Met His Parents Accidentally

( Bertemu dengan orang tuanya secara tidak sengaja)

Sari yang merasa sangat suntuk setiap hari hanya di rumah saja mengajak Bi Nunung untuk berjalan-jalan ke alun-alun kota, malam hari memang menjadi waktu yang sangat pas untuk jalan-jalan di bulan Ramadhan, usai shalat tarawih.

Selain tidak panas, di setiap malam juga bisa melihat air mancur dengan lampu-lampu yang sangat indah di sebelah selatan alun-alun kota, sekalian mampir ke Rita mall untuk belanja dan mencari baju untuk lebaran.

Sari keluar dengan menggunakan celana jeans, dan sweater berwarna biru muda. Juga membawa Sling bag berwarna biru muda, biar matching dengan warna sweaternya.

Setelah mendapat ijin dari kakek Atmo, Sari mengajak Bi Nunung untuk menemaninya.

Bi Nunung yang jarang keluar untuk jalan-jalan tentu saja dengan senang hati menerima ajakan Sari. Jadilah mereka bertiga, Sari, Bi Nunung dan Soleh yang disuruh Kakek Atmo untuk mengantar Sari jalan-jalan, kini mereka berada di depan masjid agung Baitussalam yang berada di sebelah barat alun-alun.

Sari langsung menuju alun-alun yang saat ini suasananya sangat ramai, Sari mengajak Bi Nunung untuk mencari kuliner khas daerah Purwokerto, yaitu pecel kecombrang, masakan yang setiap tahun di cicipi nya di rumah Kakek Atmo, setiap kali merayakan idul Fitri disini bersama keluarganya, sebenarnya Sari sangat rindu pecel kecombrang buatan nenek Atun, karena sudah di pastikan jika lebaran tahun ini, tidak ada lagi pecel kecombrang buatan beliau.

" Bi kita makan pecel disini ya, mas Soleh mau makan juga kan?", tanya Sari.

Soleh langsung tersenyum lebar mendengar cucu majikannya mengajak makan.

" Boleh-boleh, lagian tadi cuma buka puasa sedikit, makan pecel nggak akan bikin kekenyangan, kalau boleh sekalian sama mendoan angetnya mba Sari", bi Nunung langsung menepuk lengan putranya, dasar Soleh, sekalinya di tawari makan, malah minta plus plus.

Sari menikmati pecel kecombrang di tambah mendoan anget sesuai request mas Soleh, dan ternyata itu menjadi sebuah perpaduan yang sangat lezat. Aroma khas kecombrang di padu dengan sayur-sayuran, tauge, dan bumbu pecel yang sengaja Sari pesen dengan rasa yang super pedas, sesuai seleranya, langsung membuat nafsu makannya meningkat.

Mereka bertiga duduk di atas rumput dengan beralaskan tikar, disuguhi pemandangan air mancur dengan lampu warna warni dan juga gedung perbelanjaan Rita mall di sebelah selatan alun-alun, cuaca malam hari yang terang, dengan cahaya rembulan dan beberapa bintang yang bersinar, membuat suasana semakin indah. Dan semakin ramai karena banyak pengunjung yang baru berdatangan.

Sekitar setengah jam makan sambil melihat suasana malam alun-alun, Sari mengajak untuk jalan-jalan ke Rita mall. Awalnya Sari mencari dimana toko baju muslim berada, akhirnya Sari menemukan di lantai dua, Sari lebih dulu melihat-lihat koleksi baju muslim di toko-toko yang di lewatinya, setelah mampir di beberapa toko, Sari juga naik kembali ke lantai tiga dan ke lantai empat,semua toko hampir di masukinya, dan pada akhirnya Sari kembali mengajak Bi Nunung dan Soleh ke lantai dua, karena baju yang sesuai dengan keinginannya tadi dilihatnya di lantai dua.

Sari kembali masuk ke toko yang pertama di masukinya, dan berbelanja beberapa baju muslim model terbaru untuk di kenakan nya saat lebaran nanti, Sari juga membelikan gamis untuk bi Nunung dan koko untuk mas Soleh. Saat melihat-lihat koleksi Koko yang modelnya kasual dan trendi, Sari jadi teringat ustadz Musa, dan membelikan untuknya dua setel, tidak lupa untuk Kakek Atmo, Sari membeli Koko dan sarung yang motifnya lebih sederhana.

