The First Champion

Selasa sore Rizal dan Sari sudah benar-benar menjadi team yang solid. Bu Berta dan pak Musa menaruh harapan besar pada mereka berdua.

" Besok kita berangkat bersama ke lokasi lomba debat, kalian gunakan seragam batik sekolah kita ya, untung saja seragam batik punya Sari sudah jadi, kalau belum ibu sudah berniat untuk meminjam ke salah satu siswi sini, karena seragam itu sebagai tanda pengenal dimana asal sekolah kita".

" Nanti malam jangan begadang untuk belajar materi, karena ibu merasa kalian sudah cukup menguasai materi yang akan di debatkan. Yang paling penting adalah istirahat yang cukup dan tidur tepat waktu, jangan kemalaman, biar bangun tidur besok badan kalian fit dan siap untuk bertanding".

" Sekarang kita akhiri pertemuan siang hari ini, jaga kondisi kalian berdua, ibu menaruh harapan besar pada kalian".

Bu Berta mengakhiri sesi latihan di hari terakhir, karena besok mereka sudah harus bertanding.

Jam 8 pagi, dengan menggunakan mobil sekolah, mereka berangkat bersama menuju lokasi diselenggarakannya lomba. Pak Musa yang mengendarai mobil, dengan Rizal duduk di sebelahnya, sedangkan Sari dan Bu Berta duduk di bangku belakang. Sampai di lokasi debat 30 menit kemudian.

Sudah banyak peserta dari sekolah lain yang lebih dulu datang. Dan rata-rata ekspresi dari para calon peserta begitu tegang, entah karena apa, mungkin karena nervous.

Tapi itu tidak nampak pada Sari, sama sekali tidak merasa nervous ataupun tegang. Karena ini bukan pertama kalinya bagi Sari, mungkin ke sekian puluh kali semenjak dia masih SD mengikuti pertandingan debat. Sehingga mental pejuangnya sudah melekat di hati dan pikiran.

Bu Berta sudah mendaftarkan sekolah mereka pada panitia. Dan sesuai jadwal, jam 9 tepat mereka semua masuk ke sebuah aula besar dengan panggung untuk peserta di sebelah depan.

Setelah semua berkumpul di lokasi debat, panitia mengacak nomer urut, perwakilan dari tiap sekolah mengambil lipatan kertas sebagai no urut debat. Sekolah Sari mendapat nomer urut 2, sama dengan SMA Budi Utomo, itu berarti di sesi pertama sekolah itu akan menjadi lawan debat.

Seluruhnya ada 12 sekolah setara SMA, SMK dan MA baik negeri maupun swasta yang turut menjadi peserta.

Sekolah Sari di sesi pertama bisa langsung menang telak. Kelihatannya dari team lawan kurang menguasai materi. Di sesi kedua juga masih unggul, meski hanya selisih beberapa poin.

Di sesi ketiga ada empat sekolah yang maju. Karena di sesi kedua tadi ada team yang mendapat sekor sama, akhirnya panitia memutuskan untuk maju keduanya.

Sesi keempat atau terakhir adalah final, debat terjadi sedikit alot, tapi seperti yang sudah di bayangkan sebelumnya, Sari is fighter, materi yang di berikan oleh Pak Musa bisa membuatnya begitu percaya diri untuk membantah dan mengecoh kan lawan.

Panitia mengumumkan juara pertama lomba debat bahasa Inggris. Raut wajah Bu Berta dan pak Musa pun langsung berubah sumringah sekaligus terharu, bagaimana tidak, sekolah mereka menjadi juara pertama lomba debat tingkat kabupaten, yang otomatis akan mewakili SMA se-kabupaten maju ke tingkat karisidenan.

Ini pengalaman pertama juga bagi Pak Musa menjadi pembina lomba debat, dan pencapaian pertamanya juga, karena baru beberapa bulan dia mengabdi menjadi seorang tenaga pengajar.

" Selamat Pak Musa, selamat Bu Berta, kalian berhasil membawa pulang piala emasnya", ucap guru-guru yang lain melalui grup chat guru-guru satu sekolahan ketika Bu Berta meng-upload foto Sari dan Rizal yang naik ke podium dan memegang piala juara pertama.

Berita kemenangan Sari dan Rizal begitu cepat menyebar di sosemed dan grup chat sekolah, dalam waktu beberapa menit, ratusan ucapan selamat langsung membanjiri kolom komentar.

Rizal yang sudah biasa menjadi the most wanted nya siswi-siswi SMA, kini semakin di gandrungi oleh para murid perempuan.

