Jum'at sore Sari sudah mulai bisa membaca iqro dengan lancar, Musa memintanya untuk membuka Juz 30, " coba latihan membaca Alquran yang sesungguhnya di mulai dari ayat-ayat pendek".
" Latihan praktek membaca, kalau ada yang tidak kamu ketahui bisa langsung di tanyakan, mungkin akan lebih bisa cepat paham kalau langsung di praktekan".
Sari mulai membaca dari surat An-Nas, Al-Falaq, Al ikhlas, Al-lahab, dst....
Meski masih pelan dan masih sering berhenti dan banyak sekali pertanyaan. Tapi Sari merasa lega, ternyata seperti ini cara membaca Alquran, selama ini Sari jelas sudah menghafal beberapa surat pendek yang biasa dia baca saat sholat. Tapi jujur setelah bisa mengerti dan bisa membaca seperti apa tulisan dalam huruf Arab, ada rasa bahagia, bangga sekaligus haru dalam hatinya.
Kakek Atmo yang tengah duduk di teras rumah pun masuk dan begitu terharu melihat cucu gadisnya yang sudah mulai bisa membaca Alquran, kakek duduk di samping kursi yang di duduki Musa, " Ustadz Musa, apa ustadz bisa memantau Sari terus sampai dia bisa khatam Al-Quran?, saya sangat berharap Sari bisa khatam Al-Qur'an meski hanya sekali", pinta Kakek Atmo.
" Bukan saya tidak mau Kek, tapi bagaimana dengan Sari nya saja, soalnya perjanjian di awal kan sampai Sari bisa membaca Alquran, bukan sampai Sari khatam Al-Quran".
" Sepertinya Sari pengin ganti pengajar, jadi saya tidak bisa memaksakan diri. Apalagi saya juga ada hal lain yang harus di kerjakan".
Sari tertunduk, merasa tida enak pada ustadz Musa karena kemarin sudah meminta untuk ganti pengajar pada kakeknya.
"Ustadz, saya.... minta maaf karena kemarin sempat berkata tidak sopan sama ustadz, kalau ustadz memang sibuk dengan urusan lain, setidaknya terus pantau Sari, sampai Sari menyelesaikan dan lancar membaca satu jus. Setelah ustadz yakin bacaan Sari sudah lancar dan bisa mandiri, Sari tidak apa-apa melanjutkan sendiri sampai khatam".
***
Malam ini Musa kembali terus terngiang dengan ucapan Sari tadi sore. Kali ini ucapan permohonan maaf dan permintaan yang tulus.
Musa belum membuat keputusan, karena tadi sore hanya menjawab akan memikirkan terlebih dahulu, dan melihat jadwalnya beberapa hari kedepan.
Tapi anehnya Musa bisa tidur nyenyak tidak seperti semalam, mungkin karena tidak ada beban karena merasa bersalah seperti semalam.
Paginya Musa dipanggil oleh kepala sekolah untuk menghadap ke ruang kepsek.
Saat masuk ke dalam ruang kepsek, sudah ada guru agama lain yang duduk bersama dengan Pak kepsek.
" Duduk Pak Musa", Pak Irsyad mempersilahkan.
" Bagaimana Pak, apa ada yang mau di bahas?".
" Saya sudah ngobrol-ngobrol tadi sama Pak Imam dan Pak Zaki, kalau mulai Minggu depan akan diadakan pesantren kilat di sekolahan, selama full satu hari, siswa dan siswi akan melakukan kegiatan Ramadhan di sekolahan , adapun rencana jadwal kegiatan dari saur bersama, kuliah subuh, lomba-lomba antar kelas tentang keagamaan seperti lomba adzan antar kelas, lomba qiroah, lomba sholawat, dan sore akan ada lomba masak antar kelas untuk menu buka puasa. Buka bersama dilakukan setelah sholat Maghrib berjamaah, dilanjut sholat Isa dan tarawih, setelah itu baru diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing dan libur panjang lebaran".
Musa mengangguk-anggukkan kepalanya,
" saya setuju saja dengan susunan acaranya, jadi tinggal di realisasikan, jadwal kegiatan pesantren kilat nya untuk kapan itu Pak?".
