Siang hari Sari sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumahnya, karena selama 24 jam tidak ada keluhan apapun. Musa dan Bu Berta yang mengantar Sari pulang. Saat mereka sampai di rumah kakek Atmo, Bu Berta mendesak kagum melihat arsitektur rumah itu, Rumah dengan bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu penuh ukiran, dengan pintu masuk full ukir.
" Ini rumah kakek kamu, atau keraton di kediaman keluarga bangsawan, seperti melihat di film-film kolosal yang kerajaan-kerajaan", gumam Bu Berta, sambil menutup mulutnya yang masih melongo karena kagum.
" Mari masuk Bu guru", ajak Sari.
" Terasnya saja begitu luas seperti pendopo, tidak heran kalau Sari itu cerdas, pasti turunan dari keluarga yang tidak sembarangan", batin Berta.
Tapi saat Bu Berta mengajak Pak Musa untuk masuk kedalam, ekspresi pak Musa biasa-biasa saja, seperti tidak terkejut melihat bangunan unik tempat tinggal Sari. Tatapan matanya tidak menampakkan kekaguman,
" atau mungkin memang Pak Musa tidak suka dengan barang ber seni dan indah seperti ukiran-ukiran ini", pikir Bu Berta.
Padahal sama saja dengan Bu Berta, awal Musa bertamu di rumah Kakek Atmo dulu, Musa mengira jika rumah ini adalah tempat wisata, atau museum, tidak seperti rumah pada umumnya.
" Assalamualaikum", ucap Musa dan Bu Berta serempak.
Dan dijawab dengan serempak pula oleh kakek Atmo dan Pak Irsyad, " wa'alaikum salam".
Kakek Atmo berdiri dan menghampiri Sari, Sari hanya menunduk tidak berani menatap Kakeknya, tapi justru kakek Atmo memeluknya.
" Syukurlah cucu kakek yang cantik ini sudah boleh pulang kerumah, kakek tadi sangat khawatir saat Pak Irsyad memberi tahu kakek kalau kamu di rumah sakit. Pak Irsyad tadi sudah menceritakan semua yang terjadi. Seharusnya kamu tetap beritahu kakek apapun yang terjadi. Kamu malah minta ustadz Musa untuk menemanimu di rumah sakit, ustadz Musa pasti punya banyak kepentingan lain yang harus dilakukan".
Kakek melepas pelukannya, dan menghampiri Bu Berta dan Musa, dan saling bersalaman.
" Terima kasih sudah menjaga cucu kakek dengan baik, dan mohon maaf karena begitu sering merepotkan Ustad Musa", ucap nya.
Bu Berta jadi berpikir mendengar kalimat kakeknya Sari barusan, ' mohon maaf karena begitu sering merepotkan ustadz Musa', bukankah baru kali ini Musa di repot kan, kenapa kakek Atmo bilang ' sering ', namun pikirannya langsung beralih ketika Musa menjawab ucapan kakeknya Sari.
" Tidak merepotkan kok kek, karena Sari adalah anak didik saya, dan diantara guru yang lain, saya yang paling free, punya banyak waktu luang, dan apalagi kejadiannya saat Sari mengikuti Pesantren kilat, jadi sudah jadi kewajiban kami menjaganya", ujar Musa.
Bi Nunung masuk ke dalam rumah sambil membawa belanjaan sepulang dari pasar, dan begitu terkejut melihat keadaan Sari.
" Loh Mba Sari kenapa itu tangannya malah di bungkus kayak mumi begitu ?", Bi Nunung langsung ber hambur ke arah Sari yang masih berdiri. Karena kaget melihat tangan Sari yang di gips.
" Nggak papa Bi, cuma retak, kemarin kesenggol mobil pas lagi bonceng teman, di suruh jangan banyak gerak, jadi di bungkus begini", Sari tersenyum simpul pada Bi Nunung.
" Ayo bibi antar ke kamar, Mba Sari harus banyakin istirahat biar cepet pulih", ujar bi Nunung.
" Sari nggak sakit bi, cuma sedang dibatasi saja pergerakannya", tapi Sari menurut untuk masuk ke kamar saat bi Nunung merangkulnya dan menuntun Sari untuk masuk.
" Sari tinggal ke dalam dulu Buguru dan Pak Guru", pamit Sari sambil masuk ke dalam rumah.
" Mari silahkan duduk", Kakek Atmo mempersilahkan kedua guru Sari untuk duduk. " Maaf karena sedang bulan puasa jadi di anggurin begini, nggak ada jamuan ya, hehehehe", senyum kakek Atmo begitu lebar menampakkan hampir keseluruhan giginya yang masih kokoh, meski sudah sepuh (tua).
" Tidak papa Pak, jadi bapak ini kakeknya Sari?, kenal sama pak kepala sekolah juga?", tanya Bu Berta yang penasaran.
" Rumah saya kan di sebelah Bu Berta", justru Pak Irsyad yang lebih dulu menjawab.
" Owalah, jadi tetanggaan toh, maaf karena saya belum pernah sowan (berkunjung) ke rumahnya Pak kepsek", ujar Bu Berta sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.
" Mau mampir sekalian monggo (silahkan), mumpung ibu juga sedang ada di rumah".
