Ustadz Idolaku

Siang itu Musa sampai di rumahnya jam 11 kurang, Musa berencana untuk tidur siang karena merasa semalam hanya bisa tidur beberapa jam saja.

Musa memilih untuk tidur di kamar yang ada di lantai dua, kamar yang jarang di tempati nya, karena Musa biasa tidur dikamar yang ada di lantai bawah. Musa masuk dan membuka tirai yang menutupi jendela kaca yang ada di lantai 2, dan membuka jendela itu lebar-lebar agar semilir angin bisa masuk ke dalam kamar. Kamar yang tadinya gelap karena tertutup, kini sudah begitu terang karena cahaya matahari yang masuk melalui jendela yang sudah di buka.

Musa merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk dengan ukuran 140 x 200 cm itu, mencoba untuk memejamkan matanya agar segera tidur, tapi saat dia mulai memejamkan matanya, kejadian malam tadi terngiang kembali, bagaimana hembusan nafas Sari kembali terasa menerpa wajahnya yang tengah terpejam.

" Astaghfirullah hal'adzim", Musa mengusap wajahnya dengan telapak tangannya.

" Sebenarnya itu mimpi atau nyata, jika itu mimpi, kenapa begitu terasa nyata, tapi jika itu nyata, tapi kenapa Sari tidak membahas apapun pagi tadi, kenapa Sari tidak mengulang untuk mengatakan ucapan terimakasih padaku, padahal semalam kan aku terus memejamkan mata agar dia tahunya aku sudah tidur".

Musa akhirnya tidak berhasil untuk tidur siang, sampai adzan duhur berkumandang Musa hanya rebahan saja di kasurnya.

Akhirnya Musa beranjak dan bersiap untuk sholat Dzuhur di mushola.

Saat Musa berjalan pulang dari mushola, dia dipanggil oleh salah satu tetangga yang rumahnya setiap hari dilewati setiap kali pulang pergi ke mushola.

" Ustadz, mampir sebentar, ada yang ingin saya bicarakan", ujar Bu Heni tetangga yang rumahnya berjarak tiga rumah dari rumah Musa.

" Kenapa Bu Heni?".

" Mari silahkan masuk dulu, kita bicara di dalam ya".

Hajjah Heni adalah istri dari Pak haji Mustofa, imam utama mushola At taqwa, mushola yang paling dekat dan sering menjadi tempat ibadah Musa.

" Bapak masih di mushola, nanti tunggu sebentar, beliau juga pengin ngobrol bareng sekalian sama ustadz Musa".

Dan setelah duduk selama 5 menit sambil menjawab beberapa pertanyaan Bu Heni yang menjurus pada pribadi Musa, terdengar suara Pak Tofa masuk ke dalam rumah sambil mengucap salam, Musa pun menjawab salam beliau dan bersalaman mencium punggung tangan pak Tofa.

" Sudah lama disini?, tadi saya kira ustadz Musa mau wiridan dulu, ternyata langsung balik kerumah".

" Iya pak, sebenarnya semalam kurang tidur, jadi niatnya pulang cepet mau tidur siang", ujar Musa.

" Panggilnya Musa saja pak, Bu, jangan ustadz biar lebih santai", pinta Musa.

" Owalah begitu toh, ya sudah manggil nak Musa saja, maaf ya malah sama ibu di suruh mampir, nggak tahu kalau buru-buru pulang mau tidur siang, maaf ya Nak Musa". Bu Heni menepuk bahu Musa sok akrab.

" Nggak papa Bu, masih bisa di tahan ngantuknya", terang Musa.

" Iya bapak dengar semalam kamu nggak bisa jadi imam tarawih karena ada acara pesantren kilat di tempatmu mengajar?, pasti karena kegiatan itu jadi kurang tidur".

Musa hanya tersenyum, tidak berniat untuk menceritakan pada siapapun perihal semalam dirinya bermalam di rumah sakit menjaga Sari,

" owh iya katanya ada yang mau bapak bicarakan, tentang apa?", Musa langsung pada intinya.

" Sebelumnya Bapak minta maaf kalau lancang menanyakan hal ini, tapi apa nak Musa sudah punya calon untuk menjadi pendamping hidup?, calon istri maksudnya."

Musa sedikit terkejut, meski bisa menyimpan rasa terkejutnya agar tidak kelihatan.

" Maksudnya bagaimana?", Musa sebenarnya maksud dengan pertanyaan Pak Tofa, tapi untuk menghindari kesalah pahaman, Musa lebih memilih untuk memperjelas kalimat yang diucapkan Pak Tofa.

