Menjadi Semakin Dekat

Gabrian keluar dari ruang kelasnya. Ia baru selesai mengajar dan segera menuju ke ruangan dosen.

Ponselnya berbunyi. Ternyata dari Gabriel.

"Hallo, bro." sapa Gabriel dari jauh.

"Hallo juga. Tumben jam segini belum tidur?" tanya Gabrian sambil menatap jam tangannya yang menunjukan pukul setengah tujuh malam berarti di sana sudah setengah satu dini hari.

"Iya nih. Baru saja selesai rapat dengan daddy. Kasihan daddy selalu mengeluh. Perusahaannya harus ada yang menangani. Semenjak paman Frangky meninggal, daddy kan jadi sendiri."

Gabrian terkekeh. Ia tahu kalau Gabriel pasti akan memintanya pulang. "Sabar ya? Aku pasti pulang. Tunggu S3 ku selesai."

"Aku ngerti tapi kayaknya daddy kurang mengerti. Eh, tapi bukan karena ini aku menelepon kamu. Aku mau meminta saran, 3 hari lagi Eil ulang tahun. Aku harus memberikan dia hadiah apa ya? Kamu kan tahu kalau dia sudah punya segalanya."

"Ya. Keluarga Thomson adalah salah satu keluarga terkaya di London." kata Gabrian sambil berusaha menekan perasaannya. Ia memang sudah menyelidiki siapa keluarga Thomson di sini.

"Makanya, aku jadi bingung. Eil nggak terlalu suka memakai asesoris seperti cincin, kalung atau gelang."

"Kamu kan bilang kalau Eil suka membaca novel. Kenapa nggak dibelikan novel saja?"

"Koleksi novelnya sudah sangat banyak. Nanti disaat aku beri novel, ia justru sudah punya. Kan nggak lucu."

"Hobi nya apa?"

"Travelling. Dia sejak kecil sudah keliling banyak negara bersama Opa dan omanya."

"Ajak saja dia trevelling ke suatu tempat."

"Hampir seluruh Indonesia sudah di kunjungi ya."

"Kadang tempat yang terpencil dan sederhana, dengan suasana pedesaan akan membuat seseorang kagum. Aku yakin kamu pasti tahu."

"Akan ku cari. Oh ya, bagaimana menurutmu jika aku melamarnya saat ia ulang tahun?"

"Kamu sungguh-sungguh?"

"Aku mencintainya. Aku ingin dia menjadi istriku."

Gabrian menarik napas panjang dan menghembuskan nya secara perlahan. "Aku doakan agar kamu berhasil, bro."

"Terima kasih. Ian, jika aku menikah dengan Eil, kamu akan datang kan?"

"Eil tahu nggak kalau kita kembar?"

"Aku belum bilang ke Eil. Nanti saat pernikahan kita baru aku akan mengatakannya."

"Aku pasti datang. Sekarang tugasmu adalah membuat dia menerima lamaran mu."

"Doakan aku ya?"

"Selalu, Iel."

"Bye..."

"Bye..."

Gabrian menatap layar ponselnya. Ia kemudian tersenyum. Hatinya rela jika Iel dan Eil akan menikah.

*********

"Kita mau kemana, Iel?" tanya Eilaria saat kekasihnya itu mengajaknya ke luar kota.

"Kamu tidur saja. Nanti kalau kita sudah sampai, baru aku akan membangunkan mu. Perjalanannya memakan waktu hampir 3 jam."

Eilaria menatap Gabriel yang sedang mengendarai mobilnya. "Jadi sebenarnya, tujuan kita kemana?"

"Rahasia. Aku yakin kalau kamu akan senang."

Eilaria menurunkan sandaran tempat duduk. Ia memang merasa mengantuk karena semalam suntuk ia belajar untuk ujian skripsinya hari ini. Dan ia berhasil. Hatinya tambah berbunga-bunga saat melihat Gabriel yang ternyata hadir di sana. Memberikan dukungan untuknya. Di angkatannya, Eilaria adalah satu-satunya mahasiswa yang ujian skripsi di hari ini. Dia memang mahasiswa yang luar biasa. Masuk kuliah disaat usianya belum genap 17 tahun dan lulus kuliah 1 hari sebelum usianya genap 20 tahun.

Saat mereka selesai merayakan keberhasilan Eilaria dengan makan di restoran, Gabriel langsung mengajaknya pergi. Eilaria sebenarnya ingin ke apartemen dulu untuk ganti pakaian namun ternyata kekasihnya itu sudah lebih dahulu ke apartemennya, mengambilkan beberapa potong pakaiannya untuk mereka gunakan liburan ke tempat yang masih dirahasiakan oleh Iel.