" Hari Minggu besok, Senin kan sudah libur puasa, karena menjelang lebaran. Jadi nanti wali kelas yang akan memberi pengumuman pada murid masing-masing".
" Besok Pak Musa yang mengisi kuliah subuh, para siswa akan datang jam 3 pagi, rencana sebelumnya menyuruh mereka untuk menginap malam ini, tapi sepertinya itu tidak memungkinkan, mereka juga butuh istirahat dan tidur supaya bisa puasa dengan lancar".
" Insyaallah Pak, saya akan mempersiapkan diri", jawab Musa.
***
Jam 3 pagi suasana di depan sekolahan sangat ramai, banyak kendaraan berhenti di depan gerbang menurunkan putra-putrinya mengikuti kegiatan pesantren kilat hari ini. Tidak kalah di dalam kelas, sudah sangat ramai dengan siswa siswi yang baru saja sampai dan mengeluarkan bekal makan mereka yang sengaja di bawa dari rumah, untuk makan sahur bersama.
Semua murid berkumpul di lapangan sekolahan dengan duduk lesehan diatas rumput beralaskan karpet.
Sari sengaja mencari keberadaan Musa di antara para guru yang duduk di depan. Tidak sulit mencari keberadaannya, Musa memang menonjol dari guru yang lain, selain perawakan tinggi, badan kekar dan paras tampan, saat berada di lapangan yang hanya menggunakan penerangan dua lampu sorot, wajahnya yang paling bercahaya diantara guru lainnya, mungkin efek rajin wudhu.
" Bagaimana aku menyampaikan ini sama Pak Musa", pikir Sari mencari akal.
Pagi tadi bi Nunung memang memaksanya membawa bekal saur untuk Musa, katanya kemarin pas buka terlihat sangat menikmati gurame bakarnya, jadi waktu dia membuat masakan yang sama untuk bekal saur Sari di sekolahan, Bi Nunung langsung teringat dengan ustadz Musa, dan membawakan bekal yang sama untuknya
Sari melihat Mas Karno satpam sekolahan yang berjalan menuju arah para guru. " Pak Karno, bisa minta tolong?".
" Kenapa Mba?, waaah... ternyata Mba Sari?, manglingi lho pakai hijab, jadi nambah ayu (cantik) ".
Sari tersipu mendengar pujian pak Karno, kemudian mendekat dan menyerahkan kotak makan , " Tolong ini diberikan sama Pak Musa guru agama, bilang titipan dari bi Nunung, suruh harus dimakan, makasih ya Pak, yang ini buat bapak", Sari menyerahkan plastik berisi roti sobek untuk Pak Karno.
" Terimakasih Mba Sari, wah jadi dapet jatah juga, hehehe, rejeki satpam sholeh", ucap Karno sambil berlalu meninggalkan kerumunan siswa siswi yang masih berlalu lalang mencari posisi duduk ternyaman.
\=\=
" Dari siapa pak Karno?", Musa mengamati kotak makan berwarna hijau yang sedang di pegangnya.
" Yang ngasih si Mba cantik yang namanya ada di kemasan roti sobek ini", Pak Karno menunjukan kemasan roti sobek dengan kemasan tertulis jelas ' Sari roti '.
" Tapi dia bilang itu titipan dari bi Nunung, katanya suruh harus dimakan, saya juga jadi dapat jatah ini, hehehe, makasih ya Pak Musa, saya permisi mau ngontrol keadaan lagi" Karno berlalu sambil tersenyum sumringah menyangking kantong plastik transparan berisi roti sobek pemberian Sari.
" Mungkin yang punya pabrik roti ini saudara atau orang tuanya Sari, lah di kemasan tertulis dengan besar tulisan ' Sari Roti ', hehehe", Pak Karno memang kadang mendadak jadi gaje kalau lagi bahagia.
Musa berdiri dan mencari keberadaan Sari untuk mengucapkan terima kasih, tapi setelah menemukan keberadaan Sari dan hendak menghampirinya, justru Pak Irsyad memanggilnya untuk memimpin do'a sebelum makan bersama, karena sahur akan segera di lakukan. Akhirnya Musa mengurungkan niatnya untuk menghampiri Sari, mungkin nanti saat ada waktu break, baru Musa mengucapkan terimakasih.
