Hati Eilaria diliputi rasa gelisah yang dalam. Bukankah dua jam yang lalu Iel baru saja meneleponnya dan mengabarkan bahwa mereka akan segera meninggalkan hotel? Bukankah jarak hotel ke tempat ini hanya 40 menit saja? Seharusnya mereka sudah tiba kan?
Eilaria melihat dari arah jendela kamar. Halaman yang sudah dihiasi sangat indah. Ada altar pernikahan yang berdiri tegak, menantikan sang pengantin untuk berdiri di sana. Suasana di luar sana bagaikan taman yang sangat indah. Kedua kakaknya sudah duduk menanti. Demikian juga dengan Opa Ezekiel, Oma Faith, Opa Ben dan Oma Maura. Semuanya sudah duduk manis. Yang belum ada hanyalah pengantin pria dan keluarganya.
Eil sudah menghubungi Iel namun ponselnya tak diangkat.
"Eil, kau harus tenang. Mungkin saja ada sesuatu sampai mereka terlambat." kata Arumi sambil mengusap punggung sahabatnya.
Eilaria susah payah menahan air matanya. Namun air bening itu jatuh juga. Arumi mengambil tissue dan memberikannya pada sahabatnya. "Eil, jangan kayak gini. Gabriel pasti datang. Ia sangat mencintaimu."
Eilaria keluar dari kamar. Ia berpapasan dengan mamanya yang baru saja akan masuk ke kamar.
"Sayang, tenanglah. Bisa saja mereka terlambat karena....."
"Mereka sudah datang...!" Salah satu pelayan WO datang menyampaikan.
Wajah sendu Eilaria berubah menjadi sebuah senyum kebahagiaan. Ia langsung keluar. Di lihatnya Gabriel keluar dari mobil Lamborghini hitamnya.
Eilaria langsung mendekat dan memeluk Gabriel sambil menangis. "Aku pikir kamu nggak akan datang, Iel. Aku takut sekali."
"Jangan berpikir kalau aku tak akan datang, Eil. Kau tahu kalau kau adalah hidupku."Kata Iel lalu menghapus air mata Eil. "Bersiaplah. Aku akan menunggu di altar pernikahan kita."
Eilaria mengangguk. Ia kembali ke dalam rumah untuk memperbaiki make up nya yang sedikit berantakan.
Gabriel menatap mamanya. Giani tersenyum sambil mengangguk.
"Ma, pa, ayo kita duduk di sana!" Ajak Jeronimo pada mama Sinta dan papa Denny.
Di belakang mereka ada Alexa dan Oliver bersama kedua anak mereka. Yang tertua berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Azieel sedangkan yang kedua berjenis kelamin perempuan yang diberi nama Aurora. Alexa adalah sepupu Gabriael dan Gabrian.
Gabriel menunggu di depan altar bersama pendeta. Keringat dingin membasahi wajahnya sehingga ia harus beberapakali menyeka keringatnya dengan sapu tangan.
Tak lama kemudian, Eilaria keluar digandeng oleh papanya, Caleb Thomson. Lelaki itu bahagia sekaligus juga sedih karena akan melepaskan anak gadisnya untuk dimiliki oleh orang lain.
"Jaga anakku, Gabriel. Jangan kau menyia-nyiakan hidupnya." kata Caleb sebelum menyerahkan tangan kanan Eil untuk digenggam oleh Gabriel.
"Aku berjanji."
Eilaria merasakan tangan Gabriel sangat dingin saat bersentuhan dengan tangannya. Apakah Gabriel sangat gugup?
"Aku Gabriel Jeremi Dawson, mengambil Eilaria Megan Thomson sebagai istriku yang sah di dalam Tuhan. Aku akan setia baik diwaktu suka maupun duka, saat berkelimpahan maupun dalam kekurangan, saat sehat maupun sakit. Aku akan terus mencintaimu sampai maut memisahkan kita." kata Gabriel dengan suara yang sedikit bergetar. Ia tak bisa menahan air matanya.
Eilaria pun tak bisa menahan rasa harunya. "Aku Eilaria Megan Thomson, menerima Gabriel Jeremi Dawson sebagai suamiku yang sah di dalam Tuhan. Aku akan setia baik diwaktu suka maupun duka, saat berkelimpahan maupun dalam kekurangan, saat sehat maupun sakit. Aku akan terus mencintaimu sampai maut memisahkan kita." kata Eilaria.
Giani tak bisa menahan air matanya. Jeronimo yang duduk di sampingnya langsung melingkarkan tangannya di bahu istrinya. "Itu adalah keinginannya untuk menikah."
Cincin yang sudah diberkati oleh pendeta itu dimasukan di jari manis masing-masing.
"Silahkan membuka cadarnya dan berikan ciuman Kudus bagi pengantin mu." Kata pendeta kepada Gabriel.
Tangan Gabriel gemetar saat membuka penutup wajah perempuan yang kini telah menjadi istrinya. Ia kemudian mencium dahi Eilaria dengan sangat lembut.
Tepuk tangan terdengar saat pemberkatan nikah itu selesai. Mereka kemudian turun dari altar untuk melakukan ritual melepaskan sepasang merpati sebagai lambang cinta sejati.
Pesta pernikahan yang sangat meriah walaupun hanya dihadiri oleh keluarga terdekat.
"Bibi, di mana Ian? Mengapa dia tak datang?" tanya Alexa saat yang lain sementara menikmati makan malam.
Giani menarik napas panjang. Ia menatap Alexa dengan sejuta kesedihan yang berusaha untuk ditahannya.
"Tadi kami terlambat karena ada insiden kecil." Lalu Giani menceritakan apa yang terjadi.