Selama perjalanan, Eilaria benar-benar tertidur. Dan Gabriel sama sekali tak berniat untuk membangunkannya walaupun mereka sudah tiba di tempat tujuan. Bi Uli sudah mengatakan kalau gadis itu memang tak tidur karena belajar untuk ujian akhirnya hari ini.

Sayup-sayup Eilaria mendengar suara air yang mengalir. Gadis itu membuka matanya perlahan. Dan ia terkesima melihat alam yang ada di sekitarnya. Ada air terjun yang nampak dari kejauhan, sungai yang mengalir jernih dan pepohonan yang rindang sehingga membuat udara nampak sejuk. Tak jauh dari tempat mobil itu di parkir, ada sebuah rumah kayu yang nampak sederhana namun terlihat asri karena dikelilingi oleh pagar tanaman bonsai.

"Kau sudah bangun?" Sebuah tangan melingkar di pinggang Eil dan memeluk gadis itu dengan posesif.

Gadis itu membalikan badannya dan langsung bertemu dengan wajah tampan kekasihnya.

"Kenapa tidak bangunkan aku?"

Gabriel membelai wajah kekasihnya itu. "Kamu tidurnya sangat nyenyak. Aku tak tega membangunkannya."

"Terima kasih sudah membawa aku ke sini. Tempatnya sangat indah."

"Kamu suka?"

"Iya. Apalagi rumah kayu itu. Dan air terjun yang nampak dari sini. Dari mana kau tahu ada tempat seindah ini?"

Gabriel menggenggam tangan Eilaria dan mengajaknya berjalan. Ia memilih belum menjawab pertanyaan Eil. Tak lupa ia menekan tombol yang tergantung bersama dengan kunci mobilnya untuk menutup membuat mobilnya terkunci dengan aman.

"Kau mau kita ke air terjun itu?" tanya Gabriel.

"Tentu saja." Ujar Eil dengan penuh semangat. Jiwa petualang nya sudah meronta-ronta ingin segera menjelajahi alam sekitar.

Saat mereka sudah mendekati air terjun, Eil dapat merasakan pancaran air yang halus menyentuh kulit wajahnya. Ingin rasanya ia mandi.

"Sayang, aku boleh mandi nggak?" tanya Eilaria.

"Mandi? Dengan baju apa?"

"Pakai celana pendek sama kaos ini aja." Eilaria langsung melepaskan sepatu yang dipakainya. Ia segera turun ke dalam kolam tempat air terjun itu jatuh. Gadis itu berteriak dengan sangat gembira.

Gabriel yang melihat Eilaria begitu menikmati segarnya air jadi tertarik juga untuk mandi. Ia membuka sepatunya, kemeja birunya dan membiarkan celana kain tetap menempel di tubuhnya. ia mengeluarkan dompet dan ponselnya dari saku celananya. Ia pun ikut masuk ke dalam air.

"Airnya segar." Seru Gabriel.

"Asyik kan?" Sambut Eil. Keduanya pun asyik mengapung di atas air sambil sesekali saling bertatapan penuh cinta. Sampai akhirnya entah siapa yang memulai, keduanya sudah saling berciuman dengan begitu mesranya. Ciuman itu awalnya hanyalah ciuman biasa akan diakhiri dengan saling bertatapan mesra. Setelah itu kembali lagi bibir mereka bertemu. Namun lama-kelamaan, ciuman itu sudah menuntut lebih saat tangan Gabriel sudah mengusap punggung Eil dan membawa gadis yang belum berpengalaman itu pada sentuhan-sentuhan yang membuat Eil seakan kehilangan kontrol dan ingin merasakan sesuatu yang lebih.

Napas Eil terengah-engah karena ciuman panjang itu. Ia membutuhkan udara untuk mengisi paru-parunya. "Sayang, aku sudah kedinginan."

Gabriel ingat dengan alergi Eil. "Ayo kita kembali ke rumah."

Eil mengangguk. Terlalu lama di dalam air membuat tubuhnya sedikit kedinginan.

"Naik ke punggungku, Eil. Kalau jalan nanti kamu bertambah dingin. Aku akan berjalan cepat supaya kau tak semakin kedinginan."

Eilaria mengangguk. Ia naik ke atas punggung Iel, melingkarkan kakinya di pinggang cowok itu dan menyandarkan dagunya di bahu Iel. Cowok itu berjalan agak cepat karena ia merasa tubuh Eil tidaklah begitu berat.

Sesampai di rumah kayu itu, Iel membawa Eil ke kamar. Ia meminta Eil untuk membuka bajunya. Awalnya Eil agak ragu namun karena ia merasa semakin dingin, akhirnya ia menurut.

"Iel, tolong berbalik."

Gabriel membalikan tubuhnya. Membiarkan Eil membuka bajunya yang basah.

