...🌷Selamat membaca🌷...
"Hari ini aku tidak bisa, aku merasa tidak enak badan."
Ajeng menyandarkan tubuh pada sofa yang ada di dalam kamar. Dari kecil dia tidak pernah bisa berbohong, rasanya tertekan karena harus berucap kata yang tidak sesuai dengan kenyataan. Ya, Radi tadi menghubunginya untuk pergi memeriksakan mata pada dokter yang telah dipilih, dengan alasan tidak enak badan Ajeng menolak. Padahal ia hanya takut jika kebohongan bahwasannya dia sudah bisa melihat terbongkar.
"Maafkan aku, Mas ..." Ajeng terpaksa melakukan semua ini. Ia hanya ingin mengungkap kecurigaannya pada sang suami yang diduga berselingkuh.
Satu lagi, sudah tiga hari berlalu semenjak makan malam dengan pasangan Adibrata. Ajeng masih ingat bagaimana mata elang itu menatapnya dengan tajam. Tak sengaja mereka bertatapan dan ia khawatir jika ternyata pria bernama Cakra itu sadar jika dirinya tidak lagi buta. "Ya Tuhan ... semoga dia tidak memberitahu mas Radi akan masalah ini."
Ajeng lelah tubuh dan juga pikiran. Ia bangkit dari sofa dan berjalan menuju tempat peraduannya dengan sang suami yang sudah menikahinya selama setahun ini. Teringat segala kenangan manis yang telah mereka lalui bersama di kamar ini.
Deg
Saat mengingat kembali memori indah dengan sang suami, bayangan Radi dan Tania yang bercinta dalam foto tiba-tiba terlintas di pikirannya, membuat kenangan indah itu harus buyar bersamaan dengan rasa sakit yang mulai merayapi dada.
"Kenapa kau tega padaku, Mas...hiks."
BRUKK
Tubuh ramping itu langsung jatuh ke atas ranjang.
.......
Radi yang mendengar di telepon jika istrinya sedang tidak enak badan segera menghentikan aktivitasnya di kantor. Ia meninggalkan pekerjaannya hanya demi menemui sanf istri di rumah. Sungguh dirinya khawatir, apalagi belakangan ini Ajeng bersikap aneh. Sering melamun dan menyendiri.
Sampai di rumah, Radi langsung berlari ke kamar. Di sana ia menemukan istrinya tergolek di ranjang mereka. Lantas dihampirinya tubuh itu.
"Sayang ..." Radi mengguncang tubuh istrinya, mencoba membangunkan Ajeng yang ia kira tengah tidur. Namun, setelah beberapa kali panggilan, tubuh itu tak jua bergerak. Radi menjadi panik.
"Sayang, bangunlah! Kau kenapa? Ajeng ... Ajeng!" Ditepuknya pelan pipi itu berkali-kali tapi Ajeng tak kunjung terjaga.
Tanpa banyak berpikir lagi, Radi langsung menggendong tubuh lemas istrinya hendak membawanya ke rumah sakit. Saat sampai di ambang pintu utama kediamannya, tiba-tiba Ajeng menggeliat. Matanya perlahan terbuka.
"Sayang, kau sadar? Kau baik-baik saja?"
Ajeng yang baru terjaga langsung mencerna situasi yang ada. Ia berada dalam gendongan Radi dan suaminya itu bertanya tentang keadaannya. Memang apa yang terjadi pada dirinya?
"Aku kenapa?" tanya Ajeng dengan suara pelan yang terdengar lesu.
"Kau pingsan sayang," jawab Radi.
Ajeng mencoba kembali mengingat apa yang terjadi hingga membuatnya pingsan. Ah ... yang diingatnya hanya tubuhnya lelah dan ingin istirahat lalu ... pingsan, mungkin.
"Ayo sekarang kita ke rumah sakit."
Radi yang kembali melanjutkan langkah, dihentikan oleh suara Ajeng.
"Tidak Mas, aku tidak mau ke rumah sakit. Aku baik-baik saja," pintanya.
"Tapi sayang...-"
"Aku hanya ingin istirahat di rumah," putus Ajeng tak ingin dibantah.
"Baiklah." Dengan berat hati Radu membopong tubuh istrinya kembali ke kamar mereka.
"Kau mau makan sesuatu?" tanya Radi setelah berhasil membaringkan tubuh Ajeng di atas tempat tidur.
Wanita itu menggeleng. "Aku mau minum," katanya.
Radi berjalan ke arah meja sofa yang di atasnya terdapat gelas dan juga teko. Ia menuangkan air dalam teko ke gelas, tiga perempat banyaknya. Setelah itu kembali menghampiri Ajeng.
"Ini minumnya."
Ajeng bangkit dan Radi langsung menyerahkan gelas ke tangan istrinya.
Setelah meminum setengah dari air dalam gelas, Ajeng merebahkan diri kembali. "Kenapa pulang?" tanyanya setelah itu.
"Aku cemas, kau bilang tidak enak badan. Dari pada aku tidak konsentrasi bekerja, lebih baik aku menemanimu di rumah." Radi mengelus kepala bermahkotakan surai panjang Ajeng dengan sayang.
