...🌷Selamat Membaca🌷...
"Kau akan pulang sekarang?" Tania memasuki ruangan Radi tanpa izin.
"Lancang sekali kau, siapa yang mengizinkanmu masuk ke ruanganku seenaknya!" bentak Radi.
Dengan santai, Tania berjalan menghampiri Radi. Sampai di depan si pria, tangannya dengan lincah mengusap dada bidang berbalut tuksedo hitam itu.
"Bagaimana kalau sebelum pulang, kita makan malam dulu?" ajaknya.
"Kau lakukan saja sendiri. Aku mau pulang, minggir!"Radi mendorong kasar wanita itu hingga terdorong beberapa langkah ke belakang.
Membawa tas kerjanya, Radi bersiap pulang. Ia melangkah menuju pintu, belum sempat ia membukanya, sebuah tangan memeluk tubuhnya dari belakang.
"Tidak bisakah malam ini kau bersamaku saja?" Tania sengaja menghembuskan napas hangatnya di tengkuk Radi, berhadap dengan rangsangan itu ia akan dapat apa yang diinginkannya.
Radi menghempas kasar tangan Tania yang merangkulnya. Kemudian ia berbalik menghadap wanita itu.
"Sudah cukup dengan kelakuanmu ini, Tania. Aku sudah muak!" tunjuk Radi tepat di depan muka sekretarisnya.
Tania terdiam, bentakan kali ini membuatnya sedikit terkejut tapi itu hanya sebentar, saat Radi akan berbalik pergi, ia pun berucap.
"Istrimu buta, ku rasa dia sudah tidak bisa lagi melayanimu dengan maksimal. Jika kau butuh bantuan, aku akan selalu ada untukmu," ucap Tania.
Radi mengepalkan tangan dengan rahang yang mengeras. Sungguh tak terima dirinya mendengar hinaan yang ditujukan Tania untuk sang istri. Lalu, ia berbalik. Memberikan sebuah senyuman kepada sekretarisnya itu.
"Baik. Kalau begitu layani aku sekarang!" pintanya.
Tania kaget, tak menyangka jika Radi akan termakan bujuk rayunya. Dengan langkah pelan, ia berjalan menghampiri bosnya itu. Sampainya ia di depan pria itu.
"In your dream, B*TCH!"
Deg
"Arghhhh...." Mata Tania terbelalak saat Radi menarik rambutnya dengan kasar.
"Kau pikir aku akan tergoda dengan wanita murahan seperti dirimu, huh? JANGAN MIMPI!" Setelah melepas jambakannya di rambut Tania, tangan Radi berpindah mencengkram pipinya, sangat kuat.
"Dengarkan baik-baik. Istriku jauh lebih terhormat dan menggairahkan dari pada dirimu walaupun dia buta. Dan ya, ku beritahu padamu bahwa semalam dia terlihat sangat seksi dan begitu menggoda membuatku merasakan puas berkali-kali. Jadi jangan pernah lagi kau merendahkan istri-ku seperti tadi atau kau akan menerima akibatnya!" jelasnya penuh ancaman. Ia hempaskan wajah Tania membuat wanita itu jatuh terduduk.
"Oh ya, mulai besok kau tidak usah datang lagi ke kantor. Kau ku PECAT!" Setelah mengatakannya, Radi benar-benar pergi meninggalkan Tania yang mulai terisak.
.......
Seorang wanita cantik tampak tengah menyisir rambutnya di depan cermin besar. Seberapa cantik pun ia, percuma saja, matanya tak bisa melihat itu semua.
"Argghhh...."
Dilemparnya sisir mahal itu ke depan, tepat mengenai cermin. Retakan di cermin membuat banyak bayangan dirinya di dalam. "Kapan aku bisa melihat, kapan?" pekiknya frustasi.
Para pelayan yang berdiri di luar kamar hanya bisa diam. Mereka ikut merasakan kesedihan sang majikan, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Bunyi apa itu?" tanya Radi yang baru saja sampai di rumah.
"Nona Ajeng, Tuan." Hanya itu yang dapat diucapkan seorang pelayan.
Cepat Radi langsung masuk ke dalam kamar dan menemukan Ajeng sudah bercucuran air mata di atas lantai.
"Sayang, ada apa?" Radi melempar tas kerjanya sembarangan dan berjongkok di hadapan sang istri.
"Aku tidak berdaya, Mas. Sampai kapan aku harus jadi manusia yang tidak berguna seperti ini?" Ajeng terisak.
Radi menarik Ajeng dalam dekapannya. "Sabar sayang, kita akan mencari solusinya bersama-sama."
Deg
Tiba-tiba Ajeng melepas pelukan Radi. Ia dorong tubuh kekar itu dengan kasar.
"kenapa aroma wanita itu ada padamu, Mas?" batinnya.
Ajeng berusaha bangkit, Radi yang hendak membantu, langsung ditepis tangannya oleh sang istri.
Pria itu hanya mematung menatap istrinya yang perlahan naik ke atas ranjang dan menyembunyikan diri di balik selimut. Dalam pikirannya, mungkin Ajeng butuh waktu untuk menenangkan diri. Ia sendiri pun akan berupaya untuk mencarikan dokter terbaik agar Ajeng dapat melihat lagi.