"Kalau sudah, naiklah ke atas tempat tidur dan masuk ke dalam selimut." Kata Iel.

"Sudah."

Gabriel membalikan tubuhnya. Ia menatap Eil yang masih sedikit gemetar.

Tanpa berpikir panjang, Iel membuka bajunya. Eilaria langsung membalikan tubuhnya. Wajahnya menjadi merah saat melihat tubuh Iel yang nampak seksi dengan perut kotak-kotaknya.

Perlahan Iel naik ke atas tempat tidur dan ikut masuk ke dalam selimut tebal itu. "Maafkan aku." Kata Gabriel lalu memeluk tubuh Eil dari belakang.

Eilaria merasakan jantungnya berdegup sangat kencang saat kulit mereka saling bersentuhan. Ada rasa hangat yang langsung menjalar ke seluruh bagian tubuhnya.

"Aku nggak bermaksud kurang ajar, sayang. Aku hanya mencoba menghangatkan tubuhmu. Di sini tak ada pemanas ruangan." Kata Gabriel. Tangan cowok itu memang tak menyentuh bagian tubuh Eil seperti ketika mereka berada di bawah air terjun tadi.

Walaupun jantung Eil berdetak sangat cepat, namun pelukan Iel memang mulai menghangatkan tubuhnya. Menghilangkan efek dingin tubuhnya sedikit demi sedikit.

10 menit kemudian....

Keduanya saling diam. Larut dalam pikirannya masing-masing.

"Sayang, apakah sudah lebih baik?"

"Iya."

"Aku ke mobil dulu ya, mengambil pakaian kita berdua."

Kepala Eil mengangguk tanpa membalikan tubuhnya.

Gabriel pun turun dari atas tempat tidur, Ia mencari handuk di kamar mandi untuk membungkus tubuhnya yang polos. Saat keluar dari kamar, Gabriel langsung bernapas lega. Ia hampir saja tak bisa mengontrol diri nya karena Sentuhan kulit mereka.

Di kamar, Eilaria pun memegang dadanya. Merasa lega karena akhirnya Gabriel melepaskan pelukannya. Wanita mana yang tak akan hanyut dengan wajah tampan dan tubuh atletis milik Iel. Tadi pun saat Iel turun ke kolam air terjun, Eil sudah panas dingin di buatnya. Ia bahkan bisa menghitung berapa jumlah tahi lalat yang ada di tubuh Iel.

Sadar, Eil. Kalau tidak boleh hanyut pada pesona pria tampan itu.

Apakah yang nanti akan terjadi di rumah kayu itu? Berhasilkan Iel melamar Eil?

