Di suatu tempat sepasang suami istri terlihat tengah bertengkar hebat, lelaki itu menampar wajah istrinya hingga terjatuh.
"KAU SUNGGUH MANUSIA KEJAM..!!!" Teriak seorang wanita yang kini terduduk di bawah lantai dengan luka sembab di beberapa bagian wajahnya.
"DIAM...!!" Lelaki tersebut mendekat dan mencekik leher sang wanita hingga membuatnya hampir tak bisa bernafas.
"Aku memang kejam! Dan kau tau kenapa?" Ucapnya dengan nada pelan, tetapi hal itu justru semakin membuat suasana lebih menyeramkan dibanding sebelumnya.
"INI SEMUA KARNA KAKAK LAKI-LAKI MU..!! DIA MEMBUNUH ADIKKUUU....!!! DIALAH YANG KEJAM! DIA YANG MEMBUAT AKU INGIN MEMBUNUH DIRIMU JUGA...!!!" teriak lelaki itu tepat didepan wajah istrinya.
"Kakakku sudah di penjara! Dia sudah menerima hukumannya! Lalu kenapa kau bertindak seperti ini padaku...!!!" Wanita itu terus memberontak dengan sekuat tenaga, berusaha melepas cengkraman tangan suaminya.
"Dengar Adelia..!"
Seketika ia terhenti dan menatap benci pada lelaki dihadapannya ini.
"Dengar baik-baik! Aku menikahimu untuk membalas SEMUA yang telah kakakmu perbuat pada adikku hingga merenggut nyawanya!
Jika kakakmu bisa melakukan itu, maka akupun bisa membuat hal yang sama pada adik perempuannya ini" Jelasnya.
Mendengar hal tersebut sontak saja membuat Adelia semakin memberontak, dirinya mulai ketakukan akan perkataan lelaki ini.
"KAU BENAR-BENAR KEJAM ALFRED..!!!"
"HAHAHA..... Kau benar istri ku, suamimu ini memang sangat amat kejam, HAHAHAHA....."
"Kau lihat saja aku akan secepatnya pergi dari mu!"
Alfred melotot dan mencekik leher Adelia lebih kuat, mata lelaki itu pun kian semakin marah dan memerah.
"Jangan berharap! Sebelum aku puas menyiksamu kau tidak akan pernah lepas dariku! Bahkan jika kau memberi tahu secuil apa saja tentang diriku maka, pada saat itu juga kau harus siap dengan kematianmu, ingat itu!"
Alfred melepaskan cekikikan nya dengan kasar dan membuat tubuh Adelia terdorong ke belakang sembari terbatuk batuk.
"Uhuk... Uhuk.... "
Setelah itu Alfred pun masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Adelia yang masih terduduk lemas di lantai.
pria itu mendekat ke arah bingkai foto seorang gadis remaja yang nampak tersenyum ceria sambil menampakkan deretan gigi rapihnya.
"Sekarang kakak tidak punya siapa-siapa lagi Mey, kenapa kau secepat ini menyusul Ibu dan Ayah?" Lirih Alfred sembari mengusap halus figura tersebut.
***
Jam 10 malam Darwin kembali lagi ke dalam kamar, ia melihat Dianka yang nampak tertidur sambil membelakangi nya.
Darwin pun ikut berbaring di atas ranjang, ia tidur dengan terlentang. Saat matanya mulai menutup tiba-tiba Dianka berbalik dan memeluk dirinya.
Sontak saja Darwin membuka mata dan menatap wajah Dianka yang juga tengah memandanginya.
"Kau marah?" Tanya Dianka.
Darwin menggeleng, tangannya refleks mengusap rambut Dianka dengan lembut.
"Tidak, maafkan aku tadi" Ucap Darwin.
"Aku mengerti, maafkan aku juga" Dianka semakin memeluk tubuh Darwin dengan erat, begitu pun Darwin yang membalas pelukan tersebut.
Saat Dianka sudah terpejam kembali diam-diam Darwin memperhatikan wajah istri itu, betapa cantik dan sempurnanya dianka, dia wanita pintar, cantik, seksi, dan bisa melakukan tugasnya sebagai istri maupun sebagai seorang pengusaha. Tapi sungguh, Darwin belum siap melakukan hal yang lebih dengan seseorang yang belum ia cintai.
Maafkan aku Dianka, aku masih mencintai Adelia. Percayalah, aku melakukan ini demi kebaikan kita semua.
Dan tak lama Darwin pun ikut terbawa ke alam bawah sadarnya.
***
"Mas apa hari ini kau sibuk?" tanya Dianka sembari menyodorkan sepiring makanan pada Darwin.
"Sepertinya tidak, ada apa?"
"Emm... Tidak, tidak apa-apa" jawab Dianka tersenyum.
Mereka berdua pun melanjutkan sarapan paginya, hari ini Dianka berencana untuk tidak ke butik, ia akan mengerjakan desain pekerjaannya di rumah saja, lagipula nanti siang ia ingin membawakan makan siang ke kantor Darwin tanpa memberitahu pada pria itu.
"Kau yakin tidak akan ke butik?" tanya Darwin seusai sarapan.
"Tidak mas, aku bekerja di rumah saja hari ini"
Darwin pun mengangguk.
"Baiklah"
Mereka berdua beranjak dari duduknya dan melangkah keluar rumah, saat di teras Darwin berbalik menghadap ke arah istrinya.
"Aku berangkat"
"Iya mas"
Darwin menatap Dianka dengan perasaan gugup, perlahan ia mendekat dan menangkupkan pipi Dianka dengan kedua tangannya, kemudian...
Cup
Sekarang kegiatan ini seakan sudah menjadi aturan bagi mereka jika akan berpisah atau bertemu, sekali pun Darwin sengaja melupakan hal tersebut sudah dipastikan jika Dianka akan mengingatkan dirinya.
"Hati-hati mas"
"I-iya" Darwin buru-buru berjalan ke arah mobil, pipinya sudah memerah layaknya tomat yang baru matang, ia begitu malu telah mencium Dianka duluan.
Setelah Darwin masuk ke dalam mobilnya, kendaraan tersebut melaju hingga menghilang dari balik pagar rumah.
Sedangkan Dianka tersenyum senang kala melihat sikap Darwin yang sedikit demi sedikit sudah mulai mengalami perubahan, pria itu melakukan apa yang ia perintahkan meskipun Dianka tahu jika Darwin masih sangat canggung melakukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Preeeetttt 🤪
2025-04-15
0
Marhaban ya Nur17
kasihan jg adelia
2024-10-16
0
Ayu galih wulandari
Semoga Darwin & Fianka bahagia ,sebenarnya kasihanjg Adelia tp mereka tdk berjodoh
2024-06-30
0