Gabriel berdiri di depan pintu kamar Gabrian. Saudaranya itu sedang beres-beres.
"Kau jadi pulang?" .
Gabrian mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari kesibukannya memasukan pakaiannya ke tas dukungnya.
"Kenapa nggak tinggal lebih lama di sini?"
Gabrian mengunci tasnya lalu meletakkannya di samping tempat tidur. Ia menatap saudara kembarnya.
"Aku kan dosen. Nanti mahasiswaku kangen nggak melihat dosen mereka yang ganteng ini."
Gabriel melangkah masuk. Kedua tangannya yang disembunyikan dibelakang punggungnya.
"Aku ingin kembali bertanya sesuatu. Apakah selama beberapa bulan ini kau tak pernah bertemu seseorang yang berhasil membuatmu jatuh cinta?"
Gabrian menatap saudaranya bingung. "Ada apa sih? Aku kan sudah pernah mengatakan kalau aku tidak sedang menyukai siapapun.."
Gabriel mengulurkan novel yang sejak tadi disembunyikannya di balik punggungnya. "Ini adalah novelku kan?"
"Bagaimana ini bisa ada padamu?" tanya Gabrian heran.
"Eilaria, menemukan novel ini di bandara London. Saat aku bertemu dengannya di sini, ia berpikir kalau aku adalah kamu. Dia pun mengembalikan novel ini kepadaku. Saat itu aku langsung suka padanya. Dia gadis yang berbeda. Unik menurutku."
"Kau sungguh mencintainya?"
"Ya. Saat itu juga aku langsung suka padanya. Dia juga mengatakan kalau kami pernah bertemu sebelumnya di Bali. Lalu aku ingat, waktu perayaan 17 tahun, kita ada di hotel The Thomson. Aku melihatnya di cafe. Dia tersenyum manis padaku. Aku membalas senyumannya. Itulah saat pertama kami bertemu. Katanya, ia terus mengingat kejadian itu sampai sekarang." Gabriel duduk di depan Gabrian.
'"Awalnya aku pikir yang dia sukai adalah kamu. Namun waktu dia mengungkit kejadian 5 tahun lalu itu, aku jadi ingat gadis yang bermain piano di cafe. Dia waktu itu masih remaja. Malam itu aku tak tidur karena memikirkan dia. Sayangnya, esok pagi kita harus pergi ke pulau. Sampai akhirnya dia melihat kamu di bandara. Dia pikir kamu adalah aku."
Gabrian tentu saja ingat kejadian tabrakan di depan lift yang membuat ia menemukan novel Eilaria. Dalam hal ini Gabrian tak tahu, siapa yang lebih dulu di lihat Eil, apakah dia atau Iel.
"Tak penting siapa yang dia lihat lebih dulu, karena saat Eilaria memilihmu, itu berarti bukan hanya wajahmu yang disukai nya melainkan juga pribadimu. Aku sendiri tak mengingat kejadian di bandara itu." Gabrian terpaksa berbohong. Baru kali ini Iel terlihat begitu serius dengan seorang perempuan. Aku harus mendukungnya.
"Lega rasanya tahu kalau kita tak menyukai gadis yang sama. Sebab jika itu terjadi, aku akan mengalah untukmu karena kamu kan belum pernah pacaran."
Gabrian menepuk bahu saudara kembarnya itu. "Nikmatilah kebahagiaanmu dengan Eilaria. Aku akan selalu mendukungmu."
"Ian, sampai kapan kau akan jadi jomblo? Di sampingmu ada gadis manis bernama Figia."
"Kami hanya berteman. Dan aku telah menutup hatiku untuknya karena bunda tak akan pernah setuju. Menyakiti bunda adalah hal yang tak ingin kulakukan di dunia ini."
"Tapi terlalu lama di London membuat mommy terkadang menangis karena merindukanmu."
"Bunda kan setiap ada kesempatan selalu mengunjungi ku di London."
Gabriel berdiri. "Tetap saja dia ingin agar anak-anak nya selalu ada di sini. Aku takut jika kamu terlalu lama di sana, kamu justru akan menetap dan melupakan Indonesia."
"I love Indonesia. Jangan lupakan itu!"
"I know. Oh ya, jam berapa pesawat nya berangkat?"
"Jam 10 pagi."
"Ya...., kamu nggak sempat ketemu Eil, dong. Dia selesai kuliahnya nanti jam 2. Jadi kami akan ketemu mommy setelah jam 2."
"Kapan-kapan, deh kenalkan dia padaku. Lagi pula dia kan orang Inggris. Jadi kalau ada liburan, kamu datang aja di London bareng Eil."
"Ok, bro. Have a nice dream ya? Aku mau menelepon Eil dulu. sudah kangen." Kata Gabriel lalu meninggalkan kamar Gabrian.
"Semoga Eilaria Thomson adalah pelabuhan terakhirmu, bro!" Ujar Gabrian lalu menutup pintu kamarnya.
Ia pun membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Mencoba memejamkan matanya namun justru bayangan Eilaria bermain di pelupuk matanya.
Aku nggak boleh seperti ini. Mungkin sebaiknya aku mencari pacar supaya bisa melupakan Eilaria.
**********
Saat turun dari mobil Gabriel, Eilaria merasa jantungnya sangat berdebar.
"Ada apa, sayang?" tanya Gabriel sambil memegang tangan Eil.
"Aku gugup mau ketemu mommy mu."
Gabriel tersenyum. "Aku kan sudah bilang kalau mommy ku orangnya sangat baik dan ramah. Jadi, kamu nggak usah khawatir. Ayo masuk!"
