Xiuhuan, Feng Xi dan Su Bimbing mendapat hukuman jongkok oleh Tang Yin. Pagi harinya mereka menjadi tontonan murid-murid Sekte, kini mereka jadi bahan gosipan.
Su Bimbing tak peduli akan hal itu, ia hanya kecewa gagal kencan dengan Xiuhuan. Sementara Feng Xi sangat malu, ia sampai menutup mukanya.
Bagaimana dengan Xiuhuan? Kalau tetua tampan satu ini tak usah dibicarakan lagi. Urat malunya sudah lama hilang, dia cuma khawatir tak ada yang mau menjadi muridnya nanti, ketika sekte membuka penerimaan murid baru bulan depan.
Setelah menerima hukuman, Xiuhuan kembali ke aula timur. Dia ingin melihat perkembangan muridnya, Shuyan.
"Shuyan ...." Xiuhuan mengetuk pintu kamarnya, namun tak ada yang menyahut. Kemudian Xiuhuan membuka pintunya, ternyata Shuyan sedang berkultivasi.
Karena tak ingin mengganggu, Xiuhuan meninggalkan pesan, bahwa ia akan pergi ke ibukota. Xiuhuan berpesan jika ia ingin sesuatu, berhutang saja dahulu. Nanti dia akan membayarnya sekembalinya dari ibukota.
Xiuhuan kemudian berdiri di atap aula barat, ia memperhatikan daftar nama-nama tikus yang tersisa. "Aku akan lenyapkan semuanya hari ini. Sudah tak ada waktu lagi bersantai-santai," guman Xiuhuan yang sudah memakai baju ala ninja.
Tang Yin memperhatikan pergerakannya menggunakan jurus mata dewa. Dia tersenyum tipis sambil mengelus-elus jenggotnya yang putih. Hanya dia saja yang mengetahui kekuatan yang sebenarnya dari Xiuhuan. Makanya, ia seperti menganak emaskannya, padahal Xiuhuan sering berbuat onar. Asalkan kesalahan kecil, ia masih memakluminya, daripada nanti Xiuhuan pergi meninggalkan Sekte Teratai Biru. Maka, mereka tak akan mempunyai Pendekar Pedang kuat yang melindungi dari serangan Sekte lain.
Dengan Langkah Kilat, Xiuhuan melesat dari atap ke atap lain rumah penduduk kota Hua. Target pertamanya adalah wakil jenderal, Wei Ping. Sebelumnya ia telah membunuh jenderal Huo Yunzhu.
Wei Ping nampak bersantai bersama istri dan anaknya di kediamannya. Xiuhuan terpaksa mengamatinya lebih dulu. Dia tak ingin ikut mencelakai mereka.
"Aish ... lama sekali dia pergi!" guman Xiuhuan. Kini Xiuhuan tak mengurangi levelnya lagi. Sekarang ia Pendekar Pedang tahap 100, Xiuhuan ingin sapu bersih dengan cepat. Supaya ia nanti tak diomelin si tua bangka Tang Yin.
"Ayah ... bawakan aku permen nanti ya!" Teriak anak Wei Ping ketika ia akan meninggalkan kediamannya.
"Iya ... nanti akan ayah bawakan yang banyak!" jawab sambil menutup pintu gerbang.
"Swushhhhhhhh!" Leher Wei Ping lepas dari raganya.
"Maafkan aku saudara ...." Xiuhuan menatap tubuh Wei Ping yang terbujur kaku. "Cih, aku merasa bersalah pada anaknya itu. Kini ia akan menjadi yatim."
Xiuhuan kemudian pergi menuju target berikutnya. Istri Wei Ping mau pergi keluar, namun, ketika ia membuka gerbang. Ternyata tubuh suaminya telah terbaring di sana dengan kepalanya telah lepas dari raga.
"Tidakkkkkkkk!" Suaranya menggema. Para penduduk kemudian datang berbondong-bondong kesitu.
Tak jauh dari tempat itu, kemudian juga terdengar teriakan. Makin lama makin banyak yang berteriak kehilangan suami atau saudara tercinta mereka.
Para pendekar Pedang tiap Clan dibuat kerepotan, mereka mencoba mengejar Assasin itu, namun tak bisa mengimbanginya. Sebab cuma Xiuhuanlah satu-satunya Pendekar Pedang tahap 100 di kota Hua.
