Saat pesawat mendarat dengan selamat di bandara, jarum jam sudah menunjukan pukul 7 malam.
Pak Ruddy sudah menunggu mereka dengan mobil Pajero sport agar pas memuat 6 orang keluarga Dawson.
"Mom, aku nggak pulang bareng ya?" Ujar Gabriel saat mereka sudah berada di luar bandara.
"Kenapa?" tanya Giani sambil memperhatikan barang-barang yang dimasukan dalam bagasi.
"Aku mau ke apartemen pacarku." ujar Gabriel membuat kedua adiknya langsung meledeknya.
"Cie.....cie.....yang sedang kangen..." ujar Stevany diikuti oleh Joselin.
"Memangnya kenapa kalau aku kangen pacarku?" seru Gabriel sambil mencibir pada kedua adiknya.
"Ih kakak, kayak ABG saja." Joselin kaki ini yang bicara.
"Biarin!" Kata Gabriel nggak mau kalah.
Gabrian yang ikut membantu mamanya memasukan barang di bagasi, mengambil satu paper bag dan menyerahkannya pada Gabriel.
"Bukankah ini hadiah untuk pacarmu?" tanya Gabrian.
"Ya. Benar. Makasi, bro. Aku pergi dulu, ya?" Gabriel melambaikan tangannya dan langsung masuk ke mobilnya yang dibawa oleh Gerry.
Jero hanya geleng-geleng kepalanya. "Anak itu, apakah dia nggak capek? Langsung aja pergi ke apartemen pacarnya. Secantik apa sih ceweknya itu sampai ia kelihatan bucin seperti itu?"
"Pastilah cantik. Mana pernah sih kak Iel pacaran sama cewek yang biasa aja." Imbuh Joselin.
"Yang masih betah menjemblo , apa kabarnya? Kapan pacarnya dikenalin ke kita-kita?" Sindir Stevany.
"Pacaran saja yang ada di otak kalian. Ayo masuk ke mobil, aku sudah capek. Ingin sekali sampai rumah dan langsung tidur." Gabrian mendorong adik-adiknya untuk segera masuk ke dalam mobil. Ia sebenarnya sedang menutupi kegalauan hatinya.
********
Gabriel masuk ke pintu lobby tanpa ada hambatan. Eilaria telah memberikannya kartu akses untuk masuk ke apartemennya sehingga Gabriel tak perlu repot-repot menekan tombol intercom untuk meminta ijin masuk.
Ia segera menuju ke lantai 5, tempat unit Eilaria berada.
Saat tiba di depan pintu, ia segera menelepon pacarnya itu.
"Hallo sayang, apa kabar?" tanya Eilaria.
Ah, baru mendengar suaranya saja Gabriel sudah panas dingin. Seharian ini ia tak menghubungi Eilaria karena sibuk menyelam bersama daddy dan Kembarnya Ian.
"Kangen." jawab Gabriel manja.
"Ih....lebay..."
"Beneran. Masa sih nggak percaya."
Terdengar kekehan khas Eil yang selalu membuat Gabriel ingin menciumnya.
"Percaya kok."
"Beneran?"
"Kapan aku pernah bohong, sayang?"
Seer.....Hati Gabriel bergetar menerima panggilan sayang itu.
"Kamu lagi ngapain?" tanya Gabriel.
"Merindukan kamu!"
"Memangnya kalau aku datang kamu ingin apa?"
Eilaria diam sejenak lalu kemudian ia menjawab dengan suara yang agak pelan. "Ingin dipeluk."
"Kalau begitu buka pintunya!"
"Pintu? Maksudnya kakak...."Eilaria tiba-tiba melompat dari atas tempat tidurnya. Ia segera berlari dan membuka pintu utama apartemennya. Seraut wajah tampan yang selama 5 hari ini ia rindukan sudah berdiri di hadapannya.
"Katanya nanti pulang besok." protes Eilaria sambil memukul pundak Gabriel dengan gemas.
"Daddy mendadak ada rapat penting besok." kata Gabriel sambil melangkah masuk. Ia langsung memeluk pacarnya itu dengan sangat erat. "I miss you so much." Kata Gabriel sambil mencium puncak kepala Eilaria sampai 4 kali membuat gadis itu tersenyum dalam pelukan Iel.