Saat hendak membayar di kasir, Sari mencari-cari Sling bag berwarna biru muda miliknya, yang tadi dikiranya masih menggantung di pundaknya, ternyata efek tangan yang di gips, Sari sampai tida merasa kalau Sling bag nya saat makan tadi di letakkan di atas tikar, belum di bawanya kembali.

" Waduh, kenapa sampai lupa tasnya belum di bawa. Gimana ini bi Nunung, ponsel sama dompet ada di tas itu", ekspresi wajah Sari langsung khawatir, bukan masalah uang yang ada didalamnya, tapi HP dan kartu-kartu penting ada di dalam tas itu juga. " Mas Soleh bawa ponsel?", tanya Sari berharap bisa menghubungi nomornya.

Soleh langsung mengambil ponsel dari sakunya dan melakukan panggilan ke nomer Sari,

tuuuut.... tuuut...

" Masih aktif mba Sari", terang Soleh yang mendengar bunyi telepon Sari yang nyambung.

Sari meraih ponsel Soleh untuk mencoba menghubunginya, berharap yang menemukan tasnya adalah orang baik. Tapi sudah beberapa kali menelepon, tidak ada yang mengangkat panggilannya.

" Mba kasir ini tolong di simpan dulu, nanti saya ke sini lagi, dompet saya ketinggalan di alun-alun, maaf ya mba, saya pergi sebentar buat ambil dompet saya, ayo bi", Sari berjalan bergegas keluar dari pusat perbelanjaan, di ikuti bi Nunung dan Soleh kembali menuju alun-alun.

Sepanjang perjalanan justru bi Nunung yang menyalahkan dirinya sendiri yang tidak memperhatikan bawaan cucu majikannya itu, sampai tertinggal di alun-alun.

" Duh bibi benar-benar minta maaf mba Sari, bibi nggak ngeh kalau mba Sari melepaskan tasnya pas makan tadi", bi Nunung benar-benar merasa bersalah.

" Nggak papa Bi, santai saja, kalau rejeki insyaallah ketemu, dan masih di tempat tadi", Sari berusaha menenangkan, mereka bertiga berjalan dengan begitu cepat menuju tempat mereka lesehan tadi.

Saat sampai di tempat yang di maksud, sudah ada sepasang suami istri yang sedang duduk di tikar yang sama, Sari langsung menyapa bapak-bapak dan ibu-ibu yang tengah duduk di tikar sambil menunggu pesanannya.

" Assalamualaikum", Sari mengucap salam, karena kedua orang tua yang duduk di tikar itu berpakaian dengan nuansa yang sangat islami, si ibu dengan gamis dan jilbab yang syar'i dan si bapak dengan menggunakan baju Koko dan peci.

" Wa'alaikum salam", suara ibu itu terdengar begitu halus dan santun.

Sari mendekat dan menatap kedua orang itu secara bergantian, seperti tidak asing dengan wajah mereka, tapi kapan dan dimana bertemu, Sari juga tidak ingat.

" Maaf mengganggu sebentar, sebenarnya tadi sebelum bapak dan ibu duduk disini kami juga menempati tempat ini, dan saya mau tanya, apa bapak dan ibu melihat tas kecil dengan warna biru muda, sebenarnya tadi tas saya ketinggalan disini, saya sudah telepon berkali-kali ponsel yang ada didalamnya, nyambung, tapi tidak di angkat", terang Sari, dengan wajah penuh harap.

" Owh, adik ini yang punya tas biru, tadi memang kami yang menemukan, sudah di serahkan sama mba-mba penjual pecel", ujar si ibu masih dengan ekspresi wajah yang sangat santun.

Sari langsung menuju mba-mba penjual

pecel yang tengah sibuk ngulek kacang.

" Maaf mba, saya yang tadi beli pecel, tas saya ketinggalan dan....."