Kota Hua menjadi mencekam, banyak mayat bergelimpangan. Paling banyak berasal dari pejabat kota dan komandan-komandannya. Dari anggota Clan hanya ada beberapa, namun dengan begini sama saja mengundang murka Kerajaan Han. Karena bawahannya telah dihabisi dalam sehari saja.
Merasa tugasnya telah selesai, Xiuhuan melesat ke luar kota Hua. Namun, ia salah perhitungan, puluhan Pendekar Pedang dari Clan Xiao yang dipimpin oleh Xiao Liu menghadangnya.
Xiuhuan berhenti sejenak di atap rumah penduduk. Begitu juga dengan kelompok Xiao Liu.
"Aku tak mungkin membunuh mereka," guman Xiuhuan memperhatikan celah diantara mereka.
"Roh Pedang Sidat Listrik, keluarlah!"
Roh Sidat Listrik kemudian keluar dan melayang-layang mengelilingi Xiuhuan. Xiao Liu yang melihatnya kaget. Sebab baru kali ini melihat unsur air, namun juga berunsur listrik juga.
"Semuanya bersiap!" Xiao Liu memerintahkan anggota clannya.
"Baik senior!" jawab mereka serempak.
"Hehehehe, kalian tak akan bisa menangkapku! Aku licin seperti belut ini!"
Xiuhuan melesat diantara sela-sela mereka, ia menendang satu persatu anggota Clan Xiao. Hingga ia mendekati Xiao Liu.
"Apa kau mau kulempar lagi cantik ..." Xiuhuan meledeknya.
Kedua pedang mereka beradu, namun Xiuhuan mengurangi kekuatannya supaya Xiao Liu tak terhempas.
"Suara dan mata itu mirip dengan tetua keenam," ucap Xiao Liu pelan. Namun Xiuhuan mendengarnya.
Karena tak ingin ketahuan, Xiuhuan terpaksa menendang Xiao Liu hingga terpental puluhan meter berguling-guling menabrak beberapa rumah. Dia kemudian pingsang akibat kerasnya benturan.
"Aish ... aku terlalu keras padanya!" Xiuhuan memperhatikan kondisi Xiao Liu. Dia kemudian kabur karena bala bantuan telah datang, yang dipimpin oleh Xiao Lang. Tetua Pertama Sekte Teratai Biru.
Beberapa Pendekar Pedang mencoba mengejarnya, namun Xiao Lang melarang mereka. Sebab percuma saja melawan Pendekar Pedang tahap 100, sama saja mengantar nyawa.
Di luar kota Hua, Xiuhuan membakar bekas bajunya. Dia kemudian menyelinap ke dalam kota menuju Sekte Teratai Biru.
"Yo ... bagaimana?" Xiuhuan menyapa Tang Yin di dalam ruangannya.
"Kerjamu bagus, namun kita akan kedatangan Hakim sehabis ini," sahut Tang Yin berpikir cara menjelaskan situasi yang terjadi padanya nanti.
"Apa perlu dilenyapkan juga?" ucap Xiuhuan santai sambil memakan buah Pir Bulan, sumberdaya yang bagus untuk berkultivasi.
Pendekar Pedang yang berada di level rendah tidak boleh memakan lansung buah itu. Sebab itu dapat merusak Rongqi mereka. Namun berbeda dengan Xiuhuan yang memiliki Rongqi seluas mata memandang.
"Sudah ... pekerjaanmu cukup sampai disini saja. Lebih baik kau fokus melatih muridmu dan jangan sering membuat masalah!"
"Cih ... kau selalu berpikir negatif padaku. Kapan kami ke ibukota? Xioa Liu tadi terluka lumayan berat. Dia malah menghadangku dan hampir mengenali wajahku juga," seru Xiuhuan lagi.
"Sepertinya kau harus pergi sendiri. Tapi jangan berbuat masalah! Kau pergi besok saja." Tang Yin memberikan kunci kereta kuda untuknya. Sebab upetinya telah dimuat di sana.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 488 Episodes
Comments
shane long
bg regar,,mc kok gak ada cincin surgawi nya,,dan gak ngambil harta korbannya,,kan lumayan dapat harta tu mc missqueen🤣
2023-12-26
1
Dhika aja
xiuhuan knp gak ambil aja cincin ruang musuh yang sudah tak bernyawa kan lumayan dari pada di sia siakan
2023-10-17
2
Putri Fany Shia
Aneh MC nya..tidak punya apa" ,seharusnya tokoh utama itu kaya akan sumber daya..apa lagi habis membunuh lawankan bisa mengambil cincin penyimpanan..😴
2023-04-10
1