"Aku baik-baik saja, kembalilah ke kantor. Kau pasti banyak pekerjaan."
"Tidak. Aku akan bersamamu di sini. Kalau begitu aku bersih-bersih dulu." Radi meninggalkan Ajeng ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
"Kenapa kau begitu perhatian padaku Mas, jika sejatinya kau juga memperlakukan wanita lain di luar sana sama seperti kau memperlakukanku."
...🥀 🥀 🥀...
Seminggu berlalu begitu cepat dan kebohongan itu masih bertahan hingga sekarang. Ajeng yang merasa bosan di rumah memilih untuk mengunjungi toko kuenya yang sudah lama tak ia sambangi.
"Pak, antarkan aku ke toko kue." Ajeng memerintahkan supir pribadinya untuk mengantar. Ia masih trauma jika harus menyetir mobil sendiri.
Sampai di tempat yang dituju, Ajeng menyuruh supirnya kembali pulang.
"Selamat siang ..." sapa Ajeng pada para karyawan yang bekerja di toko kuenya.
"Bu Ajeng ..." Semuanya langsung mengerubungi wanita cantik itu. Di sini Ajeng tidak berpura-pura buta karena Radi sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan toko yang didirikannya tiga tahun lalu ini. Tak akan ada orang toko yang akan memberitahu Radi bahwa Ajeng sudah bisa melihat.
"Bagaimana keadaanmu, Bu?"
"Ah ... Aku rindu sekali padamu Bu Ajeng, sudah lama sekali kau tidak kemari."
Ajeng hanya bisa tersenyum menanggapi keramahan para karyawannya. Setelah itu, ia pun masuk ke dalam ruangannya untuk mengecek beberapa laporan yang lama terbengkalai.
.......
Setelah berhari-hari mencoba mencari peluang untuk kabur, kini Tania bisa mendapatkan kembali kebebasannya. Bersama sang anak, ia berhasil keluar dari rumah bak neraka milik Bagas karena kebetulan suaminya itu sedang ada urusan mendadak ke luar kota. Tania mengabaikan ancaman Bagas sebelum pria itu pergi, yang mengatakan akan membuatnya menderita jika berani kabur. Tania tidak peduli. Ia akan pastikan jika Bagas tidak akan menemukan dirinya juga sang bayi lagi.
"Maafkan mama yang harus memisahkanmu dari papamu, Nak." Tania mengecup kening bayinya sayang. Ia berjanji akan membesarkan bayinya seorang diri, akan mencukupi segala kebutuhannya.
Tania berniat kabur ke sebuah kota kecil di pinggiran Jakarta. Ia akan bersembunyi di sana untuk beberapa waktu sebelum memutuskan tempat mana yang akan ia pilih sebagai tempat tinggal untuk selamanya.
"Hanya kau yang mama miliki saat ini sayang, mama tidak akan sanggup hidup jika harus terpisah dengan dirimu." Tania memang sebatang kara. Tak ada orang tua juga sanak saudara, ia besar dan tinggal lama di panti asuhan. Ia bertemu Bagas saat bekerja di sebuah perusahaan. Tania berharap banyak pada pernikahannya dengan Bagas, ia harap akan ada seseorang yang melindunginya, menyayanginya, menjadi tempatnya bersandar di kala sedih, tapi ternyata hal itu hanya angannya saja. Bagas berubah setelah kelahiran anak mereka. Itu semua karena dendam pada seseorang di masa lalunya yang belum tuntas. Hingga Tania harus dijadikan alat untuk balas dendam. Namun, sekarang semuanya sudah selesai. Tania tidak akan berurusan lagi dengan suaminya itu.
.......
Hari ini Cakra akan berkunjung ke rumah orang tuanya. Sudah lama ia tak kesana karena terlalu sibuk dengan urusan kantor. Sayangnya, Silvia tidak bisa ikut karena pekerjaannya yang tidak bisa ditinggal. Hal itu membuat Cakra kecewa. Tidak hanya sekali ini Silvia mengecewakannya tapi sering.
Sebelum menuju rumah orang tuanya, Cakra singgah sebentar di sebuah toke kue. Ia akan membelikan beberapa kue kesukaan ayah dan ibunya.
"Mau kue yang mana, Tuan?" tanya si karyawan toko.
"Saya mau kue yang ini, ini dan ini." Cakra menunjuk beberapa kue dalam etalase.
"Baik. Itu saja?"
"Hn."
Si karyawan langsung mengambilkan kue yang ditunjuk Cakra.
"Siti, aku butuh-,"
Saat si karyawan sibuk melayani pesanan Cakra. Seorang wanita datang menginterupsi.
"Nyonya Ajeng?" Cakra terkejut melihat siapa yang dilihatnya pun dengan si pemilik nama yang dipanggil.
"Kau?"
...Bersambung...
...Jangan lupa Vote & Comment ya, Readers......
...🙏🏻😊...
...Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
robet
smangat othor👍👍👍👍👍👍👍
2021-08-17
0
Suharnik
Waaah gimana ajeng menjelaskan semua pda Pak Cakra🤦♀🤦♀
2021-07-01
2
Cut Nyak Dien
jgn,jgn sampai apa yg q fkirkan akan terjadi
2021-04-29
4