Pagi-pagi sekali, dikala mentari masih malu-malu kucing menampakkan diri. Xiuhuan sudah selesai berkemas. Dia bersiap untuk berangkat ke kota Tianwu, ibukota Kerajaan Han.
Sudah lama sekali Xiuhuan tak meninggalkan kota Hua, ia kini merindukan perubahan apa yang terjadi diluar sana.
"Tetua keenam hati-hati dijalan ...." Shuyan murid pertamanya mengantarkan kepergian Xiuhuan.
"Kau yang rajin berlatih dan berkultivasi ya, kalau butuh apa-apa, minta saja pada tetua lainnya. Bilang saja pada mereka untuk dimasukkan pada buku hutang tetua keenam."
"Baik tetua ..." jawab Shuyan, sebenarnya ia masih memiliki uang pemberian ketua Sekte kemarin. Kalau hanya untuk dirinya sendiri masih cukuplah dalam jangka waktu yang lama.
Xiuhuan meninggalkan aula timur menuju aula gudang mengambil kereta kuda yang berisi sumber daya dan 100.000 keping emas, upeti kepada Kerajaan Han.
Perlu untuk diketahui, Pulau Niao tidak mengenal istilah cincin ruang atau kantong sihir dan sejenisnya, bahkan alkemispun tak ada seperti di dunia fantasi lain, begitupun dengan hewan siluman.
Mereka melakukan kultivasi dengan menyerap lansung sumberdaya itu. Makanya kebenaran itu tergantung pada sudut pandang masing-masing di Pulau Niao. Tak jarang terjadi perang antar Sekte demi memperebutkan sumberdaya, kunci untuk meningkatkan kultivasi.
Xiuhuan duduk di kursi kusir menjalankan kereta kuda itu. Sementara itu Xiao Liu nampak berdiri menunggu di gerbang Sekte.
"Salam tetua keenam ..." sapa murid senior yang bertugas jaga. Xiuhuan melambaikan tangan menjawab sapaan mereka.
Xiao Liu kemudian duduk disamping Xiuhuan di kursi kusir, karena didalam kereta penuh dengan barang bawaan upeti.
"Tetua keenam kau jangan curi-curi kesempatan lengket-lengket denganku!" Xiao Liu risih, kursi kasirnya terlalu sempit untuk mereka berdua.
"Liu'er ... kan, sudah kubilang! kau tak usah ikut! namun kau masih ngeyel, ya sudah nikmatilah aroma babang tampan ini. Biasanya bayar lho, ini khusus kau ku gratiskan saja." Xiuhuan tak mau kalah dengannya.
"Cih ... aku mau muntah menghirup aroma tubuhmu!" Xiao Liu buang muka kearah lain.
Para murid senior yang berjaga hanya bisa melongo, melihat dua tetua mereka yang bertengkar dengan sifat kekanak-kanakan.
Kemudian kereta kuda mereka meninggalkan Sekte Teratai Biru. Xiuhuan dan Xiao Liu hanya diam saja, setelah pertengkaran kecil mereka tadi.
Beberapa perampok di jalan mencoba membegal mereka, namun urung ketika melihat level Pendekar Pedang mereka cukup tinggi.
Xiao Liu kini berada pada Pendekar Pedang tahap 63, terkuat ketiga di Sekte Teratai Biru. Kedua adalah kakaknya Xiao Ping yang berada pada Pendekar Pedang tahap 64 dan yang terkuat adalah ketua Sekte, Tang Yin, yang berada pada Pendekar Pedang tahap 65.
Xiuhuan sendiri dikecualikan, sebab ia menyamarkan levelnya pada Pendekar Pedang tahap 50. Makanya Xiuhuan menjadi tetua terakhir atau keenam.
"Liu'er ...." Xiuhuan menatap Xiao Liu dengan senyum buas seakan menerkamnya.
"Hei ... kau lihat apa?" Xiao Liu mengeluarkan Roh Pedang Rubah putih.
