyonya."

Aku memijit kepalaku yang tiba-tiba pusing. "Terima kasih atas kejujuranmu, Tania. Sekarang, kau mau ke mana?" tanyaku. Ku rasa sudah cukup interogasinya sampai di sini. Sisanya akan ku cari tahu sendiri.

"Aku ingin pergi jauh. Aku kabur darinya karena sudah tidak sanggup lagi menjadi boneka yang ia mainkan sesuka hati. Aku dan anakku ingin hidup bebas."

Mendengar penuturannya, entah kenapa aku jadi merujuk pada satu orang yang mungkin jadi biang masalah. Suami Tania. Apa aku benar? Ah ... entah. Nanti saja aku selidiki lagi.

"Kau sudah punya tujuan?" tanyaku lagi. Aku kasihan melihat bayinya yang mulai gelisah dalam gendongan sang ibu.

Tania menggeleng lemah. "Aku belum tahu. Rencananya aku akan pergi ke pinggiran kota."

"Mau ku bantu? Jika kau bersamaku, aku akan memastikan jika orang itu tidak akan menemukanmu."

Matanya berkaca-kaca, terharu. "Mau. Terima kasih banyak Nayonya."

"Baiklah. Akan ku hubungi asitenku untuk menjemput. Ayo sekarang kita kembali ke tokoku."

.... ...

Author

Ajeng menyerahkan beberapa kotak kue ke hadapan Cakra, termasuk kue yang tadi dipesan dan juga Ajeng pilihkan sebagai hadiah "Terima kasih, Pak. Hari ini kau sudah banyak membantu." Senyum manis Ajeng tunjukkan pada pria yang sangat baik padanya itu.

"Tidak masalah, aku senang bisa membantumu, Ajeng."

Deg

"Ah ... maaf, aku kelepasan." Saking terpesona dengan senyuman wanita di depannya, Cakra sampai tak sadar jika telah menyebut nama wanita itu tanpa embel-embel.

"Ti-tidak apa-apa. Kau boleh memanggilku begitu. Apa sekarang kita teman?" Ajeng menatap penuh harap. Tangan kanannya juga terulur minta dijabat.

Cakra tersenyum tipis. "Tentu, teman." Cakra membalas jabat tangan Ajeng dengan erat.

Keduanya menatap satu sama lain cukup lama, sampai keduanya salah tingkah dan melepas pandangan juga tautan tangan mereka.

"Ah ... aku harus pergi sekarang." Cakra bangkit dari duduknya disusul Ajeng.

"Ya. Sekali lagi terima kasih, Pak Cakra." Ajeng sedikit membungkuk.

"Cakra saja, untukmu."

Deg

"Ah ... ya. Hati-hati dijalan, Mas Cakra." Ajeng tidak bisa memanggil nama saja pada Cakra karena dapat dilihat bahwa pria itu jauh lebih tua dibandingkan dirinya, jadi ia putuskan untuk menambahkan mas di depan namanya.

"Hn. Terima kasih juga kuenya."

"Ya."

Pria itu masuk ke dalam mobil dan kemudian melesat pergi. Ajeng masih setia menatap mobil Cakra dari ambang pintu tokonya. "Ku kira dia pria dingin dan angkuh, ternyata baik juga."

.......

Cakra sampai di kediaman orang tuanya. Seorang wanita paruh baya keluar dan menyambutnya. 

"Kau sudah datang, Nak? Ibu rindu sekali padamu." Wanita tua yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah setengah abad itu, memeluk anak bungsunya.

"Aku juga merindukanmu, Ibu." Cakra balas memeluk wanita yang merupakan cinta pertamanya itu. "Ayah di mana, Bu?" tanyanya setelah melepas pelukan.

"Ayah ada di ruang tamu. Ayo kita kesana!"

Mereka pun berjalan ke ruang tamu. "Ayah!" sapa Cakra. Ia menghampiri pria baya yang duduk di sofa sembari membaca koran.

"Kau sudah datang, Nak?" Pria itu menaruh korannya dan menyambut pelukan si bungsu. "Kenapa terlambat sekali, istrimu saja sudah datang sedari tadi," kata sang ayah.

"Silvia?" tanya Cakra tak percaya.