Dalam selimut, Ajeng kembali menangis. Apa benar Radi akan meninggalkannya dan lebih memilih Tania. Apa karena dia buta, Radi tidak mencintainya lagi. Dua pertanyaan itu terus berputar-putar di benak Ajeng.
"Kau harus sabar, Nona'"
Tiba-tiba perkataan Robi siang tadi kembali terngiang.
.......
Ajeng dan Robi sudah berada dalam ruang praktek seorang dokter spesialis mata.
"Ada keluhan apa, Nona?" tanya dokter mengawali pembicaraan.
"Seminggu yang lalu saya mengalami kecelakaan dan kini saya buta. Apakah kebutaan ini tidak dapat disembuhkan, Dokter?" tanya Ajeng langsung pada inti masalah.
Dokter pria itu mengangguk paham, dari awal Ajeng masuk, ia sudah tahu jika pasiennya ini buta.
"Apakah yang anda lihat selalu hitam, Nona?" Dokter kembali bertanya.
Ajeng berpikir sebentar. "Tidak. Beberapa kali aku bisa melihat warna lain cuma sedikit buram dan durasinya sebentar," jelasnya.
"Baiklah, kalau begitu kita periksa terlebih dahulu."
Serangkaian tes pun dilakukan untuk mencari tahu penyebab kebutaan Ajeng.
"Begini Nona Ajeng, setelah saya analisis terdapat sumbatan pada pembuluh darah yang menyambung ke retina atau selaput jala mata Anda. Kemungkinan besar yang anda alami adalah efek dari benturan yang terjadi sehingga mengganggu penglihatan. Gangguan penglihatan karena syok ini hanya bersifat sementara. Saya pastikan anda akan bisa melihat lagi."
Senyum lega segera terbit di wajah Ajeng. "Tapi dokter yang memeriksa saya waktu itu mengatakan jika saya buta karena saraf mata saya rusak," beritahu Ajeng.
Dokter muda itu tersenyum. "Itu tidak benar. Saya sangat ahli dalam bidang ini dan saya pastikan anda dalam waktu dekat ini akan dapat melihat lagi."
"Terima kasih Dokter."
"Sama-sama. Saya akan memberikan resep obat untuk bisa mempercepat kesembuhan anda."
Mereka keluar dari ruangan dokter.
"Kau dengar kan, Bang? Aku akan bisa melihat lagi," ucap Ajeng bersemangat.
"Iya, Nona."
Senyum sumringah Ajeng tiba-tiba lenyap saat ia memikirkan sesuatu.
"Bagaimana jika dokter yang ini juga salah seperti dokter yang sebelumnya? Ternyata aku benar-benar akan buta selamanya," katanya panik.
"Tidak akan Nona. Percaya sama saya."
"Tapi ..."
"Kau harus sabar, Nona."
"Sampai kapan aku harus bersabar, sampai suamiku pergi meninggalkanku?"
.......
"Mas ..." Silvia mengejang hebat saat mendapatkan pelepasannya. Tubuh wanita itu ambruk setelah melewati tiga ronde panjang bersama sang suami.
Cakra menggeram, ia tumpahkan semua benihnya ke rahim sang istri. Ia harap penyatuan kali ini akan membuahkan hasil, walau dengan cara licik sekali pun. Ia sengaja menukar pil pencegah kehamilan Silvia dengan vitamin.
Cakra merebahkan tubuh di samping istrinya yang terlelap. Ia peluk tubuh polos itu dari belakang, tangannya bergerak mengelus perut rata Silvia. "Semoga kau cepat hadir di dalam sini, Nak."
.......
Tania pulang ke rumahnya dalam keadaan kacau. Rambutnya kusut dan wajahnya sembab.
"Ada apa denganmu?" Seorang pria menyambut kedatangannya .
"A-aku dipecat..." lirihnya takut.
"APA KATAMU?" bentak si pria.
"Dia memecatku."
PLAK
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulusnya.
"Bodoh. Aku hanya memberimu pekerjaan gampang dan kau gagal. Dasar istri tidak becus!"
PLAK
Sekali lagi tamparan keras dari pria yang berstatus suami, Tania dapatkan.
"Sekarang masuk kamarmu dan tunggu perintahku selanjutnya!"
Tania pun masuk ke kamarnya dengan tertatih, sampai di dalam wanita itu menangis melihat bayinya yang sedang tertidur pulas.
"Maafkan Mama, Nak." Ia peluk dan cium buah hati yang sangat ia sayangi itu.
Di luar, pria yang merupakan suami Tania itu terlihat meninju dinding beberapa kali. Pria berambut hitam, bermata legam dan berkulit putih itu menggeram marah.
"Aku akan menghancurkanmu, tunggu saja," desisnya.
...Bersambung...
Masalah kebutaan, aku hanya menuliskan sebisaku menurut referensi yang ada di google. Jika ada kesalahan kata mohon dimaklumi.
...Jangan lupa Vote & Comment ya, Readers......
...🙏🏻😊...
...Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Rena Agustina
aahh aku ke Cakra licik dgn istri tp dia tidak hianat ayah syah saja ya.
2021-11-19
1
Suharnik
Penasaran dngan alur ceritanya, semangat thorrrr💪💪👍👍❤❤
2021-07-01
3
itin
mengatasi masalah dengan masalah #bukan_pegadaian
2021-06-04
0