" Saya dengar nak Musa itu lulusan dari universitas Al Azhar di Kairo, dan sekarang sudah menjadi guru agama di SMA negeri, saya kira usia nak Musa juga pas sekali untuk memikirkan sebuah pernikahan, dan istri saya ini punya adik, maksud saya adik ipar saya sekarang sudah selesai mengurus skripsi kuliah nya, sebentar lagi wisuda, dia di fakultas dakwah, di IAIN".

" Kalau nak Musa belum punya calon istri, rencananya mau bapak kenalkan sama adik ipar bapak, untuk berta'aruf terlebih dulu".

Ternyata apa yang Musa duga adalah benar, tujuan kedua orang ini membuatnya mampir untuk membicarakan tentang perjodohan.

" Sebenarnya, saya memang belum ada calon, karena jujur saya belum berfikir untuk segera menikah, selain saya merasa saya belum mampu untuk menjadi imam yang baik untuk siapapun yang mungkin akan menjadi istri saya kelak, juga kedua orang tua saya belum pernah membahas tentang hal ini pada saya. Jadi belum ada pemikiran ke arah ini".

Mendengar ucapan Musa, Pak Tofa dan Bu Heni saling menatap.

" Jadi kamu menolak untuk mengenal adik saya?", ada semburat kekecewaan tersirat dari ekspresi wajah Bu Heni.

" Maafkan saya, ada pepatah bilang katanya kalau jodoh tidak akan kemana dan pasti bertemu juga, mungkin suatu hari nanti kalau saya sudah kepikiran ke arah ini, dan kalau jodoh, Allah akan mempertemukan kami", jawaban Musa sungguh membuat sepasang suami istri itu sangat kecewa, bahkan senyuman mereka sangat jelas terlihat kalau dipaksakan.

" Kalau cuma mau bahas itu, karena saya sudah menjelaskan, sekarang saya permisi Pak Tofa, Bu Heni, assalamualaikum". Musa berdiri dari posisinya dan meninggalkan rumah pak Tofa dengan meninggalkan kekecewaan yang mendalam di hati pasangan suami istri itu.

" Sudah ada gadis yang akhir-akhir ini terus masuk di dalam pikiranku, aku khawatir hanya akan menyakiti gadis lain jika pikiran dan perasaan ku tidak sejalan", batin Musa saat berjalan menuju rumahnya.

***

" Sudah bangun?, apa mau sholat Dzuhur dulu?", tanya Kakek Atmo sambil mengusap rambut Sari.

" Sejak kapan Kakek ada disini?, pasti efek obat yang Sari minum jadi Sari tidurnya pules banget, Sari lagi libur nggak sholat Kek, mungkin efek panik kemarin membuat Sari kedatangan tamu bulanan lebih awal", Sari bangun dari posisinya sambil menutup mulutnya yang menguap.

" Cucu kakek sudah semakin dewasa ternyata, bagaimana bisa kemarin kamu memikirkan keadaan kakek saat kamu sedang dalam kesusahan, maafkan Kakek ya...pasti kamu merasa sakit hati karena tidak ada keluarga yang menjagamu di rumah sakit".

Mata Kakek Atmo langsung berkaca-kaca.

Tapi justru Sari menguatkan dengan menggenggam tangan kakeknya dengan tangan kirinya.

" Kakek, Sari baik-baik saja, sungguh. Ustadz Musa selalu menjaga Sari dengan baik, meski dia orang lain, tapi dia begitu baik pada Sari, Ustadz Musa berkata kalau Sari adalah anak didiknya, jadi sama seperti anak baginya, dia sudah seperti orang tua kedua bagi Sari".

Sari kembali mengingat semua perlakuan Musa yang sangat perhatian padanya, dari saat Musa menenangkan saat Sari menangis, menyuapinya makan, merapikan rambutnya, memakaikan jilbab, dan memberikan jaketnya saat udara dingin di luar kamar.

Meski awalnya Musa menolak untuk menjaganya dengan alasan mereka pemuda dan pemudi yang masih sama-sama lajang dan tidak mungkin bermalam dan tinggal sekamar. Tapi pemikirannya berubah, entah karena terpengaruh oleh siapa, Pak Musa kembali sebagai walinya, sebagai orang tua kedua bagi Sari. Dia memperlakukan Sari seperti seorang ayah pada putrinya, meski Sari justru berpikir hal lain dan sikap perhatian Musa membuat Sari jadi terus kepikiran tentang nya, bahkan sampai terbawa ke dalam mimpi.