Sedangkan Sari si murid pindahan yang baru seminggu belajar di sekolah itu, langsung semakin di kenal karena membawa nama baik sekolahnya dengan menjadi juara 1.

Bukan hal yang mewah bagi Sari, karena ini bukan pertama kalinya dia menjadi juara debat, tapi melihat euforia semua warga sekolah nya, membuat Sari turut berbahagia.

Piala langsung di boyong ke sekolahan, mereka ber empat sampai di sekolahan pukul 2 siang. Dan langsung di sambut oleh Pak Irsyad selaku kepala sekolah, juga semua guru yang lain. Untung kebanyakan murid sudah pulang ke rumah, jadi suasana tidak terlalu riuh saat mereka sampai.

Hadiah uang tunai sebesar 4 juta dibagi menjadi dua, untuk Rizal dan Sari.

" Selamat Rizal, Sari, bapak bangga dengan kalian berdua, pertahankan kemampuan kalian di tingkat karisidenan, semoga kalian bisa membawa nama baik sekolah di lingkup yang lebih luas. Nanti duplikat piala akan bapak berikan pada kalian setelah jadi, karena piala ini harus disimpan di sekolahan". Pak Irsyad mengakhiri percakapan mereka.

Sari dan Rizal hanya mengangguk tanda mengerti.

Sesampainya di rumah. Kakek Atmo langsung memberi pelukan hangat dan mengucapkan selamat pada cucunya, setelah lebih dulu mendapat kabar dari pak Irsyad atas kemenangan sekolah mereka.

" Cucu Kakek yang cantik ini memang mirip dengan almarhumah neneknya, selalu menang kalau diajak berdebat, ternyata kecerdasan turunan", Sari hanya tersenyum mendengar perkataan kakek Atmo.

" Ini hadiah yang Sari dapat kek", Sari menunjukan amplop coklat yang diambil dari tas ranselnya.

" Ya, kamu gunakan sebijak mungkin ya, itu hak kamu". Kakek menepuk pundak Sari, " istirahatlah, cucu kakek pasti capek habis bertanding".

Dan disinilah tempat ternyaman yang membuat Sari langsung terlelap, kamar yang baru ditempatinya seminggu ini, menjadi tempat favoritnya di rumah kakek Atmo. Rasa lelah, dan semilir angin yang masuk melalui jendela kamarnya yang terbuka lebar membuat Sari memejamkan kelopak matanya yang terasa semakin lengket.

Tak terasa Sari tertidur selama dua jam, dia terbangun karena sayup-sayup mendengar suara tawa dari ruang tamu. Suara yang akhir-akhir ini paling sering di dengarnya, baik secara langsung, maupun melalui rekaman di ponselnya.

" Benar itu suara ustadz Musa, apa dia ada disini?", Sari bangun dari tidurnya dan berjalan menuju ruang tamu sambil menutup mulutnya yang menguap.

" Eh cucu kakek yang cantik sudah bangun, ini ada ustadz Musa, tadinya kesini mau memulai belajar mengaji lagi, tapi saat Kakek mau membangunkan kamu, katanya biarkan saja, mungkin masih capek. Jadi kami ngobrol saja. Sudah setengah lima, sholat asar dulu gih".

Sari mengangguk dan berbalik arah menuju kamarnya kembali.

Gadis yang sangat polos, apa adanya, bahkan ada gurunya sedang bertamu, dia bersikap cuek keluar dari kamar bangun tidur dengan wajah kucel dan rambut berantakan, tidak menampilkan sisi feminim sedikitpun, tapi entah mengapa tetap terlihat sangat cantik.

" Astaghfirullah hal'adzim" , batin Musa, tidak habis pikir dengan apa yang baru saja terlintas di pikirannya.

Sari kembali ke ruang tamu setelah sholat asar, namun justru ruang tamu sudah sepi.

" Kakek sama ustadz Musa kemana mas Soleh?", tanya Sari saat tidak sengaja melihat Soleh lewat dari pintu samping

" Kakek ada di gazebo, kalau tamunya sudah pergi mba, sekitar lima menit yang lalu". Soleh menganggukkan kepalanya dan pergi melanjutkan pekerjaannya.

Sari menghampiri Kakeknya ke gazebo belakang.

" Kakek ngobrol apa sama ustadz Musa tadi?, kok Sampek ketawa-ketawa begitu?", Sari memang penasaran sejak awal.

