Lamaran

Setelah mandi air hangat yang disiapkan Gabriel untuknya, Eil pun disuguhkan dengan makan malam yang dibuat oleh cowok itu.

"Kau bisa masak?" tanya Eil saat melihat semua makanan yang sudah tersaji di atas meja bulat itu.

"Sebenarnya baru kali ini aku masak. Itu pun dengan melihatnya dari internet." aku Iel sedikit malu.

Eil melihat sayur kangkung cah, ikan ayam goreng dan sambal dan juga telur mata sapi.

"Aku coba ya?" ujar Eil.

"Eh, berdoa dulu." Iel menahan tangan Eil yang hendak mengambil satu potong ayam goreng."

Eil menatap Iel. "Kata mommy kita harus selalu bersyukur."

"Maaf...!" Ujar Eil dengan wajah memerah.

Gabriel menarik kursi dan mempersilahkan Eil duduk. Ia sendiri mengambil tempat di depan gadis itu. Gabriel yang memimpin doa setelah itu keduanya mulai makan.

Eil merasakan kalau sayurnya hambar, nggak ada rasa garam sedikitpun. Sambalnya sedikit kelebihan garamnya.

"Bagaimana sayang?" tanya Gabriel. Wajahnya sedikit khawatir.

"Enak."

"Benarkah?" Gabriel tak percaya karena makanan itu terasa hambar di mulutnya.

"Iya. Aku yakin dengan seringnya kamu belajar memasak, akan lebih enak lagi." Ujar Eil sambil terus menikmati makanannya. Walaupun rasanya tidak terlalu enak namun Eil tahu kalau Gabriel sudah memasak dengan rasa cinta. Ia bertekad akan mengajak Gabriel memasak bersama esok pagi.

Selesai makan, keduanya duduk di ruang tamu sambil menikmati coklat panas. Di luar, hujan turun dengan sangat deras membuat udara menjadi dingin. Rumah kayu ini memiliki dua kamar, satu ruang tamu yang langsung terhubung dengan ruang makan serta dapur.

"Sayang, kau belum mengatakan bagaimana bisa menemukan tempat seindah ini?" tanya Eil sambil menyandarkan kepalanya di lengan Gabriel.

"Aku ingin mengajakmu ke tempat yang indah. Yang belum pernah kau kunjungi." karena aku ingin melamar mu di sini sayang.

"Aku suka tempat ini."

"Benarkah? Jadi seminggu di sini boleh ya?"

"Memangnya kamu nggak masuk kerja?"

Gabriel terkekeh. "Mungkin inilah enaknya jadi bos. Bisa libur kapanpun dia mau."

"Hanya sayangnya di sini belum ada signal ya?"

"Dapat kok sayang. Namun kita harus ada di jalan masuk menuju ke tempat ini. Di bagian atas."

"Oh, gitu ya?"

Gabriel melingkarkan tangannya di bahu Eil dan menarik tubuh gadis itu agar lebih dekat padanya.

"Sayang, aku ingin bertanya sesuatu." Ujar Gabriel sambil meletakan dagunya di puncak kepala Eilaria.

"Tanya saja."

"Kamu masih ingat nggak pertama kali kita ketemu?"

"Di depan lift. Saat itu aku mau masuk ke dalam lift dan kamu akan keluar dari dalam lift. Lalu waktu malam harinya. Aku lagi main piano di temani mommy di cafe hotel. Lalu aku melihat kamu berdiri tak jauh dari pintu cafe. Kamu terlihat sangat tampan saat itu."

Gabriel meraih tangan Eil dan menggenggamnya erat. "Bagaimana bila ternyata yang kau lihat itu bukan aku dan hanya seseorang yang mirip aku?"

Eil mendongak dan menatap kekasihnya. "Memangnya ada seseorang yang sangat mirip denganmu?"

"Bukankah di dunia ini kita semua punya seseorang yang sangat mirip dengan kita?"

Eil menatap mata Gabriel sambil tersenyum. "Aku tak peduli orang yang ku lihat saat itu kamu atau bukan. Yang penting sekarang aku bersama denganmu. Di cintai olehmu dan bahagia bersamamu."

"Benarkah?" Tanya Gabriel dengan hati yang berdebar. Ia tahu kalau yang pertama dilihat Eil adalah saudara kembarnya.

Eil mengangguk. Tangannya menangkup pipi Gabriel dan membelainya dengan sangat lembut.

"Ya. Aku jatuh cinta padamu yang sekarang." Katanya lembut.