"I Miss you too, honey!" kata Eilaria pelan namun bisa didengar oleh Gabriel. Cowok itu melepaskan pelukannya namun tak membuat jarak diantara mereka menjadi jauh. Dahi mereka saling menempel. Tinggi badan mereka yang hampir sama membuat napas keduanya terasa hangat di kulit wajah masing-masing. Tangan Gabriel menyentuh kulit wajah Eil. Membelai seringan bulu namun cukup membuat tubuh Eil bergetar.
"May i kiss you?" tanya Gabriel dengan suara serak.
Eilaria mengangguk dengan malu-malu. Gabriel pun tak menunggu lama, ia langsung mencium bibir yang sangat dirindukannya selama ini.
Untuk beberapa saat, keduanya larut dalam kemesraan. Sampai akhirnya ciuman itu dengan terpaksa harus diakhiri karena keduanya sudah kehabisan pasokan oksigen. Dan secara tiba-tiba ada bunyi suara perut.
Saat tubuh mereka sedikit saling menjauh, entah siapa yang memulai, keduanya tertawa bersama.
"Sayang, kamu lapar ya?" tanya Eilaria.
"Sepertinya. Soalnya terakhir makan tadi jam 11 siang. Setelah itu sebelum naik pesawat aku hanya makan sepotong kue dan air putih."
"Kenapa nggak makan tadi saat turun dari pesawat?"
"Lebih kangen ingin ketemu kamu dari pada makanan."
Wajah Eil kembali menjadi merah. "Aku siapkan makanan untuk mu ya?" Eil segera menuju ke dapur. Mengeluarkan makanan dari kulkas yang sudah dibuat oleh bi Uli sebelum dia minta ijin pulang karena ada kerabatnya yang meninggal.
Dengan cekatan Eilaria memanaskan makanan itu lalu menyiapkan nya di atas meja makan. Gabriel yang melihat Eil bekerja menjadi bahagia. Pikirannya langsung melayang kemana-mana. Dia membayangkan jika mereka akhirnya menikah dan akan berdua saja di dapur. Tentu rasanya sangat bahagia.
"Sayang, ayo makan!" ajak Eilaria membuyarkan lamunan Gabriel tentang pernikahan.
"Ok"
Eil menemani Iel makan. Keduanya saling melempar senyum.
Selesai makan, Eil membereskan meja makan dan ikut bergabung dengan Iel di ruang tamu.
"Sayang, aku tadi sempat berpikir, bagaimana kalau kita akhirnya menikah. Tentu sangat menyenangkan menghabiskan waktu bersama. Aku akan bangun tidur dan kembali tidur lagi sambil menatap wajahmu."
Eil sedikit terkejut mendengar perkataan Iel. Ia menatap pria itu dengan intens. "Menikah? Kita kan baru dekat beberapa hari ini, sayang. Aku merasa belum mengenal pribadimu secara mendalam."
Gabriel meraih kedua tangan Eil dan mengecupnya perlahan. "Aku tak pernah seyakin ini seumur hidupku. Walaupun kita baru beberapa kali berjumpa namun aku sudah sangat ingin mempersunting mu."
"Sayang, aku kan baru 19 tahun. Belum saatnya menikah. Kuliahku saja belum selesai. Orang tuaku pasti nggak akan mengijinkannya. Kan kedua kakakku belum menikah." Apa yang dikatakan Gabriel sebenarnya sangat menggoda bagi Eil. Menikah muda memang sesuatu yang juga ia inginkan. Tapi disaat kuliahnya belum selesai, tentu itu merupakan alasan pertama yang akan diungkapkan oleh Caleb Thomson, papanya.
"Aku tahu, pendidikan itu penting. Aku akan sabar menunggu sampai kuliahmu selesai. Berapa lama lagi?"
"Tahun depan."
"Jadi menunggu satu tahun?" Gabriel menarik napas panjang dan membuangnya secara perlahan. Tangannya melingkar di bahu Eil dan menarik gadis itu agar lebih dekat dengannya. Satu kecupan lembut ia berikan di puncak kepala Eil membuat gadis itu tersenyum bahagia.
Ternyata inilah yang dinamakan jatuh cinta dan memiliki pacar, rasanya ingin berdua terus tak mau berpisah. Namun mata Eilaria menatap paper bag yang ada di atas meja.
"Itu apa, sayang?"
"Oh ya, hampir lupa." Gabriel melepaskan pelukannya dan mengambil paper bag itu. "Ini gaun batik yang sangat indah. Aku melihatnya di etalase salah satu butik. Jadi ingat dengan kamu."