" Ooh.., kami tadi membahas tentang kamu, menceritakan awal kalian bertemu di kelas. Ustadz mengira kamu beneran lagi halangan, dan sangat kaget pas tahu murid yang mau belajar iqro itu segede kamu. Ustadz Musa kira yang mau di ajari mengaji itu anak gadis usia SD atau TK, malah ternyata murid dari sekolah tempatnya mengajar".

Sari cemberut mendengar penjelasan kakeknya. " Loh kenapa cucu kakek yang cantik malah jadin manyun?".

" Sari kan sudah minta maaf sama ustadz Musa waktu ketahuan berbohong kemarin, itu juga nggak sengaja, karena Sari nggak mau kalau teman-teman Sari tahu Sari nggak bisa baca Alquran".

" Ternyata ustadz Musa bocor juga, hah ku kira dia cowok yang beda dari yang lain, ternyata sama saja", ada semburat kecewa terbaca dari raut wajah Sari saat ini.

Terpopuler

Comments

sumiati

sumiati

Nggak apa-apa bocor nya ke kakek ini

2021-12-26

1

AULIA

AULIA

makin seru🤩

2021-05-10

4

Memey

Memey

Next ceritanya ukhti😊

2021-04-19

5

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Sebab Musabab
3 Kakek Atmo 'So Sweet'
4 Pak Guru atau Pak Ustadz
5 Gurame bakar apa kabarnya?
6 Special Girl
7 First Impresion
8 Pulang Bareng
9 The First Champion
10 Who's Angry ?
11 Pesantren Kilat
12 Permintaan Sari
13 Nikmatnya Buka Bersama
14 Sepenggal Kisah Tentangmu
15 Apa yang terjadi semalam?
16 Mengantar Sari
17 Ustadz Idolaku
18 Rindu itu berat...
19 Kejutan dari Abi dan Umi
20 Met His Parents Accidentally
21 Kehadiran Kedua Orang Tua
22 Kebetulan 1
23 Kebetulan 2
24 Togetherness is a Luxury
25 My Time With Mom
26 Bahagia Itu Sederhana
27 Terpesona
28 Seperti Kambing congek
29 Malam Indah Bersamamu
30 Masih Ragu...
31 Setelah libur panjang
32 Kecewa
33 Rahasia kakek Atmo
34 Finaly Heald
35 Permintaan Maaf
36 Perasaan apa ini?
37 Butuh bantuan
38 Misi berhasil
39 Rasa itu kembali
40 Terserah Kamu
41 ' Layak Konsumsi '
42 Liburan yang sempurna
43 Seluruh Cinta
44 Pernyataan Cinta
45 Keputusan Sari
46 Kelas Baru
47 Time With Best Friends
48 Stalking
49 Terciduk
50 Hati Yang Lapang
51 Kasmaran
52 Ada yang ngapel...
53 Perjalanan Menuju Akad
54 Calon Istri Bos
55 Kita Baik-baik saja
56 Trip Alone With You
57 Ketika Jarak dan Waktu Menjadi Ujian
58 Mohon maaf lahir batin
59 Idul Fitri penuh berkah
60 Keputusan Sari
61 Di balik sebuah alasan
62 Matamu Melemahkan ku
63 Bukan Malam Pertama
64 Hari Baru
65 Obat capek yang manjur
66 Weekend
67 Seperti Reunian
68 Minggu Pagi di Pasar
69 Nilai Plus (+)
70 Ternyata dunia ini sempit ..
71 Ada yang jelous
72 Pupus
73 Headlines (Berita utama)
74 Urusan kita belum selesai...
75 Yang Terdalam
76 Perbedaan Pendapat
77 Belajar Bersikap
78 Merasa Malu
79 Menuju Hari H
80 Ritual Panjang
81 Hari H
82 Kembali ke Rutinitas
83 Obrolan Yang Berfaedah
84 Cemburu
85 Tak Mengakui
86 Do'a Yang Terkabul
87 Bersyukur pada-Nya
88 Bahaya !
89 Cinta Tulus
90 Dokter Tersayang & Ustadz Tercinta
91 Merespon
92 Terkejut
93 Meet Again
94 Perkiraan Yang Tepat
95 Nasehat
96 Olahraga Pagi
97 Rumit
98 Sebuah Jawaban
99 Keharmonisan
100 Sunah Yang Mudah Dilakukan
101 Kontraksi
102 Jihad Seorang Wanita
103 Nama Adalah Do'a
104 Uti & Akung