Gabriel langsung menunduk dan mencium bibir wanita yang sangat dicintainya itu. Eil membalas ciuman Iel. Keduanya larut dalam hangatnya ciuman itu. Yang secara perlahan mulai membakar gairah mereka di masa muda ini.

Eilaria telah terbaring di atas sofa, sementara Gabriel berada di atasnya. Bibir mereka masih saling memberi rasa. Sampai beberapa saat, ketika ciuman itu berakhir, Gabriel tak langsung menjauh dari Eil. Ciumannya berpindah ke leher mulus gadis itu dan memberikan sensasi aneh yang baru pertama kali Eil rasakan.

Tangan Gabriel bahkan telah menyusup masuk ke dalam kaos tipis yang Eil kenakan, menggoda dengan sentuhan ringan namun menghadirkan sengat panas di seluruh tubuh Eilaria.

Sampai akhirnya, Eilaria menemukan kembali kesadarannya yang nyaris hilang karena sentuhan itu dan mendorong dada Iel perlahan.

"Sayang, kita nggak boleh kayak gini."

Gabriel menekan rasa yang hampir saja tak bisa ditahannya. Ia menjauhkan diri dari tubuh Eil. Duduk di tepi sofa sambil mengusap wajahnya kasar. Ia tak seperti ini sebelumnya. Dengan para gadis yang pernah menjadi pacarnya, Iel selalu bisa mengontrol dirinya dengan baik. Bahkan ketika gadis-gadis itu yang justru menggoda dan ingin membawanya dalam percintaan yang lebih intim, Iel langsung mengahiri kemesraannya dengan mereka.

Tapi mengapa dengan Eil, ia seperti tak bisa mengontrol dirinya?

"Maafkan aku, sayang." Kata Gabriel dengan nada yang sungguh-sungguh menyesal.

"Kita berdua yang hampir kehilangan kontrol, kok. Jadi kita berdua yang salah, sayang." kata Eil. Ia bangun dan ikut duduk seperti Gabriel. Keduanya saling bertatapan laku kemudian tertawa bersama.

"Aku mencintaimu!" kata Iel sambil mengacak rambut Eil.

Gadis itu tersenyum manis. Ia lalu menghadiahkan satu kecupan di pipi Iel.

"I love you too." katanya.

Gabriel kembali memeluk Eil dengan hati yang bahagia. Ia menatap jam dinding yang sebentar lagi akan mencapai angka 12 tengah malam. Tinggal 15 menit lagi.

"Sayang, kamu sudah mengantuk?" tanya Iel.

"Sedikit."

"Ya, sudah. Kamu tidur saja."

"Dan kamu?"

"Aku akan tidur di kamar yang lain."

Eilaria berdiri. "Baiklah. Good night, honey."

Gabriel pun berdiri. "Good night, baby."

Eilaria melangkah masuk ke dalam kamar. Setelah Eil tak terlihat lagi, Gabriel dengan cepat mengatur segala sesuatu yang sudah dipersiapkannya.

******

Rasanya Eilaria belum juga terlelap saat ia mendengar kalau ada suara Gabriel yang memanggilnya.

Ia pun turun dari tempat tidur, lalu mengambil kimono baju tidurnya dan segera membuka pintu kamar. Ruang tamu terlihat sangat gelap.

"Iel, sayang, kau memanggilku?"

Tak ada sahutan.

"Gabriel Dawson!" Eilaria memanggil nama kekasihnya dengan lebih lengkap dan volume suara yang lebih kuat namun tetap tak ada sahutan. Yang terdengar hanyalah suara hujan yang jatuh yang sepertinya semakin deras.

Gadis itu memutuskan untuk masuk lagi ke kamarnya karena ia pikir mungkin tadi salah mendengar jika ada yang memanggilnya. Namun, lampu tiba-tiba menyala dan Eil dibuat terkejut dengan dekorasi yang ada di ruang tamu itu. Ada balon, kue ulang tahun dengan lilin angka 20, serta minuman dan kue lainnya.

"Surprise....!" teriak Gabriel lalu memutar confetti yang ada di tangannya.

Eilaria terkejut saat kertas warna-warni itu berterbangan di udara dan akhirnya jatuh di wajah dan kakinya.

"Iel, tahu dari mana kalau aku ulang tahun?" tanya Eil dengan mata berkaca-kaca. Ia tak dapat melukiskan kebahagiaan yang kini dirasakannya.

"Apapun tentang kamu tentu saja aku tahu, sayang."

Eil langsung berlari dan memeluk Iel. "Terima kasih, sayang."

"Selamat ulang tahun." kata Iel lalu mencium dahi Eil dengan sangat lembut. Eil semakin mengeratkan pelukannya.

