Tepuk tangan mengiringi akhir dari cerita Gabriel bagaimana ia bisa sukses menjadi seorang pengusaha muda yang bergabung dengan perusahaan besar lainnya. Ia sama sekali belum bergabung dengan perusahaan papanya karena Gabriel ingin membuktikan bahwa ia bisa tanpa nama besar Dawson.
Jantung Eilaria terus berdetak secara cepat. Ia sungguh jatuh cinta pada pria tampan itu.
"Jadi beneran dia pria yang kau sukai?" tanya Arumi.
"Iya."
"Dia sangat tampan, Eil. Dia juga terlihat seksi dengan jas kerjanya itu. Aku dapat membayangkan, betapa hangatnya dipeluk oleh lengan kekar itu." ujar Arumi.
"Dasar centil!" Eilaria menepuk jidat sahabatnya. Ia tahu kalau mulut Arumi kadang suka asal bicaranya. Namun Arumi sama seperti dirinya. Masih menjaga keperawanan mereka untuk pria yang nantinya akan menjadi pasangan sah mereka.
Selesai kuliah khusus hari ini, para mahasiswa banyak yang mengajak berfoto para pemberi materi. 5 orang pria tampan dan 1 orang gadis cantik.
Pandangan Eilaria beralih pada sosok tampan yang paling banyak dikelilingi oleh para gadis. Ada yang minta foto bersama dan ada juga yang berbasah-basi bertanya tentang pekerjaan.
Setelah itu, Eilaria melihat kalau Gabriel perlahan beranjak pergi. Tidak, aku harus mengajaknya berkenalan kali ini.
Langkah Eilaria sedikit dipercepat, mengejar langkah panjang sang pria tampan.
"Kak Gabriel...!" panggil Eilaria.
Gabriel menghentikan langkahnya. Wajahnya langsung tersenyum melihat gadis manis di depannya. Gabriel merasa pernah mengenal gadis itu namun ia lupa dimana.
"Ya?" jawab Gabriel saat ia tersadar dari pesona gadis cantik itu.
"Apa kabar kak?"
"Baik."
"Aku mau mengembalikan novel kakak." Eilaria mengambil novel itu dari dalam tasnya dan menyodorkannya pada Gabriel.
Kening Gabriel terangkat. "Novelku?"
"Masih ingat? 2 minggu lalu, di ruang tunggu bandara London. Kakak duduk tepat di depanku. Saat kakak berdiri, novel kakak ini ketinggalan. Sudah ingat?"
Gabriel tersenyum. "Jadi kau gadis cantik yang duduk di depanku waktu itu?"
Wajah Eilaria menjadi merah saat mendengar pujian itu.
"Terima kasih ya karena menyimpan Novel ini. Aku tak menyangka kalau kamu kuliah di tempat ini."
"Aku sejak SMA sudah tinggal di Jakarta."
"Oh begitu. Siapa namamu?"
Eilaria mengulurkan tangannya. "Namaku Eilaria Thomson."
"Aku Gabriel Dawson." Gabriel menyambut tangan Eilaria. "Apakah sebelum di bandara London, kita berdua sudah pernah bertemu?" tanya Gabriel tanpa melepaskan pegangan tangannya.
Eilaria tersenyum. Apakah Gabriel mengingat pertemuan mereka dulu di Bali?
"Apakah kau pernah ke Bali sekitar 4 atau 5 tahun yang lalu?"
"Sebenarnya aku hampir setiap tahun yang ke Bali. Namun kalau mengingat sekitar 4 atau 5 tahun yang lalu, itu saat aku merayakan ulang tahunku yang ke-17 tahun."
Senyum Eilaria semakin lebar saja. "Di situlah aku pertama kali melihatmu"
Pegangan tangan Gabriel terlepas. "Oh ya? Jadi selama kurang lebih hampir 5 tahun kau terus mengingat aku?"
Wajah Eilaria langsung menjadi panas. Perkataannya telah membuka rahasia hatinya sendiri.
Hati Gabriel bergetar. Sebagai pria yang sudah beberapa kali pacaran, ia dapat jelas melihat pancaran mata Eilaria yang menyimpan cinta untuknya. Apakah itu berarti gadis ini telah menyimpan perasaan khusus untuknya sejak 5 tahun lalu? Memangnya ada yang seperti itu?
"Eh, aku hanya ingin mengembalikan novel ini saja, bye..." Eilaria langsung membalikan tubuhnya dan menjauhi Gabriel.
"Gadis yang unik. Aku suka padanya." guman Gabriel pada dirinya sendiri. Ia kemudian menatap novel yang diserahkan oleh Eilaria padanya. Lalu segera melangkah menuju ke tempat parkir.
Gerry, asisten sekaligus sopir pribadinya langsung membukakan pintu mobil bagi bosnya itu.
"Gerry, carikan data dari gadis cantik bernama Eilaria Thomson. Dia salah satu mahasiswa di universitas ini. Aku ingin tahu semua tentang dia hari ini juga." Kata Gabriel saat mobil mulai berjalan.
