Tunangan Xiao Liu

"Bangun ... bangun!" Xiao Liu berteriak ditelinga Xiuhuan.

"Aaaaaaa!" Xiuhuan berteriak kaget.

"Hahahaha!" Xiao Liu tertawa terkekeh-kekeh melihat muka Xiuhuan yang pucat dan kebingungan.

"Ah, bisa mati jantungan aku jika terus-terusan berada di sampingmu!" ucap Xiuhuan kesal. Dia kemudian lansung menuju kamar mandi untuk mandi membersihkan dirinya.

Saat Xiuhuan keluar dari kamar mandi, ia tak melihat Xiao Liu lagi.

"Kemana Liu'er? Apa dia duluan ke bawah?" guman Xiuhuan mengunci pintu kamar dan menuju lantai bawah atau ke restoran penginapan.

Ternyata dugaannya benar, Xiao Liu sedang menyantap makanan sendirian. Xiuhuanpun duduk disebelahnya.

"Kau ... makan sendirian saja ya, tak ngajak-ngajak, nih!" Xiuhuan memperhatikan Xiao Liu yang sedang melahap makanannya.

"Pesan saja sendiri ... kan, kita sudah diberi jatah masing-masing dari ketua Sekte," jawab Xiao Liu santai.

"Cih, pelit kali ...." Xiuhuanpun pergi menghampiri pelayan penginapan. "Kak, nasi goreng tak pakai telur berapa, ya?" bisik Xiuhuan pelan padanya.

"Cuma itu saja tuan?" jawabnya bingung, sebab penampilannya tak sesuai dengan isi kantongnya.

"Iya ..." jawab Xiuhuan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Sepuluh keping perak saja," jawabnya.

"Oo, aku pesan satu ya." Xiuhuan menyerahkan sepuluh keping perak padanya. Kemudian ia duduk di sebelah Xiao Liu yang sedang menikmati makanan mahal.

Beberapa saat kemudian nasi goreng pesanan Xiuhuan datang. Tak menunggu lama, Xiuhuan lansung melahap nasi goreng itu, walaupun tak ada campuran lain lagi.

Xiao Liu senyum-senyum melihat makanan sederhana yang dimakan Xiuhuan. Dia kemudian memberikan sepotong ayam bakar miliknya.

"Liu'erku ... kau sungguh perhatian padaku--"

"Berhenti ... atau aku akan ambil kembali!" Xiao Liu memotong perkataannya.

Xiuhuan lansung diam dan melahap habis makanannya. "Ondeh mandeh ... kenyang sekali ...." Xiuhuan memegangi perutnya.

"Ayo cepat berdiri, nanti kita telat ke ibukota!" Xiao Liu lansung beranjak dari tempat duduknya.

"Cih, baru juga bernafas ..." jawab Xiuhuan kecus ikut beranjak menuju kereta kuda mereka.

Xiuhuan memeriksa isi di dalamnya dan tak ada yang berkurang sama sekali. Sesuailah dengan reputasinya, penginapan Bai Bao adalah yang terbaik di kota Yan Luo.

"Hiyyaaaa ...." Xiuhuan menyuruh kudanya maju.

Xiuhuan melirik kearah Xiao Liu, "Liu'er ... kau wangi sekali!" Dia mencium pundak Xiao Liu.

"Jangan dekat-dekat mesum!" Xiao Liu lansung mendorong muka Xiuhuan dari pundaknya.

"Hahaha, habis kau wangi sekali!" Xiuhuan tertawa terkekeh-kekeh.

"Ya, iyalah bodoh ... aku kan, habis mandi tadi," jawab Xiao Liu kesal, ia jadi menyesal ikut. Karena berduaan dengan Xiuhuan malah menambah emosinya saja.

"Jangan galak-galak begitu dong cantik--"

Tiba-tiba beberapa Pendekar Pedang dari Clan Yin memberhentikan Kereta kuda mereka. Ternyata ada pemeriksaan ketat dipintu gerbang keluar kota Yan Luo.