"Makasi ya. Aku suka dengan model dan corak batiknya." Tangan Eilaria mendekap gaun itu ke dadanya. Ia kemudian menghadiahkan satu kecupan di pipi Gabriel membuat mata pria itu membulat. Ia tak menyangka kalau Eil akan menciumnya.
"Kenapa?" tanya Eil sambil menatap Iel yang nampaknya begitu terpana.
"Aku suka kau menciumiku!"
Wajah Eil langsung merah. Kedua tangannya langsung menutupi wajahnya.
"Sayang, kenapa wajahnya di tutupi." Iel menarik kedua tangan Eil.
"Aku jadi malu."
"Baiklah. Berikut jika kau mencium ku, aku tak akan berkomentar apapun." Iel jadi gemas dengan tingkah polos Eil. Hatinya kembali berbunga-bunga.
"Sayang, sudah jam 11 lewat."
Iel mendengus kesal. "Ih...kenapa juga jarum jam nya cepat bergerak. Aku belum puas menuntaskan rasa rinduku padamu."
"Besok kan boleh ketemu lagi."
"Besok aku ada meeting sampai malam, sayang. Besok mungkin kita tak bisa bertemu."
"Kan masih ada besoknya lagi."
Gabriel mengangguk. Ia berdiri diikuti oleh Eil.
"Lusa kita makan malam bersama. Kamu pakai gaun ini ya sayang?"
"Ok"
Gabriel kembali mencium bibir Eilaria dengan sangat lembut. Lalu ia setengah terpaksa menyeret langkahnya meninggalkan apartemen Eil.
**********
"Iel belum pulang?" tanya Giani yang baru keluar kamar setelah sempat tertidur tadi. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah dua belas lewat sepuluh menit.
Ian yang sedang menonton siaran bola menatap mamanya. "Mungkin dia tidur di apartemennya."
"Dia kalau tidur di apartemennya pasti akan telepon bunda. Apa jangan-jangan dia menginap di apartemen pacarnya?" Tanya Giani lalu mengambil tempat duduk di samping putranya tertuanya itu.
"Memangnya kenapa kalau iya?"
"Bunda nggak mau kalau kalian berdua sampai melakukan hubungan bebas sebelum menikah."
"Banyak anak muda sekarang ini yang menganggap itu sudah biasa. Apalagi kalau di dunia barat."
Giani menatap putranya dengan intens. "Apakah kamu di London sana juga melakukan hal seperti itu?"
"Bunda, aku kan nggak punya pacar."
"Dan si Figia?"
"Kami hanya berteman, bunda."
"Bunda nggak mau kalau kalian sampai memiliki hubungan lebih dari sahabat."
"Figia nggak sama dengan mamanya atau pamannya, bun. Dia baik."
"Tetap saja bunda kurang suka."
Ian akan bicara namun dari luar terdengar bunyi mobil. "Seperti Iel sudah pulang."
Benar saja, tak lama kemudian Gabriel muncul dengan senyum manis di bibirnya.
"Duh, yang sedang jatuh cinta." goda Giani.
"Mom, aku sungguh-sungguh kali ini." ujar Gabriel lalu duduk diantara mamanya dan Ian.
"Maksudnya?'" tanya Giani bingung.
"Aku ingin menikahi Eilaria Megan Thomson, mom"
Deg! Hati Ian kembali tersayat. Namun ia berusaha menutupinya dengan senyuman.
"Memangnya gadis itu mau?" tanya Giani.
"Makanya, mommy ajari aku untuk bisa membuatnya yakin dengan kesungguhan ku. Please...." Mohon Iel sambil membaringkan kepalanya di pangkuan mamanya.
Giani dan Ian saling berpandangan. Mereka berdua tahu kalau kali ini Iel tidak main-main.
"Pertemukan dulu mommy dengan Eilaria."
"Lusa, aku akan membawanya ke cafe, mommy." kata Gabriel sambil tersenyum. Ia tak menyadari kalau luka di hati Ian semakin berdarah.
Dukung emak ya guys....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Becky D'lafonte
makanya jgn trll pendiem ian, km kalah cepet sm iel
2022-12-30
0
LedyDiana
huuummmm sii ian korban lagi deee perasaannya....
2022-08-21
0
Asti Sugiyo
Ķasihan Ian...memendam rasa 5 thn , stlh ketemu malah keduluan Iel. 🙃
2022-08-11
0