Merawat

Tak terasa, sudah 4 bulan Eil dan Iel menjalin hubungan sebagai seorang kekasih. Hampir setiap hari mereka akan bertemu dan saling membagi kasih. Jika Iel tak bisa datang karena sibuk dengan pekerjaan kantornya, maka ia akan menebusnya di akhir pekan.

Seperti hari ini, Gabriel sedang tak enak badan dan ia meminta Eilaria untuk datang ke apartemennya. Eilaria baru tahu kalau apartemen Gabriel hanya bersebalahan dengan gedung apartemennya dan masih dalam satu kawasan.

"Hai, sayang...!" sapa Gabriel saat membuka pintu dan menemukan wajah cantik kekasihnya.

Eilaria melangkah masuk. Saat pintu sudah tertutup, Eilaria dan Gabriel langsung berpelukan. 3 hari tak bertemu karena Gabriel sedang ada tugas luar ke Sumatra membuat keduanya saling merindukan.

"Badanmu hangat." ujar Eilaria sambil menempelkan punggung tangannya di dahi Gabriel.

"Iya. Sejak semalam di pesawat aku memang sudah demam." Jawab Gabriel lalu melepaskan pelukannya. "Nanti kamu ikut terjangkit." Ia melangkah dan menuju ke sofa. Apartemen Gabriel adalah jenis apartemen dua lantai dan cukup besar karena memiliki 2 kamar.

Cowok itu tidur di atas sofa sambil melipat kedua tangannya di dadanya.

"Sayang, aku mau masak untukmu. Kamu mau makan apa?" tanya Eilaria sambil duduk di tepi sofa dan memegang tangan Gabriel.

"Aku nggak mau makan. Di peluk kamu saja pasti langsung sembuh."

Wajah Eil menjadi merah. Tangannya mencubit pinggang Gabriel. "Dasar genit."

"Walaupun aku genit tapi kamu tetap cinta kan?" Tanya Gabriel dengan tatapan penuh sayang membuat Eilaria menjadi semakin salah tingkah.

"Iel...!" Eilaria menjadi semakin tersipu. Gabriel memang suka sekali menggodanya. Ia tahu kalau Eil pasti akan malu jika ditatap terus. Eil akan salah tingkah. Dan itu yang paling Gabriel sukai saat melihat pipi mulus itu menjadi merah.

Gabriel menggenggam kedua tangan Eil dan meletakkannya di atas dada sebelah kirinya. "Sayang, kau dapat merasakannya?"

"Apanya?" tanya Eil dengan matanya yang bulat.

"Detak jantungku."

"Iya. Kenapa?"

"Di setiap detak jantungku, aku selalu memikirkan namamu. Aku tak pernah lupa mengingat wajahmu. Kau adalah anugerah terindah dari Tuhan untukku."

Eilaria tersenyum. "Aku mencintaimu."

"Aku juga lebih mencintaimu." Kata Gabriel. Tangannya membelai wajah Eilaria. "Ingin sekali aku mencium mu. Namun aku takut nanti kamu tertular."

Eilaria menundukkan wajahnya. Ia mencium dahi Gabriel dengan sangat lembut, lalu ia membaringkan kepalanya di dada sebelah kiri Gabriel. Mendengarkan detak jantung kekasihnya itu. "Aku suka dengan irama jantungmu."

Tangan Gabriel membelai kepala Elina dengan penuh sayang. Selama beberapa saat keduanya larut dalam diam. Hanya menikmati setiap sentuhan untuk saling membagi rasa cinta yang ada. Sampai akhirnya Eilaria menyadari sesuatu. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Gabriel dengan sangat lekat.

"Kau harus makan, sayang. Ini sudah hampir jam 10. Aku akan memasak untukmu."

"Memangnya kau bisa masak apa?" tanya Gabriel.

"Aku bisa memasak mie goreng dan mie kua."

"Aku nggak suka makan mie, sayang."

Eilaria mengangguk. "Aku bisa masak sup dan juga ayam kecap."

"Kamu kan tahu kalau aku nggak suka sesuatu yang manis."

"Kalau begitu aku masak sup sama ikan ayam bakar pakai sambalnya. Bagaimana?"

"Kayaknya itu menggiurkan."

"Aku ke supermarket dulu ya?"

"Untuk?"

"Membeli bahan-bahannya."

"Aku nggak mau kamu tinggalkan, sayang."

"Nggak lama, kok."

"Nggak mau. Aku telepon Gery saja agar ia membeli bahan-bahannya. Kamu tetap di sini." Gabriel bangun dan duduk sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Kamu ketik saja apa-apa yang harus di beli.'