"Iya. Sekarang dia ada di dapur menyiapkan minuman dan juga camilan untuk kita." Ibu Cakra yang menjawab.

"Aku ke belakang sebentar ya, Bu, Yah."

Cakra beranjak menuju dapur. Di sana terlihat sang istri yang sedang menyeduh teh.

"Sayang ..." Cakra memeluk Silvia dari belakang.

"Kau sudah datang, Mas?" tanya Silvia.

"Hn. Terima kasih ya," ucap Cakra senang.

"Untuk apa?"

"Karena kau sudah mau mengunjungi orang tuaku."

"Kau ini bicara apa, sih? Orang tuamu adalah orang tuaku juga. Sudah sepantasnya aku melakukan ini."

"Hn. Aku cinta padamu." Cakra mengecup pipi putih istrinya dari samping.

"Ish, nanti ada yang lihat. Malu..." protes Silvia.

"Biar saja. Biar mereka tahu kalau hari ini adalah hari yang paling membahagiakan untukku." Ya, bahagia dengan banyak hal.

"Kau ini."

"Kau belum membalas ucapan cintaku?" rajuk Cakra seperti anak kecil.

"Aku juga cinta kamu, puas?"

"Belum, nanti malam kau harus membuatku lebih puas."

"Mas!" Silvia mencubit tangan suaminya gemas.

Cakra tertawa, dengan sadar tangannya mengelus perut rata istrinya. "Semoga kau segera hadir ya, Nak. Ayah sudah tidak sabar menunggu kehadiranmu," batinnya.

...Bersambung...

...Jangan lupa Vote & Comment ya, Readers......

...🙏🏻😊...

...Terima kasih...

Terpopuler

Comments

Serli Widyawati

Serli Widyawati

penuh Lika liku laki-laki.....akankah penghianatan akan benar2 terjadi kala Radi tahu istrinya pernah bertemu Cakra?

2021-08-22

1

Suharnik

Suharnik

Silvia kan dokter masa ngk tahu ya kalo pil krontrasepsi d ganti dengan Pil vitamin🙏

2021-07-01

3

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien

jadi kesimpulannya,itu apa?