Sari juga terus teringat saat semalam dia mengecup pipi Musa saat Musa tertidur, bisa di bayangkan kalau Musa masih terjaga dan Sari mengecup pipinya, pasti Musa akan marah-marah dan menceramahi Sari begitu panjang. Sari senyam-senyum sendiri membayangkan hal itu.

Kakek Atmo yang sadar cucunya sedang tersenyum jadi menggodanya.

" Ustad Musa menganggap mu sebagai anaknya?, bagaimana bisa?, dia saja belum menikah, jadi bagaimana bisa menjadikan seorang gadis cantik seumuran mu sebagai anaknya".

" Memang itu yang ustadz Musa katakan Kek, Sari cuma meneruskankan apa yang dia katakan".

Meski dalam hati Sari juga berharap Musa bukan menganggapnya hanya sebagai anak didiknya saja.

" Karena kini Musa sudah menjadi ustadz idolaku", batin Sari.

Terpopuler

Comments

sumiati

sumiati

sama-sama punya rasa❤️

2021-12-26

1

Asrori Bangsate

Asrori Bangsate

satu kan thor musa am sari thor

2021-07-07

8

re

re

Sari berbunga bunga

2021-06-06

5

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Sebab Musabab
3 Kakek Atmo 'So Sweet'
4 Pak Guru atau Pak Ustadz
5 Gurame bakar apa kabarnya?
6 Special Girl
7 First Impresion
8 Pulang Bareng
9 The First Champion
10 Who's Angry ?
11 Pesantren Kilat
12 Permintaan Sari
13 Nikmatnya Buka Bersama
14 Sepenggal Kisah Tentangmu
15 Apa yang terjadi semalam?
16 Mengantar Sari
17 Ustadz Idolaku
18 Rindu itu berat...
19 Kejutan dari Abi dan Umi
20 Met His Parents Accidentally
21 Kehadiran Kedua Orang Tua
22 Kebetulan 1
23 Kebetulan 2
24 Togetherness is a Luxury
25 My Time With Mom
26 Bahagia Itu Sederhana
27 Terpesona
28 Seperti Kambing congek
29 Malam Indah Bersamamu
30 Masih Ragu...
31 Setelah libur panjang
32 Kecewa
33 Rahasia kakek Atmo
34 Finaly Heald
35 Permintaan Maaf
36 Perasaan apa ini?
37 Butuh bantuan
38 Misi berhasil
39 Rasa itu kembali
40 Terserah Kamu
41 ' Layak Konsumsi '
42 Liburan yang sempurna
43 Seluruh Cinta
44 Pernyataan Cinta
45 Keputusan Sari
46 Kelas Baru
47 Time With Best Friends
48 Stalking
49 Terciduk
50 Hati Yang Lapang
51 Kasmaran
52 Ada yang ngapel...
53 Perjalanan Menuju Akad
54 Calon Istri Bos
55 Kita Baik-baik saja
56 Trip Alone With You
57 Ketika Jarak dan Waktu Menjadi Ujian
58 Mohon maaf lahir batin
59 Idul Fitri penuh berkah
60 Keputusan Sari
61 Di balik sebuah alasan
62 Matamu Melemahkan ku
63 Bukan Malam Pertama
64 Hari Baru
65 Obat capek yang manjur
66 Weekend
67 Seperti Reunian
68 Minggu Pagi di Pasar
69 Nilai Plus (+)
70 Ternyata dunia ini sempit ..
71 Ada yang jelous
72 Pupus
73 Headlines (Berita utama)
74 Urusan kita belum selesai...
75 Yang Terdalam
76 Perbedaan Pendapat
77 Belajar Bersikap
78 Merasa Malu
79 Menuju Hari H
80 Ritual Panjang
81 Hari H
82 Kembali ke Rutinitas
83 Obrolan Yang Berfaedah
84 Cemburu
85 Tak Mengakui
86 Do'a Yang Terkabul
87 Bersyukur pada-Nya
88 Bahaya !
89 Cinta Tulus
90 Dokter Tersayang & Ustadz Tercinta
91 Merespon
92 Terkejut
93 Meet Again
94 Perkiraan Yang Tepat
95 Nasehat
96 Olahraga Pagi
97 Rumit
98 Sebuah Jawaban
99 Keharmonisan
100 Sunah Yang Mudah Dilakukan
101 Kontraksi
102 Jihad Seorang Wanita
103 Nama Adalah Do'a
104 Uti & Akung
105 Keputusan Dimas