"Pantas saja aku tak melihat ada Stevany dan Joselin di sini." Alexa ingin bertanya lagi namun Oliver, suami Alexa, memanggilnya karena Aurora menangis.
"Sayang, mungkin Aurora haus. Dia ingin minum susu." kata Oliver.
"Botol susu nya mana?"
"Dia nggak mau susu itu, sayang. Dia ingin ASI."
"Aurora, mana bisa mommy kasih asi saat menggunakan gaun ketat kayak gini."
"Makanya, lain kali jangan pakai gaun yang terlalu ketat. Mau pamer bodi ya?" ujar Oliver agak ketus. Sejak tadi dia memang kurang setuju dengan baju yang istrinya kenakan.
Alexa hanya tersenyum. Ia tahu tabiat Oliver nggak beda jauh dengan paman Jero. Sangat posesif terhadap apa yang menjadi milik mereka.
"Aku pinjam kamar di dalam rumah saja ya?" pamit Alexa sambil mengambil Aurora dari gendongan Oliver.
Giani tersenyum menatap ponakannya yang semakin dewasa sejak menikah. Akankah anakku juga seperti itu?
*********
Grace memeluk anaknya. "Sayang, sekarang kau sudah menjadi seorang istri. Harus tunduk pada suamimu, ya?"
"Ok, mom."
Saat Grace melepaskan pelukannya, Caleb kini memeluk putrinya. "Jangan lupa pulang ke London walaupun kau sudah menikah dengan orang Indonesia."
"Ok, dad."
Opa Ezekiel dan Oma Faith pun memeluk cucu kesayangan mereka itu. "Opa dan Oma bakalan kesepian nih karena pasti suamimu nggak akan mengijinkan kamu terus ikut dengan tour kami." kata Ezekiel.
Eil melirik Gabriel yang nampak sedang menelepon seseorang. "Dia pasti akan mengijinkan jika sesekali aku meminta ijin."
Oma Faith mencubit pipi cucunya dengan gemas. "Jangan menunda kehamilan ya? Oma sudah kepingin punya cicit."
"Ih...Oma, usiaku baru saja genap 20. Nantilah kalau sudah genap 25 tahun."
"Sayang, opa dan Oma tak akan hidup selamanya. Kami sudah semakin tua. Apakah kau mau...."
"Ssstt..." Eilaria membungkam mulut omanya dengan tangannya.
"Jangan bicara tentang kematian, Oma. Aku mohon jangan!"
Faith memeluk cucunya. "Jaga diri baik-baik, ya. Selamat menikmati kehidupan berumahtangga. Oma doakan kalian akan selalu bersama sampai maut memisahkan."
"Amin."
"Ingat, Eil. Dalam keluarga Thomson, tidak pernah ada perceraian." kata Ezekiel.
"Aku tahu, opa."
Eilaria memanggil Gabriel karena semua keluarganya akan meninggalkan tempat itu. Eil dan Iel memang sudah sepakat untuk menghabiskan satu Minggu berbulan madu di tempat ini sebelum akhirnya mereka akan keliling Indonesia.
Setelah keluarga Thomson semuanya pergi, kali ini ada keluarga Dawson yang juga hendak pamit pulang.
Akhirnya, tinggalah pasangan pengantin itu yang masih berdiri di depan teras. Eilaria yang sudah mengganti gaun pengantinnya dengan sebuah gaun berwarna merah maroon, melingkarkan tangannya di lengan suaminya.
"Iel, kita masuk sekarang?" tanya Eil.
Gabriel mengangguk. Keduanya masuk bersama. Gabriel menutup pintu di belakang mereka.
"Aku mau mandi dulu ya? Rasanya gerah." ujar Gabriel sambil menggulung kemeja putihnya.
"Sayang, kamu mau mandi di mana?" tanya Eil melihat Gabriel yang melangkah menuju ke kamar yang lain.
"Di kamar."
"Memangnya kita akan tidur di kamar yang berbeda?" tanya Eil walaupun dengan wajah yang merah menahan malu.
"Bukan begitu. Kamu juga mau mandi kan? Jadi aku di kamar mandi yang satu saja."
"Aku kan sudah mandi tadi saat ganti baju. Lagi pula, bajumu sudah ada di kamar kita."
Gabriel tersenyum. Ia pun melangkah ke dalam kamar mengikuti Eilaria.
Saat ia mengangkat tangannya untuk mengeluarkan kemejanya, Gabriel meringis.
"Sayang, ada apa?" tanya Eil sambil mendekat.
"Tidak apa-apa."
"Tapi kenapa kamu, astaga Iel, ini kenapa?" teriak Eil panik saat melihat ada perban di lengan atas Iel dan lebam di dadanya. Eil membantu Iel membuka kemejanya dan gadis itu langsung menangis.
"Sayang, ini kenapa?" tanya Eil sambil memegang perban di lengan dan bahu atas Iel. Dadanya terlihat memar dan ada bekas luka kecil lainnya.
"Aku baik-baik saja."
"Bagaimana mungkin ini baik-baik saja? Katakan ada apa, Iel? Apakah ini yang membuatmu terlambat datang?"
"Aku baik-baik saja." katanya lalu segera ke kamar mandi.
Eilaria terpana melihat pintu yang ditutup oleh Iel. Ia merasa belum puas dengan jawaban Iel.
*********
Bagaimana malam pengantin mereka? Apakah sukses di jalani? Dukung emak terus ya guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
neng ade
Apa sebenar nya yg terjadi sebelum nya thor .. kenapa Url terlyka
2023-05-17
0
Pratiwi Ratih
ah Alexa...mantan pramugari yg pernah viral....dan pasangan Oliver yg bucin akut jg....😘😘
2022-12-08
0
Rahmawaty❣️
apa mungkin itu ian ???
2022-09-08
0