"Hei jangan marah dong ... aku cuma ingin menagih hutangmu!" Xiuhuan memandangi tubuh Xiao Liu dengan tatapan buasnya, "bagaimana kalau kita selesaikan ini di kota Yan Luo. Kan, kita akan menginap disana sebentar lagi."
"Hu-hu-tang ...." Xiao Liu panik, ia lupa telah kalah bertaruh dengan Xiuhuan kemarin. Bayarannya tak tanggung-tanggung, ia harus merelakan kesuciannya yang masih terjaga selama ini pada pria mesum dihadapannya ini.
"Iya, apalagi?" jawab Xiuhuan mendekatkan wajahnya pada Xiao Liu.
"Hei, jangan dekat-dekat." Xiao Liu gugup sekali.
"Yah, tak seru! Bagaimana kalau kau bayar saja pakai emas. Aku jadi kasihan padamu, karena prinsipku adalah tak pernah memaksa wanita." Xiuhuan kemudian menjauhkan wajahnya dari muka Xiao Liu yang merah merona akibat digodanya.
Xiao Liu menarik nafas dalam-dalam, ia lega sekali Xiuhuan tak memaksanya membayar hutang. "Berapa yang harus kubayar?" tanya Xiao Liu lagi.
"Hmm ...." Xiuhuan berpikir sejenak, "aku rasa harga perawan cantik sepertimu dijual ke rumah bordil--"
"Di jual kau bilang!" Xiao Liu mencubit pinggang Xiuhuan.
"Aaaaaa, tunggu! Aku belum selesai bicara." Xiuhuan berteriak dicubit Xiao Liu. " 1000 koin emas!" teriak Xiuhuan sambil berusaha lepas dari cubitannya.
"Ma-ma-hal sekali," seru Xiao Liu kaget.
"Ya sudah, kalau kau tak mau ...." Xiuhuan kembali melirik kearah buah apel Xiao Liu.
"Ba-baik, kemana matamu itu brengsek!" Xiao Liu menampar wajah Xiuhuan.
"Au ... lama-lama habis tubuhku kau siksa!" Xiuhuan memegangi wajahnya yang ditampar Xiao Liu.
"Tapi aku tak punya 10.000 keping emas sekarang, bisakah aku cicil saja? seru Xiao Liu pelan. Karena 10.000 keping emas itu adalah jumlah yang sangat besar, itu adalah gajinya selama setahun.
"Mana bisa! aku butuh sekarang, sebentar lagi penerimaan murid baru. Pakai apa nanti aku melatih mereka!"
Xiuhuan memang lagi membutuhkan uang banyak untuk membeli sumberdaya, jika ia memiliki murid lainnya nanti.
"Kan, aku cicil!" sela Xiao Liu lagi.
Xiuhuan tersenyum tipis, "baiklah, aku terima tawaranmu, namun kau harus menciumiku."
"Apa ...." Xiao Liu berpikir sejenak, "baiklah ..." serunya lagi. Dia takut Xiuhuan nanti berubah pikiran.
Xiuhuan lansung mendekati wajah Xiao Liu.
"Hei, jangan nyosor begitu. Kan, aku yang mencium." Xiao Liu menahan mulut Xiuhuan dengan tangannya.
"Hahaha baiklah, aku tak sabar mengambil ciuman pertamamu." Xiuhuan berhenti bergerak.
"Tutup matamu ..." seru Xiao Liu padanya dan Xiuhuan menutup matanya.
Dengan keringat dingin bercucuran, karena ini pertama kalinya buat dia. Xiao Liu mulai memajukan bibirnya menuju ... 🔞ah, tak usahlah diceritakan lagi. Cukup burung kenari yang menjadi saksi bisu. Sebab author masih polos, walaupun sudah berumur sih 😂😂
🗡️🗡️ Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 488 Episodes
Comments
Rhakean Djati
polos picek matamu Thor. wkwkwkkkk
2024-09-03
0
shane long
polos kali lah bg regar ini,,sangking polosnya anak udah 2 aja🤣🤣
2023-12-26
0
Dhika aja
author masih terlalu polos ya /Curse//Curse/
2023-10-17
0