"Ada apa ini senior?" Xiuhuan bertanya dengan ramah pada mereka.

Pendekar Pedang dari Clan Yin memperhatikan jubah yang dikenakan oleh Xiuhuan. Dia lansung memandang rendah padanya.

"Turun ... cepat kau turun! Ada pemeriksaan!" serunya songong.

"Cih, sombong sekali," guman Xiuhuan dan ia turun dari kereta diikuti oleh Xiao Liu juga.

"Hei, kau pasti mengumpat dalam hati, kan! Jangan sombong kau ya, anak muda!" Pendekar Pedang Clan Yin itu kembali mengomeli Xiuhuan.

Xiuhuan hanya menghela nafas panjang. Dia kemudian mundur beberapa langkah dan memperhatikan mereka yang memeriksa kondisi kereta.

"Banyak sumberdaya nih, bagi dong sedikit!" Pendekar itu melirik ke arah Xiuhuan.

"Ambil saja kalau kau mau! Nanti kuadukan pada Raja!" Xiao Liu yang sedari tadi diam saja, kini ikut dongkol dibuatnya.

"Hei, songong sekali kau ya ..." Pendekar Pedang itu mendekati Xiao Liu.

"Ada apa ini?" Yin Song datang menghampiri mereka.

"Tuan muda ..." Pendekar Pedang itu memberi hormat padanya. "Gadis itu sombong sekali tuan muda!"

"Bruakkkkkkkkkkk!" Pendekar Pedang itu terhempas puluhan meter.

Sontak semua orang menoleh, ternyata Yin Song menendangnya hingga terpental begitu.

"Maaf nona atas ketidak becusan anak buahku." Yin Song lansung mendekat Xiao Liu.

"Cih ...." Xiao Liu mendengus kesal.

"Kau pasti putri dari mertuaku Xiao Ping," ucapnya dengan senyum mengejek.

Yin Song baru menyadari, bahwa ia ditunangkan sewaktu masih kecil dengan Putri ketua Clan Xiao. Itu ia sadari ketika ia menceritakan pada ayahnya, bahwa ia bertemu dengan anggota sekte Teratai Biru di penginapan Bai Bao. Kemudian ayahnya menceritakan tentang pertunangannya itu.

"Apa ... siapa yang mau bertunangan denganmu!" jawab Xiao Liu makin kesal.

"Mau tak mau kita sudah bertunangan, hehehe ...." Yin Song menyerahkan sebuah surat lamaran yang sudah di cap darah oleh kedua pemimpin Clan.

Xiao Liu nampak kaget, ia baru menyadari akan hal itu. Xiao Liu memperhatikan dengan seksama isi surat lamaran itu. Ternyata tertera disana, kedua belah pihak dapat membatalkan lamaran ini dengan menghancurkan surat ini.

Dengan sedikit senyum terpancar dari wajahnya, Xiao Liu lansung menyerang. Dia ingin merobek surat itu.

Yin Song tertawa, ia sudah menyadari akan hal ini. Yin Song lansung menangkis pedang Xiao Liu dan menendangnya. Namun tak kena, tiba-tiba saja Xiuhuan lansung menarik mundur Xiao Liu.

Yin Song kesal sekali, "Kau brengsek! kenapa ikut campur urusan kami?"

"Tenanglah senior ... aku tahu jika kalian bertunangan, namun kalian harus membahas ini dengan mempertemukan Clan kalian. Sekarang ini kami sedang menjalankan misi mengantar Upeti ke Ibukota, jadi urusan pribadinya lain kali saja."

"Cih, tunggu saja Xiao Liu, aku akan datang ke kota Hua menjemputmu." Yin Song pergi meninggalkan mereka.

Xiuhuan memperhatikan wajah Xiao Liu yang tampak kesal sekali. Sepertinya ia tak terima dengan keadaan yang menimpanya. Dia diam saja setelah mereka meninggalkan kota Yan Luo, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya sepanjang perjalanan.