" Eh iya, mba, ini tas nya saya simpan, tadi ibu dan bapak itu yang ngasih ke saya, dari tadi ponselnya bunyi terus, tapi saya nggak berani buka tasnya, saya biarkan saja sampai bunyi ponselnya mati sendiri", terang penjual pecel sambil menyerahkan Sling bag berwarna biru muda itu pada Sari. " Nggak saya buka mba, tapi coba di cek isinya masih lengkap apa nggak?".

Sari membuka tasnya, HP masih ada, dompet masih ada dan Sari langsung mengecek kartu-kartu penting yang ada di dalamnya, semua masih utuh.

" Semua masih utuh mba, terimakasih", Sari mengambil dua lembar seratus ribuan dari dalam dompetnya, " mba ini buat bayar pecel pesenan bapak-bapak dan ibu-ibu yang sedang duduk itu, sisanya buat mba ya, terimakasih sudah menyimpan tas saya", ucap Sari sambil menggenggam kan uang itu di tangan kiri si mba penjual pecel, karena tangan kanannya sedang menggenggam ulekan.

" Wah nggak usah repot-repot mba, lagian sudah seharusnya seperti itu". si mba penjual pecel hendak menolak, apalagi melihat keadaan Sari yang tangan kanannya masih di gips, tentu pikirnya Sari sedang mengalami kesusahan karena sedang dalam masa penyembuhan.

" Nggak papa mba, ini cuma sedikit, kalau mba nolak saya malah sedih", ujar Sari.

Akhirnya dengan terpaksa diterimakan uang dari Sari, " terimakasih mba...., mba siapa namanya?".

" Sari ", jawabnya singkat. " Saya permisi dulu", Sari kembali menghampiri bapak-bapak dan ibu-ibu yang sedang duduk di atas tikar.

" Bapak dan ibu saya ucapkan terimakasih banyak sudah menyelamatkan tas saya.

Pasangan suami istri itu mengangguk dan tersenyum begitu ramah.

" Iya nggak papa , lain kali lebih berhati-hati lagi ya dek... untung di sini aman".

Sari mengangguk sambil tersenyum.

" Ayo bi, mas Soleh, kita ambil belanjaan kita", Sari kembali ke toko baju tadi, setelah membayar semua belanjaan Sari memilih untuk langsung pulang ke rumah, karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

***

Jam 10 malam, Musa masih menanti kedatangan kedua orang tuanya, " kenapa molor sekali umi dan Abi sampainya", Musa merasa khawatir karena kedua orang tuanya tak kunjung sampai.

Ardi dan Hendrik juga masih berada di rumah itu, sengaja ingin menyambut kedatangan orang tua Musa. Dan saat mereka bertiga tengah duduk-duduk di teras rumah, mobil Toyota new Avanza warna hitam memasuki halaman rumah Musa. Mereka bertiga langsung berdiri dan menyambut kedatangan Abi dan Umi.

Saat Abi dan umi keluar dari mobil, sambil mengucap salam, Musa langsung menghambur memeluk uminya terlebih dahulu, sambil menjawab salam, melakukan sungkem dan baru kemudian berganti sungkem dan memeluk Abi nya, Hendrik dan Ardi juga ikut bersalaman dan mencium punggung tangan kedua orang tua Musa.

" Mari masuk umi ", Musa berjalan sambil merangkul uminya.

" Nanti dulu, itu tolong bawa makanan yang ada di mobil, umi tadi mampir ke alun-alun, sengaja mencari kuliner yang terkenal di daerah ini, kata tukang parkir yang terkenal itu pecel kecombrang sama mendoan nya, jadi umi beli itu, eh maksud umi niat beli itu, tapi malah di traktir sama gadis cantik , gara-gara tadi umi nemuin tasnya yang ketinggalan di penjual pecel. Tadi siapa namanya Bi?, kalau nggak salah kata penjual pecel namanya Sari, ya Bi?", Abi hanya mengangguk membenarkan kalimat umi.

Musa langsung tertegun mendengar nama Sari di sebut oleh uminya, tapi langsung berusaha menepis bayangan Sari dari pikirannya, " gadis dengan nama Sari itu kan banyak, jadi mungkin itu adalah Sari yang lain", pikir Musa.