2021-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 A Betrayal
2 Affair
3 Ungrateful
4 Pion
5 Dinner
6 Lies
7 Honesty
8 Truth
9 In Love
10 Baby
11 (Un)Wanted Child
12 (Un)Wanted Child 2
13 Downhearted
14 Decision
15 Family
16 Old Story
17 Revenge
18 Rottenness
19 Shattered
20 Mistress
21 Meet
22 Crestfallen
23 Dismissive
24 Errancy
25 Mess
26 Separate
27 Dilemma
28 Missunderstanding
29 Weary
30 Surfeited
31 Protect
32 Shelter
33 Lonesome
34 Distress
35 Fed Up
36 Visual Cerita
37 First Love
38 Lesson
39 Lust
40 Rely on Me
41 We are With You
42 Not Mine
43 Such A Coward!
44 Repentance
45 Unexpected Meeting
46 Disgraceful Daughter
47 The Tricky Problem
48 Disclosed
49 Acquisitive
50 Hesitate?
51 Show Up
52 Resentful
53 Premature
54 Interception
55 Let You Go
56 Perfect Woman
57 Custody
58 First Congregation
59 Pregnant
60 Stress
61 Fastener
62 Double Think
63 Ignore
64 Comfort & Love
65 I Love Him
66 Two Fathers
67 Miscarriage
68 Lifting the Charge
69 Three Months Later
70 Radi was Trouble
71 Wedding Party
72 Circle
73 Hopes
74 Young Widow (Radi-Rina)
75 Prospective In-Law (Cakra-Ajeng)
76 Planning
77 Mom's Advice (Fadhil-Maya)
78 Blessing
79 May I Kiss You?
80 Rejection (Fadhil-Maya)
81 Memory of The Past (Fadhil-Maya)
82 Remembrance
83 Longing (Fadhil-Maya)
84 Indisputable (Fadhil-Maya)
85 Ideal Type
86 Engagement Day
87 Married with(out) Love
88 Already Married
89 Happy Wedding
90 First Morning
91 Father & Daughter
92 Husband's Song
93 The Caring Husband
94 The Marriage Proposal
95 Trauma
96 Cold
97 Ajeng's Suggestion
98 Radi's in a Bad Mood
99 Finally...
100 Love Struck
101 Emotional
102 Ex-Wife (Fadhil)
103 Sick
104 Hospital
105 Gift from God
106 I'm Pregnant
107 The Happiness
108 A Hidden Son
109 Cravings
110 Blessings (Triple R)
111 Dream Wedding
112 StepMother (Disa-Randi)
113 Preparation
114 Tense
115 Heart Attack
116 First Night
117 Photo Album
118 Sweet Punishment (18+)
119 Pain & Happiness
120 Queasy
121 Birthday
122 Couples
123 Two Years Later
124 Remorse
125 Ending
126 Ekstra Part
127 Ekstra Part 2
128 Season 2 - 1. SMA Garda Satya
129 Season 2 - 2. Black and Blue
130 Season 2 - 3. Ke Rumah Ayah
131 Season 2 - 4. Curhat
132 Season 2 - 5. Gadis Cupu
133 Season 2 - 6. Niat Baik
134 Season 2 - 7. Ternyata Sepupu
135 Season 2 - 8. Pendekatan
136 Season 2 - 9. Perubahan
137 Season 2 - 10. Cemburu?
138 Season 2 - 11. Kehilangan
139 Season 2 - 12. Menerima Keadaan
140 Season 2 - 13. Pernyataan Cinta
141 Season 2 - 14. Dilarang Pacaran
142 Season 2 - 15. Melanggar Aturan
143 Season 2 - 16. Romantisme Pasangan
144 Season 2 - 17. Bungsu Tak Jadi
145 Season 2 - 18. Takut Kehilangan
146 Season 2 - 19. Beberapa Bulan Kemudian
147 Season 2 - 20. Rencana Liburan
148 Season 2 - 21. Syarat Dari Ayah
149 Season 2 - 22. Santorini ala Labuan Bajo
150 Season 2 - 23. Sunset
151 Season 2 - 24. Rangko Cave & Bukit Cinta
152 Season 2 - 25. Patah Hati
153 Season 2 - 26. Ciuman Pertama
154 Season 2 - 27. Bahagianya Punya Banyak Anak
155 Season 2 - 28. Pulang Liburan
156 Season 2 - 29. Kecurigaan Radi
157 Season 2 - 30. LDR
158 Season 2 - 31. Tak Ingin Terluka
159 Season 2 - 32. Kepanikan
160 Season 2 - 33. Lalai
161 Season 2 - 34. Bayi Laki-laki
162 Season 2 - 35. Ajeng Siuman
163 Season 2 - 36. Keberuntungan
164 Season 2 - 37. Menggendong Azka
165 Season 2 - 38. Boncengan
166 Season 2 - 39. Saingan
167 Season 2 - 40. Gebetan
168 Season 2 - 41. Welcome Home Baby Atharrazka
169 Season 2 - 42. Cinta Arjuna
170 Season 2 - 43. Pendekatan
171 Season 2 - 44. Cemburu
172 Season 2 - 45. Ketemu Bule
173 Season 2 - 46. Ancaman
174 Season 2 - 47. Ketahuan
175 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 175 Episodes