" Lho Bu Santi di rumah, kampus sudah mulai libur juga toh? ", Bu Berta memang sudah bertemu dengan Bu Santi istri dari pak Irsyad beberapa kali di acara gathering guru-guru SMA, beliau bekerja sebagai seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta.
" Belum libur, tapi hari ini ada kelasnya siang, jadi belum berangkat jam segini. Mau mampir ayo, sekalian sama Pak Musa juga, mumpung orangnya masih di rumah, sudah lama juga kamu tidak bertemu sama bulik Santi toh Mus?".
Berta kembali tertegun, ternyata begitu banyak hal yang tidak diketahuinya selama ini.
" Ya sudah saya pamit dulu Pak Atmo, mohon maaf karena tidak langsung mengabari bapak kemarin, semoga Sari cepet pulih dan sehat kembali". Pak Irsyad berdiri di ikuti oleh Bu Berta dan Musa yang ikut pamit.
Namun saat Pak Irsyad dan Bu Berta sudah keluar dari rumah kakek Atmo, Musa teringat sesuatu dan hendak kembali masuk ke dalam.
" Maaf Pak, saya lupa ini surat untuk kontrol Sari kebawa, bapak dan Bu Berta duluan saja ke rumah, nanti saya nyusul".
Musa menemui Kakek Atmo yang masih berdiri di depan pintu. " Maaf Kek ini surat untuk kontrol Sari kebawa sama saya, sekalian saya mau tanya, apa saat Sari sedang dalam musibah seperti itu, kegiatan mengaji akan tetap dilaksanakan, atau libur sampai Sari sembuh?".
" Libur saja dulu, biarkan Sari untuk beristirahat, sampai gips nya di lepas, baru bisa dimulai lagi belajar mengajinya", terang kakek Atmo.
" Baik Kek, kalau begitu saya permisi, assalamualaikum".
" Wa'alaikum salam".
***
Musa masuk ke dalam rumah Pak Irsyad setelah mengetuk pintu dan mengucap salam, Bulik Santi langsung menyambut kedatangan Musa dan menepuk-nepuk bahunya saat Musa bersalaman dan mencium punggung tangannya.
" Waduh sejak kamu kembali dari Kairo, Bulik baru bisa lihat kamu lagi, dulu masih bujang tanggung pas minta doa restu dan pamit mau berangkat kuliah ke Al Azhar, ternyata sekarang sudah jadi pemuda yang dewasa, tambah tampan dan terlihat semakin berkharisma, mirip sekali dengan Abi mu waktu seumuran kamu".
" Ehem...", Pak Irsyad berdehem mendengar istrinya memuji-muji ayahnya Musa, yang dulu pernah menjadi idola kampus saat jamannya kuliah di IAIN. Santi hanya tersenyum mendengar suaminya berdehem.
" Bulik ini berlebihan, maaf karena baru bisa mampir ke sini", ucap Musa.
" Iya, katanya kamu juga ngajar Sari mengaji, tiap hari lewati rumah ini, tapi nggak pernah mampir", Bu Berta merangkul Musa menuju tempat duduk.
" Maaf Bulik, soalnya biasanya selesai hampir Maghrib, jadi Musa buru-buru pulang, sudah di tunggu jama'ah sholat Maghrib di mushola dekat rumah", terang Musa beralasan, sambil duduk di sofa sebelah Bu Berta.
Bu Berta semakin yakin banyak hal yang tidak diketahuinya.
" Jadi Bu Berta ini wali kelasnya Sari cucunya pak Atmo, dan Musa jadi guru agamanya, sehingga kalian yang mengantar Sari dari rumah sakit?".
" Memang kalau saya jadi Sari juga akan berpikir sama, soalnya kakeknya itu sudah sepuh (tua), jadi kalau di beri tahu cucunya kecelakaan dan di bawa ke rumah sakit, pasti Pak Atmo akan syok dan sangat khawatir. Kalau sudah di rumah begini baru tahu kan setidaknya saat ini keadaan Sari nya sudah lebih baik ".
" Benar sekali, Sari memang baru masuk kelas selama dua minggu, tapi saya lihat dia gadis yang berpikiran lebih dewasa dari usianya, kemarin juga sudah menjuarai lomba debat tingkat kabupaten, baru jadi murid kami dua minggu, tapi dia sudah bisa membawa nama baik sekolah", puji Bu Berta.
Mereka berempat pun mengobrol dengan begitu asyik membahas berbagai macam hal dari yang serius sampai pembahasan santai.
" Waduh jadi asyik ngobrolnya, tapi mohon maaf ini nggak terasa sudah hampir siang, saya nanti ada kelas jam 11, jadi mohon maaf kalau saya tinggal ya, Bu Berta dan Musa masih bisa melanjutkan berbincang sama Mas Irsyad". Santi masuk ke dalam rumah dan keluar kembali setelah mengambil tas ranselnya.
" Sebenarnya kami juga mau pamit sekalian, sudah siang".
Bu Berta dan Musa pun berpamitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Gina Savitri
Lah kan sari lagi halangan, masa ngaji 🤔
2023-07-31
0
sumiati
karya yang apik 👍
2021-12-26
1
AULIA
kagum😄👍
2021-05-10
2