"Sayang, sekarang ayo pasang lilinnya." Gabriel melepaskan pelukannya.

Eilaria pun memasang lilin angka 20 itu. Ia kemudian menatap Iel.

"Make a wish, honey." kata Gabriel.

Eilaria menutup matanya. Mengucapkan harapan dalam hatinya. Lalu ketika ia membuka matanya lagi, ia kemudian meniup lilin itu dengan hati yang bahagia.

Gabriel menyanyikan lagu selamat ulang tahun sambil memetik gitarnya.

Ketika lagunya selesai ia nyanyikan, Gabriel mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah benda bulat dengan batu berlian berwarna putih di tengahnya. Sangat indah dan membuat Eilaria terpesona dengan kilauannya.

"Eilaria Megan Thomson, maukah kau menikah denganku?"

Eilaria menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia sungguh tak menyangka kalau Iel akan mengucapkan kata itu.

Ini terlalu manis untuk Eilaria tolak. Ia tak tega melihat tatapan mata Gabriel yang penuh harap saat melihatnya.

"Aku mau Gabriel Jeremi Dawson."

Gabriel terkejut. Ia sebenarnya tak berharap banyak kalau Eil akan menerima lamarannya. Tangannya sampai bergetar saat memasukan cincin itu ke jari manis Eil.

Keduanya kembali berpelukan. Saling membagikan rasa bahagia di hati.

*********

Gabrian menatap layar ponselnya. Ada pesan masuk dari Gabriel.

Bro, Eilaria menerima lamaran ku

kamu akan datang kan?

Gabriel tersenyum. Meletakan ponselnya lalu berdiri di depan jendela kaca yang ada di apartemennya. Aku pasti datang, bro.

*******

Bagaimana pernikahan itu terjadi? Bagaimana juga reaksi Elina saat tahu kalau Iel memiliki saudara kembar?

Dukung emak terus ya guys

Terpopuler

Comments

Gia Gigin

Gia Gigin

lanjutkan

2021-09-05

1

Dwi Kundari

Dwi Kundari

semoga berbahagia semuanya,, semoga Ian
segera mendapat jodoh yg mirip dengan eil ya thoorr 👍👍👍

2021-07-16

1

Frisky cipan

Frisky cipan

mungkin saat ini Iel yg di cintai sama Eil tapi nanti sesudah tau klo org yg pertama x di temui ny itu adalah Ian,dari situ cinta sesungguh ny Eil buat spa😁😁😁 jadi makin gk sabar

