Hari sudah semakin malam, seorang perempuan yang kini terbaring di atas sebuah brangkar terlihat mulai membuka matanya sedikit demi sedikit, kornea matanya pun masih menyesuaikan dengan kontras lampu diruangan itu.
Disaat matanya sudah terbuka sempurna barulah ia bisa melihat dengan jelas ruangan yang sedang ia tempati ini.
"Dimana aku?" Gumam Dianka.
Bola matanya menelusuri ke setiap sudut ruangan, tak lama ia pun sadar jika dirinya sedang berada di sebuah rumah sakit.
Dianka mengingat-ingat kembali apa yang terjadi, bayangan bayangan dirinya ketika merasakan pusing dan mual hingga semua pandangannya menggelap pun terlintas di otaknya. Dan saat itulah Dianka sadar jika dirinya pingsan.
Disaat ia tengah sibuk dengan pikirannya tiba-tiba suara dengkuran halus membuat Dianka sontak menoleh dan melihat seseorang yang tengah tertidur sembari menyembunyikan wajahnya di atas kedua tangan, dan yang menjadi pusat perhatian Dianka ketika seseorang itu dengan eratnya mengenggam salah satu lengan dianka yang ter infus tersebut.
Dari wanginya saja Dianka sudah tau jika orang ini tak lain adalah Darwin.
Dianka tersenyum hangat melihat moment yang langka ini.
Dianka mencoba melepas tangannya dari genggaman Darwin, kemudian mengelus lembut rambut hitam nan tebal itu.
Sedangkan Darwin yang merasakan suatu elusan di kepalanya membuat ia terbangun dan mencoba melihat sesuatu yang membuat tidurnya terganggu.
Seketika Darwin kesadaran Darwin langsung penuh kembali kala melihat Dianka yang sudah sadar dari tidur lamanya.
"Kau sudah sadar?"
"Maaf membuatmu terbangun" Ujar Dianka.
"Tak apa, sebentar aku panggilkan dokter dulu" Darwin bangkit dari duduknya dan memanggil dokter untuk memeriksakan kondisi Dianka.
Tak menunggu lama dokter masuk diikuti oleh seorang perawat.
"Syukurlah Nona sudah sadar, apa yang Anda rasakan?" Tanya dokter sembari memeriksa Dianka dengan stetoskop.
"Sudah lebih baik dok, tapi perutku masih terasa sakit dan mual sedikit" Jawab Dianka.
"Itu tidak masalah, asam lambung anda sudah mulai membaik dibanding sebelumnya. Untuk kedepannya saya sarankan agar Nona dirawat terlebih dahulu disini sampai sakitnya benar-benar pulih" Ucap dokter panjang lebar.
"Baiklah"
Setelah memeriksa kondisi Dianka dokter dan perawat tersebut keluar dari ruang inap Dianka.
Darwin kembali menghampiri istrinya dan membantu Dianka yang tengah berusaha untuk duduk.
"Apa ada yang kau inginkan?" Tanya Darwin.
"Aku haus, mas"
Mendengar itu Darwin lalu mengambil sebotol minuman dan menyodorkan nya pada Dianka.
Dianka mengambil dan meminum minuman itu menggunakan sedotan panjang.
"Terimakasih" Dianka mengembalikan botol tersebut pada Darwin.
"Mas.... "
"Iya? Ada apa?"
"Aku lapar, apa ada makanan yang bisa aku makan?"
"Ada, tadi perawat memberikan makanan ini untukmu, apa kau mau? " Darwin memperlihatkan sepiring makanan yang diberikan perawat tadi.
Dianka mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu aku suapi ya" Dianka pun mengangguk kembali.
Dengan telaten Darwin menyuapi Dianka sedikit demi sedikit, lelaki itu juga membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel dimulut Dianka dengan tissu lalu kembali menyuapi nya lagi.
"Oh iya mas, kenapa kau bisa tau jika aku ada di rumah sakit?" Tanya Dianka disela-sela makannya.
"Tadi aku ke butik untuk menjemputmu, tapi para pegawai bilang kau pingsan dan dibawa ke rumah sakit Sentosa. Makanya aku langsung kesini"
Dianka diam sejanak, lalu ia pun bertanya kembali.
"Apa mas tau siapa yang membawaku kesini?"
"Ya, pegawai mu bilang kau dibawa oleh salah satu pengunjung di butik" jawab darwin dengan santai, padahal dilubuk hatinya ia masih merasa kesal saat mengingat wajah lelaki itu.
"Ohh.... "
Satu kata itu keluar dari mulutnya, sepertinya Dianka tau siapa orang tersebut.
Mungkin Tuan Alfred yang membawaku kesini.
Setelah makanan itu habis Dianka kembali membaringkan dirinya di atas ranjang, ia melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam.
"Tidurlah, kau harus banyak istirahat"
Disaat Darwin hendak berjalan menuju sofa seketika Dianka langsung mencegah Darwin dengan menahan lengan pria itu.
"Mas"
Darwin berbalik "Ada apa?"
"Bisakah kau tidur diranjang ini sambil mengelus perutku, mas? Perutku sedikit sakit. Lagipula ranjang ini lumayan cukup untuk dua orang"
Darwin sedikit terkesiap dengan keinginan Dianka, tetapi saat ia melihat Dianka yang mengelus elus perutnya membuat Darwin tak tega.
"Aku akan duduk di kursi saja"
Tapi lagi-lagi dianka mencegahnya, ia ingin Darwin ikut berbaring di ranjang bersama dengan dirinya.
"Jangan mas, tidurlah disini bersama ku. Nanti badanmu pegal-pegal jika duduk di kursi sembarang. Lagipula aku yakin tidak akan ada yang masuk sembarangan ke ruangan ini"
Ucapan Dianka akhirnya membuat lelaki itu pasrah, Darwin pun mengangguk tanda setuju.
Dianka lalu membalikkan badannya membelakangi Darwin agar pria itu dapat berbaring di sampingnya.
Sama hal nya dengan dianka, Darwin naik ke atas ranjang pasien dan berbaring dengan posisi miring pula.
Dianka menyikap sedikit bajunya yang memperlihatkan bagian perut rata tersebut. Kemudian tangannya menuntun tangan Darwin dan meletakkannya di atas perut Dianka.
Dan saat itu juga Darwin mulai mengelus perut Dianka dengan gerakan lembut, kulit wanita itu begitu mulus Darwin rasakan.
"Apa ini membuat rasa sakitnya berkurang?" Tanya Darwin yang memecahkan keheningan di antara mereka.
"Hmm... Ini sangat nyaman" Ucap Dianka dengan mata tertutup.
Darwin menegakkan kepala untuk melihat Dianka, wanita itu terlihat tertidur dengan damai. Kemudian ia pun berbaring kembali dan ikut tidur bersama ke alam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Dodi Sartini
beginilah laki-laki idaman setiap wanita,,
2023-11-07
1
Eddy Junaedi
so sweet bgt km c win jd baper aku di buatnya nih
2023-10-19
0
Elisanoor
kerjaan saya bgt ini klo lagi dateng bulan apalagi,enak di luselus 😅
2023-10-17
0