Eilaria melakukan apa yang diperintahkan oleh kekasihnya. Setelah itu, sambil menunggu Gerry datang, Eilaria membuat segelas susu bagi Gabriel dan meminta agar Gabriel tidur. Pria itupun tertidur dengan Eilaria yang memegang tangannya.

Tak sampai satu jam Gerry sudah datang membawakan pesanan Eil. Ia tersenyum melihat tuannya yang tertidur di sofa dengan wajah yang terlihat damai.

"Kamu tak menunggu sampai masakannya selesai?" tanya Eilaria saat Gerry pamit pulang.

"Aku nggak mau menganggu kemesraan kalian, nona. Lagi pula hari ini aku ada kencan dengan pacarku."

Eilaria tersenyum. "Selamat bersenang-senang."

"Terima kasih, nona!" pamit Gerry lalu pergi dengan menutup pintu sangat pelan agar tak membangunkan tuannya.

Dengan cepat Eilaria memasak sup dan ayam untuk Iel. Kebiasaannya membantu bibi saat memasak membuatnya sudah mengetahui cara membuat beberapa makanan Indonesia. Karena sebenarnya makanan Indonesia sudah biasa di keluarga mereka yang punya latar belakang Oma orang Indonesia.

Saat masakannya sudah selesai, ia pun membangunkan Iel yang masih tertidur.

"Sayang, makanannya sudah siap. Ayo makan."

Gabriel membuka matanya. "Senang sekali rasanya setiap membuka mata dan menemukan ada bidadari di depan ku."

"Bidadari nya sudah selesai masak. Jadi pangerannya harus segera makan supaya langsung sembuh." Eilaria membantu Gabriel untuk bangun. Badan Iel rasanya masih lemah namun hatinya bahagia karena mendapatkan perhatian dari sang kekasih.

"Suapin ya ..." pinta Iel saat keduanya susah duduk.

"Manjanya..." Eilaria menghapus keringat yang ada di dahi Iel.

"Supaya aku makannya banyak."

Eilaria pun menyuapi Gabriel dengan penuh kasih sayang.

"Makannya enak. Aku suka semuanya." puji Iel saat sudah selesai makan.

"Sekarang kamu minum obat ya? Di mana obatmu, sayang?" tanya Eilaria.

"Tuh!"

"Mana?" tanya Eil bingung karena tak mendapatkan bungkus obat di sekitar nya. Ia berdiri dari kursi dan matanya langsung mencari ke setiap sudut ruang makan ini.

"Itu...!"

"Mana sayang?"

"Itu obatnya!"

Eil melihat telunjuk Gabriel yang mengarah padanya. "Aku?"

Gabriel mengangguk. "Ya. Aku nggak punya obat lain selain dirimu."

"Jangan bercanda, sayang. Aku harus memberikan kamu obat."

"Obatnya hanya satu. Yaitu cinta dan perhatianmu."

Eil hanya tersenyum dengan perasaan yang melambung. Gabriel menarik tangan Eilaria sehingga gadis itu duduk di pangkuannya.

"Eil, ayo kita menikah! Supaya kita bisa tinggal bersama dan saling memberi perhatian. Rasanya tak mau menundanya lagi."

Eil melingkarkan tangannya di leher Gabriel. "Iel sayang, usiaku baru mau genap 20 tahun bulan depan. Aku masih harus menyelesaikan kuliahku tahun ini juga dan melanjutkan dengan studi S2. Aku belum siap hamil dan punya anak."

"Sayang, kita dapat menunda memiliki anak jika kau belum siap. Namun aku mohon jangan terlalu lama. Aku ingin punya anak saat usiaku masih muda. Percayalah kalau aku akan menjadi suami dan papa terbaik di dunia." Kata Gabriel sambil membelai pipi Eil dengan punggung tangannya.

Keduanya saling bertatapan. "Akan kupikirkan." kata Eilaria akhirnya membuat Gabriel tersenyum senang.

"Terima kasih." Kata Gabriel lalu memberi kecupan di pipi kekasihnya itu.

Eilaria pun berdiri dari pangkuan Gabriel. "Istirahat!"

"Tapi kamu belum mau pulang kan?"

"Aku akan ada di sini sampai malam."

Gabriel mengangguk. "Aku ke kamar dulu. Yuk kita ke atas!"

"Aku akan semua yang kotor dulu." Kata Eil sambil menunjuk ke arah tempat cuci piring.

"Biar saja, nanti pelayan dari rumah orang tuaku yang akan mengerjakannya."

"Biar aku saja."

Gabriel mengalah. Ia segera naik ke atas.

Tak sampai setengah jam Eil sudah berhasil membersihkan semua yang ada. Dapur kembali menjadi bersih dan rapih.