Dukung emak terus ya

Terpopuler

Comments

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

jgn sampai kebablasan

2022-12-30

0

Gia Gigin

Gia Gigin

knp aku kepikiran ian

2021-09-05

1

Dwi Kundari

Dwi Kundari

penanganan

2021-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Tatapan Mata Itu
2 Akhirnya Berkenalan
3 Sungguh-sungguh Jatuh Cinta
4 Gadis di masa lalu Gabrian
5 Memendam Rasa
6 Melepas Rindu
7 Saudara Saling Terbuka
8 Merawat
9 Menjadi Semakin Dekat
10 Lamaran
11 Persiapan Pernikahan
12 Pernikahan
13 Terlambat Datang
14 Menghilang
15 Kembali
16 Baju Hitam
17 Kembali ke Jakarta
18 Maafkan Aku
19 Ciuman yang Berbeda
20 Janji Kembar
21 Janji Kembar (part 2)
22 Janji Kembar (part 3)
23 Kecurigaan Eilaria
24 Kemarahan Eilaria
25 Ketidakpastian
26 Datang Ke Rumah Mertua
27 Semakin Jatuh Cinta
28 Permintaan
29 Kejujuran
30 Kenyataan Yang Menyakitkan
31 Menjaga Iel
32 Bingung
33 Perasaan Gabby
34 Kembali ke Jakarta
35 Kamar Gabrian
36 Pengakuan Gabriel
37 Keinginan Gabrian
38 Menemani Gabby
39 Kesedihan Alexa
40 Siapa gadis itu?
41 Mencari tahu
42 Ketemu Oliver
43 Kagalauan Hati
44 Alana Manola
45 Foto yang membuat galau
46 Kegundahan hati Gabriel
47 Mulai Terkuak
48 Tak Seperti Yang Dibayangkan
49 Hati Yang Terluka
50 Terlanjur Luka
51 Keputusan Yang Sulit
52 Sebuah Pengorbanan
53 Kejutan Untuk Eilaria
54 Pernikahan Yang Penuh Dengan Air Mata
55 Tinggal Bersama
56 Keputusan Hati Gabriel
57 Sementara Biarlah Terluka
58 Sebelum Perpisahan
59 Sebelum Perpisahan (part 2)
60 Pertemuan Tak Terduga
61 Pertemuan Tak Terduga (part 2)
62 Berperang Dalam Hati
63 Kebenaran Yang Ingin Diketahui
64 Kebenaran Yang Terkuak
65 Di Mana Andrea?
66 Pertemuan
67 Andrea
68 Andrea (part 2)
69 Berikan Aku Waktu
70 Pedekate Lagi
71 pacaran versi keluarga Dawson
72 Malam Milik Siapa Yang Berhasil?
73 Dawson Paling Beruntung
74 Lamaran
75 Alexa dan Oliver
76 Kebahagiaan keluarga Dawson
77 Janji Suci Kembali
78 Cinta yang memiliki dan cinta yang tak dimiliki
79 Pagi yang Menyenangkan dan Pagi yang Mengejutkan.
80 Harapan Yang Terwujud
81 Tentang Figia dan Mark
82 Dua Wanita Hamil
83 3 Wanita Hamil
84 3 wanita hamil (part 2)
85 Gabby dan Gerry
86 Wanita-wanita Yang Istimewa
87 Tak Bisa Tanpamu
88 Menikahlah Denganku
89 Menerima Lamaran
90 Fidel Tak Pernah Berubah
91 Kelahiran Anak Si Kembar
92 Selalu Untuk Selamanya
93 Kisah Baru
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Tatapan Mata Itu
2
Akhirnya Berkenalan
3
Sungguh-sungguh Jatuh Cinta
4
Gadis di masa lalu Gabrian
5
Memendam Rasa
6
Melepas Rindu
7
Saudara Saling Terbuka
8
Merawat
9
Menjadi Semakin Dekat
10
Lamaran
11
Persiapan Pernikahan
12
Pernikahan
13
Terlambat Datang
14
Menghilang
15
Kembali
16
Baju Hitam
17
Kembali ke Jakarta
18
Maafkan Aku
19
Ciuman yang Berbeda
20
Janji Kembar
21
Janji Kembar (part 2)
22
Janji Kembar (part 3)
23
Kecurigaan Eilaria
24
Kemarahan Eilaria
25
Ketidakpastian
26
Datang Ke Rumah Mertua
27
Semakin Jatuh Cinta
28
Permintaan
29
Kejujuran
30
Kenyataan Yang Menyakitkan
31
Menjaga Iel
32
Bingung
33
Perasaan Gabby
34
Kembali ke Jakarta
35
Kamar Gabrian
36
Pengakuan Gabriel
37
Keinginan Gabrian
38
Menemani Gabby
39
Kesedihan Alexa
40
Siapa gadis itu?
41
Mencari tahu
42
Ketemu Oliver
43
Kagalauan Hati
44
Alana Manola
45
Foto yang membuat galau
46
Kegundahan hati Gabriel
47
Mulai Terkuak
48
Tak Seperti Yang Dibayangkan
49
Hati Yang Terluka
50
Terlanjur Luka
51
Keputusan Yang Sulit
52
Sebuah Pengorbanan
53
Kejutan Untuk Eilaria
54
Pernikahan Yang Penuh Dengan Air Mata
55
Tinggal Bersama
56
Keputusan Hati Gabriel
57
Sementara Biarlah Terluka
58
Sebelum Perpisahan
59
Sebelum Perpisahan (part 2)
60
Pertemuan Tak Terduga
61
Pertemuan Tak Terduga (part 2)
62
Berperang Dalam Hati
63
Kebenaran Yang Ingin Diketahui
64
Kebenaran Yang Terkuak
65
Di Mana Andrea?
66
Pertemuan
67
Andrea
68
Andrea (part 2)
69
Berikan Aku Waktu
70
Pedekate Lagi
71
pacaran versi keluarga Dawson
72
Malam Milik Siapa Yang Berhasil?
73
Dawson Paling Beruntung
74
Lamaran
75
Alexa dan Oliver
76
Kebahagiaan keluarga Dawson
77
Janji Suci Kembali
78
Cinta yang memiliki dan cinta yang tak dimiliki
79
Pagi yang Menyenangkan dan Pagi yang Mengejutkan.
80
Harapan Yang Terwujud
81
Tentang Figia dan Mark
82
Dua Wanita Hamil
83
3 Wanita Hamil
84
3 wanita hamil (part 2)
85
Gabby dan Gerry
86
Wanita-wanita Yang Istimewa
87
Tak Bisa Tanpamu
88
Menikahlah Denganku
89
Menerima Lamaran
90
Fidel Tak Pernah Berubah
91
Kelahiran Anak Si Kembar
92
Selalu Untuk Selamanya
93
Kisah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!