105 Keputusan Dimas
106 Dukungan Keluarga
107 Persiapan Acara Dadakan
108 Ucapan Adalah Do'a
109 Aqiqah
110 Kembali Bersatu
111 Prepare
112 Lembaran Baru
113 Tausiyah Pernikahan
114 Sembunyi
115 Keterbukaan
116 Melanjutkan Perjuangan
117 Family Gathering
118 Belajar Berbagi
119 Mengenal Lebih Dekat
120 Tamu tak diundang
121 Gathering With Family
122 Firasat
123 Belajar Mengikhlaskan
124 Wasiat Kakek
125 Rumah Bersejarah
126 Bonus Bab
127 Bonus lagi
128 Karya Baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Perkenalan
2
Sebab Musabab
3
Kakek Atmo 'So Sweet'
4
Pak Guru atau Pak Ustadz
5
Gurame bakar apa kabarnya?
6
Special Girl
7
First Impresion
8
Pulang Bareng
9
The First Champion
10
Who's Angry ?
11
Pesantren Kilat
12
Permintaan Sari
13
Nikmatnya Buka Bersama
14
Sepenggal Kisah Tentangmu
15
Apa yang terjadi semalam?
16
Mengantar Sari
17
Ustadz Idolaku
18
Rindu itu berat...
19
Kejutan dari Abi dan Umi
20
Met His Parents Accidentally
21
Kehadiran Kedua Orang Tua
22
Kebetulan 1
23
Kebetulan 2
24
Togetherness is a Luxury
25
My Time With Mom
26
Bahagia Itu Sederhana
27
Terpesona
28
Seperti Kambing congek
29
Malam Indah Bersamamu
30
Masih Ragu...
31
Setelah libur panjang
32
Kecewa
33
Rahasia kakek Atmo
34
Finaly Heald
35
Permintaan Maaf
36
Perasaan apa ini?
37
Butuh bantuan
38
Misi berhasil
39
Rasa itu kembali
40
Terserah Kamu
41
' Layak Konsumsi '
42
Liburan yang sempurna
43
Seluruh Cinta
44
Pernyataan Cinta
45
Keputusan Sari
46
Kelas Baru
47
Time With Best Friends
48
Stalking
49
Terciduk
50
Hati Yang Lapang
51
Kasmaran
52
Ada yang ngapel...
53
Perjalanan Menuju Akad
54
Calon Istri Bos
55
Kita Baik-baik saja
56
Trip Alone With You
57
Ketika Jarak dan Waktu Menjadi Ujian
58
Mohon maaf lahir batin
59
Idul Fitri penuh berkah
60
Keputusan Sari
61
Di balik sebuah alasan
62
Matamu Melemahkan ku
63
Bukan Malam Pertama
64
Hari Baru
65
Obat capek yang manjur
66
Weekend
67
Seperti Reunian
68
Minggu Pagi di Pasar
69
Nilai Plus (+)
70
Ternyata dunia ini sempit ..
71
Ada yang jelous
72
Pupus
73
Headlines (Berita utama)
74
Urusan kita belum selesai...
75
Yang Terdalam
76
Perbedaan Pendapat
77
Belajar Bersikap
78
Merasa Malu
79
Menuju Hari H
80
Ritual Panjang
81
Hari H
82
Kembali ke Rutinitas
83
Obrolan Yang Berfaedah
84
Cemburu
85
Tak Mengakui
86
Do'a Yang Terkabul
87
Bersyukur pada-Nya
88
Bahaya !
89
Cinta Tulus
90
Dokter Tersayang & Ustadz Tercinta
91
Merespon
92
Terkejut
93
Meet Again
94
Perkiraan Yang Tepat
95
Nasehat
96
Olahraga Pagi
97
Rumit
98
Sebuah Jawaban
99
Keharmonisan
100
Sunah Yang Mudah Dilakukan
101
Kontraksi
102
Jihad Seorang Wanita
103
Nama Adalah Do'a
104
Uti & Akung
105
Keputusan Dimas
106
Dukungan Keluarga
107
Persiapan Acara Dadakan
108
Ucapan Adalah Do'a
109
Aqiqah
110
Kembali Bersatu
111
Prepare
112
Lembaran Baru
113
Tausiyah Pernikahan
114
Sembunyi
115
Keterbukaan
116
Melanjutkan Perjuangan
117
Family Gathering
118
Belajar Berbagi
119
Mengenal Lebih Dekat
120
Tamu tak diundang
121
Gathering With Family
122
Firasat
123
Belajar Mengikhlaskan
124
Wasiat Kakek
125
Rumah Bersejarah
126
Bonus Bab
127
Bonus lagi
128
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!