"Baik, bos." ujar Gerry. Ia tahu kalau Gabriel sangat memperhatikan semua gadis yang dekat padanya. Bukan hanya kali ini saja Gerry harus mencari tahu seluk-beluk seorang gadis sebelum akhirnya menjadi pacar Gabriel.
Mobil berhenti di salah satu perusahaan yang menjadi tempat Gabriel bekerja. Ia sudah satu tahun menjadi pemimpin di perusahaan yang didirikannya sejak satu tahun yang lalu. Perusahaan yang langsung membawa keberuntungan bagi Gabriel karena kemampuannya memimpin dan mengolah perusahaan dengan baik.
Gabriel langsung masuk ke ruangannya. Bayangan wajah Eilaria sungguh mengganggunya saat ini. Ia mencoba mengingat peristiwa 5 tahun yang lalu saat ia merayakan ulang tahunnya yang ke-17 di Bali. Tiba-tiba ia ingat sesuatu. Ia langsung tersenyum.
3 jam kemudian, Gerry datang membawakan apa yang Gabriel mau.
"Namanya Eilaria Megan Thomson. Anak bungsu dari pasangan Caleb dan Grace Thomson. Keluarga Thomson merupakan salah satu keluarga bangsawan di London. Orang tua Eilaria adalah direktur The Thomson Company. Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan mall. Sejak SMA, Eilaria memang sudah tinggal di Jakarta. Di sebuah apartemen mewah. Ia di temani oleh pengasuh nya. Mahasiswa semester 5. Ia hampir saja menyelesaikan kuliahnya karena terkenal sebagai salah satu mahasiswa terbaik di angkatannya. Belum pernah pacaran dan tidak pernah ikut pesta apapun yang berhubungan dengan narkoba dan miras."
Gabriel tersenyum mendengar laporan Gerry. Walaupun sudah beberapa kali pacaran, namun Gabriel belum pernah merasa sangat tertarik dengan seorang gadis seperti yang ia rasakan pada Eilaria.
"Bos, apakah bos tertarik dengan gadis ini? Ia memiliki darah Indonesia juga, lho. Mama dari mamanya adalah orang Medan dan mama dari papanya adalah orang Manado."
"Oh ya? Pantas saja ia tak memiliki mata biru seperti kebanyakan keluarga Thomson lainnya. Pamannya Erland Thomson adalah mitraku di Korea. Istrinya juga adalah turunan Korea-Jawa."
"Aku tahu bos. Istri Erland Thomson adalah anak dari pemain piano Edward Kim. Aku sangat menyukai pemain piano legendaris itu."
"Aku juga sangat menyukai Edward Kim. Aku bahkan punya impian, jika menikah nanti, ingin Edward Kim atau anaknya Meloddy Kim bermain piano di dansa pertamaku."
"Memangnya bos ingin menikah muda? Usia bos kan sekarang batu 22 tahun."
"Kenapa memangnya dengan menikah muda? Aku ingin anak-anak ku tumbuh besar disaat usiaku masih 40an. Aku bahkan ingin memiliki cucu di saat itu."
Gerry tersenyum. "Memangnya bos sudah punya calon yang tepat?"
"Saat ini belum. Kamu kan tahu semua gadis yang dekat denganku hanya ingin bersamaku karena tahu kekayaan orang tuaku, karena tertarik dengan wajah tampanku dan kemampuanku merayu mereka."
"Bos terlalu memanjakan para gadis dengan hadiah-hadiah mahal."
"Ya. Dan akhirnya aku tahu dengan harta banyak perempuan yang siap membuka bajunya di hadapan ku. Sayangnya, aku tak menginginkan gadis yang sudah tak perawan. Mungkin terdengar kuno namun aku menginginkan seorang perawan. Karena aku juga masih perjaka."
"Apa? Bos masih perjaka? Bukankah selama ini bos dan para gadis itu sering kencan?"
"Kami pacaran hanya sebatas ciuman dan sedikit sentuhan. Namun aku tak mau berbuat jauh dengan mereka. Aku punya 2 orang adik perempuan. Aku tak ingin mereka disakiti oleh pria lain. Sejujurnya aku takut merusak anak gadis orang karena aku sendiri takut adikku akan mengalami hal yang sama."
"Aku kagum padamu, bos."
"Memangnya kamu sudah tidak perjaka, Ger?"
Gerry tersenyum agak malu. "Mana ada sih pria berusia 27 tahun yang masih perjaka, bos? Jujur saja, aku pertama kali melakukannya justru di saat pesta kelulusan SMA."
"Jadi hubunganmu dengan Aluna saat ini....." Gabriel sengaja mengantungkan kalimat nya. Aluna adalah salah satu pegawai Gabriel di bidang keuangan.
"Kami sudah tinggal di apartemen yang sama bos."
"Busyet...! Kenapa nggak menikah saja?"