Setelah itu, ia melangkah ke lantai dua. Kamar Gabriel berada di ujung lantai dua ini. Langsung berhadapan dengan taman kota. Eil membuka pintunya dan melihat kekasihnya itu sudah berbaring dengan napas yang teratur. Gadis itu tersenyum. Ia menatap seisi ruangan kamar yang tertata bersih, rapih dan nampak maskulin karena didominasi oleh warna hitam dan abu-abu. Di atas nakas yang ada di dekat tempat tidur, ada sebuah foto berukuran 10R. Foto nya bersama Iel. Foto yang diambil 2 bulan yang lalu saat mereka sedang pergi ke puncak untuk mengecek proyek pembangunan kawasan hiburan yang menjadi proyek pekerjaan Gabriel dan teman-temannya.

Foto terlihat sangat mesra karena Gabriel memeluknya dari belakang sambil dagunya ada di bahu Eil.

Tak ada foto lain di ruangan ini.

Pandangan Eilaria kembali tertuju pada kekasihnya yang tertidur. Ia duduk di pinggiran tempat tidur sambil terus memandang Iel.

"Sudah puas menatapku?" tanya Gabriel tanpa membuka matanya.

"Kami belum tidur?" tanya Eil kaget.

Gabriel membuka matanya. "Sebenarnya tadi aku hampir saja tertidur, namun terusik lagi karena mencium harum seorang bidadari, makanya langsung hilang kantuknya dan berharap bidadari itu akan memeluknya."

"Kamu paling pintar merayu." ujar Eil sambil membelai wajah kekasihnya.

"Denganmu aku tak merayu, sayang. Denganmu aku mengungkapkan isi hatiku." Gabriel menahan tangan Eil yang ada di pipinya. "Temani aku tidur."

"Aku nggak mengantuk. Aku mau baca novel saja dan menemanimu tidur. Di mana koleksi novelmu?"

"Jangan membaca novel. Ayo tidur di sisiku." Ajak Gabriel sambil menarik Eil agar membaringkan tubuhnya. Eil akhirnya mengalah. Ia ikut berbaring di samping Iel. Tangan Iel langsung melingkar di pinggangnya.

"Jangan tinggalkan aku." ujarnya lalu kembali memejamkan matanya. Eil hanya bisa diam, tak lama kemudian, ia pun terlelap dalam tidur siangnya bersama Iel.

***********

dukung emak terus ya....

follow juga Ig ku : Oliviaeini

Terpopuler

Comments

novi 99

novi 99

iel turunan pamannya , suka merayu...