106 Dukungan Keluarga
107 Persiapan Acara Dadakan
108 Ucapan Adalah Do'a
109 Aqiqah
110 Kembali Bersatu
111 Prepare
112 Lembaran Baru
113 Tausiyah Pernikahan
114 Sembunyi
115 Keterbukaan
116 Melanjutkan Perjuangan
117 Family Gathering
118 Belajar Berbagi
119 Mengenal Lebih Dekat
120 Tamu tak diundang
121 Gathering With Family
122 Firasat
123 Belajar Mengikhlaskan
124 Wasiat Kakek
125 Rumah Bersejarah
126 Bonus Bab
127 Bonus lagi
128 Karya Baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Perkenalan
2
Sebab Musabab
3
Kakek Atmo 'So Sweet'
4
Pak Guru atau Pak Ustadz
5
Gurame bakar apa kabarnya?
6
Special Girl
7
First Impresion
8
Pulang Bareng
9
The First Champion
10
Who's Angry ?
11
Pesantren Kilat
12
Permintaan Sari
13
Nikmatnya Buka Bersama
14
Sepenggal Kisah Tentangmu
15
Apa yang terjadi semalam?
16
Mengantar Sari
17
Ustadz Idolaku
18
Rindu itu berat...
19
Kejutan dari Abi dan Umi
20
Met His Parents Accidentally
21
Kehadiran Kedua Orang Tua
22
Kebetulan 1
23
Kebetulan 2
24
Togetherness is a Luxury
25
My Time With Mom
26
Bahagia Itu Sederhana
27
Terpesona
28
Seperti Kambing congek
29
Malam Indah Bersamamu
30
Masih Ragu...
31
Setelah libur panjang
32
Kecewa
33
Rahasia kakek Atmo
34
Finaly Heald
35
Permintaan Maaf
36
Perasaan apa ini?
37
Butuh bantuan
38
Misi berhasil
39
Rasa itu kembali
40
Terserah Kamu
41
' Layak Konsumsi '
42
Liburan yang sempurna
43
Seluruh Cinta
44
Pernyataan Cinta
45
Keputusan Sari
46
Kelas Baru
47
Time With Best Friends
48
Stalking
49
Terciduk
50
Hati Yang Lapang
51
Kasmaran
52
Ada yang ngapel...
53
Perjalanan Menuju Akad
54
Calon Istri Bos
55
Kita Baik-baik saja
56
Trip Alone With You
57
Ketika Jarak dan Waktu Menjadi Ujian
58
Mohon maaf lahir batin
59
Idul Fitri penuh berkah
60
Keputusan Sari
61
Di balik sebuah alasan
62
Matamu Melemahkan ku
63
Bukan Malam Pertama
64
Hari Baru
65
Obat capek yang manjur
66
Weekend
67
Seperti Reunian
68
Minggu Pagi di Pasar
69
Nilai Plus (+)
70
Ternyata dunia ini sempit ..
71
Ada yang jelous
72
Pupus
73
Headlines (Berita utama)
74
Urusan kita belum selesai...
75
Yang Terdalam
76
Perbedaan Pendapat
77
Belajar Bersikap
78
Merasa Malu
79
Menuju Hari H
80
Ritual Panjang
81
Hari H
82
Kembali ke Rutinitas
83
Obrolan Yang Berfaedah
84
Cemburu
85
Tak Mengakui
86
Do'a Yang Terkabul
87
Bersyukur pada-Nya
88
Bahaya !
89
Cinta Tulus
90
Dokter Tersayang & Ustadz Tercinta
91
Merespon
92
Terkejut
93
Meet Again
94
Perkiraan Yang Tepat
95
Nasehat
96
Olahraga Pagi
97
Rumit
98
Sebuah Jawaban
99
Keharmonisan
100
Sunah Yang Mudah Dilakukan
101
Kontraksi
102
Jihad Seorang Wanita
103
Nama Adalah Do'a
104
Uti & Akung
105
Keputusan Dimas
106
Dukungan Keluarga
107
Persiapan Acara Dadakan
108
Ucapan Adalah Do'a
109
Aqiqah
110
Kembali Bersatu
111
Prepare
112
Lembaran Baru
113
Tausiyah Pernikahan
114
Sembunyi
115
Keterbukaan
116
Melanjutkan Perjuangan
117
Family Gathering
118
Belajar Berbagi
119
Mengenal Lebih Dekat
120
Tamu tak diundang
121
Gathering With Family
122
Firasat
123
Belajar Mengikhlaskan
124
Wasiat Kakek
125
Rumah Bersejarah
126
Bonus Bab
127
Bonus lagi
128
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!