"Aku belum siap membuat komitmen dan Aluna juga masih ingin sendiri karena punya tanggungjawab terhadap kedua adiknya di kampung."
Gabriel mengangguk beberapa kali. Ia mengerti dengan kisah hidup yang Gerry pilih dan dia juga tetap memegang prinsipnya itu. Ajaran mamanya selalu Gabriel ingat. Pacaran jangan sampai melakukan Zinah.
"Bos, apakah bos akan mendekati nona Eilaria?"
Gabriel sesaat termenung. Ia menatap novel yang dikembalikan Eilaria padanya. Ada sesuatu yang sebenarnya mengusik hatinya. Namun Gabriel berusaha menepiskan nya.
**********
Rasa lelah karena padatnya jadwal kuliah di hari ini membuat Eilaria sedikit pusing saat keluar dari ruang kelasnya. Ia menyadari, banyaknya mata kuliah yang ia kontrak di semester ini membuat ia sedikit kewalahan. Belum lagi jika semua dosennya memberi tugas dan akan dikumpul di minggu yang sama juga. Eilaria terkadang harus bergadang semalam suntuk.
Papanya selalu mengatakan kalau kepintaran Eilaria merupakan gen dari keluarga Thomson.
Hari ini Eilaria tak membawa mobil. Tadi pagi saat ia akan memakai mobilnya, ia melihat ban depannya kempes dan ia tak punya waktu untuk menggantinya dengan ban yang lain.
Arumi sudah sejak tadi pulang dan Eilaria terpaksa harus naik taxi untuk kembali ke apartemennya.
Ia melangkah perlahan meninggalkan halaman kampus dan menuju ke gerbang utama. Hari sudah mulai malam dan Eilaria ingin cepat sampai di apartemennya untuk mandi dan segera tidur.
Saat ia tiba di pintu gerbang, ia tak melihat ada taxi yang biasa nongkrong di sana. Eilaria sedikit kesal. Ia mengambil ponselnya hendak memesan taxi online saat sebuah mobil Lamborgini merah berhenti tepat di depannya. Pintu mobil terbuka dan tampak seorang pria turun dan berjalan ke arahnya.
oh my God! Apakah aku tidak salah melihatnya? Bukankah itu adalah....
"Hallo Eilaria!" Sapa Gabriel dengan pesona senyumannya yang selalu membuat para gadis terpikat.
"Ha..hallo, kak." Agak tersendat Eilaria membalas sapaan Gabriel.
"Mau pulang?"
"Iya. Aku baru mau memesan taxi online."
"Nggak ada yang menjemput?"
"Nggak."
"Mau ku antar pulang?"
Deg! Jantung Eilaria bagaikan berhenti berdetak. Apakah ini bukan mimpi? Pria yang selalu ada dalam pikirannya selama ini, kini mengajaknya pulang bersama?
"Kau tak mau?" tanya Gabriel terdengar sedikit kecewa.
Eilaria menatap cowok di depannya dengan intens. Ia memang menyukai Gabriel. Namun ia tak mengenal Gabriel. Bagaimana jika pria ini jahat?
"Aku naik taxi saja, kak. Kita baru berkenalan kemarin. Kita belum kenal baik untuk bisa duduk bersama dalam satu kendaraan." Eilaria tahu, sesuka apapun dia pada Gabriel, nasehat neneknya Faith akan selalu dia ingat. Jangan pernah percaya pada pria yang baru saja kau kenal.
Gabriel terkejut mendengar perkataan Eilaria. Sangat jelas terlihat kalau gadis ini menyukainya. Namun sekarang ia baru saja ditolak?
Eilaria memanggil sebuah taxi yang baru saja lewat. Ia membuka pintu taxi dan menoleh ke arah Gabriel. "Sampai jumpa nanti, kak." Katanya sebelum masuk ke dalam.
Taxi itu pun menghilang dari pandangan Gabriel. Wajah cowok yang selama ini tidak pernah ditolak oleh cewek bagaikan ditampar setelah kepergian Eilaria. Ia sudah berusaha mencari jadwal kuliah Eilaria dan memacu mobilnya sangat cepat menuju ke tempat ini namun akhirnya ia ditolak.
Saat ia masuk kembali ke dalam mobilnya, cowok itu menatap jauh ke depan. Ia kemudian tersenyum sambil berkata pada dirinya sendiri. "Kau sudah menemukan gadis yang tepat untuk menjadi istrimu, Gabriel."
Lalu ia menjalankan mobilnya, menembus malam di kota Jakarta yang mulai sarat dengan kehidupan malamnya.
So, bagaimana kisah perjuangan Gabriel mendapatkan Eilaria?
Dukung terus cerita ini ya guys...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Eka Choiriyah
yg tabrakan sm eil itu buknnya gabrian y kak
2023-01-05
0
Eka Choiriyah
kak yg tabrakan sm eil d lift n novelnya jatuh pas d bali itu buknnya gabrian y kak
2023-01-05
0
Ety Nadhif
kayanya seruuuu
2021-12-26
0