Musa pun mengambil pecel dan mendoan dari dalam mobil dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

sumiati

sumiati

calon mertua 🤭

2021-12-26

4

Go Sun

Go Sun

semua serba kebetulan

2021-05-06

3

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Sebab Musabab
3 Kakek Atmo 'So Sweet'
4 Pak Guru atau Pak Ustadz
5 Gurame bakar apa kabarnya?
6 Special Girl
7 First Impresion
8 Pulang Bareng
9 The First Champion
10 Who's Angry ?
11 Pesantren Kilat
12 Permintaan Sari
13 Nikmatnya Buka Bersama
14 Sepenggal Kisah Tentangmu
15 Apa yang terjadi semalam?
16 Mengantar Sari
17 Ustadz Idolaku
18 Rindu itu berat...
19 Kejutan dari Abi dan Umi
20 Met His Parents Accidentally
21 Kehadiran Kedua Orang Tua
22 Kebetulan 1
23 Kebetulan 2
24 Togetherness is a Luxury
25 My Time With Mom
26 Bahagia Itu Sederhana
27 Terpesona
28 Seperti Kambing congek
29 Malam Indah Bersamamu
30 Masih Ragu...
31 Setelah libur panjang
32 Kecewa
33 Rahasia kakek Atmo
34 Finaly Heald
35 Permintaan Maaf
36 Perasaan apa ini?
37 Butuh bantuan
38 Misi berhasil
39 Rasa itu kembali
40 Terserah Kamu
41 ' Layak Konsumsi '
42 Liburan yang sempurna
43 Seluruh Cinta
44 Pernyataan Cinta
45 Keputusan Sari
46 Kelas Baru
47 Time With Best Friends
48 Stalking
49 Terciduk
50 Hati Yang Lapang
51 Kasmaran
52 Ada yang ngapel...
53 Perjalanan Menuju Akad
54 Calon Istri Bos
55 Kita Baik-baik saja
56 Trip Alone With You
57 Ketika Jarak dan Waktu Menjadi Ujian
58 Mohon maaf lahir batin
59 Idul Fitri penuh berkah
60 Keputusan Sari
61 Di balik sebuah alasan
62 Matamu Melemahkan ku
63 Bukan Malam Pertama
64 Hari Baru
65 Obat capek yang manjur
66 Weekend
67 Seperti Reunian
68 Minggu Pagi di Pasar
69 Nilai Plus (+)
70 Ternyata dunia ini sempit ..
71 Ada yang jelous
72 Pupus
73 Headlines (Berita utama)
74 Urusan kita belum selesai...
75 Yang Terdalam
76 Perbedaan Pendapat
77 Belajar Bersikap
78 Merasa Malu
79 Menuju Hari H
80 Ritual Panjang
81 Hari H
82 Kembali ke Rutinitas
83 Obrolan Yang Berfaedah
84 Cemburu
85 Tak Mengakui
86 Do'a Yang Terkabul
87 Bersyukur pada-Nya
88 Bahaya !
89 Cinta Tulus
90 Dokter Tersayang & Ustadz Tercinta
91 Merespon
92 Terkejut
93 Meet Again
94 Perkiraan Yang Tepat
95 Nasehat
96 Olahraga Pagi
97 Rumit
98 Sebuah Jawaban
99 Keharmonisan
100 Sunah Yang Mudah Dilakukan
101 Kontraksi
102 Jihad Seorang Wanita
103 Nama Adalah Do'a
104 Uti & Akung
105 Keputusan Dimas
106 Dukungan Keluarga
107 Persiapan Acara Dadakan
108 Ucapan Adalah Do'a
109 Aqiqah
110 Kembali Bersatu
111 Prepare
112 Lembaran Baru
113 Tausiyah Pernikahan
114 Sembunyi
115 Keterbukaan
116 Melanjutkan Perjuangan
117 Family Gathering
118 Belajar Berbagi
119 Mengenal Lebih Dekat
120 Tamu tak diundang
121 Gathering With Family
122 Firasat
123 Belajar Mengikhlaskan
