Pukul enam lewat sepuluh menit Darwin baru pulang ke rumah, ia berjalan ke kamarnya dengan langkah gontai, bisa dilihat jika hari ini ia sungguh dibuat kelelahan.
Darwin masuk ke dalam kamar bertepatan dengan Dianka yang juga baru keluar dari kamar mandi.
"Kau sudah pulang mas?"
"Hmm"
Dianka mendekat ke arah Darwin dan membantu pria itu membuka kancing kemejanya.
"Tidak usah, aku bisa sendiri" Tolak Darwin pada Dianka.
"Sudah tidak apa-apa, aku tahu hari ini kau sangat lelah. Maaf ya karna aku mas jadi harus pulang malam" Kata Dianka yang masih membukakan kancing kemeja Darwin satu persatu.
"Ya, tak apa" Balas Darwin singkat, sejujurnya ia sangat gugup dengan posisi seperti ini, mereka begitu berdekatan satu sama lain hingga Darwin bisa melihat belahan dada sang istri dari balik gaun tidurnya.
"Sudah selesai" Dianka membuka kemeja tersebut dari tubuh Darwin, kemudian tangannya turun ke arah ikat pinggang bermaksud untuk membukanya juga.
"Ti-tidak usah! A-aku bisa sendiri" Cegah Darwin kala tangan Dianka hampir menyentuh sesuatu di bawah sana.
"Ya sudah, kalau begitu mas mau makan atau mandi terlebih dahulu?" Tanya Dianka sembari meletakkan kedua tangan indah itu di atas dada polos Darwin.
Darwin menegang!
Ada sensasi tak biasa saat tangan lembut Dianka bersentuhan dengan kulitnya, bahkan sekarang wanita itu seakan sengaja mengelus ngelus dadanya perlahan-lahan.
"A-aku mau mandi" Ucap Darwin yang melangkah pergi dari sana.
"Mas, ada yang kau lupakan"
Darwin menghentikan langkahnya, ia berbalik dan menatap bingung dengan perkataan Dianka.
"Apa?"
"Kau belum mencium ku" Jawab Dianka dengan santai.
Darwin menelan ludah dengan susah payah, ini saja sudah sangat membuatnya gila, sekarang Dianka justru malah menyuruhnya untuk mencium wanita itu.
"Mas!"
"Baiklah baiklah"
Dianka tersenyum penuh kemenangan, ini belum apa-apa dibanding dengan rencana yang ia buat ke depannya. Bagaimana pun Dianka ingin pernikahan sekali seumur hidup, walaupun ia sendiri belum yakin akan perasaannya tapi bagaimana pun ia harus tetap menjaga hati untuk suaminya.
***
Setelah selesai makan malam Dianka dan Darwin kembali ke kamar mereka, Darwin membuka laptopnya sembari berselonjoran di kasur sedangkan Dianka hanya duduk terdiam di atas ranjang.
Ia mulai bingung menghadapi Darwin yang terus mengacuhkan dirinya, entah memang Darwin masih canggung atau memang pria itu masih banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
"Mas apa pekerjaan mu belum selesai?"
"Pekerjaan ku selalu banyak"
Suasana pun kembali hening, Dianka memutuskan menonton TV untuk menghilangkan rasa bosannya.
Saat ia sedang mencari tontonan yang bagus tiba-tiba saja matanya tertuju pada acara yang sedang menanyangkan sebuah tempat liburan, Dianka semakin tertarik pada tontonan tersebut dan semakin menambah volume suaranya.
Ketika tengah asyik asyiknya menonton acara itu mendadak iklan dan membuat Dianka berdecak sebal dibuatnya.
"Mas"
"Hmm... Ada apa?" Sahut Darwin.
"Kapan mas memiliki waktu luang, aku ingin sekali liburan" Ucap Dianka penuh harap.
"Aku tidak punya waktu untuk berlibur, pekerjaan ku sangat banyak" Ujar Darwin tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Pekerjaan masih bisa ditunda, lagipula kita belum melakukan honeymoon "
Seketika Darwin menghentikan aktivitasnya, ia menoleh ke samping menatap pada wajah Dianka.
Tetapi sedetik kemudian ia mengalihkan pandangannya lagi pada layar monitor.
"Mas!"
"Sudahlah, itu bisa kita lakukan nanti. Sekarang masih banyak pekerjaan yang harus aku urusi" Ujar Darwin yang menutup laptopnya kemudian berdiri.
"Apakah kau tak mau melakukan malam pertama kita, mas?" Cegah Dianka saat Darwin akan berlalu.
Deg!
Jantung Darwin serasa berdegup dengan kecang mendengar itu, kenapa Dianka begitu lugas mengucapkan kalimat-kalimat yang menurutnya terlalu intim bagi mereka.
"Jangan bicara yang tidak tidak Dianka, sekarang lebih baik kau tidur!" Ucap Darwin tegas, lelaki itu juga melepaskan genggaman tangan Dianka dari tangannya.
"Apanya yang tidak tidak mas?! Wajar jika aku menanyakan hal itu, kita menikah untuk memiliki keturunan, bukan?"
"Itu pernikahan yang didasari atas cinta sementara kita tidak Dianka!" Suara tinggi Darwin nyaris menggema di ruangan tersebut.
Dianka menundukkan kepalanya kala mendengar ucapan Darwin yang membuat hatinya sedikit tergores.
Darwin mengacak-acak rambutnya frustasi, tidak seharusnya ia berbicara seperti itu pada Dianka.
"Maaf Dianka, tapi aku belum siap melakukan itu dengan mu" Lirih Darwin yang langsung pergi dari kamar mereka.
Dianka tersenyum getir saat Darwin sudah menghilang dari balik pintu kamar.
"Aku pastikan kau akan menarik kata-kata mu itu mas"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Dianka, ayo bikin "panggung" juga di kantor nya Darwin ... jangan cuma jago kandang ..
Tunjukin power di hadapan Adelia si uget2 nyebelin itu ... 🤭
2025-04-15
0
Dodi Sartini
hajar terus dianka,, supaya Edwin bisa melupakan kekasih lamanya
2023-11-06
0
Liliek Retno Yuwanti
apa maunya si Darwin cobaaa...ngeselin banget siiih
2023-10-31
0