2023-02-02

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

gabriel mna punya koleksi novel . krna dia bkn pecinta novel

2022-09-08

0

Gia Gigin

Gia Gigin

Apa jadinya klau tahu Eil salah orang🤔

2021-09-04

1

lihat semua
Episodes
1 Tatapan Mata Itu
2 Akhirnya Berkenalan
3 Sungguh-sungguh Jatuh Cinta
4 Gadis di masa lalu Gabrian
5 Memendam Rasa
6 Melepas Rindu
7 Saudara Saling Terbuka
8 Merawat
9 Menjadi Semakin Dekat
10 Lamaran
11 Persiapan Pernikahan
12 Pernikahan
13 Terlambat Datang
14 Menghilang
15 Kembali
16 Baju Hitam
17 Kembali ke Jakarta
18 Maafkan Aku
19 Ciuman yang Berbeda
20 Janji Kembar
21 Janji Kembar (part 2)
22 Janji Kembar (part 3)
23 Kecurigaan Eilaria
24 Kemarahan Eilaria
25 Ketidakpastian
26 Datang Ke Rumah Mertua
27 Semakin Jatuh Cinta
28 Permintaan
29 Kejujuran
30 Kenyataan Yang Menyakitkan
31 Menjaga Iel
32 Bingung
33 Perasaan Gabby
34 Kembali ke Jakarta
35 Kamar Gabrian
36 Pengakuan Gabriel
37 Keinginan Gabrian
38 Menemani Gabby
39 Kesedihan Alexa
40 Siapa gadis itu?
41 Mencari tahu
42 Ketemu Oliver
43 Kagalauan Hati
44 Alana Manola
45 Foto yang membuat galau
46 Kegundahan hati Gabriel
47 Mulai Terkuak
48 Tak Seperti Yang Dibayangkan
49 Hati Yang Terluka
50 Terlanjur Luka
51 Keputusan Yang Sulit
52 Sebuah Pengorbanan
53 Kejutan Untuk Eilaria
54 Pernikahan Yang Penuh Dengan Air Mata
55 Tinggal Bersama
56 Keputusan Hati Gabriel
57 Sementara Biarlah Terluka
58 Sebelum Perpisahan
59 Sebelum Perpisahan (part 2)
60 Pertemuan Tak Terduga
61 Pertemuan Tak Terduga (part 2)
62 Berperang Dalam Hati
63 Kebenaran Yang Ingin Diketahui
64 Kebenaran Yang Terkuak
65 Di Mana Andrea?
66 Pertemuan
67 Andrea
68 Andrea (part 2)
69 Berikan Aku Waktu
70 Pedekate Lagi
71 pacaran versi keluarga Dawson
72 Malam Milik Siapa Yang Berhasil?
73 Dawson Paling Beruntung
74 Lamaran
75 Alexa dan Oliver
76 Kebahagiaan keluarga Dawson
77 Janji Suci Kembali
78 Cinta yang memiliki dan cinta yang tak dimiliki
79 Pagi yang Menyenangkan dan Pagi yang Mengejutkan.
80 Harapan Yang Terwujud
81 Tentang Figia dan Mark
82 Dua Wanita Hamil
83 3 Wanita Hamil
84 3 wanita hamil (part 2)
85 Gabby dan Gerry
86 Wanita-wanita Yang Istimewa
87 Tak Bisa Tanpamu
88 Menikahlah Denganku
89 Menerima Lamaran
90 Fidel Tak Pernah Berubah
91 Kelahiran Anak Si Kembar
92 Selalu Untuk Selamanya
93 Kisah Baru
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Tatapan Mata Itu
2
Akhirnya Berkenalan
3
Sungguh-sungguh Jatuh Cinta
4
Gadis di masa lalu Gabrian
5
Memendam Rasa
6
Melepas Rindu
7
Saudara Saling Terbuka
8
Merawat
9
Menjadi Semakin Dekat
10
Lamaran
11
Persiapan Pernikahan
12
Pernikahan
13
Terlambat Datang
14
Menghilang
15
Kembali
16
Baju Hitam
17
Kembali ke Jakarta
18
Maafkan Aku
19
Ciuman yang Berbeda
20
Janji Kembar
21
Janji Kembar (part 2)
22
Janji Kembar (part 3)
23
Kecurigaan Eilaria
24
Kemarahan Eilaria
25
Ketidakpastian
26
Datang Ke Rumah Mertua
27
Semakin Jatuh Cinta
28
Permintaan
29
Kejujuran
30
Kenyataan Yang Menyakitkan
31
Menjaga Iel
32
Bingung
33
Perasaan Gabby
34
Kembali ke Jakarta
35
Kamar Gabrian
36
Pengakuan Gabriel
37
Keinginan Gabrian
38
Menemani Gabby
39
Kesedihan Alexa
40
Siapa gadis itu?
41
Mencari tahu
42
Ketemu Oliver
43
Kagalauan Hati
44
Alana Manola
45
Foto yang membuat galau
46
Kegundahan hati Gabriel
47
Mulai Terkuak
48
Tak Seperti Yang Dibayangkan
49
Hati Yang Terluka
50
Terlanjur Luka
51
Keputusan Yang Sulit
52
Sebuah Pengorbanan
53
Kejutan Untuk Eilaria
54
Pernikahan Yang Penuh Dengan Air Mata
55
Tinggal Bersama
56
Keputusan Hati Gabriel
57
Sementara Biarlah Terluka
58
Sebelum Perpisahan
59
Sebelum Perpisahan (part 2)
60
Pertemuan Tak Terduga
61
Pertemuan Tak Terduga (part 2)
62
Berperang Dalam Hati
63
Kebenaran Yang Ingin Diketahui
64
Kebenaran Yang Terkuak
65
Di Mana Andrea?
66
Pertemuan
67
Andrea
68
Andrea (part 2)
69
Berikan Aku Waktu
70
Pedekate Lagi
71
pacaran versi keluarga Dawson
72
Malam Milik Siapa Yang Berhasil?
73
Dawson Paling Beruntung
74
Lamaran
75
Alexa dan Oliver
76
Kebahagiaan keluarga Dawson
77
Janji Suci Kembali
78
Cinta yang memiliki dan cinta yang tak dimiliki
79
Pagi yang Menyenangkan dan Pagi yang Mengejutkan.
80
Harapan Yang Terwujud
81
Tentang Figia dan Mark
82
Dua Wanita Hamil
83
3 Wanita Hamil
84
3 wanita hamil (part 2)
85
Gabby dan Gerry
86
Wanita-wanita Yang Istimewa
87
Tak Bisa Tanpamu
88
Menikahlah Denganku
89
Menerima Lamaran
90
Fidel Tak Pernah Berubah
91
Kelahiran Anak Si Kembar
92
Selalu Untuk Selamanya
93
Kisah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!