124 Wasiat Kakek
125 Rumah Bersejarah
126 Bonus Bab
127 Bonus lagi
128 Karya Baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Perkenalan
2
Sebab Musabab
3
Kakek Atmo 'So Sweet'
4
Pak Guru atau Pak Ustadz
5
Gurame bakar apa kabarnya?
6
Special Girl
7
First Impresion
8
Pulang Bareng
9
The First Champion
10
Who's Angry ?
11
Pesantren Kilat
12
Permintaan Sari
13
Nikmatnya Buka Bersama
14
Sepenggal Kisah Tentangmu
15
Apa yang terjadi semalam?
16
Mengantar Sari
17
Ustadz Idolaku
18
Rindu itu berat...
19
Kejutan dari Abi dan Umi
20
Met His Parents Accidentally
21
Kehadiran Kedua Orang Tua
22
Kebetulan 1
23
Kebetulan 2
24
Togetherness is a Luxury
25
My Time With Mom
26
Bahagia Itu Sederhana
27
Terpesona
28
Seperti Kambing congek
29
Malam Indah Bersamamu
30
Masih Ragu...
31
Setelah libur panjang
32
Kecewa
33
Rahasia kakek Atmo
34
Finaly Heald
35
Permintaan Maaf
36
Perasaan apa ini?
37
Butuh bantuan
38
Misi berhasil
39
Rasa itu kembali
40
Terserah Kamu
41
' Layak Konsumsi '
42
Liburan yang sempurna
43
Seluruh Cinta
44
Pernyataan Cinta
45
Keputusan Sari
46
Kelas Baru
47
Time With Best Friends
48
Stalking
49
Terciduk
50
Hati Yang Lapang
51
Kasmaran
52
Ada yang ngapel...
53
Perjalanan Menuju Akad
54
Calon Istri Bos
55
Kita Baik-baik saja
56
Trip Alone With You
57
Ketika Jarak dan Waktu Menjadi Ujian
58
Mohon maaf lahir batin
59
Idul Fitri penuh berkah
60
Keputusan Sari
61
Di balik sebuah alasan
62
Matamu Melemahkan ku
63
Bukan Malam Pertama
64
Hari Baru
65
Obat capek yang manjur
66
Weekend
67
Seperti Reunian
68
Minggu Pagi di Pasar
69
Nilai Plus (+)
70
Ternyata dunia ini sempit ..
71
Ada yang jelous
72
Pupus
73
Headlines (Berita utama)
74
Urusan kita belum selesai...
75
Yang Terdalam
76
Perbedaan Pendapat
77
Belajar Bersikap
78
Merasa Malu
79
Menuju Hari H
80
Ritual Panjang
81
Hari H
82
Kembali ke Rutinitas
83
Obrolan Yang Berfaedah
84
Cemburu
85
Tak Mengakui
86
Do'a Yang Terkabul
87
Bersyukur pada-Nya
88
Bahaya !
89
Cinta Tulus
90
Dokter Tersayang & Ustadz Tercinta
91
Merespon
92
Terkejut
93
Meet Again
94
Perkiraan Yang Tepat
95
Nasehat
96
Olahraga Pagi
97
Rumit
98
Sebuah Jawaban
99
Keharmonisan
100
Sunah Yang Mudah Dilakukan
101
Kontraksi
102
Jihad Seorang Wanita
103
Nama Adalah Do'a
104
Uti & Akung
105
Keputusan Dimas
106
Dukungan Keluarga
107
Persiapan Acara Dadakan
108
Ucapan Adalah Do'a
109
Aqiqah
110
Kembali Bersatu
111
Prepare
112
Lembaran Baru
113
Tausiyah Pernikahan
114
Sembunyi
115
Keterbukaan
116
Melanjutkan Perjuangan
117
Family Gathering
118
Belajar Berbagi
119
Mengenal Lebih Dekat
120
Tamu tak diundang
121
Gathering With Family
122
Firasat
123
Belajar Mengikhlaskan
124
Wasiat Kakek
125
Rumah Bersejarah
126
Bonus Bab
127
Bonus lagi
128
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!