Setelah saur bersama, sholat subuh berjama'ah kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kuliah subuh dengan penceramah Pak Musa, semua memperhatikan dengan seksama, terutama kaum hawa, yang begitu memperhatikan setiap kalimat yang disampaikan oleh Musa.
Entah mendengarkan ceramahnya, atau memperhatikan penceramahnya, yang jelas saat Musa maju ke depan mimbar dan memulai ceramahnya, semua terdiam dan fokus padanya, hanya sesekali terdengar tawa dan suara bergemuruh saat Musa sedikit membumbui ceramahnya dengan cerita lucu.
Begitu juga saat sesi tanya jawab, banyak sekali yang mengangkat tangan, ingin bertanya, sehingga akhirnya hanya dipilih lima orang yang di perbolehkan untuk bertanya karena jadwal kuliah subuh yang seharusnya selesai jam setengah 6, molor sampai setengah 7.
Jam 7 di mulai acara lomba antar kelas, ruang aula di gunakan sebagai tempat lomba adzan dan sholawat.
Ruang lab bahasa digunakan untuk lomba qiroah.
Siswa-siswi yang tidak mengikuti lomba memilih untuk tetap dikelas bersama teman-temannya yang juga tidak ikut lomba.
" Ke perpus yuk Sar?, bete juga di kelas cuma duduk-duduk begini", ajak Linda.
" Sori nggak bisa... aku mau ke pasar nemenin Eli belanja buat lomba masak nanti sore", jawab Sari sumringah, karena sejak tadi Sari juga merasa bete nggak ada kegiatan di kelas.
" Ikut dong..., please", Linda memohon.
" Aku boncengan bawa motornya Eli, kamu mau naik di mana?, nggak mungkin semotor bertiga kan?", ujar Sari.
Linda gabut karena teman sebangkunya, Nina sedang mengikuti lomba sholawat di aula.
" Ya sudah aku nanti pinjem motornya Eko, dia kan biasanya bawa motor sendiri".
Dan proses sewa-menyewa motor pun berjalan lancar, karena Linda beralasan pinjem motor untuk belanja ke pasar, buat acara lomba masak nanti sore.
Sari, Eli dan Linda di ijinkan keluar sekolahan oleh pak Karno dengan alasan untuk mensukseskan kegiatan lomba masak nanti sore. Jarak pasar yang tidak terlalu jauh dari sekolahan, hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit.
Linda begitu sumringah karena bisa jalan-jalan bersama kedua temannya.
" Mau masak apa buat lomba nanti?", Sari mulai bertanya.
" Kita bikin ayam bakar saja, plus lalapan dan sambel terasi, yang enak tapi nggak terlalu banyak proses, soalnya sayurnya mentah semua, tinggal beli timun, kubis sama kemangi", Eli mirip ibu-ibu yang sedang membuat perencanaan menu masakan hari ini.
" Kalau untuk buka anak-anak sebenarnya dapat katering dari sekolahan, ini cuma buat lomba, aku juga bawa duit kas cuma 100 ribu, mudah-mudahan cukup", ujar Eli.
" Bikin es juga dong buat minumannya, es yang enak dan nggak ribet ya... alpukat kocok", usul Linda.
" Oke usul diterima, kita nyari bahan, come on", Eli berjalan paling depan karena dia yang sering pergi ke pasar menemani ibunya belanja. Mungkin karena hari minggu pasar jadi lebih ramai dari biasanya.
Usai belanja semua bahan, Linda ngacir lebih dulu, katanya kebelet pengin buang hajat, sedangkan Eli dan Sari berkendara dengan santai.
Namun malang tak bisa di tolak, meski Eli hanya berkecepatan 20 km/jam, yang artinya melajukan motor dengan sangat pelan, namun di pertigaan depan SD Kristen, ada mobil yang menyenggol stang motor mereka, membuat Eli kehilangan keseimbangan dan oleng.
Brak....
Motor yang mereka tumpangi menabrak pembatas jalan, dan rubuh menimpa Sari yang jatuh tersungkur di bahu jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
sumiati
mudah mudahan Sari dan Eli tidak luka parah
2021-12-26
1
Nur'ain Lamatenggo Aini
bgus thor sejauh in
2021-08-04
2
Memey
lagi seru²nya,eh ternyata digantung🥺
2021-04-20
3