Eilaria menatap cafe di depannya. Sebenarnya ia sudah beberapa kali datang ke cafe ini bersama teman-teman nya. Kopi di cafe ini sangat enak.
Gabriel menggandeng tangan Eil memasuki cafe. Ia dapat merasakan kalau tangan Eil sangat dingin sebagai tanda betapa gugupnya gadis itu.
Giani yang sedang ada di meja kasir langsung tersenyum melihat anaknya datang bersama pacarnya. Ia segera menyambut mereka dan berjalan keluar dari belakang meja kasir.
"Selamat datang. Ini pasti Eilaria Megan Thomson kan?"
Eilaria mengangguk malu-malu. "Iya, tante."
Giani memeluk Eilaria dengan penuh kehangatan. "Senang bertemu denganmu, nak." Ayo duduk!" ajak Giani setelah pelukan mereka terurai.
Ketiganya duduk di salah satu meja bulat yang ada di sudut ruangan. Giani langsung memanggil salah satu pelayan.
"Eil, kamu mau minum apa?" tanya Giani.
"Coffe karamel. Tanpa tambahan gula." Kata Eilaria menyebutkan menu favoritnya setiap kali datang ke sini.
Mata Giani membulat. "Kamu sudah biasa datang ke sini?"
"Sebenarnya ini salah satu cafe favorit saya, tante."
"Wah, kamu telah mengidolakan cafe mommy rupanya." Gabriel jadi senang. "Aku juga mau pesan yang sama, ah."
Giani dapat melihat binar cinta di mata putranya itu. Gabriel memang sudah beberapa kali pacaran. Namun baru kali ini ia membawanya untuk diperkenalkan.
"Kamu sangat cantik, Eilaria. Pantas saja Gabriel begitu mengagumimu." Puji Giani.
Wajah Eilaria langsung bersemu merah.
"Tuh kan sayang, mommy aja tahu kalau aku begitu mengagumi dan mencintaimu. Jadi jangan pernah ragukan cintaku ya?" Kata Gabriel lalu mencium tangan Eilaria yang memang sejak tadi tak pernah dilepaskannya.
"Iel...!" Eil jadi malu. Ia menginjak kaki pacarnya itu.
"Jangan malu. Mommy sangat pengertian."
Eilaria merasa damai menatap wajah lembut Giani. Dia jadi ingat dengan mamanya.
Percakapan mereka pun berjalan dengan lancar. Eilaria sangat senang karena Giani juga seorang penyuka novel.
"Kapan-kapan mainlah ke rumah untuk melihat koleksi tante." ujar Giani sebelum Eilaria dan Gabriel pulang.
"Sayang, pasti menyenangkan ya, punya mommy yang memiliki hobby yang sama denganmu. Pasti kalau kemana-mana carinya toko buku." Ujar Eil saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
"Maksudnya?"
"Sayang, kamu kan juga suka membaca novel. Itu yang kulihat saat kita bertemu di bandara sekitar 2 bulan yang lalu. Makanya saat tahu mommy mu juga penggemar novel, aku langsung membayangkan betapa asyiknya kalian bisa saling bertukar pemikiran saat membahas sebuah novel."
Gabriel merasa ada sesuatu yang mengusik hatinya. Apa yang Eil katakan memang itulah yang selalu dilakukan oleh mommy dan Ian. Karena mereka berdua penggemar novel. Sementara ia lebih suka membahas hasil pertandingan basket bersama daddy nya. Mungkinkah yang dicintai Eilaria bukan dirinya?
"Eil, apakah kamu menerima cintaku karena aku penyuka novel?" tanya Gabriel dengan rasa cemas di dalam hatinya.
"Bukan. Waktu pertama melihatmu di Bali, aku belum tahu kalau kamu penyuka novel. Entah mengapa, saat pertama melihatmu, aku langsung suka. Mungkin karena di mataku saat itu kamu sangat tampan. Namun, saat kita ketemu langsung di kampus waktu itu, aku menyukai semua yang ada padamu. Caramu bicara, meyakinkan aku, semuanya sangat indah. Aku suka dengan pribadimu yang gampang diajak bicara.
Gabriel tiba-tiba menghentikan mobilnya. Ia langsung memeluk Eilaria dengan sangat erat.
"Hei, ada apa?" Eilaria melepaskan pelukan Gabriel.
Gabriel memegang wajah Eil dengan kedua tangannya. Ia menatap gadis itu dengan sangat dekat. "Cintailah aku dengan cara seperti itu. Bukan karena kita penggemar novel atau yang ada hubungannya dengan itu. Aku ingin kau mencintaiku karena aku juga mencintaimu tanpa ada alasan apapun."
Eilaria mengangguk. "Cinta memang tak butuh alasan."
Gabriel tersenyum bahagia. Ia kembali memeluk Eil lalu memberikan kecupan di puncak kepala gadis itu secara berulang-ulang. Ingin rasanya ia segera menikahi Eil.
**********
Duh, aku kasih yang manis-manis dulu ya guys...
bentar lagi konflik nya mulai.....
makasi terus mendukung emak...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
neng ade
konflik nya jngn terlalu berat thor .. apa lagi kalau menyangkut Ian .. aku ga tega .. dia udh berbesar hati utk membiarkan Url memiliki Emil gadis yg dia cintai sampai saat ini 😢
2023-05-17
0
Selvin Nurmida Silalahi
klo udh komplik bisa begadang nich tor bacanya
2022-12-29
0
Asti Sugiyo
Ian blm pernah pacaran , krn msh teringat Eil . Poor Ian 😢
2022-08-11
0