1
A Betrayal
2
Affair
3
Ungrateful
4
Pion
5
Dinner
6
Lies
7
Honesty
8
Truth
9
In Love
10
Baby
11
(Un)Wanted Child
12
(Un)Wanted Child 2
13
Downhearted
14
Decision
15
Family
16
Old Story
17
Revenge
18
Rottenness
19
Shattered
20
Mistress
21
Meet
22
Crestfallen
23
Dismissive
24
Errancy
25
Mess
26
Separate
27
Dilemma
28
Missunderstanding
29
Weary
30
Surfeited
31
Protect
32
Shelter
33
Lonesome
34
Distress
35
Fed Up
36
Visual Cerita
37
First Love
38
Lesson
39
Lust
40
Rely on Me
41
We are With You
42
Not Mine
43
Such A Coward!
44
Repentance
45
Unexpected Meeting
46
Disgraceful Daughter
47
The Tricky Problem
48
Disclosed
49
Acquisitive
50
Hesitate?
51
Show Up
52
Resentful
53
Premature
54
Interception
55
Let You Go
56
Perfect Woman
57
Custody
58
First Congregation
59
Pregnant
60
Stress
61
Fastener
62
Double Think
63
Ignore
64
Comfort & Love
65
I Love Him
66
Two Fathers
67
Miscarriage
68
Lifting the Charge
69
Three Months Later
70
Radi was Trouble
71
Wedding Party
72
Circle
73
Hopes
74
Young Widow (Radi-Rina)
75
Prospective In-Law (Cakra-Ajeng)
76
Planning
77
Mom's Advice (Fadhil-Maya)
78
Blessing
79
May I Kiss You?
80
Rejection (Fadhil-Maya)
81
Memory of The Past (Fadhil-Maya)
82
Remembrance
83
Longing (Fadhil-Maya)
84
Indisputable (Fadhil-Maya)
85
Ideal Type
86
Engagement Day
87
Married with(out) Love
88
Already Married
89
Happy Wedding
90
First Morning
91
Father & Daughter
92
Husband's Song
93
The Caring Husband
94
The Marriage Proposal
95
Trauma
96
Cold
97
Ajeng's Suggestion
98
Radi's in a Bad Mood
99
Finally...
100
Love Struck
101
Emotional
102
Ex-Wife (Fadhil)
103
Sick
104
Hospital
105
Gift from God
106
I'm Pregnant
107
The Happiness
108
A Hidden Son
109
Cravings
110
Blessings (Triple R)
111
Dream Wedding
112
StepMother (Disa-Randi)
113
Preparation
114
Tense
115
Heart Attack
116
First Night
117
Photo Album
118
Sweet Punishment (18+)
119
Pain & Happiness
120
Queasy
121
Birthday
122
Couples
123
Two Years Later
124
Remorse
125
Ending
126
Ekstra Part
127
Ekstra Part 2
128
Season 2 - 1. SMA Garda Satya
129
Season 2 - 2. Black and Blue
130
Season 2 - 3. Ke Rumah Ayah
131
Season 2 - 4. Curhat
132
Season 2 - 5. Gadis Cupu
133
Season 2 - 6. Niat Baik
134
Season 2 - 7. Ternyata Sepupu
135
Season 2 - 8. Pendekatan
136
Season 2 - 9. Perubahan
137
Season 2 - 10. Cemburu?
138
Season 2 - 11. Kehilangan
139
Season 2 - 12. Menerima Keadaan
140
Season 2 - 13. Pernyataan Cinta
141
Season 2 - 14. Dilarang Pacaran
142
Season 2 - 15. Melanggar Aturan
143
Season 2 - 16. Romantisme Pasangan
144
Season 2 - 17. Bungsu Tak Jadi
145
Season 2 - 18. Takut Kehilangan
146
Season 2 - 19. Beberapa Bulan Kemudian
147
Season 2 - 20. Rencana Liburan
148
Season 2 - 21. Syarat Dari Ayah
149
Season 2 - 22. Santorini ala Labuan Bajo
150
Season 2 - 23. Sunset
151
Season 2 - 24. Rangko Cave & Bukit Cinta
152
Season 2 - 25. Patah Hati
153
Season 2 - 26. Ciuman Pertama
154
Season 2 - 27. Bahagianya Punya Banyak Anak
155
Season 2 - 28. Pulang Liburan
156
Season 2 - 29. Kecurigaan Radi
157
Season 2 - 30. LDR
158
Season 2 - 31. Tak Ingin Terluka
159
Season 2 - 32. Kepanikan
160
Season 2 - 33. Lalai
161
Season 2 - 34. Bayi Laki-laki
162
Season 2 - 35. Ajeng Siuman
163
Season 2 - 36. Keberuntungan
164
Season 2 - 37. Menggendong Azka
165
Season 2 - 38. Boncengan
166
Season 2 - 39. Saingan
167
Season 2 - 40. Gebetan
168
Season 2 - 41. Welcome Home Baby Atharrazka
169
Season 2 - 42. Cinta Arjuna
170
Season 2 - 43. Pendekatan
171
Season 2 - 44. Cemburu
172
Season 2 - 45. Ketemu Bule
173
Season 2 - 46. Ancaman
174
Season 2 - 47. Ketahuan
175
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!