2021-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 Tatapan Mata Itu
2 Akhirnya Berkenalan
3 Sungguh-sungguh Jatuh Cinta
4 Gadis di masa lalu Gabrian
5 Memendam Rasa
6 Melepas Rindu
7 Saudara Saling Terbuka
8 Merawat
9 Menjadi Semakin Dekat
10 Lamaran
11 Persiapan Pernikahan
12 Pernikahan
13 Terlambat Datang
14 Menghilang
15 Kembali
16 Baju Hitam
17 Kembali ke Jakarta
18 Maafkan Aku
19 Ciuman yang Berbeda
20 Janji Kembar
21 Janji Kembar (part 2)
22 Janji Kembar (part 3)
23 Kecurigaan Eilaria
24 Kemarahan Eilaria
25 Ketidakpastian
26 Datang Ke Rumah Mertua
27 Semakin Jatuh Cinta
28 Permintaan
29 Kejujuran
30 Kenyataan Yang Menyakitkan
31 Menjaga Iel
32 Bingung
33 Perasaan Gabby
34 Kembali ke Jakarta
35 Kamar Gabrian
36 Pengakuan Gabriel
37 Keinginan Gabrian
38 Menemani Gabby
39 Kesedihan Alexa
40 Siapa gadis itu?
41 Mencari tahu
42 Ketemu Oliver
43 Kagalauan Hati
44 Alana Manola
45 Foto yang membuat galau
46 Kegundahan hati Gabriel
47 Mulai Terkuak
48 Tak Seperti Yang Dibayangkan
49 Hati Yang Terluka
50 Terlanjur Luka
51 Keputusan Yang Sulit
52 Sebuah Pengorbanan
53 Kejutan Untuk Eilaria
54 Pernikahan Yang Penuh Dengan Air Mata
55 Tinggal Bersama
56 Keputusan Hati Gabriel
57 Sementara Biarlah Terluka
58 Sebelum Perpisahan
59 Sebelum Perpisahan (part 2)
60 Pertemuan Tak Terduga
61 Pertemuan Tak Terduga (part 2)
62 Berperang Dalam Hati
63 Kebenaran Yang Ingin Diketahui
64 Kebenaran Yang Terkuak
65 Di Mana Andrea?
66 Pertemuan
67 Andrea
68 Andrea (part 2)
69 Berikan Aku Waktu
70 Pedekate Lagi
71 pacaran versi keluarga Dawson
72 Malam Milik Siapa Yang Berhasil?
73 Dawson Paling Beruntung
74 Lamaran
75 Alexa dan Oliver
76 Kebahagiaan keluarga Dawson
77 Janji Suci Kembali
78 Cinta yang memiliki dan cinta yang tak dimiliki
79 Pagi yang Menyenangkan dan Pagi yang Mengejutkan.
80 Harapan Yang Terwujud
81 Tentang Figia dan Mark
82 Dua Wanita Hamil
83 3 Wanita Hamil
84 3 wanita hamil (part 2)
85 Gabby dan Gerry
86 Wanita-wanita Yang Istimewa
87 Tak Bisa Tanpamu
88 Menikahlah Denganku
89 Menerima Lamaran
90 Fidel Tak Pernah Berubah
91 Kelahiran Anak Si Kembar
92 Selalu Untuk Selamanya
93 Kisah Baru
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Tatapan Mata Itu
2
Akhirnya Berkenalan
3
Sungguh-sungguh Jatuh Cinta
4
Gadis di masa lalu Gabrian
5
Memendam Rasa
6
Melepas Rindu
7
Saudara Saling Terbuka
8
Merawat
9
Menjadi Semakin Dekat
10
Lamaran
11
Persiapan Pernikahan
12
Pernikahan
13
Terlambat Datang
14
Menghilang
15
Kembali
16
Baju Hitam
17
Kembali ke Jakarta
18
Maafkan Aku
19
Ciuman yang Berbeda
20
Janji Kembar
21
Janji Kembar (part 2)
22
Janji Kembar (part 3)
23
Kecurigaan Eilaria
24
Kemarahan Eilaria
25
Ketidakpastian
26
Datang Ke Rumah Mertua
27
Semakin Jatuh Cinta
28
Permintaan
29
Kejujuran
30
Kenyataan Yang Menyakitkan
31
Menjaga Iel
32
Bingung
33
Perasaan Gabby
34
Kembali ke Jakarta
35
Kamar Gabrian
36
Pengakuan Gabriel
37
Keinginan Gabrian
38
Menemani Gabby
39
Kesedihan Alexa
40
Siapa gadis itu?
41
Mencari tahu
42
Ketemu Oliver
43
Kagalauan Hati
44
Alana Manola
45
Foto yang membuat galau
46
Kegundahan hati Gabriel
47
Mulai Terkuak
48
Tak Seperti Yang Dibayangkan
49
Hati Yang Terluka
50
Terlanjur Luka
51
Keputusan Yang Sulit
52
Sebuah Pengorbanan
53
Kejutan Untuk Eilaria
54
Pernikahan Yang Penuh Dengan Air Mata
55
Tinggal Bersama
56
Keputusan Hati Gabriel
57
Sementara Biarlah Terluka
58
Sebelum Perpisahan
59
Sebelum Perpisahan (part 2)
60
Pertemuan Tak Terduga
61
Pertemuan Tak Terduga (part 2)
62
Berperang Dalam Hati
63
Kebenaran Yang Ingin Diketahui
64
Kebenaran Yang Terkuak
65
Di Mana Andrea?
66
Pertemuan
67
Andrea
68
Andrea (part 2)
69
Berikan Aku Waktu
70
Pedekate Lagi
71
pacaran versi keluarga Dawson
72
Malam Milik Siapa Yang Berhasil?
73
Dawson Paling Beruntung
74
Lamaran
75
Alexa dan Oliver
76
Kebahagiaan keluarga Dawson
77
Janji Suci Kembali
78
Cinta yang memiliki dan cinta yang tak dimiliki
79
Pagi yang Menyenangkan dan Pagi yang Mengejutkan.
80
Harapan Yang Terwujud
81
Tentang Figia dan Mark
82
Dua Wanita Hamil
83
3 Wanita Hamil
84
3 wanita hamil (part 2)
85
Gabby dan Gerry
86
Wanita-wanita Yang Istimewa
87
Tak Bisa Tanpamu
88
Menikahlah Denganku
89
Menerima Lamaran
90
Fidel Tak Pernah Berubah
91
Kelahiran Anak Si Kembar
92
Selalu Untuk Selamanya
93
Kisah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!